Pain Management
Pain Management
Pain Management
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
BAGIAN ILMU ANESTESI KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNIVERSITAS JAMBI
RADEN MATTAHER 2020
Tujua
Tujua
nn
dari
dari
manaj
manaj
emen
emen
nyeri
nyeri
adala
adala
hh
untuk
untuk
memp
memp
erbaik
erbaik
ii
kualit
kualit
as
as
hidup
hidup
pasien
pasien
,,
memf
memf
asilita
asilita
si
si
penye
penye
mbuh
mbuh
an
an
segera
segera
dan
dan
kemb
kemb
ali
ali ke
ke
fungsi
fungsi
tubuh
tubuh
yang
yang
semp
semp
urna,
urna,
meng
meng
urangi
urangi
morbi
morbi
ditas
ditas
dan
dan
memu
memu
ngkin
ngkin
kan
kan
untuk
untuk
keluar
keluar
dari
dari
rumah
rumah
sakit
sakit
seseg
seseg
era
era
mung
mung
kin
kin
Nyeri dan Fisologinya
International Association for Study of Pain (IASP) : Nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait
dengan kerusakan jaringan
Persepsi
●
●
Pasien ditanya
●
Pasien ditanya ●
Pasien membuat tanda
●
Untuk pasien yang
tentang derajat nyeri. tentang intensitas silang pada garis yang
tidak dapat mengambarkan
(ringan, sedang, hebat nyerinya dalam
berkomunikasi baik dan sangat hebat) itensitas nyerinya
bentuk angka.
Pilihan Penggunaan Skala Penilaian Nyeri
Penilaian Nyeri untuk Anak-Anak
• Pada anak-anak usia dibawah empat tahun untuk menilai
nyerinya bisa menggunakan beberapa indikator yang hasilnya
diakumulasi
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
Menurunkan
Meminimalka
kemungkinan
Mengurangi
n reaksi tak
Mengurangi
penderitaan
berubahnya
Meningkatka
diinginkan
intensitas
nyeri
danakut
dan
n kualitas
atau
ketidakmamp
menjadi
durasi
hidup
intoleransi
pasien
keluhan
gejala
uan akibat
nyeri
nyeri
terhadap
kronis
nyeri
yang
terapi nyeri
persisten
Prinsip Penatalaksanaan Nyeri
• World Health Organisation Analgesic Ladder diperkenalkan untuk
meningkatkan penanganan nyeri pada pasien dengan kanker namun juga
dipakai untuk menangani nyeri akut.
Prinsip Penanganan Nyeri Berdasarkan World Federation of
Societies of Anaesthesiologists (WFSA) Analgesic Ladder
• Langkah 1. Awalnya nyeri dapat dianggap
sebagai keadaan yang berat sehingga perlu
dikendalikan dengan analgesik yang kuat,
diberikan secara suntik.
• Langkah ke 2. Pemulihan yang
menggunakan rute oral untuk memberikan
analgesia.
• Langkah terakhir adalah ketika rasa sakit
dapat dikontrol hanya dengan
menggunakan obat-obatan yang bekerja di
perifer
Pilihan Obat-Obatan untuk Mengatasi Nyeri
Terapi Farmakologi
Obat Analgesik Non Opioid
Langkah pertama untuk penatalaksanaan nyeri ringan sampai sedang,
menggunakan analgesik nonopioid, terutama asetaminofen (Tylenol)
dan OAINS.
Asetaminofen OAINS
●
Suatu analgetik-antipiretik ●
Efektif untuk nyeri akut ringan-sedang
●
Sifat analgetik, anti inflamasi dan antipiretik
●
Efek anti inflamasi kurang ●
Anti pembekuan darah (+)
●
Dosis oral 500-1000 mg/4-6 jam (maks 4000 mg/hari) ●
MOA : inhibisi sintesis prostaglandin dari asam arakidonat
●
ESO : hepatotoksik ●
ESO : iritasi GI tract / ulkus peptikum dan gangguan platelet
Golongan OAINS
Beberapa Contoh OAINS
●
KI : pasien dengan gangguan pembekuan darah, anak < 12 tahun : menyebabkan Reye
Asetosal / aspirin ●
sindrome
Dosis : 325 – 650 mg PO 3-4 jam sekali (anak : 15-20 mg/kgBB/kali, 4-6 jam sekali,
maks 3.6 gr/hari)
Ketorolac
●
COX-2 inhibitor ●
Bersifat selektif : efek samping gastrointestinal berat yang lebih sedikit dibandingkan
dengan OAINS nonselektif
Contoh obat : celecoxib, rofecoxib
(Coxib)
●
●
ESO : hipertensi, CHF dan gagal ginjal
Analgetik Opioid
• Analgesik opioid merupakan
Golongan Opioid kelompok obat yang memiliki
sifat-sifat seperti opium atau
morfin
• Analgesik opioid efektif dalam
Agonis-
Agonis Antagonis penanganan nyeri nosiseptif
antagonis
maupun neuropatik.
• Dalam klinik opioid digolongkan
menjadi golongan opioid lemah
(misalnya kodein dan tramadol)
dan kuat (morfin, petidin)
• ESO : depresi pernapasan, mual,
muntah, sedasi, dan konstipasi
Reseptor Opioid
Reseptor opioid
Reseptor μ (mu) Reseptor δ (delta) Reseptor κ (kappa) Reseptor σ (sigma) Reseptor ε (epsilon)
Morfin ●
(long acting).
Dosis anjuran untuk menhilangkan nyeri sedang ialah 0,1-0,2 mg/kgBB
subkutan atau intramuskular dan dapat diulangi setiap 4 jam.
Meperidin ●
Efek analgetik meperidin serupa dengan efek analgetik morfin an
diindikasikan atas dasar masa kerjanya lebih pendek daripada morfin
(petidin) ●
Meperidin diberikan peroral atau IM dengan dosis 50-100 mg.
●
Efek depresi napasnya lebh lama dibandingkan efek analgesianya, maka
Fentanil ●
hanya digunakan untuk anestesia pembedahan
Dosis besar 50-150 ug /kgBB digunakan untuk induksi anestesi dan
pmeiharaan anestesi dangan kombinasi benzodiazepin dan anestetik inhalasi
Tabel 4 : Pilihan Obat-Obatan Opioid Lain untuk
Manajemen Nyeri
Antagonis Opioid
Naltrekso
Nalokson
n
Metadon
●
Bekerja pada reseptor mu, ●
Adalah antagonis Metadon digunakan
●
delta dan sigma
●
Untuk melawan depresi napas
opioid kerja panjang sebagai pengganti morfin
pada akhir pembedahan
●
Diberikan per oral 5 untuk mencegah dan
●
Dosis dicicil 1-2ug/kgBB atau 10 mg mengatasi gejala putus
intravena dan dapat diulang obat yang ditimbulkan
tiap 3-5menit sampai ventilasi
●
Dapat bertahan 24
oleh obat tersebut
dianggap baik jam
Terapi Adjuvant