OLEH
Jody Fajar Hibatullah
NIM. 1807101030007
PEMBIMBING:
Dr. dr. Taufik Suryadi, Sp.F(K), Dipl.BE
Abstrak
Kecelakaan lalu lintas (KLL) adalah kasus cedera yang terjadi sebagai
akibat kontak fisik seseorang atau banyak orang dengan bagian
kendaraan setelah mengalami benturan dengan permukaan keras.
Kecelakaan lalu lintas menimbulkan korban pejalan kaki, pengendara
dan penumpang kendaraan yang berakibat kepada menurunnya fungsi
organ tubuh dan kerugian material. Ahli kedokteran forensik
melakukan pemeriksaan kasus KLL sesuai dengan aspek etik dan
medikolegal yang dimulai dari permintaan tertulis dari penyidik hingga
pemeriksaan korban atau autopsi sesuai indikasinya.
Kata kunci: kecelakaan lalu lintas, kedokteran forensik.
PENDAHULUAN
Kecelakaan lalu lintas (KLL) adalah kejadian yang tidak diduga dan tidak diinginkan yang melibatkan
seseorang atau lebih dengan kendaraan tertentu akibat mekanisme trauma yang diterima sehingga
menyebabkan luka dan kematian sesuai dengan derajatnya
Asia:
1. Tiongkok
2. India
3. Indonesia
Global: Indonesia:
80% kunjungan ke IGD 1. Tahun 2009 : 106.384
Kasus 20-50 juta orang kasus
Kematian 1,24 juta / tahun 2. Tahun 2010 : 109.319
kasus
3. Tahun 2011 : 109.776
kasus
Shepherd R. Transportation Injuries. In: Simpson’s Forensic Medicine. London: Arnold Publishing; 2011. page 87–93.
Kepel FR, Mallo JF, Tomuka D. Pola Luka pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Periode Tahun 2017. J Biomedik 2019;11(1):23–8
TINJAUAN PUSTAKA
Pejalan kaki cedera di
dada:
Kontak dengan bagian
Pejalan Kaki
kendaraan yang datar dan Korban tidak menggunakan kendaraan
tinggi (flat)
Penumpang
Korban di samping pengendara
Shepherd R. Transportation Injuries. In: Simpson’s Forensic Medicine. London: Arnold Publishing; 2011. page 87–93.
Kibayashi K, Shimada R, Nakao K. Fatal Traffic Accidents and Forensic Medicine. IATSS Res 2014;38:71–6
TINJAUAN PUSTAKA
Kapolri Nomor 15 Tahun 2013:
Kecelakaan Kecelakaan Kecelakaan
Ringan Sedang Berat
Kerusakan Kerusakan Kerusakan
kendaraan/barang kendaraan/barang kendaraan/barang
+ +
Luka ringan Luka berat/kematian
LUKA BERAT:
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas. 2013.
TINJAUAN PUSTAKA
PEMERIKSAAN LUKA
Biswas G. Review of Forensic Medicine and Toxicology. 3rd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical; 2015.
TINJAUAN PUSTAKA
PEMERIKSAAN JENAZAH
Jenis Trauma Pilihan Autopsi
AUTOPSI Kasus kriminal Tabrak lari Yudisial
YUDISIAL Tabrakan oleh dua atau lebih kendaraan Yudisial
Kematian mendadak alamiah saat
berkendara Administrasi/Yudisial
AUTOPSI Identifikasi pengendara di antara
ADMINISTRASI Kasus non- penumpang
Yudisial
kriminal
Kasus kematian tidak dapat dijelaskan Administrasi/Yudisial
Permasalahan murni dari kendaraan Yudisial
Eksaserbasi penyakit menimbulkan KLL Administrasi/Yudisial
Bunuh diri atau pembunuhan Yudisial
Kibayashi K, Shimada R, Nakao K. Fatal Traffic Accidents and Forensic Medicine. IATSS Res 2014;38:71–6.
PERAN DOKTER FORENSIK
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas. 2013.
PERAN DOKTER
FORENSIK Ganja
Alkohol
Menurunkan tingkat kesadaran
Alat ukur : BAC
02
Psikotropika
03 Mencetus halusinasi
Antiepileptk
Melemahkan otot
04
Antidiabetik
05 Menurunkan tingkat glukosa
Nakao K, Tatara Y. An analysis of Alcohol and Drug Intake in Forensic Autopsy Cases of Traffic Fatalities. IATSS Res [Internet] 2019;43(2):75–8. Available from: https://doi.org/10.1016/j.iatssr.2019.05.005
Dalam publikasi, dicantumkan bahwa penyebab utama dan terbanyak KLL adalah akibat faktor manusia itu sendiri
(Penggunaan alkohol dan obat-obatan)
Duboka C. Forensic Evidence in Road Accidents Caused by Vehicle’s Mechanical Failures. In: Nauka I Motorna Vozilla Science and Motor Vehicles. Beograd: International Automotive Conference; 2017.
KESIMPULAN
Kecelakaan lalu lintas merupakan segala jenis Dokter dalam menjalankan tugas pemeriksaan
cedera yang berhubungan dengan mekanisme di tempat kejadian perkara bekerja sesuai
trauma yang diterima seseorang dari dengan peraturan Kapolri Nomor 15 tahun
kendaraan. Korban dari kecelakaan lalu lintas 2013 untuk menyusun lembaran visum et
terdiri dari korban pejalan kaki, korban repertum yang diminta secara resmi untuk
pengendara dan korban penumpang pemeriksaan luka hingga autopsi. Luka terdiri
kendaraan. Derajat kecelakaan dibagi menjadi dari memar, abrasi, laserasi hingga amputasi.
kecelakaan ringan, kecelakaan sedang dan Autopsi dibagi menjadi autopsi yudisial untuk
kecelakaan berat. Kecelakaan lalu lintas kasus kriminal dan autopsi administrasi untuk
menyebabkan korban terbanyak yang kasus non-kriminal.
membutuhkan pertolongan medis namun kasus
harus tetap ditangani oleh kepolisian untuk
identifikasi korban dan pelaku atau pihak yang
bertanggungjawab.
SARAN
Dokter hanya ditugaskan untuk pemeriksaan korban, di samping ikut serta dalam memberikan
pertolongan pertama korban. Aspek etik terdiri dari beneficience, non-maleficience, justice dan
autonomy. Jika hasil pemeriksaan dapat membantu dalam penentuan pihak yang bertanggung
jawab, dokter diberikan perlindungan agar tidak menerima perlawanan saat memberikan
kesaksiannya.
Shepherd R. Transportation Injuries. In: Simpson’s Forensic Medicine. London: Arnold Publishing;
2011. page 87–93.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 15 tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas. 2013.
Biswas G. Review of Forensic Medicine and Toxicology. 3rd ed. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical; 2015.
Kibayashi K, Shimada R, Nakao K. Fatal Traffic Accidents and Forensic Medicine. IATSS Res
2014;38:71–6.
Kepel FR, Mallo JF, Tomuka D. Pola Luka pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Periode Tahun 2017.