Anda di halaman 1dari 64

RADIO FARMASI

1
Daftar pustaka Radio Farmasi
Marcia Hartman, M.S. 2005, University of California.
Davis Medical Center The Role of the Medical
Physicist in Preparing for Radiation Disasters
 Williams and Wilkins. 1994, The Essential Physics of
Medical Imaging, Baltimore
 IAEA 2007,training material on radiation protec tion in
diagnostic and interventional radiology, X ray production
 Nahla S. Barakat 2008,Design and safety handling,College
of Pharmacy, King Saud University
 Abdul Jalil Amri Arma 2004, Zat Radio Aktif Dan
Penggunaan Radio Isotop Bagi Kesehatan
 Hobart H, Lyne L,M.Jr.John A.D, Frank. A.S.Jr. 1988
Instrmental Method of Analysis, Radiochemical Methods,
(398-4210, Ward Wood Publishing co. USA.
2
3
A. PENDAHULUAN
 Radiofarmasi adalah senyawa radio aktif yang
digunakan untuk diagose, pengobatan, terhadap
penyakit manusia dan untuk kepentingan analisis
Untuk mengenal radiofarmasi harus diketahui
tentang radio aktif dan radio isotop, sehingga
didefinisikan bahwa radio isotop adalah
senyawa atau unsur yang dapat memancar
kan partikel atau radiasi elektromagnetik
dari inti melalui peluruhan radioaktif.
Dikenal juga dengan radionuclide, karena
memang spesifik memancarkan proton atau
elektron dari dalam inti suatu elemen atau unsur .

4
INTI
Bagian Atom :

Elektron Proton Netron


Jumlah proton (Z) sama dengan jumlah elektron
Jumlah netron (N)
Jumlah Nukleon A = Z + N, sehingga dapat ditulis

atau

5
6
Simbol
Simbol
Biasanya ditulis N diiringi simbol kimia dan N, A
adalah jumlah massa, dari nukleus, Z adalah jumlah
proton dalam nukleus, sedangkan simbol kimia
(nama unsur) N adalah jumlah netron dalam nukleus.
Contoh 126 C6, artinya atom C jumlah massa =12
(BA), dan proton 6, dan neutron 6, tetapi isotop radio
aktif C-14, dapat ditulis 146C8, atau juga ditulis 14C.
Nuklei dengan jumlah proton sama tetapi jumlah
netron bervariasi disebut isotops, contoh isotop
adalah C-11, C-12, C-13, dan C-14. Dengan
proton masing 6, 6, ;7 dan 8,

7
Isoton
 Adalah unsur(nuklei) yang mempunyai neutron sama,
tetapi protonya bervariasi. Contoh helium 32He1, dan
isotop hidrogen 21 H1, (deuterium).
 Isobars
Adalah nuklei yang berisi proton mapun netron
dengan jumlah yang sama. Misalnya 3He dan 3H.
(tritium). juga antara 14C dan 14N.
Beberapa unsur atau nuklei mempunyai berbagai
isotop seperti yang terjadi pada atom karbon, terlihat
dalam tabel berikut.

8
Isotop dari atom karbon

Jml proton Jml.neutron Total Katagori
(A+Z)
6 3 9 Sangat tak stabil
6 4 10 Tak stabil
6 5 11 Tak stabil
6 6 12 Stabil
6 7 13 Stabil
6 8 14 Tak stabil
6 9 15 Tak stabil
6 10 16 Tak stabil
6 11 17 Sangat tak stabil
9
Kadar isotops, berbeda tergantung pada elemennya:
Contoh atom karbon isotop 12C dan 14C, masing-masing
dengan kadar 98,9 %, dan 1.11%., 2H, dan 1H, (99,9%
dan 0,1%),14N, dan 15N ( 99,64 % dan 0,36%)
Oksigen 16O, dan 17O,dan 18O, 99,8, 0,04,dan 0,02%)
 Isotop 14C, dapat diproduksi dengan jumlah sangat
kecil menggunakan bombardemen, demkian pula 3H.
Unsur yang penting dalam kepentingan biologis adalah
40K, dan ternyata ditemukan 0,01%, isotop K

ditemukan dalam sistem kehidupan.


