Anda di halaman 1dari 18

Pola Perkebunan di Indonesia

Perkembangan Pola Perkebunan di


Indonesia :
1. Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
2. PIR-Trans
3. Kemitraan Inti - Plasma
1. Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
• Adlh Pola pelaksanaan pengembangan
perkebunan dg menggunakan perkebunan besar
sebagai inti yg membantu dan membimbing
perkebunan rakyat di sekitarnya sbg plasma dlm
suatu sistem kerjasama yg saling
menguntungkan, utuh dan berkesinambungan.
• Konsep; Perusahaan Perkebunan (Pemerintah/
Swasta) – berperan sbg Inti, Perkebunan rakyat
sbg Plasma atau Peserta.
• Kelemahan Pola PIR :
1. Tata hubungan antara plasma dan inti belum
diatur secara mantap dan terinci, terutama
dalam pengalihan pemilikan tanah proyek.
2. Instansi terkait belum mempunyai cara pandang
yang sama tentang konsep PIR.
3. Tugas Pelaksana Inti yg harus menjangkau kebun
plasma yg luas dan terpisah dapat menyebabkan
kendornya kendali dan pengawasan.
4. Petani belum sepenuhnya mengerti arti
organisasi, sehingga memperlambat
terbentuknya KUD yang mandiri.
2. PIR – Trans
• PIR-TRANS merupakan pengembangan pola
perkebunan inti rakyat.
• PIR-TRANS dimaksudkan utk menyelaraskan
antara Program Pengembangan Perkebunan
dengan Program Transmigrasi.
• Ditandai dg INPRES No.1/ 1986, tentang
pengembangan perkebunan dgn pola PIR yg
dikaitkan dg Program Transmigrasi.
• PERSYARATAN MENJADI PERUSAHAAN INTI:
1. Dalam Penilaian, Pemerintah memiliki kemampuan yg
cukup dari segi dana, tenaga dan manajemen utk
melakukan fungsinya sbg inti, (Perkebunan Negara,
Swasta, ataupun Asing dan berbadan hukum
Indonesia).
2. Mengajukan permohonan atau izin prinsip ke Mentan
melalui Dirjen Perkebunan dgn mencantumkan:
• Nama Perusahaan
• Akta Pendirian,
• Alat perusahaan,
• Luas areal pengembangan dan kapasitas pabrik
pengolahan yg direncanakan, serta
• Sumber dana yg digunakan.
Tahapan menjadi Perusahaan Inti
Pra
2 Survei
Izin Pencadangan
1 Studi
Prinsip Lahan
Kelayakan
3
Pelepasan
Kws Hutan 4

4
4
SPRP3
MenKeu
5

Rencana PIR-
Tim Teknis Trans yg tlh Pelaksanaan
PIR Trans disetujui/ Kegiatan Fisik
disahkan
5

SKRP3
Mentan
• Keterangan Gambar:
1. Perusahaan yg tlh mdpt izin prinsip dari Mentan
mengajukan permohonan pencadangan lahan utk
kebun inti , kebun plasma, pekarangan, dan
komponen penunjang kepada Gubernur.
2. Jika permohonan disetujui, perusahaan segera
melakukan survei pendahuluan (pra-survei) dan jika
disetujui segera melakukan studi kelayakan.
3. Apabila lahan merupakan kws hutan, perusahaan
mengajukan permohonan pelepasan kws hutan ke
Menteri Kehutanan.
4. Hasil studi kelayakan dinilai oleh Tim Teknis PIR-
Trans (Wkl Bapenas, Direktorat Jenderal
Perkebunan, Kemenkeu, dan Bank Indonesia)
5. Apabila pembiayaan Proyek dinilai layak:
• MenKeu akan mengeluarkan surat persetujuan atas
perencanaan pembiayaan proyek Pir-Trans (SPRP3),
dan,
• Mentan akan mengeluarkan Surat Keputusan tentang
Rencana Pelaksanaan Proyek Pir-Trans (SKRP3).
• Kedua surat tsb merupakan bukti bahwa rencana Pir-
Trans telah disetujui/ disahkan.

