http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENDAHULUAN
KASUS rahang bawah goyang, gigi belakang kanan kiri rahang atas
dan rahang bawah hilang. Pada pemeriksaan klinis,
keadaan umum baik. Pada pemeriksaan ekstra oral
terdapat clicking pada sendi temporomandibular (TMJ).
Pemeriksaan intraoral didapatkan gigi 31,32 goyang 1°, gigi
27,41 goyang 2°, gigi 12, 34,42 goyang 3°, gigi anterior
rahang bawah atrisi.
FOTO Tampak missing teeth 11, 21, 22
Gigi 12,31,32,33 goyang 2°
Tampak missing teeth 16,17
INTRAORAL
Ronggenologis:
Fase III:
Pro prosthodontia 7621 1256
7654 467
Fase IV: Maintenance
PEMBAHASAN
Kehilangan Gigi
Kehilangan gigi disebut juga edentulous dalam istilah kedokteran gigi. Kondisi ini dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman sehingga dapat mengganggu kegiatan sehari-hari seperti bicara,
makan, minum, sosialisasi dan rasa percaya diri. Kehilangan gigi merupakan masalah yang dapat
mempengaruhi fungsi pengunyahan dan fungsi sendi temporomandibular.
3. Trauma
Kehilangan gigi yang disebabkan oleh trauma banyak disebabkan benturan keras atau pukulan.
Terputusnya kontinuitas pada gigi dapat menyebabkan gigi mengalami nekrosis pada jaringan
periodontal sehingga berpotensi terjadinya infeksi dan apabila tidak dilakukan perawatan dapat berlanjut
menjadi kehilangan gigi.
Gangguan Sendi
Temporomandibular
Kehilangan gigi dapat berupa kehilangan gigi anterior maupun posterior, baik sebagian gigi atau seluruh gigi. Kehilangan gigi akan
menyebabkan kondisi-kondisi seperti migrasi gigi menuju daerah tak bergigi, gangguan fungsi mastikasi berupa mengunyah satu sisi, resorpsi tulang
alveolar pada daerah tak bergigi, kehilangan dimensi vertikal oklusi serta gangguan pada sendi temporomandibula.
Gigi anterior serta struktur anatomis dari sendi temporomandibula menentukan pergerakan mandibula sehingga kehilangan gigi anterior akan
menyebabkan perubahan pola gerakan mandibula. Kehilangan gigi posterior menyebabkan tekanan yang lebih besar pada sendi temporomandibula
akibat menggigit dengan menggunakan gigi anterior serta perubahan dimensi vertikal dan posisi distal mandibular
Oklusi yang baik dimana mandibula dapat bertranslasi tanpa hambatan oklusal saat terjadi gerakan fungsional terutama pada bagian posterior
sehingga penyaluran beban lebih merata. Kehilangan lebih dari tiga gigi posterior dalam satu lengkung rahang dapat mempengaruhi oklusi sehingga
dapat mengganggu sistem mastikasi. Kontak oklusal gigi posterior memiliki fungsi untuk menjaga stabilitas mandibula secara maksimal dan
meminimalkan tekanan pada masing-masing gigi, sehingga apabila terdapat kehilangan gigi posterior pada beberapa kuadran akan diikuti dengan
hilangnya kontak oklusal. Hilangnya kontak oklusal dapat menyebabkan ketidakseimbangan oklusi dikarenakan terganggunya kestabilan dalam
lengkung gigi. Struktur sendi akan menerima beban yang tidak merata dan apabila terjadi terus menerus dapat mengganggu sendi
temporomandibular sehingga tidak dapat berfungsi secara efektif
Sendi temporomandibular terdiri dari prosesus kondilus yaitu bagian yang bergerak dan berartikulasi dengan eminensia
artikularis yang membentuk aspek anterior dari fossa glenoidalis. Di antara struktur tulang tersebut terdapat meniscus artikularis
(diskus artikularis). Diskus artikularis ini adalah struktur yang terbentuk dari jaringan ikat fibrous yang avaskuler dan tanpa
adanya persyarafan. Sendi terdiri dari 2 kavitas yaitu superior yang terletak antara fossa madibula dan permukaan superior
diskus dan kavitas inferior yang terletak antara kondilus mandibula dan permukaan inferior diskus. Pada permukaan dalam
kavitas dikelilingi oleh lapisan sinovial dimana lapisan ini menghasilkan cairan sinovial dan mengisi kedua kavitas sendi.cairan
sinovial ini berfungsi sebagai lubrikan dan nutrisi untuk sendi. Jika terdapat perubahan pola oklusi atau hilangnya kontak oklusal,
pergerakan kondilus yang normal akan berubah dan bunyi clicking pada sendi dikarenakan resistensi pada viskositas cairan
sinovial meningkat dan robeknya serabut otot pterigoideus lateralis.
KESIMPULAN
Kehilangan gigi dan malposisi dapat menyebabkan perubahan keseimbangan sehingga
mengakibatkan ketidakharmonisan oklusi dan mengganggu keseimbangan gigi geligi yang masih
tersisa. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pada sendi temporomandibular.
Pada kasus yang dialami pasien, diketahui pasien memiliki kondisi kehilangan gigi posterior
kanan kiri pada rahang atas dan rahang bawah. Dari anamnesis didapatkan bahwa kehilangan gigi
posterior dikarenakan gigi goyang dan karies yang tidak mendapatkan perawatan dan berubah
menjadi sisa akar sehingga diharuskan untuk dilakukan pencabutan pada gigi tersebut. Adapun
pasien kehilangan gigi anterior rahang atas 11,21,22 dikarenakan gigi goyang. Dari pemeriksaan
intraoral gigi anterior rahang atas dan rahang bawah goyang. Pada pemeriksaan ekstraoral
didapatkan pada pasien adanya bunyi klicking pada pemeriksaan sendi temporomandibular (TMJ).
Dengan dilakukan pencabutan pada gigi goyang 3° yang tidak dapat dipertahankan dan pembuatan
gigi tiruan pada kehilangan gigi diharapkan dapat mengurangi tekanan beban kunyah pada gigi
yang tersisa dan pasien nyaman dalam pengunyahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bader KA. 2015. Temporomandibular Disorders (TMD) in Edentulous Patients: A Review and Proposed Classification . Journal of
Clinical and Diagnostic Research: 9(4).
2. Carranza, F.A., Newman, M.G., Takel, H.H., dan Klokkevold, P.R. 2015. Carranza’s Clinical Periodontology 12th Edition.
Canada:Elsevier.
3. Dwipayanti Adilah Novarani, Parnaadjii R Rahardyan, Kriswaluyo. 2016. Hubungan Antara Kehilangan Gigi Posterior Dengan Kliking
Sendi Temporomandibular Berdasarkan Jenis Kelamin di Klinik Prostodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember. E-Jurnal
Pustaka Kesehatan, Vol 4 (no 3).
4. Gilang SW, Baehaqi M, Amalia R. 2015. Pengaruh kehilangan gigi posterior terhadap kualitas hidup individu lanjut usia studi terhadap
individu lanjut usia di unit rehabilitasi sosial pucang gading dan panti wredha harapan ibu semarang . Odonto Dent J; 2(1).
5. Gupta S, Gupta R, RajeevGarg. 2014. Partial Edentulism and Temporomandibular Joint Disorders . IOSR-JDMS; 13(12): 60-3.
6. Hasanah, Uswatun. 2018. Hubungan Jumlah dan Kuadran Kehilangan Gigi Posterior Dengan Tingkat Keparahan Gangguan Sendi
Temporomandibular Pasien RSGM USU. Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara, Medan.
7. Maulana, EGS. 2016. Faktor yang mempengaruhi kehilangan gigi pada usia 35-44 tahun di kecamatan juai kabupaten balangan tahun
2014. Dentino Dent: Vol 1(1).
8. Ning Novyan Abaraham, Syamsudin Endang, Fathurachman. 2016. Penatalaksanaan Dislokasi Sendi Temporomandibula Anterior
Bilateral. Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran,
RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. MKGK; 2(3): 120-125 .
9. Windriyatna, Erwan Sugianto, M. Th. Esti Tjahjanti. 2015. Pengaruh Kehilangan Gigi Posterior Rahang Atas Dan Rahang Bawah
Terhadap Gangguan Sendi Temporomandibula (Tinjauan Klinis Radiografi Sudut Inklinasi Eminensia Artikularis). J Ked Gi, Vol. 6: 315-
320.
Thank You