Radio isotop untuk kepentingan penelitian biologis,
pengobatan maupun diagnose dapat dibuat sintetik.
10
Tabel persentase senyawa isotop dan
massa relatif terhadap 12 C
Unsur Persen Massa Isotop Persen Massa
1
H 99.985 1.0007825 2
H 0.015 2.014102
12
C 98,9 12.0000 13
C 1.1 13.03354
14
N 99.64 14.00374 15
N 0.36 15.000108
16
O 99.8 15.998405 17
O 0.04 16.999160
19
F 100 18.999180 18
O 0.02 17.999160
28
Si 92.2 27.979769 29
Si 4.7 28.973761
31
P 100 30.972063 30
Si 3.1 29.73761
32
S 95.0 31.972074 33
S 0.76 32.967145
35
Cl 75.8 34.968855 34
S 4.2 33.967865
79
Br 50.5 78.916344 37
Cl 24.2 36.965896
127
I 100 126.904352 81
Br 49/5 80.916344
11
B. PELURUHAN RADIO AKTIF
Peluruhan RA, dan dengan segala tipenya sangat
berguna untuk kepentingan analisis maupun diagnostik
dan penelitian yang menggunanakan larutan yang
encer. Peluruhan dibedakan menjadi:
a. Peluruhan alfa.
Peluruhan tipe ini terjadi pada usnsur yang berat
seperti uranium dan thorium. Partikel alfa, merupa
kan tiruan helium karena mempunyai dua neutron dan
dua elektron, yang daya tembusnya kecil.
Radiasi alfa dapat dibedakan dengan radiasi beta,
dengan cara filtrasi yang mengabsorbsi sianar alfa
tetapi membiarkan sinar beta untuk diukur.

12
Pelepasan alfa = pelepasan helium
238 U  23490Th + 42He,
92
Thorium yang dihasilkan massa turun 4, dan dengan
nomer atom turun 2 unit. Sinar mudah diukur
karena massa dan muatan besar.
 Sifat yang lain sinar alfa ini sulit menetrasi kedalam
material karena masa dan muatannya. Sehingga
pancarannya tak terus menerus,atau dapat dihalangi
Identifikasi sinar alfa dapat dengan mengukur lamanya
atau panjanggya penetrasi kedalam sebuah meterial
terutama dalam udara.
Sinar alfa tak efektif untuk menghasilkan radio
isotop yang lain, karena daya penetrasi rendah.

13
b. Peluruhan beta
 Partikel beta mempunyai energi elektronik yang tinggi
(positron), bila radiasi bermuatan negatif dinamakan
negatron, merupakan hasil peluruhan dari neutron yang
menghasilkan proton, negatron dan antineutron.
Persamaan: N P + -  e. (peluruhan negatron)
Negatron seperti halnya orbital elektron, berada
setelah melepaskan tenaga kinetiknya yang kemudian
akan bersinggungan dengan ion positif sebagai orbital
elektron. Emisi negatron terlihat sebagai berikut:
32P  - + 32S (peluruhan negatron)
Radio aktif stabil.

14
Peluruhan beta dapat terjadi pada
 13N+ + 13C
RA stabil
Positron telah dilepaskan dan telah melepaskan energi
kinetiknya kemudian berinteraksi dengan elektron yang
menghasilkan satu jenis sinar beta dengan tenaga
0,51 MeV.
Negatron adalah penting dalam perhitungan
scintilation (kedipan atau tetesan ) cairan.
Dalam sistem biologis, radionukleitide yang penting
adalah 3H, dan 14C, keduanya dapat melepaskan
sinar beta.

15
Negatron dan neutron,yang melepaskan sinar beta
mempunyai energi yang dapat dihitung dan
dikarakterisasikan sebagai radio nukleid.
Spektrum dari energi sinar beta dapat diukur
dalam ploting antara besarnya tenaga yang
dipancarkan dengan jumlah elektron.

16
Keterangan
Spektrum peluruhan14C terlihat pada gambar diatas,
bahwa Emaks (jumlah terbesar) untuk peleruhan beta
dari 3H berbeda dengan Emaks untuk 14C. Sehingga
dapat digunakan untuk karakterisasi.
Emaks untuk 3H= 0,019 MeV, untuk 14 C =0,048,
MeV sedangkan untuk 38Cl =0,481 MeV.
Braking radiation, adalah fenomena peluruhan sinar
beta, bila negatron melewati ion positif terjadilah
interaksi elektrostatik dan tenaga kinetik negatron
hilang yang dipancarkan sebagai sinar

17
Pancaran sinar beta menghasilkan partikel dengan
yang terus menerus, diudara tak tertahan dengan
energi terlihat dari nol sampai puncak maksimumnya
sehingga dapat digunakan untuk identifikasi unsur.
(slide 13)
Massa beta hanya sebesar 1/7000, dari partikel alfa,
sehingga lebih mudah membus udara, karena itu tak
mudah untuk dianalisis jalannya sinar.
Sinar beta diudara sulit diukur karena cepatnya dan
mungkin terjadi penyebaran perambatan. Sehingga
dapat diketahui dengan material penyerabnya
seperti aluminium, untuk menhentikan pancaran
sinar beta yang dinyatakan mg/cm2.
18
c. Peluruhan gamma
Peluruhan sinar gamma ditandai dengan pelepasan
proton dengan tenaga tinggi atau dengan panjang
gelombang yang pendek.
Sinar gamma dalam kondisi tepat dapat diukur dengan
cara perhitungan scintillations,
Sinar gamma ini dapat diinterferensi oleh sinar alfa
maupun sinar beta, tetapi dapat diatasi dengan filtrasi
menggunakan lempeng tipis dari aluminium.
Sinnar gamma dapat digunakan untuk analysis berba
gai senyawa kimia terutama logam.
Gelombang sinar gamma hampir mendekati sinar X,
dan sinar gamma lebih kecil lamdanya.
19
Pembeda sinar radio aktif
Gambar pancaran RA 