6. SPRP3 dan SKRP3 merupakan landasan bagi


perusahaan utk memulai kegiatan fisik
pengembangan perkebunan PIR-Trans.
• Peserta PIR-Trans (menurut SK Mentan):
1. Transmigran ditetapkan oleh Mentan
2. Penduduk setempat, termasuk para
petani yg tanahnya termasuk dalam
PIR-Trans (ditetapkan Pemda).
3. Petani atau Peladang berpindah dari
kws terdekat (ditetapkan oleh
Pemda).
Hak dan Kewajiban Perusahaan Inti dan Petani Peserta
Perusahaan Inti Petani Peserta
Hak atas HGU utk 35 th dan dpt Petani Peserta
Tanah diperpanjang 25 th sekali
Kewajiban 1. Membangun Kebun Inti &
fasilitasnya utk menampung hasil
1. Mengganti biaya
pembangunan kebun
kebun inti dan plasma. plasma (kredit lunak).
2. Membangun kebun plasma 2. Mengusahakan kebun
(sesuai petunjuk Dirjen Bina plasma sesuai petunjuk
Produksi Perkebunan). teknis dari perusahaan
3. Pelaksana penyiapan lahan inti.
pekarangan rumah peserta 3. Menjual seluruh hasil
4. Memberi petunjuk teknis kebun plasma ke
budidaya kepada petani peserta. perusahaan inti.
5. Membeli seluruh hasil petani
plasma.
6. Membantu proses pengembalian
kredit petani peserta.
3. Pola Kemitraan Inti-Plasma
• Perusahaan Inti: Perusahaan yg berskala
menengah/ besar milik Swasta,
BUMN/BUMD dan atau Koperasi yg
melakukan kegiatan uasaha di bidang
perkebunan.
• Kebun Plasma: Areal kebun yg dibangun
di lahan milik petani peserta dg tanaman
perkebunan oleh perusahaan inti dg
menggunakan pendanaan dari KKPA.
Tugas Perusahaan Inti:
1. Bertanggung jawab u membina KUD, Kelompok
tani, serta memotong hasil produksi petani u
pembayaran kredit.
2. Menerima hasil produksi petani peserta
melalui KUD.
3. Membimbing serta memberi bantuan teknis
budidaya dan manajemen kepada KUD/ Petani
peserta sesuai tahapan pembangunan kebun
plasma.
4. Melaksanakan pembangunan kebun plasma
sesuai ketentuan yg berlaku.
5. Membeli, mengolah, dan memasarkan seluruh
hasil produksi kebun plasma.
6. Memberi peran kepada KUD dlm masa
konstruksi, masa penyerahan sampai masa
pelunasan kredit, dan masa pasca kredit lunas.
7. Membangun kebun inti dan atau fasilitas
pengolahan sesuai dg standard yg ditentukan
pemerintah.
8. Membantu dalam pemotongan angsuran
kredit sampai lunas dan IDAPERTABUN (iuran
dana asuransi perkebunan).
Tugas KUD:

1. Wajib mengkoordinasi pemeliharaan, panen,


transport hasil petani peserta ke lokasi
pabrik.
2. Menyediakan kebutuhan petani peserta.
3. Melakukan administrasi thd penjualan hasil
petani peserta.
4. Mengatur hubungan kerjasama dg petani
peserta , kelompok tani, dan perusahaan inti.
5. Mengadministrasikan seluruh tansaksi
keuangan antara kebun plasma dg bank
secara periodik.
6. Memupuk sumber dana sbg tabungan utk
menambah modal KUD.
7. Membantu anggota/ petani peserta
memperoleh bantuan kredit perbankan u
mengembangkan usaha.
8. Mempersiapkan diri untuk pembelian saham
perusahaan inti.
Tugas dan Tanggung Jawab Bank:

1. Menerima cicilan kredit dari perusahaan


inti
2. Membayar pendapatan hasil produksi
petani pada masing-masing KUD.
3. Membantu mencari potensi usaha
perkebunan arus pengembalian dan
penyaluran kredit pada KUD.
Tugas dan Tanggung Jawab Petani Plasma:
1. Membayar kredit pembangunan kebun
plasma/ KKPA.
2. Melaksanakan pengusahaan kebunya sesuai
bimbingan kebun inti.
3. Menjual hasil kebun ke perusahaan inti dg
syarat dan harga wajar yg saling
menguntungkan.
4. Mentaati kontrak kerjasama antara petani
peserta dg perusahaan inti.
• KKPA : Kredit kepada Koperasi Primer untuk
Anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai