Anda di halaman 1dari 53

NEEDLE STICK/SHARP INJURY

DAN
TEKNIK MENYUNTIK AMAN
KOMITE PPI
Kejadian NSI di RSUP Dr. M. Djamil Padang
Thn 2015

No PETUGAS JML NSI %

1 Dokter 4 12,90

2 Perawat 8 25,80

3 Dokter Muda 11 35,48

4 Mhs 2 6,45
Keperawatan/bidan
5 Labor 1 3,22

6 Cs 5 16,12

7 TOTAL 31 100
ANALISA

NSI dikarenakan:
Prosedur Re-capping
 Tidak patuh dalam pembuangan
limbah benda tajam
 Saat tindakan
 Kondisi pasien
NEEDLE STICK/SHARP INJURY

Adalah:
Kejadian bila jarum suntik atau benda tajam
penetrasi ke perkutan.

Sedangkan, terkenanya darah atau cairan


tubuh pada mata, hidung atau mulut disebut
mukokutaneus.

Kejadian transmisi melalui perkutan lebih


besar daripada mukokutaneus
RISIKO

Terbanyak adalah transmisi dari


• HBV: 23-62 %
• HCV: 1,8 %
• HIV: 0,3 %
(WHO Best Practice for Injections,
2010)
Kondisi Yang Meningkatkan Risiko

FaktorPasien:
Faktor Pasien:
 Tindakan injeksi yang tidak perlu
 Tindakan injeksi yang tidak perlu
 Penggunaan alat re-use
 Penggunaan alat re-use
 Peralatan yang sterilitasnya tidak terjamin
 Peralatan yang sterilitasnya tidak terjamin
 Cross contaminations (HH kurang,
 Cross contaminations (HH kurang,
penggunaan vial dosis ganda)
penggunaan vial dosis ganda)
 Teknik injeksi yang tidak benar
 Teknik injeksi yang tidak benar
 Jarum ataupun benda tajam lainnya yang
 Jarum ataupun benda tajam lainnya yang
ditemukan ditempat yang tidak terduga
ditemukan ditempat yang tidak terduga
Faktor Petugas:
 Re-capping
 Penanganan benda tajam yang tidak tepat
 Pengaturan posisi pasien yang tidak tepat
ketika injeksi atau phlebotomy
 Teknik injeksi atau phlebotomy yang salah
 Two handed transfer of blood
 HH kurang
Faktor lingkungan:
 Limbah benda tajam yang berlimpah
 Manajemen limbah benda tajam yang buruk
•Dibuang diluar safety box
•Safety box overload
•Safety Box bocor
•Tercampur dengan linen
• Terbuang/tercampur dengan limbah lainnya
•APD yang kurang/tidak sesuai
•Penggunaan alat injeksi yang re-use
SIAPA YANG BERISIKO…?

• PERAWAT: 43 %
• DOKTER: 28 %
• TEKNISION: 11 %
• PESERTA DIDIK: 4 %
• PRS: 3 %

CDC
DIMANA….?

• RAWAT INAP: 39 %
• KAMAR OPERASI: 27 %
• RAWAT JALAN: 8 %
• IGD: 8 %
• LABORATORIUM: 5 %
• LAINNYA: 13 %

CDC
KAPAN….?

• SAAT PELAYANAN: 41 %
• SETELAH PELAYANAN DAN SEBELUM
DIMASUKKAN KE SHARP CONTAINER:
40 %
• SELAMA/SETELAH DIBUANG: 15 %
• DLL: 4 %

CDC
Strategi Pencegahan:

• Hindari pemberian obat injeksi yang tidak


perlu – gantikan dengan teknik
pemberian oral atau rectal
• Teknik menyuntik aman
• Peningkatan kesehatan kesehatan
• Hand hygiene
• APD
Strategi Pencegahan:

• Minimal exposure of sharp instrument


• Pengelolaan limbah benda tajam yang
baik dan aman
• Prinsip steril
• Skin preparation and disinfections
Pisau CVC
Pisau CVC diletakkan
diletakkan
di tempat
di tempat ATK
ATK
SHARP CONTAINER
TEKNIK MENYUNTIK
AMAN

KOMITE PPI-RSUP Dr. M. Djamil Padang


TEKNIK MENYUNTIK AMAN

Teknik menyuntik aman adalah:


Sebuah tindakan yang aman termasuk
didalamnya tindakan injeksi, phlebotomy, atau
prosedur pemasangan iv cath yang;
 Tidak menyakiti pasien
 Tidak menimbulkan paparan pada petugas
kesehatan atas segala risiko yang dapat
dicegah
 Tidak menghasilkan limbah yang dapat
membahayakan orang lain
HOW..?

•• Minimalkan
Minimalkan kebutuhan
kebutuhan menangani
menangani
jarum
jarum dan
dan spuit
spuit
•• Gunakan
Gunakan jarum
jarum steril
steril dan
dan sekali
sekali pakai
pakai
untuk
untuk setiap
setiap penyuntikan
penyuntikan
•• Tangani
Tangani jarum
jarum dan
dan spuit
spuit secara
secara aman
aman
•• Tata
Tata ruang
ruang kerja
kerja utk
utk meminimalkan
meminimalkan
risiko
risiko cidera
cidera
•• Gunakan
Gunakan vial
vial dosis
dosis tunggal
tunggal
HOW..?

• Jika vial multi dosis, hindari


meninggalkan jarum di karet penutup
vial
• Setelah vial dibuka, simpan di lemari
es
TEMUAN DI IRNA
WHO..?

• Posisikan pasien dan edukasi tentang


• Posisikan pasien
posisi yang benardan edukasi
selama tentang
penyuntikan
• posisi yang benar selama penyuntikan
Selalu membuang sendiri jarum oleh
• Selalu membuang sendiri jarum oleh
si pemakai
si pemakai
WHEN..?

• Segera buang limbah benda tajam


ke sharp container (safety box)
WHERE..?

• Sharp
container
(safety box)
diletakkan di
dekat lokasi
tindakan
DON’T

• Jangan menekuk atau mematahkan


benda tajam
• Jangan meletakkan limbah benda
tajam di sembarang tempat
• Do not Re-capping
TEMUAN DI IRNA
DO NOT RECAPPING
PROSEDUR

1. Dilakukan tenaga perawat yang sudah terlatih


1. Dilakukan tenaga perawat yang sudah terlatih
dan tersertifikasi
dan tersertifikasi
2. Pemilihan iv cath yang tepat sesuai ukuran
2. Pemilihan iv cath yang tepat sesuai ukuran
vena
vena
3. Menggunakan safety devices dalam tindakan
3. Menggunakan safety devices dalam tindakan
4. HH sebelum dan sesudah menjalankan
4. HH sebelum dan sesudah menjalankan
tindakan
tindakan
5. Prinsip steril
5. Prinsip steril
6. Area disinfeksi prinsip aseptik
6. Area disinfeksi prinsip aseptik
PROSEDUR

7. Tentukan area pemasangan


7. Tentukan area pemasangan
8. Observasi setiap hari – laksanakan bundle
8. Observasi setiap hari – laksanakan bundle
preventions
preventions
9. Lakukan dokumentasi: tgl, jam pemasangan,
9. Lakukan dokumentasi: tgl, jam pemasangan,
nama petugas yang memasang
nama petugas yang memasang
10. Mengganti iv cath setiap 3x 24 jam (sesuai
10. Mengganti iv cath setiap 3x 24 jam (sesuai
dengan SPO)
dengan SPO)
PEMILIHAN UKURAN IV CATH

Ukuran Ukuran
Penggunaan
(mm) Kanula Kateter
Transfusi Whole blood dengan tetesan cepat dalam
2.0 G 14
kasus emergensi
Transfusi Whole blood, plasma dengan tetesan
2.0 G 16
cepat untuk kasus emergency

Tindakan operasi untuk pasien yang akan mendapat


1. 3/4 G 18 transfusi darah atau cairan infus dalam volume
besar dan pasien dengan infus epidural