20
C. CIRI SINAR RADIOAKTIF GAMMA
Sinar gamma mempunyai daya penetrasi yang tinggi,
berbeda dengan sinar alfa dan beta bila menumbuk
materi akan kehilangan tenaganya, dan kembali ke
tingkat dasar. Sedang sinar gamma dapat
menembus mater/logam dan dapat melepas kan
sinar gamma dari logam bersangkutan
 Artinya sinar gamma dapat dihasilkan oleh peluruhan
alfa dan beta yang kembali ke tingkat dasar (relaksasi
nukleus), sehingga berbeda dengan sinar X, yang
merupakan hasil relaksasi dari elektronik
Seperti halnya sinar gamma masing-masing unsur
sangat khusus sehingga dapat digunakan untuk
identifikasi.
21
Sinnar gamma yang berinteraksi dengan material,
dapat kehilangan energinya dengan tiga cara:
a). Tenaga sinar gamma akan hilang terabsorbsi oleh
elektrom atom yang terkena sinar gamma, misalnya
pada K terutama untuk sinar gamma berenergi rendah,
sehingga menimbulkan fotoelektrik
b). Semua tenaga sinar gamma dikonsumsi oleh
elektron yang terradiasi tetapi tidak ikut memnambah
energi elektron sehingga dinamakan Compton effect
c). Bila sinar gamma foton, mempunyai energi yang
cukup tinggi (minimal 1,02 MeV), akan
memungkinkan terjadi sepasang elektron dan
positron dalam lingkungan sekitarnya.
22
1. Kapan suatu isotop stabil, dan mengapa ada yang tidak stabil?
Radioakti isotope    Akirnya dapat jadi Isotop yang stabil
“RULES”
A. Semua inti yang > 84 protons tidak stabil,(nukleus terlalu
besar, terlalu banyak proton)
B. Sangat Stabil: Atom dengan jumlah elektron 2, 8, 20, 50, 82
or 126
C. Isotop den gan Proton=Neutron lebih stabil
Belt of stability
80
unstable

# of
neutrons
unstable
23
0 # of protons
D. KECEPATAN PELURUHAN RA
Kecepatan peluruhan nukleus adalah tetap dan
kataristik untuk setiap nukleus.
Proses kimia kecepatan peluruhan tak tergantung
pada suhu, aturan aksi masssa, dan parameter lain
yang umumnya berpengaruh pada perubahan
kimia dan fisika senyawa kimia
 Peluruhan RA mengikuti order pertama, sepeerti
kecepatan RA tergantung dari kadar nukleus RA yang
dirumuskan:
dN
— = N (2)
dt

24
Proses Peluruhan
32P = 14.3 hari 128 I (25 menit)
` -
-1,71 MeV  2,12 MeV
-

32
S 128
Xe
24
Na(15,0) Hr. 56
Mn(2,58Hr)

 2,75 MeV
- - -
-2,85 MeV
50% 1,811 MeV 2,110 MeV
 1,39 MeV
-
29% 15%

1,37 MeV 56
Fe
24
Mg

25
Tabel t1/2 elemen yang penting dalam Biologis
Tabel
Nukleid t1/2 Nukleid t1/2
131
I 8,05 Hari 60
Co 5,26 th
135
I 60 hari 3
H 12,6 th
32
P 14,28 hari 90
Sr 27,7 th
59
F 45,6 hari 11
C 20,3 th
35
S 87,9 hari 14
C 5730 th
22
Na 2,62 tahun 36
Cl 3,08 x 105 th
63
Ni 92 TH.
T1/2 untuk yang pendek dapat digunakan pengukuran
peluruhan mengukur satu pereiode.
26
Untuk senyawa yang t1/2 sangat panjang menggunakan
persamaan 3.
Satuan lain yang lebih kecil dari Curie adalah:
Milli Curie ( mCi) =3,70 x 107, dps =2,220x109 dpm
Mikro Curie(Ci) = 3,7 0x104 dps =2,220x106 dpm
Nano Curie(nCi) = 3,7 0x101 dps =2,220x103 dpm
Piro Curie(pCi) = 3,7 0x10-2 dps =2,220x100 dpm
Piko Curie (pCi) sering dituliskan Ci, (mikro mikro
Curi).
Satuan ini untuk menyatakan radioaktivitas yang
sangat kecil misalnya air murni
27
Sinar X didefinisikan sebagai sinar elektro magnetik
dengan gelombang pendek, yang dihasilkan decelation
dengan elektron bertenaga tinggi, atau dengan
terjadinya transisi elektronik bagian dalam ke orbital
yang lebih luar, dan kembalinya ke orbital yang lebih
dalam akan memancarkan sinar X
 Panjang gelombang sinr X antara 10-5 sampai 100 A0
atau antara 0,1A0 sampai 25 A0
 Sumber Sinar X diproduksi secara terus menerus
atau teputus-putus.
Spektra yang berkelanjutan dari sumber dengan
pemanasan katode yang melepaskan dan menem-
baki elektrode, yang besarnya sampai 100kV,

28
Terjadinya sinar X

29
Karena tabrakan tersebut tenaga dari berkas dapat
terkonversi menjadi sinar X ang menjadi sinar yang tak
putus (spektrum tak terputus)

30
Rumus dari energi foton hasil pelepasan dari elektron ke
kenitik nol, pada tumbukkan tunggal dirumuskan:
hc
h0= — = Ve (1)
o
Ve adalah tenga yang terjadi dipancarkan dan muatan
elektron. Atau energi dari semua elektron dalam berkas
elektron.
h =tetapan Plank, c= kecepatan cahaya,
0 adalah frekuensi maksimum dari radiasi yang
ditimbulkan pada tenaga sebesar V. Sedangkan o adalah
panjang gelombang yang rendah pada radiasi dalam
keadaan terkecil. (limit). Rumusan korelasi ini
dinamakan Hukum Duane-Haunt.

Kalau semua tetapan dimasukan maka o = 12398 Ao


31
Karasteritik dari sinar X
Pada slide 23, terlihat hasil bombardemen molibdenun,
menghasilkan emisi garis pada 0,63 Ao dan 0,71A0. Juga
terjadi pada panjang gelobang 4 sampai 6 A0.
Molibdenun adalah salah satu contoh unsur dengan no.
Atom lebih besar dari 23, mempunyai dua seri sepektra.
Pada lambda pendek dinamakan seri K dan yang lain
dinamakan seri L. Elemen yang mempunyai nomer
atom lebih kecil dari 23 hanya akan menghasilkan emisi K,
sedangkan yang lebih besar akan meng hasil kan seri K
dan L.
Berbeda dengan wolframat atau tungstat (42), tak
menghasilkan spektra dari 0,1-1,0 Ao, walaupun diberi
tenaga 50 kV Tetapi akan muncul pada K (0,18-0,21) bila
70 kV. ( slide 23)
32
Tabel panjang gelombang sinar X beberapa elemen
Unsur No. Atom Seri K Seri L
 Unsur No. Atom
 Ao Ao  Ao  Ao
Na 11 11.909 11,617 - -
K 19 3,742 3,454 - -
Cr 24 2,290 2,085 21.714 21.323
Rb 37 0,926 0,829 7,318 7,073
Cs 55 0,401 0.355 2,892 2,683
W 74 0,209 0,184 1,476 1,282
U 92 0,126 0,111 0,911 6.720

33
F. SATUAN AKTIVITAS RADIOAKTIF
 Curie (Ci) adalah satuan standard dari radoaktivitas,
yang diadefisikan:
Ialah jumlah elemen atau unsur radioaktif dapat
menghasilkan 1 g radium 226 tiap sekon (detik).
Pada th 1950, difinisi satu Curie adalah 3,700 x 1010
selama satu sekon (dps), atau 2,220 x 1012, (dpm),
yang diadopsi dari Internasinal Union of Pure and
Applied Chemistry (IUPAC), dan Internasional
Union of Pure and Applied Physics (IUPAP).
Satuan tersebut merupakan satuan mutlak dari proses
disntregasi elemen (atau peluruhan RA).
34
Untuk senyawa yang t1/2 sangat panjang menggunakan
persamaan 3.
Satuan lain yang lebih kecil dari Curie adalah:
Milli Curie ( mCi) =3,70 x 107, dps =2,220x109 dpm
Mikro Curie(Ci) = 3,7 0x104 dps =2,220x106 dpm
Nano Curie(nCi) = 3,7 0x101 dps =2,220x103 dpm
Piro Curie(pCi) = 3,7 0x10-2 dps =2,220x100 dpm
Piko Curie (pCi) sering dituliskan Ci, (mikro mikro
Curi).
Satuan ini untuk menyatakan radioaktivitas yang
sangat kecil misalnya air murni
35
Interaksi antara neutron dan elemen/unsur
Sumber neutron untuk aktivasi RA dapat diperoleh
dari beberapa cara:
1). Menggunakan peluruhan RA yang mempunyai t 1/2
yang hanya mengeluarkan proton dan elektron. Dapat
dilakukan dengan baik dalam reakstor bila mempunyai
tenaga sebesar 1 keV. (untuk yang lamban),
sedangkan yang cepat digunakan tenaga lebih besar
hampir 0,5 MeV.
2). Dengan penggunaan pemansan, neutron yang
dikeluarkan sebesar 0,025 eV. Yang banyak
digunakan, Terutama untuk kepentingan analisis,
dengan arus sebesar 1011 sampai 1014 n/cm2secon.
Dapat menganalisis unsur dengan kadar 10-3 – 10
36
g
Cara: memberikan irradiasi kedalam reaktor yang
menggunakan larutan encer misalnya air, atau dutereum
oksida. Sehingga terjadinya interaksi ada dua hal.

