Anda di halaman 1dari 39

KELOMPOK 7

KASUS POST OP SARAF


PUSAT DAN PERIFER

MARDYANA MARDIN
(PO.714241192007)
RESKY TRI SISWANTI
(PO.714241192015)

ALIH JENJANG FISIOTERAPI 2019


KASUS POST OP SARAF PUSAT
SALAH SATU CONTOH KASUS

MENINGITIS

FASIAL PARALISIS
MENINGITIS
• Meningitis merupakan inflamasi pada selaput
otak yang mengenai lapisan piamater dan ruang
subarachnoid maupun arachnoid, dan termasuk
cairan serebrospinal (CCS) (Hickey, 1997).   
• Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada
DEFINISI meningen, yaitu membran atau selaput yang
melapisi otak dan medulla spinalis, dapat
disebabkan berbagai organisme seperti virus,
bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk ke
dalam darah dan berpindah  ke dalam cairan
otak (Black & Hawk, 2005).
• Meningitis adalah peradangan pada selaput
meningen, cairan serebrospinal dan spinal
column yang menyebabkan proses infeksi pada
sistem saraf pusat. (Suriadi, dkk. Asuhan
Keperawatan pada Anak, ed.2, 2006).
GEJALA PENYAKIT MENINGITIS

Pada orang dewasa, gejala meningitis yang paling sering terjadi adalah sakit kepala hebat, yang
terjadi pada hampir 90% kasus meningitis bakterial, diikuti oleh kaku kuduk, yaitu
ketidakmampuan untuk menggerakkan leher ke depan karena terjadi peningkatan tegangan otot
leher dan kekakuan. Sementara pada anak kecil, gejala yang telah disebutkan di atas sering kali
tidak tampak, dan dapat hanya berupa rewel dan kelihatan tidak sehat. Ubun-ubun (bagian
lembut di bagian atas kepala bayi) dapat menonjol pada bayi berusia hingga enam bulan. Ciri
lain yang membedakan meningitis dari penyakit lain yang tidak berbahaya pada anak adalah
nyeri kaki, kaki-tangan yang dingin, dan warna kulit abnormal. Namun secara umum, tanda dan
gejala meningitis yang biasa muncul termasuk:
• Demam dan menggigil, terutama pada bayi baru lahir dan anak-anak
• Perubahan kondisi mental seperti kebingungan
• Mual dan muntah
• Sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
• Sakit kepala parah
• Leher kaku
• Sering pingsan
Tapi kebanyakan orang dengan meningitis virus ringan akan sembuh dengan sendirinya dalam 7-
10 hari
PENYEBAB PENYAKIT MENINGITIS

Meningitis sendiri paling sering disebabkan oleh infeksi


bakteri atau virus yang dimulai dari bagian lain pada
tubuhmu, seperti telinga, sinus, dan tenggorokan.
Penyebab lain termasuk bakteri, jamur, parasit, bahan
kimia, obat-obatan, dan tumor. Penyebab penyakit
meningitis lainnya adalah:
• Penyakit autoimun
• Pengobatan kanker
• Sipilis
• Tuberkulosis
MENINGITIS
PARASIT

PENYEBAB
MENINGITIS RADANG MENINGITIS
BAKTERI SELAPUT OTAK JAMUR
BERDASARKAN
JENIS-JENISNYA:

ITIS
ME G KSI
N IN N
NI NFE
VIR GITIS E
M N-I
US
NO
Beberapa bakteri penyebab radang
selaput otak adalah neisseria
meningitidis, haemophilus influenzae,
streptococcus pneumoniac, listeria
monocytogenes, escherichia coli,
klebsiella species, dan group
MENINGITIS B streptococcus. Bakteri penyebab
BAKTERI radang selaput otak ini dapat menyebar
melalui pernapasan dan sekresi
tenggorokan. Sekresi tenggorokan
berarti droplets, atau cairan yang
dikeluarkan dari mulut. Artinya, kondisi
ini menular lewat batuk, bahkan
meningitis dapat menular melalui
ciuman.
Radang selaput otak akibat infeksi virus
disebabkan oleh virus influenza, virus
herpes simplex, virus varicella zoster,
virus west nile, virus limfositik
MENINGITIS
koriomeningitis, dan virus campak
VIRUS (mumps dan measles). Meningitis virus
adalah kondisi yang lebih umum
dibandingkan daripada yang
disebabkan oleh bakteri.
Meningitis jamur lebih jarang terjadi
dibandingkan yang disebabkan oleh
bakteri atau virus. Orang yang sehat
sangat jarang terkena kondisi ini. Kondisi
ini disebabkan oleh jamur yang
MENINGITIS
menginfeksi tubuh dan menyebar melalui
JAMUR aliran darah ke otak atau saraf tulang
belakang. Jamur yang paling umum
menyebabkan meningitis
adalah cryptococcu, blastomyces,
histoplasma, dan coccidioides. Seseorang
dengan masalah kekebalan tubuh,
misalnya pengidap AIDS, lebih berisiko
terkena radang selaput otak dalam
bentuk ini.
Jenis radang selaput otak akibat parasit lebih
langka dari meningitis virus atau bakteri.
Kondisi ini disebabkan oleh parasit yang
ditemukan dalam tanah, kotoran, beberapa
hewan, dan makanan, seperti siput, ikan
mentah, unggas, atau produk.
MENINGITIS Ada satu jenis infeksi parasit lebih langka
PARASIT daripada yang lain, yaitu meningitis
eosinofilik. Tiga parasit utama yang menjadi
penyebab penyakit meningitis jenis ini
adalah angiostrongylus cantonensis,
baylisascaris procyonis, dan gnathostoma
spinigerum.
Radang selaput otak akibat parasit tidak
menular dari orang ke orang. Parasit ini
menginfeksi binatang atau bersembunyi di
makanan yang kemudian dimakan manusia.
Meningitis jenis ini adalah yang
tidak disebabkan oleh infeksi.
Jenis ini disebabkan oleh kondisi
atau perawatan medis lainnya. Ini
MENINGITIS
termasuk:
NON-INFEKSI
• Lupus
• Cedera kepala
• Operasi otak
• Kanker
• Pengobatan tertentu
GANGGUAN PADA
SISTEM IMUN

MELEWATKAN
JADWAL KEHAMILAN
PEMBERIAN VAK
FAKTOR
SIN RESIKO

PEN T
GA R PA AL
USI UH M
TE GG
A
TIN
TIPE MENINGITIS

Meningitis Kriptikokus

Viral Meningitis

Bakterial Meningitis
Meningitis Tuberkulosis
Generalisata

Meningitis Purulenta
PATOLOGI MENINGITIS

leptomeningitis, atau meningitis,seperti yang lebih sering disebut, mengacu pada peradangan leptomeningen dan ruang
subarachnoid. Sebagian  besar kasus terJAdi akibat infeksi, meskipun Zat kimia tertentu yang dimasukan kedalam ruang
subarachnoid %uga dapat menyebabkan meningitis. Meningitis infeksius dapat dibagi menenjadi meningitis purulen akut,
biasanya disebabkan oleh  bakteri :, meningitis limfositik akut, biasanya oleh virus, dan meningitis kronis,yang mungkin
disebabkan oleh sejjumlah agen infeksius yang berbeda-beda. leptominingitis akut (purulen) merupakan penyebab penting
morbiditas dan mortalitas pada semua usia. hampir semua kasus disebabkan oleh bakteri, yang umumnya mencapai SSp melalui
aliran darah setelah mengoloni nasofaring. Meskipun identifikasi organisme spesifik penyebab infeksi sangat penting dalam
merencanakan terapi, usia pasien dan gambaran klinis lain dapat memberikan
 petun%uk penting untuk memberikan terapi empiris.
• sebagian besar kasus meningitis pada periode neonates disebabkan oleh flora dalam saluran genitalia ibu.
Streptococcus grup B berkapsul dan  Escherichia coli, khususnya merupakan pathogen yang sangat penting bagi kelompok
usia ini.
• pada anak berusia 6 bulan atau lebih,  Haemophilus influenza dahulu merupakan penyebab sebagian besar kasus
meningitis akutH frekuensinya telah jauh menurun selama tahun-tahun terakhir berkat diperkenalkannya vaksin yang
efektif. Streptococcus pneumoneae saat ini merupakan penyebab tersering meningitis akut pada anak berusia muda.
• Neisseria meningitides merupakan penyebab tersering epidemi leptomeningitis akut dan meningitis akut pada anak yang
lebih tua, remaja, dan dewasa muda.
• pada orang dewasa yang lebih tua, sebagian besar kasus meningitis akut disebabkan oleh espneumoneae dan berbagai basil
gram-negatif.
•   Listeria monocytegenes merupakan penyebab penting leptomeningitis akut  pada usia lanjut, pasien dengan gangguan
kekebalan tertentu, dan neonates.
• Staphylococcus aureus dan batang gram-negatif merupakan patogen yang sering ditemukan pada pasien yang menderita
meningitis setelah pemasangan  pirau secara bedah untuk mengalirkan CSS dari ventrikel cerebrum kedalam rongga
peritoneum pada pengobatan hydrosefalus
HISTOPATOLOGY MENINGITIS

Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit diorgan


atau jaringan tubuh yang lain. virus atau bakteri penyebar secara
hamatogen sampai keselaput otak, misalnya pada penyakit faringgitis,
tongsinlitis,peneumonia,bronchoveumonia dan endokarditis. penyebaran
bakteri atau virus dapat pula secara perkonti nuitatum dari peradangan
organ atau jaringan yang ada didekat selaput otak, misalnya abses otak,
otitis media, mastoitditis,trombosis sinus karvernosus dan
sinusitis.penyebaran kuman bisa juga terjadi akibat trauma kepala
dengan fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak. invasi kuman-kuman
ke dalam ruang subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan
araknoid, CSS( cairan serebrospinal) dan sistem ventrikulus.
PATOFISIOLOGI MENINGITIS

otak rentan terhadap berbagai bentuk infeksi, yang dapat bermanifestasi


sebagai meningitis  atau ensefalitis, atau lebih sering sebagai bentuk
campuran- meningoensefalitis.
Meningitis dapat disebabkan oleh virus atau bakteri dan Jarang oleh
 patogen lain, misalnya riketsia, parasit, dan Jamur. Meningitis
Virus mencetuskan suatu reaksi limfositik, sementara meningitis bakteri
ditandai oleh eksudat leukosit polimorfonuklear. tuberkulosis meningen
adalah suatu meningitis kronik ditandai oleh pembentukan granuloma
perkiJuan di ruang subarachnoid.
 
A. Komponen-komponen susunan
Infeksi-infeksi penting pada SSP
saraf 

• Gambar A. Meningitis virus. tampak sedikit eksudat


dipermukaan otak yang terutama terdiri dari
limfosit.
• Gambar B. Meningitis bakteri. pada
meningitis supuratif, ruang subarachnoid
mengandung neutrofil.
•  Gambar C. Meningitis sifilis. sebukan meningen
perivaskular terdiri dari limfosit dan sel plasma
• Gambar D. Meningitis sifilis. hilangnya kolumna
posterior adalah komplikasi khas pada meningitis
sifilis, seperti tampak dalam potongan jaringan
dengan impregnasi perak ini.
EPIDEMIOLOGI

infeksi meningococcus dapat terjadi secara endemik maupun epidemik. secara klinis keduanya
tidak dapat dibedakan, tetapi serogroup dari strain yang terlibat berbeda. kasus endemik pada
negara-negara berkembang disebabkan oleh strain serogroup B yang biasanya menyerang usia
dibawah 5 tahun, kebanyakan kasus ter%adi pada usia antara 6 bulan dan 2 tahun. kasus
epidemik disebabkan oleh strain serogroup A dan C, yang mempunyai kecendrungan untuk
menyerang usia yang lebih tua. lebih dari setengah kasus meningococcus terjadi pada pada
umur antara 1 dan 10 tahun. penyakit ini relatif jarang didapatkan pada bayi usia < 3 bulan.
 kurang dari 10% terjadi pada pasien usia lebih dari 45 tahun. Di AS dan Finland, hamper 55%
kasus pada usia dibawah 3 tahun selama keadaan nonepidemik, sedangkan di Naria, negeria
insiden tertinggi ter%adi pada pasien usia 5 sampai 9 tahun. keadaan geografis dan populasi
tertentu merupakan  predisposisi untuk terjadinya penyakit epidemik.
pada suatu studi yang dilakukan oleh Artenstein dkk, didapatkan bahwa sebagian besar partikel
dari droplet saluran nafas mengandung meningococcus. Meningococcus bisa didapatkan pada
kultur dari nasofaring dari manusia sehat, keadaan ini disebut carrier. hal tersebut dapat
meningeal tergantung kepada kemampuan dari kapsel polisakarida untuk menghambat
aktivitas sistim komplemen bakterisidal yang klasik dan menginhibisi phagositosis neutrophil.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Pemeriksaan fungsi lumbal

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan radiologi
TATALAKSANA MENINGITIS

Farmakologi

Perawatan

Penanganan FT
FASIAL PARALISIS

Kelumpuhan (parese) saraf fasialis merupakan


kelumpuhan yang meliputi otototot
wajah. Kelumpuhan saraf fasialis dapat terjadi
DEFINISI sentral dan perifer. Hal ini berhubungan dengan
lokasi lesi jaras saraf fasialis dan dapat dibedakan
dengan melihat gejala kelumpuhan yang timbul.
Kelumpuhan saraf fasialis (N.VII) merupakan
kelumpuhan otot-otot wajah dimana pasien tidak
atau kurang dapat menggerakkan otot wajah,
sehingga wajah pasien tidak simetris. Hal ini
tampak sekali ketika pasien diminta untuk
menggembungkan pipi dan mengerutkan dahi
EPIDEMIOLOGI

Foester melaporkan bahwa kerusakan saraf fasialis sebanyak 120 dari 3907 kasus
(3%) dari seluruh trauma kepala saat perang dunia 1. friedman dan Merit menemukan
sekitar 7 dari 430 kasus trauma kepala. Adapun kelumpuhan saraf fasialis yang tidak
diketahui penyebabnya (Bell’s Palsy) sekitar 20-30 kasus per 100.000 penduduk
pertahun, sekitar 60-75% dari semua kasus merupakan paralysis nervus fasialis
unilateral.
Insiden pada laki-laki dan perempuan sama, namun rata-rata muncul pada usia 40
tahun meskipun penyakit ini dapat timbul di semua umur. Insiden terendah adalah
pada anak di bawah 10 tahun, meningkat pada umur di atas 70 tahun. Frekuensi
kelumpuhan saraf fasialis kanan dan kiri sama. Kausa tumor merupakan hal yang
jarang, hanya sekitar 5% dari semua kasus kelumpuhan saraf fasialis.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SARAF FASIALIS

Saraf fasialis mempunyai 2 subdivisi , yaitu


1. Saraf fasialis propius yaitu saraf fasialis yang murni untuk mempersarafi otot-otot ekspresi wajah,
otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan stapedius di telinga tengah.
2. Saraf intermediet (pars intermedius wisberg), yaitu subdivisi saraf yang lebih tipis yang membawa
saraf aferen otonom, eferen otonom, aferen somatis.
• Aferen otonom: mengantar impuls dari alat pengecap di dua pertiga depan lidah. sensasi
pengecapan dari 2/3 bagian depan lidah dihantar melalui saraf lingual ke korda timpani dan
kemudian ke ganglion genikulatum dan kemudian ke nukleus traktus solitarius.
• Eferen otonom (parasimpatik eferen) : datang dari nukleus salivatorius superior. terletak di
kaudal nukleus. satu kelompok akson dari nukleus ini, berpisah dari saraf fasilalis pada tingkat
ganglion genikulatum dan diperjalanannya akan berjabang dua yaitu ke glandula lakrimalis dan
glandula mukosa nasal. Kelompok akson lain akan berjalan terus ke kaudal dan menyertai
korda timpani serta saraf lingualis ke ganglion submandibularis. Dari sana, impuls berjalan ke
glandula sublingualis dan submandibularis, dimana impuls merangsang salivasi.
• Aferen somatik: rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba) dari sebagian daerah
kulit dan mukosa yang disarafi oleh saraf trigeminus. Daerah overlapping (disarafi oleh lebih
dari satu saraf atau tumpang tindih) ini terdapat di lidah, palatum, meatus akustikus eksterna,
dan bagian luar membran timpani.
ETIOLOGI

Kongenital

Infeksi

Tumor

Trauma
Gangguan Pembuluh
Darah
Idiopatik (Bell’s Palsy)

Penyakit-penyakit tertentu
GEJALA DAN TANDA KLINIK

Lesi di Luar Foramen Stilomastoideus


Lesi di kanalis Fasialis (melibatkan
korda timpani)
Lesi di kanalis Fasialis lebih tinggi lagi
(melibatkan muskulus stapedius)
Lesi ditempat yang lebih tinggi lagi
( melibatkan ganglion benikulatum)

Lesi di meatus akustikus internus


Lesi ditempat keluarnya saraf fasialis
dari pons
KASUS POST OP SARAF PERIFER
SALAH SATU CONTOH KASUS

NEUROPATI PERIFER
NEUROPATI PERIFER
Neuropati perifer adalah gangguan yang
terjadi akibat kerusakan pada sistem saraf
perifer atau sistem saraf tepi. Kerusakan
tersebut menyebabkan proses pengiriman
sinyal antara sistem saraf pusat dan sistem
DEFINISI saraf tepi terganggu.
Sistem saraf tepi menghubungkan sistem
saraf pusat di otak dan tulang belakang ke
seluruh organ tubuh. Kerusakan pada sistem
saraf tepi dapat mengganggu fungsi
normalnya. Salah satu contohnya adalah
tidak bisa mengirim sinyal sakit ke otak,
walaupun ada sesuatu yang menyakiti
tubuh. Atau sebaliknya, mengirim sinyal
sakit meski tidak ada yang menyebabkan
sakit.
Neuropati perifer dibagi menjadi 4 jenis,
yaitu:
• Mononeuropati. Cedera hanya pada salah
satu saraf tepi.
• Neuropati motorik. Gangguan pada saraf
yang mengontrol gerakan tubuh.
• Neuropati sensorik. Gangguan pada saraf
JENIS yang mengirim sinyal sensasi seperti sensai
sentuhan, suhu, atau nyeri.
• Neuropati otonomik. Cedera pada saraf
otonom, yaitu saraf yang mengontrol
proses tubuh yang bekerja secara otomatis
(tanpa perintah), seperti saluran
pencernaan, kandung kemih, atau tekanan
darah.
GEJALA NEUROPATI PERIFER

Mononeuropati Neuropati motorik

• Penglihatan ganda atau sulit • Kedutan.


fokus, kadang disertai sakit pada • Kram atau lemah otot, hingga
mata. kelumpuhan pada satu otot atau
• Kelumpuhan pada salah satu sisi lebih.
wajah pada Bell’s palsy. • Kaki yang lunglai dan tampak
• Nyeri tungkai. jatuh saat berjalan (foot drop).
• Jari tangan terasa lemah atau • Penurunan massa otot (atrofi
kesemutan pada  otot).
carpal tunnel syndrome
GEJALA NEUROPATI PERIFER

Neuropati sensorik Neuropati otonomik

• Detak jantung cepat (takikardia)


• Mudah merasa sakit meski hanya meski saat beristirahat.
tersentuh sedikit (alodinia). • Disfagia atau sulit menelan.
• Nyeri seperti tertusuk atau terasa • Perut kembung.
panas, yang biasanya terjadi di  • Sering bersendawa.
kaki. • Mual.
• Kesemutan. • Sembelit atau diare di malam hari.
• Ketidakmampuan dalam • BAB yang sulit dikontrol (
inkontinensia tinja).
merasakan perubahan suhu, • Beser atau sering buang air kecil.
terutama di kaki. • Tubuh jarang berkeringat, atau
• Gangguan dalam keseimbangan sebaliknya terus-menerus
atau koordinasi gerak tubuh berkeringat.
(ataksia sensorik). • Gangguan fungsi seksual, seperti
disfungsi ereksi.
• Hipotensi ortostatik.
Berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya
neuropati perifer, di antaranya:
• Diabetes.
• Infeksi bakteri atau virus, misalnya HIV, cacar, difteri, kusta,
dan hepatitis C.
• Penyakit autoimun, seperti sindrom Guillain-Barre, lupus,
sindrom Sjogren, dan rheumatoid arthritis.
• Faktor genetik, misalnya penyakit Charcot-Marie-Tooth.
• Hipotiroidisme.
• Kekurangan vitamin B1, B6, B12, dan vitamin E.
• Penyakit liver.
• Gagal ginjal.
PENYEBAB • Peradangan pembuluh darah (vaskulitis).
• Penumpukan protein amiloid di dalam jaringan atau organ
tubuh (amiloidosis).
• Kerusakan saraf, misalnya akibat cedera atau efek samping
operasi.
• Kanker darah multiple myeloma.
• Kanker kelenjar getah bening atau limfoma.
• Keracunan merkuri atau arsenik.
• Kecanduan alkohol.
• Efek samping penggunaan obat dalam jangka panjang,
antara lain antibiotik (nitrofurantoin dan metronidazole),
obat kemoterapi untuk kanker usus, obat antikonvulsan
(misalnya phenytoin), thalidomide, dan amiodarone.
DIAGNOSIS NEUROPATI PERIFER

Selain menanyakan mengenai riwayat penyakit, pada saat konsultasi penyakit saraf 
neuropati perifer, dokter juga akan melakukan pemeriksaan pada pasien, seperti
memeriksa kemampuan pasien dalam merasakan sensasi tertentu, menguji kekuatan
otot, serta memeriksa gaya berjalan, postur, dan koordinasi tubuh.
Bila diperlukan, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan lain
seperti:
• Tes darah. Tes darah dilakukan guna mencari tahu kemungkinan adanya penyakit
diabetes, gangguan fungsi imun, atau kekurangan vitamin tertentu.
• Tes pencitraan. CT scan dan MRI akan dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya
tumor atau mengetahui apakah ada kelainan pada otak atau saraf tulang belakang,
misalnya hernia pada bantalan tulang belakang (hernia nukleus pulposus).
• Tes fungsi saraf. Dokter akan melakukan elektromiografi (EMG) untuk mengukur
aktivitas listrik pada otot, sehingga diketahui aliran saraf yang mengalami kerusakan.
Tes lain yang bisa dilakukan adalah tes konduksi saraf untuk mengukur kekuatan dan
kecepatan sinyal pada saraf.
• Pungsi lumbal. Dokter akan mengambil sampel cairan saraf tulang belakang untuk
memeriksa apakah ada peradangan pada tulang belakang.
• Biopsi saraf. Dilakukan dengan mengambil sebagian kecil saraf tepi di pergelangan
kaki, untuk diperiksa di bawah mikroskop.
PENGOBATAN

Pengobatan neuropati perifer tergantung dari penyebab yang mendasarinya, misalnya:


• Pemberian vitamin B12 bentuk tablet atau suntik, pada neuropati perifer yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.
• Menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, berhenti merokok dan
mengurangi konsumsi alkohol, pada neuropati perifer yang disebabkan oleh diabetes.
• Pemberian kortikosteroid sebagai obat anti peradangan dan mengurangi aktivitas
sistem kekebalan tubuh, pada neuropati perifer yang disebabkan oleh 
penyakit autoimun.
• Suntik immunoglobulin (IVIG) dalam dosis tinggi, yang bekerja sebagai antibodi.
• Plasmaferesis atau transfusi tukar plasma darah untuk menekan aktivitas sistem
kekebalan tubuh. Terapi dilakukan dengan membuang plasma darah pasien yang
mengandung antibodi dan protein, serta menukarnya dengan cairan lain, seperti 
albumin.
• Tindakan bedah pada neuropati perifer yang disebabkan oleh tekanan pada saraf,
misalnya tekanan akibat tumor.
Selain dengan obat-obatan, gejala yang dialami pasien dapat dikurangi dengan fisioterapi,
seperti (TENS), atau penggunaan alat bantu berjalan, seperti tongkat atau kursi roda,
pada pasien yang mengalami lemah otot.
Selain beberapa metode pengobatan di atas, pasien juga bisa
melakukan sejumlah hal untuk penanganan mandiri, di antaranya:
• Latihan rutin berupa berjalan ringan dapat mengurangi nyeri,
meningkatkan kekuatan otot, dan membantu mengendalikan kadar
gula darah.
• Berhenti merokok untuk mencegah terjadinya komplikasi neuropati
perifer.
• Hindari konsumsi alkohol secara berlebihan agar gejala tidak
memburuk.
• Konsumsi makanan sehat, seperti buah, sayur, gandum, dan protein.
• Rutin periksa kadar gula darah, terutama pada pasien neuropati
perifer yang juga menderita diabetes.
KOMPLIKASI

Penderita neuropati perifer bisa tidak merasakan


perubahan suhu tubuh pada area yang mati rasa. Kondisi
tersebut akan membuat penderita tidak sadar jika kulit di
area yang mati rasa mengalami cedera atau luka bakar.
Keadaan ini berbahaya karena dapat menimbulkan infeksi,
terlebih lagi jika penderita memiliki penyakit diabetes yang
membuat penyembuhan luka menjadi lebih lambat. Tubuh
yang terasa lemah juga bisa menyebabkan penderita
kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
... SEKIAN...

TERIMAKASIH....

Anda mungkin juga menyukai