Anda di halaman 1dari 36

PUBLIC PRIVATE MIX (PPM)

BERBASIS KABUPATEN/KOTA UNTUK AKSELERASI ELIMINASI


TB
Lokakarya Penguatan Jejaring Internal Layanan TB
di Rumah Sakit Grandmed, 26 Juli 2018

10/28/2020
LATAR BELAKANG
Indonesia  Beban TB terbanyak kedua di dunia
(jumlah kasus, cakupan, kasus resistansi obat, komorbid, manajemen dan lemahnya
kepimpinan)

Missing Cases dari 9 RS di Kab Deli Serdang Juli 2018 di Deli Serdang : 641 Kasus

Missing cases RS Grandmed Juli 2018 : 94 kasus yang belum terlaporkan


(masih hanya data rawat inap)

Kasus yang ditemukan di Indonesia hanya 35% dari estimasi 1 juta kasus  missing
cases sebesar 65% (660 ribu kasus)  Diperlukan Akselerasi Penemuan
missing cases
PENYEBAB ?

swasta melayani 74 belum semua dokter evaluasi hasil


% diagnostik dan 54 terlatih TBC ( 10% ) pengobatan ? resiko
% pengobatan, yang apotek merupakan TB resisten obat
melapor hanya 9 %, tempat awal cari
belum mene -rapkan pengobatan
wajib lapor
Akselerasi Penemuan Kasus TBC
Menjangkau Mendeteksi Melaporkan
yang belum yang belum yang belum
terjangkau terdekteksi terlaporkan
improvement-
geography,
diagnostic tools
social,ekonomic
mandatory
and politic
notification
Menemukan Mendeteksi
yang belum yang belum
ditemukan terdeteksi

OBATI SAMPAI
TUNTAS / SEMBUH
PENDEKATAN AKSELERASI

meningkatkan akses layanan TBC

meningkatkan mutu layanan TBC

penguatan jejaring layanan TBC

penyediaan alat diagnosis TBC

penguatan sistem surveilan TBC


MENINGKATKAN AKSES LAYANAN TBC DI RUMAH SAKIT

Penemuan pasien pasif intensif dengan kolaborasi


layanan antar unit

Berjejaring dengan
Meningkatkan aksesfaskes yang
layanan tbC DI RUMAH memiliki
SAKIT TCM
Penjaringan melalui penapisan batuk oleh petugas
registrasi

Aktif melakukan investigasi kontak


MENINGKATKAN MUTU LAYANAN TBC

• Memenuhi standart Akreditasi Rumah


Sakit

• Melakukan Pelatihan SDM RS

• Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal


Laboratorium
PENGUATAN JEJARING LAYANAN TBC
Bauran layanan pemerintah-swasta
SEMUA FASYANKES TERLIBAT  ekspansi layanan pasien TB
dan kesinambungan program penanggulangan TB secara
komprehensif di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Kab/Kota

Menjamin ketersediaan akses layanan TB yang merata, bermutu dan


berkesinambungan bagi masyarakat terdampak TB (Akses universal) untuk
menjamin kesembuhan pasien TB dalam rangka menuju eliminasi TB
JEJARING PPM TBC DI KAB DELI SERDANG
Kepala
LAYANAN Daerah
RUJUKAN
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT
SWASTA PEMERINTAH

Dinkes
Kab/Kota
Laboratorium
/ Apotek

LAYANAN
PRIMER PUSKESMAS

TIM PPM
Dokter Praktik OP
Klinik Swasta
Mandiri (DPM)
Pembinaan

Koordinasi
Komunitas
JEJARING KERJA PPM (I)

Kasus Mutu Laboratorium Logistik

Distribusi dari
Penemuan dan
Farmasi ke fasyankes
diagnosis terduga TB,
Setiap laboratorium baik FKTP maupun
investigasi kontak
di fasyankes FKRTL
mengikuti PME
Kesinamungan dengan metode DPM/Klinik pratama
melakukan jejaring logistic
pengobatan pasien LQAS di Lab RUS I/II
dengan
TB: pelacakan pasien Sudinkes/Puskesmas
TB yang mangkir setempat
JEJARING KERJA PPM (II)

Pencatatan dan Pelaporan TB Pembinaan

Setiap kasus TB wajib dilaporkan


Dinkes melakukan supervisi,
pertemuan monev yang
melibatkan seluruh fasyankes
pemerintah dan swasta
Penggunaan Sistem Informasi
Target PPM
 Semua kab/kota membentuk dan melaksanakan
PPM  semua kasus TB dapat ditemukan dan
diobati sampai tuntas.

 Tatalaksana pasien TB sesuai standar di seluruh


Fasyankes

 Seluruh fasyankes melaporkan pasien TB yang


diobati ke dalam sistem informasi Program TB
APA PERAN RUMAH SAKIT DI KAB/KOTA ?

Membentuk kolaborasi Memastikan layanan TB Diagnosa dan


layanan antar unit sesuai standar Pengobatan Standar

Terduga/pasien TB yang Ke Sistem Informasi TB


Menerapkan wajib lapor
ditemukan dan diobati Terpadu (SITT)

Berjejaring dengan Berjejaring dengan Faskes


Terlibat dalam jejaring PPM
Dinkes Lainnya di Kab/Kota
PERAN DOKTER dan DOKTER
SPESIALIS di RS
1. praktisi ahli di tempat praktik masing-masing :
1. Menerapkan tatalaksana TB sesuai standar PNPK
2. Memastikan semua kasus TB yang ditangani terlaporkan ke dalam sistim
pencatatan dan pelaporan yang diakui oleh nasional sesuai tempat praktek
masing-masing. Contoh sebagai praktisi RS memastikan kasus TB yang
ditangani sudah masuk ke SITT, di praktek pribadi memastikan kasus TB
yang ditangani terlaporkan ke Dinas Kesehatan dengan mekansime yang
disepakati bersama.

2. tenaga ahli Di Rumah Sakit berperan :


1.Bersama anggota KOPI TB di RS tempat berpraktek melakukan Penilaian
Mandiri berkala RS untuk melihat kemajuan pelakasaanaan
program TB di RS sebagai bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi.
2.Melakukan pertemuan berkala bersama Tim TB RS membahas
pelaksanaan Program TB di RS dan menyusun rencana tindak lanjut
berikutnya
APAKAH ADA PERATURAN PEMERINTAH
TENTANG TUBERKULOSIS ??
PERATURAN TENTANG TB
PP 2 no. 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

Permenkes no. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

Permenkes no 9 tahun 2014 tentang Klinik

Permenkes 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis

Perbup Deli Serdang no. 511 tahun 2017 tentang


Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Tuberkulosis

Surat Edaran dari Kemenkes (Ditjen P2P dan Ditjen Yankes)


SURAT EDARAN DIRJEN PPPL KEMENKES TENTANG
UPAYA PENINGKATAN NOTIFIKASI KASUS TB

10. Melakukan tindak lanjut berupa


pembinaan bagi fasyankes yang belum
memberikan layanan sesuai standar
(Permenkes 67 tahun 2016, PNPK dan ISTC)
11. Melaksanakan sistem wajib lapor TB bagi
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang
melayani pasien TB sesuai dengan
Permenkes 67 tahun 2016
Setiap fasyankes yang memberikan pelayanan TB wajib mencatat
dan melaporkan semua kasus TB yang ditemukan dan/atau
diobati…
JEJARING INTERNAL DAN
EKSTERNAL RS
APA PERMASALAHAN DI RUMAH SAKIT ?
 Angka putus berobat pada sebagian besar rumah sakit
cukup Tinggi
(contoh berdasarkan Asesmen Juli 2018 : dari 8 pasien TB anak
tahun 2018, 4 putus berobat)
 Belum semua kasus TBC yang ditangani RS dicatat
dilaporkan (missing cases tahun 2018: 94 kasus -masih data
rawat inap)
 Kasus TB dengan resisten ganda terhadap OAT
(MDR TB).
Kelebihan dan kelemahan RS

Kelebihan
• Potensi  menemukan
kasus
• Sarana lengkap Kelemahan
• Terbatas dalam menjaga
• SDM memadai keteraturan dan
keberlangsungan pengobatan
(Case Holding) karena tidak
mempunyai wilayah

harus didukung jejaring internal dan eksternal rumah


sakit
Tujuan jejaring internal & external
• Semua pasien TB mendapatkan akses
pelayanan DOTS yang berkualitas mulai
dari diagnosis yang akurat , dan pengobatan
yang adekuat

• Menjamin kelangsungan & keteraturan


pengobatan pasien, sehingga mengurangi
jumlah pasien yang putus berobat
JEJARING INTERNAL Rumah Sakit
Jejaring internal  jejaring antar unit didalam
rumah sakit yang meliputi seluruh unit yang terkait
dalam menangani pasien TB  terjalin suatu
komunikasi dan koordinasi antar unit tersebut

Koordinasi kegiatan dilaksanakan oleh Tim DOTS RS


Keberadaan dan keaktifan tim ini memegang
peranan dalam keberhasilan rumah sakit
melaksanakan strategi DOTS
Siapa yang berperan dalam jejaring
internal?
 Jejaring internal
• Semuanya terlibat mulai dari pihak manajemen
komite medik, dokter spesialis, dokter
umum, perawat, analis, farmasi maupun
petugas yang lainnya
• Tim DOTS Rumah Sakit (penanggung jawab)
JEJARING INTERNAL DI RUMAH SAKIT
Rawat Jalan; DIREKSI
IGD
Poli umum
Poli Spesialis
Layanan HIV

Unit Penunjang;
Laboratorium, Unit DOTS
Patologi Klinlk,  
Radiologi
Farmasi

Rawat Inap
 
TIM/Unit DOTS
 Sebagai pusat data dan pelayanan TB
rumah sakit

 Kegiatan di unit DOTS meliputi Diagnostik,


Pengobatan, Pencatatan dan pelaporan serta
menjadi pusat jejaring internal/eksternal

 Pusat menerima dan mengirim rujukan


pasien TB
Siapakah Tim DOTS Rumah Sakit?
 Tim yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit dan
mempunyai SK sebagai penanggung jawab pelaksanaan
strategi DOTS
– Tim DOTS ini bersifat fungsional
– Sebagai wadah khusus dalam pengelolaan pasien
TB
– Berada dibawah koordinasi Direktur /Wakil
Direktur Pelayanan Medik
– Terdiri dari beberapa orang inti yang dapat aktif
sebagai pemikir, penggerak dan melakukan monev
internal
Tugas Tim DOTS di Rumah Sakit
1.Perencanaan terhadap semua kebutuhan bagi
terselenggaranya pelayanan TB di rumah sakit
2. Pelaksanaan –mengadakan rapat rutin
3. Monitoring dan evaluasi :
• Kepatuhan penegakan Dx dg mikroskopis
• Kepatuhan penerapan TB Sesuai PNPK dan SPO
• Pelaksanaan Jejaring internal & eksternal

Tugas Tim DOTS di Rumah Sakit juga di Bantu oleh


Anggota KOPI TB yang ada di RS tersebut
KOLABORASI LAYANAN
 TB – Anak
 TB – DM
 TB – KIA
 TB – Komorbid lainya
 TB - HIV
Jejaring External
 Jejaring antar semua UPK yang menangani
TB dengan strategi DOTS, Dinas Kesehatan
dan Mitra Kerja lainnya  terjalin koordinasi
dan komunikasi dalam menangani pasien TB
disuatu wilayah
 Jejaring eksternal 
• kasus rujukan
• kasus mangkir
• kasus konsultasi medis
• laboratorium(Uji silang dan TCM)
Alur Rujukan Pasien Tuberkulosis

Koordinator Wasor TBC


Kab/Kota Kab/Kota

konfirmasi
informasi

Penderita dg (TB09,
foto copy TB.01 &
OAT) atau ( hanya
TB09)
Rumah Sakit Puskesmas
(lbr jawaban
TB.09 /dan TB.10)
Alur Pelacakan Pasien TB Mangkir

Koordinator Wasor TBC


Kab/Kota Kab/Kota

informasi konfirmasi

informasi Kader
Rumah Sakit Puskesmas /CSO
(2 hr absen)
Umpan balik
ALUR PENCATATAN DAN PELAPORAN TB
Penggunaan Fomat P/P di UPK sesuai Alur :

Identifikasi rujuk Pemeriksaan Pelaksana


Suspek Laboratorium Pengobatan
hasil

1 TB 06 2 TB 05 3 TB 04 4 TB 01 utk UPK
sampai 5 TB 02 utk pasien
kolom 6
Catat hasil Catat hasil
TB 06 kolom TB 05 bagian 6 TB 03 UPK
berikutnya bawah (bila sdh menggunakan)
Pencatatan di Sarana Pelayanan Kesehatan
• TB.06 : Register suspek TB yang diperiksa
Formulir permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan
• TB.05 :
dahak
• TB.04 : Register Laboratorium
• TB.01 : Kartu pemantauan pengobatan pasien TB
• TB.02 : Kartu identitas pasien TB (kartu kontrol)
• TB.03 UPK : Register TB.03 Unit Pelayanan Kesehatan (UPK)
• TB.09 : Formulir rujukan/ pindah pasien TB

• TB.10 : Formulir hasil akhir pengobatan dari pasien TB pindahan

Anda mungkin juga menyukai