1. Penangkapan neutron:


2311 Na + 10n  2411Na +  dapat juga ditulis
2311 Na ( n, ) 2411Na , produk penangkapan ini tak stabil
berubah jadi:
2. Pelepasan Radiasi
2411Na  2412Mg + -

37
CARA AKTIVASI RA (MENGHASILKAN RA)
Bila unsur atau elemen diekspose (irradiasi) pada
sebuah aliran neutron maka kecepatan terjadinya unsur
radioaktif dirumuskan:
dN*
——= N ( 7)
dt
dN*/dt adalah kecepatan pembetukan RA suatu
elemen, dalam nukleus tiap sekon, N adalah target dari
suatu atom,  = fluks atau berkas aliran neutron purata
tiap cm2/sekon. Dan  kemampuan penang kapan dari
target atom cm2/atom.

38
Radio aktif yang terbentuk dapat mengalami
peluruhan yang dirumuskan:
 -dN*
——= N* (8)
dt
Persamaan tersebut berlaku dalam keadaan pancaran
neutron yang seragam sehingga kalau digabungkan
dengan partikel yang aktif terjadi persamaan:
dN*
—— = N (9)
dt net
Bila persamaan dalam diintregrasikan dari 0 dari t:
N* =—— [ I-exp - t)] (10)
39
Faktor kejenuhan
Rumus baru: dengan cara masukan t1/2 = 0,693/ maka`

 N* = 1-ex p -  (11) (slide 24)


Maka akir dari radiasi dari N* sesuai dengan
N* = 
Kalau harga 1-exp -  =S
maka dapat dituliskan
N* = N S
S dinyatakan sebagai saturation factor (faktor
kejenuhan).
Maka keadaan aktivitas isotop yang dihasilkan dari radiasi
dapat digambarkan sebagai berikut:
40
Efek dari aliran netron pada aktivitas sampel
 Aliran netron tinggi

41
Unsur yang dapat diaktifkan
Unsur kimia yang dapat diaktifkan menjadi radio aktif
untuk dianalisis maupun untuk penggunan lain terdapat
69 Unsur. Antara lain:
Logam alkali seperti Na, K, Rb, dan Cs.
yang bervalensi 2. Mg, Ca, Sr, dan Ba.
Logam transisi seperti: Sc, Ti, V, Mn, Co, Ni, Cr, Zn,
Zr, Nb, Mo, Ru, Rh, Pd, Ag, Cd, Hf, Ta, W, Re, Os,
Ir, Pt, Au.Pb, Bi. Sb,
Logam valensi III, Al, Ga, In,
Non metal : Si, Ge, Sn, P, As,, P, S, dan halogen sepeti
F, Cl, Br, dan I masih banyak lagi (Skoog 1988)..

42
Unsur Lain seperti (Oksigen, Nitrogen, Carbon,
Yetrium) dapat digunakan generator aktivasi netron
cepat..
Aktivasi metal ini dapat dilakukan dalam Alloys,
archelogical (dalam tanah), semikonduktor dan sampel
biologis, juga pada batuan, dan air.
Hasil aktivasi tersebut dapat juga digunakan
analisis kimia forensik. Seperti keracunan As, Hg,
Pb.
Cara ini tanpa melakukan distruksi senyawa, seperti
halnya Atomic absorption Spectroskopy. Hal tersebut
sangat bermanfaat.
Juga untuk uji kelumit logam dalam polusi.
43
G. PENGAKTIVAN SUMBER RADIO
AKTIF
 Analisis Pengaktifan Neutron Cepat (APNC)
 a.) Teori Dasar
 Teknik pengaktifan neutron cepat ditemukan pada
tahun 1936 oleh George Hevesy, seorang ahli
kebangsaan Hongaria ketika beliau mencoba
menentukan impuritas disporsium dalam sampel
ytrium dengan jalan menembaki sampel tersebut
dengan neutron (Susetyo, 1988).
 Analisis pengaktifan neutron cepat merupakan analisis
unsur berdasarkan reaksi inti antara neutron dengan
unsur tertentu yang stabil yang dapat menghasilkan
unsur radioaktif yang memancarkan radiasi, dan
umumnya radiasi gamma.