Pasien yang mendapat cairan 2-3 liter/hari dan


1.1/4 G 20
mendapat terapi pengobatan antibiotika yang pekat

Pasien Dehidrasi atau mendapat terapi pengobatan


1 G 22
chemotherapy, atau orang desawa, remaja

Pasien anak, Neonatus, atau orang tua dengan


3/4 G 24
kondisi30 vena yang mudah pecak
LOKASI VENA
LOKASI VENA

* Hindari ekstremitas bawah saat insersi kanula


TEKNIK PENUSUKAN
Lakukan penusukan
dengan sudut 30 –
45°
FIKSASI
Ada 3 macam teknik fiksasi kanula
intravena, apabila menggunakan bahan
sederhana seperti kassa & plester
perekat, yaitu :
 a. Metode Chevron
 Potong plester ukuran 1,25 cm,
letakkan dibawah hub kateter
dengan bagian yang berperekat
menghadap ke atas.
 Silangkan kedua ujung plester
melalui hub kateter dan rekatkan
pada kulit pasien
 Rekatkan plester ukuran 2,5 cm
melintang diatas sayap kateter dan
selang infus untuk memperkuat,
kemudian berikan label
 b. Metode U
 Potong plester ukuran 1,25
cm dan letakkan bagian
yang berperekat dibawah
hub kateter
 Lipat setiap sisis plester
melalui sayap kateter, tekan
kebawah sehingga paralel
dengan hub kateter
 Rekatkan plester lain diatas
kateter untuk memperkuat.
Pastikan kateter terekat
sempurna dan berikan label
35
c. Metode H
 Merupakan metode yang
paling sederhana dan paling
cepat utk dikerjakan. Hanya
bisa digunakan apabila
menggunakan iv catheter
yang memiliki wings / sayap
fiksasi
 Potong plester ukuran 2,5
cm tiga buah. Rekatkan
plester pada sayap kateter
NOTES

SEMUA TEKNIK FIKSASI TIDAK BOLEH MENUTUPI LOKASI


INSERSI IV CATH
TEMUAN DI IRNA
DRESSING
 Steril
 Steril
Mampu mencegah
 Mampu mencegah
terjadinya penimbunan
terjadinya
kelembaban penimbunan
 kelembaban
Dapat dilakukan inspeksi
 Dapat dilakukan inspeksi
area insersi
 area
Cost insersi
Effective
 Cost
Mudah Effective
tersedia dan tetap
 Mudah tersedia
aman untuk areadan tetap
insersi.
 aman
Mudahuntuk area insersi.
diganti
 Mudah diganti
39
PERAWATAN KANULA POST CATHETERISASI

Prinsip Perawatan:
 Lakukan hand hygiene setiap memanipulasi IV
cath
 Memanipulasi insersi, mengganti,
menggunakan akses IV, dressing.
 Lakukan dengan prinsip aseptik
 Jaga akses IV line tetap kering
 Ganti akses IV line jika terjadi phlebitis, CRBSI
(Catheter Related Blood Stream
Infection)/IADP, maupun ekstravasasi.
PERAWATAN IV CATH PERIFER

 Gunakan sarung tangan bersih atau steril untuk


mengganti dressing IV catheter.
 Ganti IV catheter setiap 2-3 hari (dewasa), atau
jika merembes serta terlepas dari akses IV line.
 Ganti dressing jika tampak kotor atau jenuh oleh
eksudat (dressing kassa steril), menempel tidak
adekuat.
 Kassa steril: 1-2 hari
 Transparan dan semi transparan dressing :
maks.3 hari
 Jangan menggunakan antibiotik topikal di area
insersi karena beresiko terjadi resistensi dan
pertumbuhan jamur
Kateter Vena Sentral, Midline dan Arterial

 Gunakan sarung tangan steril untuk


mengganti CVC catheter.
 Ganti CVC, PICC, Midline, HD cath
& Arteri Pulmonal cath hanya jika
ada indikasi medis untuk mencegah
infeksi
 Ganti dressing dengan kassa steril
tiap 2 hari, transparan 7 hari (short-
term CVC) dan > 7 hari (implan CVC
atau CVC tunnel)
Perawatan Infus/Blood Set dan Aksesoris

 Penggantian Infus set bersamaan penggantian IV


Catheter
 Penggantian Blood Set (untuk darah, komponen
darah dan emulsi lemak; termasuk kombinasi as.
amino dan glukosa) per 24 jam, setiap akan transfusi
baru.
 Ganti tubing yang digunakan untuk pemberian
propofol tiap 6-12 jam (menyesuaikan rekomendasi
pabrik)
 Penggantian aksesoris infus (needleless connector,
spt: 3 way stopcocks) bersamaan dengan infus set
• Naomi P, O’Grady, Mary Alexander, et all. 2011. CDC : Guidelines for the Prevention of
• Intravascular Catheter-Related Infections. U.S. Department of Health and Human
Services
KOMPLIKASI
LOKAL SISTEMIK

• Infiltrasi • Embolisme
a. Pulmo embolis
b. Emboli udara
• Ekstravasasi c. Emboli kateter

• Thrombosis • Hematoma
• Infeksi sistemik
• Speed shock
• Thrombophlebitis
• Sirkulasi overload
• Reaksi Alergi
• Phlebitis
44
INFILTRASI/ EKSTRAVASASI

Disebabkan kerusakan dalam dinding vena


selama insersi atau pemasangan pada
pergelangan.
PLEBITIS

Iritasi dari vena yang lebih disebabkan karena


adanya benda asing ( kateter intravena ) atau
cairan atau obat yang diberikan
Tidak ada tanda phlebitis :
·Observasi cannula
Daerah penusukan IV catheter tampak sehat

Kemungkinan gejala awal


Satu dari tanda di bawah ini tampak jelas : phlebitis :
Sedikit nyeri di sekitar area insersi ·Observasi Cannula
Sedikit kemerahan di sekitar area insersi

Dua dari tanda si bawah ini tampak jelas : Early stage phlebitis :
Bengkak Pucat di sekitar area insersi
·Pindahkan area insersi
Kemerahan di sekitar area insersi
Medium stage Phlebitis :
Semua tanda di bawah ini tampak jelas : ·Pindahkan area insersi
·Pertimbangkan untuk
Indurasi kemerahan pemberian therapy di area
nyeri di sepanjang canule catheter insersi
Semua tanda di bawah ini jelas dan luas : Advance stage Phlebitis,
trombophlebitis :
Indurasi kemerahan ·Pindahkan area insersi
·Pertimbangkan untuk pemberian
nyeri di sepanjang canule catheter vena teraba mengeras therapy di area insersi

Semua tanda di bawah ini jelas dan luas :


Advance stage trombophlebitis :
Induras kemerahan kalor
·Berikan pengobatan di area insersi
nyeri di sepanjang canule catheter
·Pindahkan area insersi 47
TROMBOPLEBITIS

 Thromboplebitis hampir sama


dengan plebitis hanya ditandai
ada darah clothing .
 Jika IV kateter yang berisi darah
clothing berada dalam tubuh
akan mengakibatkan iritasi
vena.
 Area sekitar vena ditandai
dengan keras sepanjang ukuran
vena dan merah.
 Thromboplebitis tidak selalu
dihubungkan dengan infeksi.
HEMATOMA

Terkumpulnya darah/
internal
bleeding karena teknik
insersi yang kurang
tepat (double puncture).
SELULITIS

Pembengkakan akibat
lepasnya sambungan dari
jaringan sekitar area
insersi.
IADP

 Hasil kultur iv kateter ditemukan


mikroorganisme tanpa disertai
infeksi lain dari jaringan atau
organ lain.

 Tanda dan gejala :


a. Demam ≥ 380c
b. Hipotensi
c. Keluar pus dari bekas insersi
d. Dokter yang merawat
menyatakan infeksi
SUMMARY

• Pelayanan kesehatan bertujuan untuk


menyelamatkan hidup dan
meningkatkan derajat kesehatan dan
semua tenaga kesehatan memiliki
tanggung jawab untuk mencegah HAIs.
• Karenanya teknik menyuntik aman
merupakan salah satu tanggung jawab
– karena hal tersebut bertujuan untuk
melindungi pasien dan petugas
kesehatan itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai