Anda di halaman 1dari 26

PENCERNAAN

PPDGS ORTODONSIA 2020


ANATOMI
Gigi

Mulut
Bagian-bagian gigi sebagai berikut:
• Mahkota gigi (korona), bagian yang nampak dari luar.
Fungsi lidah yaitu:
• Leher gigi (kolum), bagian yang terlindung gusi.
a)    Membantu mengaduk makanan didalam rongga mulut • Akar gigi (radiks), bagian yang tertanam di dalam
b)    Membantu membersihkan mulut rahang. Secara umum dari bentuk dan letaknya, gigi
c)    Membantu bersuara • Email, bagian terluar dan terkeras dibedakan menjadi empat macam, yaitu gigi seri,
d)    Membantu mendorong makanan pada waktu penelanan • Dentin (dens insisivus), I, gigi taring (dens caninus) = 
e)    Sebagai indera pengecap • Saraf , dan pemmbuluh darah (pulp) C, gigi geraham depan (premolar), dan gigi
• Sementum geraham belakang (molar)
Otot lidah
Berfungsi sebagai daya pendorong
dan penahan dari dalam mulut
Otot masseter dan buccinator
Otot ini akan teraktivasi setiap
gerakan penelanan
Otot orbicularis oris
Untuk stabilisasi gigi geligi dan
penahan alami gigi anterior
Faring
Bagian atas pada kerongkongan disebut tekak (faring) yang
merupakan pertemuan antara saluran pernapasan di depan
(nasofaring) dan saluran pencernaan di belakang (orofaring)
yang ditutup oleh epiglotis. Juga dikenal sebagai tenggorokan,
faring adalah sebagian kecil dari sistem pencernaan yang
terletak antara mulut dan kerongkongan (di belakang hidung).
Dari mulut, makanan dicerna saat didorong, tertelan dan
pindah ke kerongkongan melalui faring.

Kerongkongan
Kerongkongan adalah tabung berotot berdinding tebal terletak
di belakang tenggorokan yang memanjang melalui leher dan
dada ke perut. Bolus makanan bergerak melalui kerongkongan
dengan gerakan peristaltik: serangkaian kontraksi ritmis otot
yang mendorong bolus bersama. Kontraksi dibantu oleh
tarikan gravitasi.
KELENJAR SALIVA
Kelenjar saliva minor: K.Labial, K.
Bukal, K.Bladin-nuhn, K.Weber,
Kelenjar saliva mayor K.Von ebner

• Glandula parotis, terdapat di anterior telinga.


• Glandula submasilaris, terdapat pada rahang bawah.
• Glandula sublingualis, terdapat di bawah lidah.

Fungsi

• Memudahkan penelanan dan pencernaan makanan (melarutkan


makanan)
• Mencernakan makanan secara kimiawi
• Melindungi selaput rongga mulut dari panas, dingin, asam, dan basa.
Kelenjar Saliva • Air ludah mengandung enzim ptialin yang berfungsi untuk
mengubah karbohidrat menjadi maltosa, dan bekerja pada
lingkungan netral (pH7).
MEKANISME PENELANAN

1. Fase pengunyahan
Refleks pengunyahan dirangsang oleh Nervus V (syaraf Trigeminus) yang menggerakkan rahang dan lidah, proses pengunyahan
dimulai dari makanan masuk ke mulut sampai menjadi bolus makanan.

2. Fase menelan (diglusi)


Refleks menelan dikendalikan oleh Nervus V, IX, X & XII terbagi dalam beberapa fase, yaitu:
a. Fase volunteer :Bolus makanan oleh lidah terdorong ke belakang dekat faring.
b. Fase faringeal : Bolus makanan masuk ke faring sehingga menjadi kontraksi pada otot dinding faring menyebabkan trakea
tertutup oleh epiglotis serta esofagus terbuka yang mengakibatkan gerak peristaltik mendorong bolus makanan masuk ke esophagus.
c. Fase esofageal : Bolus makanan masuk ke esofagus menimbulkan kontraksi pada otot dinding esofagus yang menyebabkan
timbulnya gelombang peristaltik yang mendorong bolus masuk ke lambung.

3. Fase Pencampuran (segmentasi)


Di lambung bolus makanan disimpan kemudian dengan terisinya lambung maka timbul gelombang konstriktor yang merangsang
sekresi getah-getah lambung. Getah-getah makanan tersebut akan bercampur dengan bolus makanan.
1. FASE PENGUNYAHAN
- Makanan dimanipulasi dan dikunyah.
- Proses mengunyah merupakan suatu pola berulang dari gerakan rotasi lateral
otot-otot labial dan mandibula.
- Lidah memposisikan makanan di atas gigi saat gigi atas dan bawah bertemu
dan menghancurkan material diatasnya.
- Makanan akan jatuh ke arah medial menuju lidah dan lidah akan
mengembalikan material tersebut ke atas gigi pada saat mandibula dibuka.
- Selama mengunyah, lidah mencampur makanan dengan saliva.
2. FASE VOLUNTEER

- Fase ini diawali saat lidah memulai pergerakan posterior dari bolus makanan.
- Lidah mendorong bolus ke arah posterior sampai terjadi pemicuan fase faring.
- Bagian tengah lidah secara berurutan menekan bolus ke arah posterior.
- Pada saat lidah membawa bolus ke posterior, reseptor sensorik pada orofaring dan lidah dirangsang mengirim
informasi sensorik ke korteks dan batang otak  meninisiasi fase faringeal.
- Pada saat bolus head melewati titik antara arkus faringeus bagian anterior pangkal lidah  faseoral berakhir dan
fase faringeal dimulai
3. FASE FARINGEAL

- Elevasi dan retraksi palatum lunak (port velopharyngeal) untuk mencegah masuknya
material ke dalam rongga hidung
- Penutupan laring untuk mencegah masuknya material ke dalam jalan napas
- Terbukanya sfingter krikofaringeal untuk memungkinkan masuknya material dari faring ke
esofagus
- Kontraksi dari atas ke bawah yang progresif dari otot otot konstriktor faringeal
4. FASE ESOFAGEAL

- Gerakan peristaltik yang dimulai pada puncak esofagus mendorong bolus dengan pola
berurutan ke arah kaudal sepanjang esofagus sampai bolus memasuki lambung.
- Fase esofageal ini tidak dapat diintervensi dengan terapi latihan atau teknik kompensasi apapun
oleh sebab itu, bila ditemukan kecurigaan adanya gangguan pada fase esofageal, penderita
perlu dirujuk ke ahli gastroenterologi sehingga bisa dilakukan pemeriksaan dan penanganan
lebih lanjut.
GERAKAN PERISTALTIK

Peristaltik: gerakan meremas, mendorong bolus.


Bolus masuk  kontraksi pada otot circular  kontraksi kembali pada otot longitudinal lobus terdorong kedepan.
KELAINAN PADA
SISTEM
PENELANAN
DYSPHAGIA
◂ Disfagia merupakan gejala kegagalan
memindahkan bolus makanan dari rongga
mulut sampai ke lambung atau proses
penelanan.
◂ Kelaianan ini sering diasosiasikan dengan
nyeri dalam penelanan
◂ Disfagia dapat menyebabkan kematian karena
memberikan komplikasi yang serius seperti
malnutrisi, dehidrasi, pneumonia aspirasi,
abses paru dan bahkan kematian
◂ Disfagia berhubungan dengan penuaan dan
semakin meningkatnya umur.

13
CELAH BIBIR DAN LANGIT- LANGIT
Celah bibir dan langit-langit merupakan salah satu kelainan struktur bawaan. Ini menghambat
kontrol labial untuk mengisap, menurunkan fase oral, dan menyebabkan insufisiensi penutupan
velofaringeal dengan adanya regurgitasi hidung.

14
TONGUE TRUSTING
Tongue thrusting adalah suatu kebiasaan menjulurkan lidah yang
berhubungan dengan proses penelanan yang pada kehidupan manusia
mengalami perubahan sejak bayi hingga dewasa

Klasifikasi Moyers mengelompokkan pola penelanan pada kebiasaan


menjulurkan lidah menjadi 3 tipe, yaitu:
• simple tongue thrust (kebiasaan menjulurkan lidah sederhana);
• complex tongue thrust (kebiasaan menjulurkan lidah kompleks);
• dan retained infantile swallow (pola menelan bayi yang masih
berlanjut)

15
POLA-POLA PENELANAN
◂ Simple tongue thrusting ◂ Complex tongue thrust ◂ Retained infantile swallow adalah
adalah penelanan dengan adalah penelanan dengan penelanan ini berkaitan dengan
gigi posterior saling gigi posterior tidak saling kontraksi kuat dari saraf ke tujuh
berkontak dan lidah berkontak dan lidah terletak (saraf fasialis) kranial selama
terjulur ke depan diantara diantara gigi-gigi atas dan penelanan dimana lidah maju secara
gigi insisif atas dan bawah bawah dan tidak menyentuh berlebihan dan terjadi di seluruh
selama penelanan palatum gigi pada tahap awal penelanan.
Biasanya gigi yang oklusi hanya
satu molar setiap kuadran.

16
VICERAL SWALLOWING ( TONGUE
TRUSTING) VS SOMATIC
SWALLOWING (PENELANAN
NORMAL)
• Viceral swallowing adalah pola penelanan
abnormal yang ditandai dengan forward
posture dan lidah saat menelan tanpa adanya
kontak oklusal gigi
• Somatic swallowing adalah pola penelanan
normal yang ditandai dengan lidah yang
beradan di posisi poterior dari gigi anterior dan
gigi dalam kondisi beroklusi saat proses
penelanan
TONGUE TRUSTING DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN
SKELETAL DAN JARINGAN
LUNAK
• Tongue trusting yang diikuti
dengan tonsil hiperplastik akan
menyebabkan penurunan postur
mandibula ke arah inferior -->
pertumbuhan arah vertikal dan
postur lidah ke arah anterior
--> potensi openbite anterior
untuk mencegah terjadinya sensai
nyeri
TONGUE TRUSTING DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN
KELAIANAN DENTAL
• Tongue trusting pada pola
pertumbuhan vertikal akan
menyebabkan inklinasi lingual dari
insisif rahang bawah
TONGUE TRUSTING DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN
KELAIANAN DENTAL
• Tongue trusting pada pola
pertumbuhan horizontal akan
menyebabkan pola bimaxillary dental
protrusion
TERAPI ORTODONTIK
1. Tongue Crib
◂ Tongue crib adalah peranti yang didesain
untuk mencegah lidah terdorong ke
depan ketika menelan dan membantu
sebagai pengingat bagi anak untuk tidak
mengalami kebiasaan tersebut.
◂ Peranti tongue crib dinilai paling efektif
untuk mengatasi kebiasaan menjulurkan
lidah

21
TERAPI ORTODONTIK
2. Hybrid habit correcting appliance (HHCA)
◂ Alat secara efektif dapat digunakan untuk membantu
mengurangi kebiasaan menjulurkan lidah. Peranti ini
menggabungkan tongue bead, palatal crib, dan U-loop yang
terpasang pada band molar pada kedua sisi.
◂ Tongue bead berupa bola akrilik berdiameter 3 mm yang
dapat diputar. Bead digunakan untuk mencegah posisi lidah
yang lebih rendah dan membantu menempatkan lidah di
daerah papilla insisivus.
◂ U-loop diletakkan di daerah gigi premolar untuk membantu
reposisi peranti ke arah posterior pada saat retraksi. Palatal
crib berperan sebagai pelindung terhadap dorongan lidah
dan bekerja sebagai penahan mekanis.

22
MOUTH BREATHING
• Kebiasaan bernapas melalui mulut dapat
menyebabkan penelanan abnormal  Sering disertai
anterior tongue trusting
• Menyebabkan terbukanya lip seal anterior saat
penelanan
• Terjadi gangguan gerakan peristaltik sehingga
menelan banyak udara
• Dalam jangka panjang dapat terjadi loss of elasticity
of the throat, dan kemudian dilanjutkan dengan
moderate and severe obstructive sleep apnea.
• Manifestasi oral dan Skeletal : manifestasi oral
mouth breathing dapat berupa adenoid facial
structure, gingivitis, openbite dan peningkatan overjet
, palatum dalam , dan gigitan silang
DIFFUSE IDIOPATHIC SKELETAL
HYPEROSTOSIS
• Merupakan kalsifikasi ligamen pada
berbagai bagian dari tubuh.
• Apablia terjadi pada vertebra dapat
menyebabkan Disfagia  kesulitan
dalam penelanan (nyeri
penelanan)
Gejala yang
• Pada regio vertebra terjadi akumulasi
diasosiasikan dengan
osteophyte pada segmen thorax yang
disfagia
kemudian dikuti pada segmen lain
• Pada kelainan ini terjadi residu
makanan dalam tenggorokan,
cervical pain, sleep apnea.
Dysphonia
MANIFESTASI ORAL
DISH -CASE REPORT-
• Pasien wanita 42 tahun datang dengan
keluhan nyeri pada molar rahang
atas dengan perkusi +
• pasien juga mengeluh sakit saat
menelan makanan
• Melalui RO dental ditemukan bahwa
gigi tersebut sudah dilakukan Root
canal treatment
• perawatan kasus melalui medikasi
muscle relaxant, rujukan ke
chiropractor dan suplemen nutrisi
untuk menghilangkan gejala
MANIFESTASI TONGUE
TRUSTING -CASE REPORT-
- Wanita 15 tahun
- OH baik
- Overjet 4mm, overbite -2,4mm
- Relasi C dan M kelas I
- Riwayat menggigit bibir dan
tongue thrusting

Rencana Perawatan
- Menghilangkan kebiasaan buruk
- Pemasangan alat ortho cekat

26

Anda mungkin juga menyukai