44
Energi gamma yang dipancarkan oleh radioisotop (inti
tidak stabil) boleh jadi berasal dari jenis reaksi berikut :
(n, p) adalah reaksi neutron menghasilkan proton.
Jenis (n, 2n) adalah reaksi neutron menghasilkan dua
neutron; (n, γ) adalah reaksi neutron menghasilkan
gamma.
Akibat iradiasi neutron pada cuplikan, maka akan
terjadi reaksi nuklir pada cuplikan sehingga sebagian
unsur dalam cuplikan menjadi berubah radioaktif, yang
reaksi pengak tifannya adalah :
125Pb + 1n → 126Pb
126Pb → 126Pb + 
Metode Analisis Pengaktifan Neutron Cepat (APNC)
adalah salah satu metode analisis yang mempunyai
kepekaan (sensitivitas) tinggi dan relatif sangat baik.

45
Metode APNC mampu menganalisis banyak unsur
kelumit dalam suatu cuplikan dalam satu kali
pengukuran sampai pada orde ppm (1 x 10-6).
Untuk unsur-unsur tertentu pada orde ppb (1 x 10-9)
dan mampu menganalisis unsur kelumit (trace
element) suatu cuplikan secara multi unsur dalam satu
kali pengukuran serta tidak terpengaruh oleh matriks
(Susetyo, 1988).
Untuk dapat memahami prinsip kerja dari (APNC),
diperlukan beberapa teori yang mendukung yaitu :
Reaksi inti dan radioaktifitas
Reaksi inti adalah proses interaksi antara inti stabil
alamiah dengan parikel-partikel seperti elektron
sehingga dapat membentuk inti baru.

46
Reaksi inti
Dapat juga terbentuk oleh peluruhan isotop-isotop
tidak stabil. Susunan sebuah inti dapat diubah
dengan cara menembakkan partikel-partikel
berenergi tinggi ke inti sasaran.
Tumbukan yang terjadi antara partikel-partikel
berenergi tinggi dengan inti atom akan mengubah
susunan inti tersebut sehingga terbentuklah inti baru
yang berbeda dengan inti semula (inti sasaran).
 Sedangkan radioaktivitas adalah gejala perubahan
keadaan inti atom secara spontan yang disertai radiasi
berupa partikel atau gelombang elektromagnetik.
Radioaktivitas mengacu pada parikel unsur yang
dipancarkan dari inti sebagai hasil ketidakstabilan
nuklir. Inti atom mengalami perubahan dari satu nuklida
menjadi nuklida yang lain atau dari unsur satu menjadi
unsur lain (Susetyo, 1988)
47
Definisi Neutron adalah suatu partikel elementer
penyusun inti atom tanpa muatan listrik.
Maka neutron dilambangkan dengan (0 n1) dan
mempunyai massa diam m n hampir sama dengan
massa sebuah proton yaitu sebesar 1,67492×10-24 gram.
Apabila neutron masuk ke inti dan tinggal didalamnya,
maka akan menimbulkan berbagai reaksi inti, misalnya
inti melepas partikel-γ sehingga akan terjadi reaksi inti
(n, γ) artinya reaksi neutron menghasilkan gamma.
Besar kecilnya energi neutron juga sangat menentu
kan macam interaksi yang terjadi dengan materi.
Ditinjau dari kaitan energi neutron dan
kemungkinan terjadinya interaksi, maka energi
neutron digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :

48
Penggolongan Energi neutron
1.Neutron cepat
Neutron cepat merupakan neutron yang dihasilkan dari
pembelahan uranium yang mempunyai energi yang
sangat tinggi pada orde di atas 0,5 MeV. Neutron cepat
mempunyai tampang lintang serapan (cross section)
paling kecil artinya hanya sedikit kemungkinan
berinteraksi dengan materi.
2.Neutron epitermal
Neutron epitermal adalah neutron yang memiliki energi
pada orde antara 0,2 MeV sampai dengan 0,5 MeV.
3.Neutron termal
Neutron termal adalah neutron yang berada pada orde
di bawah 0,2 MeV. Neutron termal mempunyai tampang
lintang serapan (cross section) terbesar artinya paling
banyak berinteraksi (Susetyo, 1988).
49
Sumber neutron
Berdasarkan energi dan intensitas berkas neutron yang
dihasilkan, terdapat beberapa metode yang digunakan
untuk memproduksi neutron, di antaranya :
Neutron dari reaktor atom
Pada umumnya bahan bakar reaktor atom adalah
uranium. Dalam uranium alam terdapat dua isotop
utama yaitu 235U dan 238U.
 Inti 235U apabila menyerap neutron akan
mengalami pembelahan menjadi dua inti baru sambil
melepaskan 2 atau 3 neutron.
Tenaga yang dihasilkan dari pembelahan 235U
berkisar antara 0,1 sampai dengan 20 MeV. Analisis
menggunakan reaktor atom sebagai sumber neutron
tidak dapat dipakai untuk menganalisis unsur-unsur
ringan seperti oksigen dan nitrogen.
50
Neutron dari akselerator
Akselerator adalah alat pemercepat gerakan partikel
yang dapat menghasilkan partikel dengan energi tinggi.
Suatu akselerator mempunyai kemampuan untuk mem
percepat partikel-partikel bermuatan dan menumbuk
kannya pada bahan sasaran, dalam tumbukan tersebut
terjadi reaksi inti yang menghasilkan neutron.
 Neutron yang dihasilkan oleh reaksi inti ini adalah
neutron cepat dengan tenaga lebih dari 14 MeV dan
neutron yang dihasilkan oleh akselerator adalah
neutron cepat dan dapat dikatakan bertenaga tunggal
(monoenergetik).
Dengan mempergunakan akselerator sebagai sumber
neutron, unsur-unsur ringan seperti nitrogen dan
oksigen dapat dianalisis.

51
Sumber neutron isotropik
Reaktor atom dan akselerator adalah sumber neutron
yang mahal sehingga tidak banyak yang memilikinya.
Lagi pula dua sumber neutron itu sangat besar dan
memerlukan bahan perisai radiasi. Maka untuk
menaggulangi kesulitan tersebut orang mengusahakan
pembuatan sumber neutron yang relative murah dan
mudah.
Sumber neutron isotropik adalah sumber neutron
yang berisi isotop radioaktif dan bahan sasaran, dan.
radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop tersebut
berinteraksi dengan bahan sasaran dan menghasilkan
neutron (Susetyo, 1988).Inti atom yang tidak stabil
(tereksitasi) cenderung akan menuju ke keadaan stabil.
Untuk menjadi stabil maka radioisotop tersebut
mengalami disintegrasi atau peluruhan disertai
pemancaran energi dalam bentuk foton-γ dengan energi
52 tertentu.
Jumlah pancaran radiasi per satuan waktu yang berasal
dari inti tereksitasi sebanding dengan fluks neutron dan
tampang lintang serapan neutron (Susetyo, 1988).
Dalam suatu proses iradiasi dibutuhkan fasilitas yang
bersesuaian dengan reaksi pengaktifannya, salah
satunya adalah akselerator.
Akselerator generator neutron adalah akselerator unit
produksi neutron melalui proses penggabungan inti ion
deuterium dan tritium yang menghasilkan neutron
cepat dengan energi 14 MeV.
Gambar slide berikut. adalah bagan akselerator gene
rator neutron SAMES Type J-25 150KeV yang ada di
PTAPB-BATAN.
Partikel deuterium (2H) ditembakkan kearah sasaran
yang berupa tritium (3H) sehingga terjadi reaksi berikut
 31 H + 4 1H 4 He
2 + 10 n
53
6 6


3 7
2
5 8

Keternagan
1. Sumber tegangan tinggi 5. Lensa kuadrupol
2. Sumber ion 6. Tegangan tinggi
3.Tabung pemercepat lensa kuadrupol
7. Rotating probe
4. Sistem hampa 8. Target tritium
54
Prinsip Dasar Analisis Pengaktifan Neutron Cepat
(APNC).
Secara sistematis prinsip dasar APNC adalah sebagai
berikut :
1.Cuplikan yang dianalisis diiradiasi dengan
menggunakan suatu sumber neutron. Neutron yang
digunakan biasanya terdapat di dalam reaktor nuklir atau
dari generator neutron. (slide 44)
Keberadaan neutron di dalam reaktor nuklir dinyatakan
dengan fluks neutron (neutron flux) yaitu banyaknya
neutron yang melalui luasan satu cm2 dalam waktu satu
detik.
2.Pemanfaatan neutron sebagai pereaksi di dalam reaksi
nuklir melalui proses induksi neutron terhadap unsur
yang ada di dalam cuplikan, sehingga unsur tersebut
tereksitasi (tidak stabil) menjadi unsur radioaktif yang
kemudian berelaksasi menjadi unsur stabil dengan
55
memancarkan sinar gamma.
3.Setelah paparan radiasi neutron dianggap cukup,
cuplikan dikeluarkan dari sumber neutron.
4.Cuplikan tersebut sekarang mengandung unsur-unsur
yang memancarkan sinar-sinar radioaktif. Sinar gamma
yang dipancarkan oleh berbagai unsur dalam cuplikan
dapat dianalisis secara spektrometer gamma (Sunardi,
2004).
c.) Spektrometer Gamma.
Sinar gamma (seringkali dinotasikan dengan huruf
Yunani gamma (γ) adalah sebuah bentuk energi dari
radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh
radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik
lainnya seperti penghancuran positron-proton
56
Spektrometer radiasi merupakan suatu analisis sumber
radiasi atau radioisotop dengan mengukur distribusi
energi radiasi dari sumber radiasi atau radioisotop
tersebut.
Untuk melakukan spektrometer radiasi diperlukan
seperangkat peralatan deteksi dan spektrometer radiasi
yang terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama adalah detektor yang digunakan
sebagai pelacak pancaran radiasi, yang akan
menghasilkan besaran yang lebih mudah diukur dan
dilihat.
Bagian kedua adalah seperangkat alat elektronik
pembantu yang berguna untuk memperkuat dan
memproses sinyal untuk pengukuran (Susetyo,
1988).
57
Bagan Spektrometer radioaktif gamma
Penganalisa Salur Ganda (MCA)
Detektor
HVBS

PA

Penguat (Amp)

HVBS : High Voltage Bias Supply


PA : Pre Amp (Penguat Awal)
MCA : Multi Channel Analyzer

Tabung (Cryostat)

Unit Pengolahan Data

58
 Detektor spektrometer γ, menggunakan detektor
GeLi (Germanium Lithium) jenis p-i-n yang
dilengkapi dengan system Cryostat (tabung dengan
berisi N2 cair).
1. Apabila suatu sinar-γ mengenai detektor GeLi,
maka dalam interaksi terbentuk pasangan elektron-
lowongan, pada daerah intrinsik dalam detektor.
Oleh karena pengaruh medan listrik (reverse biased)
yang dikenakan, elektron akan bergerak menuju
lapisan-n dan lowongan akan bergerak menuju
lapisan-p. (kulit elektron pada atom)
Pada ujung-ujung elektroda, elektron dan lowongan
akan mengakibatkan perubahan beda potensial yang
menimbulkan signal pulsa. Signal pulsa yang
dihasilkan langsung diterima oleh penguat awal yang
peka terhadap muatan
59
Gambar Detektor

daerah intrinsik

lowongan
sinar-γ
elektron

Lapisan-n Lapisan p
-

60
2.Penguat Awal (PA), berfungsi untuk melakukan
amplifikasi awal terhadap pulsa keluaran detektor serta
melakukan pembentukan pulsa pendahuluan.
 3.  Penguat (Amplifier), berfungsi mempertinggi pulsa
sampai mencapai amplitudo yang dapat dianalisis
dengan alat penganalisis tinggi pulsa.
4.  Penganalisa Salur Ganda (Multi Chanel
Analyzer), merupakan gabungan dari penganalisa
saluran tunggal (single channel analyzer) sehingga
dapat menyajikan dan menampilkan seluruh spektrum-
γ cuplikan secara bersamaan dalam satu kali
pengukuran.
Penganalisa salur ganda adalah alat yang rumit dan
terdiri atas beberapa bagian seperti : 
61
    a.  Sebuah unit ADC (Analog to Digital Converter) atau
lebih
b. Sebuah unit memori.
.       c. Sebuah layar Oscilloscope.
      Unit-unit tambahan seperti unit pengolahan data,
built in amplifier, monitor, dan lain-lain.
 5. Sumber tegangan listrik (High Voltage), alat-alat
elektronik disebut power supply.
 Setelah cuplikan di iradiasi dengan neutron cepat,
kemudian dilakukan pencacahan dengan alat
spektrometer gamma sehingga dapat diketahui
puncak-puncak energi spektrum dari cuplikan.

 Sinar gamma yang dipancarkan oleh cuplikan


menyingkapkan data hasil pencacahan (Sunardi,
2004).
 
62
Parameter hasil analisis

Sesuai dengan parameter analisis kutitatif maka


parameter analisis dengan RA mempunyai
kesamaan parameter.
Ketelian misalnya: dapat mengalami penurunan bila:
a. Ketidak samaam neutron flux yang tidak sama
antara sampel dan standar.
b. kesalahan dalam perhitungan, penyebarannya,
absorbsinya, dan letak geometriknya.
Kesalahan tersebut dapat terjadi sam[ai 10 %,
tetapi ketangkasan dan ketelitian para analist
dapat dikurangi menjadi 1 sampai 3 %.
  
63
Kepekaan: Bila menganalisis dengan cara aktivasi
netron ini untuk elemen (slide 34), dapat mencapai 10-5
mikrogram (mcg).
Dari beberpa elemen tersebut kadang-kadang
diperlukan sampai 50 mcg, (Fe) tetapi untuk europium
hanya 10-6 mcg.
Effiesiency dan recovery, pada analisis radio
analisis tergantung pada sensitivitas dari aktivasinya.
Faktor lain adalah sensitivitas dari detektor, juga
aktivitas peluruhan dari sampel, antara aktivasi dan
penentuan kadar.
Maka durasi peluruhan sangat menentukan kecepatan
analisis dengan cara aktivasi elektron ini.
64

Anda mungkin juga menyukai