Anda di halaman 1dari 11

Farmasi Fisika

“Sifat Molekul Obat Dalam Kaitan


Farmakologinya”
Kelompok III
Nama Kelompok:
Darsiati (183145201039)
Shintia Selannno(183145201041)
Andi Sylfia Afyanti Musbatama Rachman (183145201043)
Desi Silawati Putri (183145201053)
Megawati (183145201055)
Irene Otosela Runggamusi (183145201060)
Yosep Owen Titirloloby (183145201061)
Rosmiati Anggraini Rahman (183145201068)
Hasni Marnawati (183145201073)
Rahmatia Hanfirs (183145201074)
2. Momen Dipol
Momen dipol (µ) merupakan suatu besaran vector yang digambarkan
mmenggunna akan moment ikatan. Jika jumlah vector momen-momen
ikatan (momen dipole µ) >dari nol atau< 0, maka molekul tersebut bersifat
polar sebaliknya jika jumlah vektor momen ikatan (momen dipole µ ) = 0,
maka molekul tersebut bersifat non polar, secara kuantitatif, momen dipol
(µ) merupakan hasil kali muatan Q dan jarak antar muatan r.
µ=Q x r
Keterangan :
µ = momen dipol (D, debye)
Q = selisih muatan( coulomb)
r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif (m)

semakin besar harga momen dipole semakin polar senyawa yang


bersangkutan bahkan mendekati ke sifat ionic. Pada penentuan momen
dipole digunakan data hasil eksperiment.
1. Definisi Konstanta Dielektrik

Konstanta dielektrik adalah konstanta yang


melambangkan rapat fluks elektrostatis dalam suatu
bahan bila diberi potensial listrik .Konstanta merupakan
perbandingan antara nilai kapasitas di kapasitor pada
bahan dielektrik dengan nilai kapasitansi diruang hampa.
Dielektrik adalah sejenis bahan isolator listrik yang
dapat dipolarisasikan dengan cara menempatkan bahan
dielektrik dalam medan listrik. Dalam kapasitor dengan
bahan dielektrik akan timbul momen dipol dan akan
didapat polarisasi
Next

Pembentukan momen ikatan


• Momen ikatan terbentuk jika dua atom yang berikatan dalam suatu
senyawa memiliki perbedaan keelektroneggatifan. Elektron yang
ditarik oleh atom yang lebih elektroneggatif menunjukan arah momen
ikatan dan ditunjukan menggunakan tanda dari atom yang kurang
keelektronegatifan menuju atom yang lebih elektronegatif. Akibat
tarikan electron yang terjadi terbentuk semacam kutub negative pada
atom yang lebih electronegative sedangkan pada atom yang kurang
elektronegatif akan terbentuk semacam kutub positif.
• Kutub positif atau negatif yang terbentuk disebut muatan parisial
yang digambarkan menggunakan simbol delta (Ố). Muatan parsial
negatif (Ố­-) diberikan pada unsur yang lebih elektro negatif dan
muatan parsial positif (Ố­ +) diberikan pada unsur yang kurang
elektronegatif ( lebih elektro positif ). Berikut contoh menggambarkan
muatan parsial pada molekul HCl
3. Indeks Refraksi dan Refraksi Molar

Refraksi (atau pembiasan) dalam optika geometris didefinisikan


sebagai perubahan arah rambat partikel cahaya akibat terjadinya
percepatan.
Pengukuran indeks bias dalam industri dapat digunakan untuk
menemukan parameter fisik berupa konsentrasi, suhu, tekanan dan
lain-lain (Govindan et al., 2009).
Menurut Bojan et al. (2007), indeks bias larutan adalah parameter
karakteristik yang sangat penting dan beberapa parameter terkait
seperti suhu, konsentrasi, dll,
Rumus indeks refraksi
Terapan steril stubtituen dapat diukur berdasarkan sifat meruah
gugus-gugus dan efek gugus pada kontak obat dengan sisi reseptor
yang berdekatan.Tetapam sterik yang sering digunakan dalam
hubungan struktur- aktivitas. Parameter sterik adalah refraksi mol
Next
Rumus indeks refraksi
Terapan steril stubtituen dapat diukur berdasarkan sifat meruah
gugus-gugus dan efek gugus pada kontak obat dengan sisi reseptor
yang berdekatan.Tetapam sterik yang sering digunakan dalam
hubungan struktur- aktivitas. Parameter sterik adalah refraksi mol.

Refraksi mol
Tetapan refraksi molar ( molar refraction = M R ) dihitung melalui
persamaan Lorenz-Lorenz sebagai berikut :
MR = (n2 - 1)/ (n2 + 2) x BM/d
Ket: n = indeks refraksi
d = kerapatan (density)
BM = Berat molekul
4. Rotasi Optic
• Metode rotasi optik.
Banyak bahan pembanding yang bersifat optis aktif, perbandingan
relatif dari isomer-isomer optik umumnya ditentukan dengan metode
rotasi optik dan metode ini dapat digunakan untuk pemeriksaan
kuantitatif dan dapat memberikan hasil dengan presisi yang tinggi
tergantung dari pelarut dan panjang gelombang yang dipilih untuk
pemeriksaan ( Menurut buku pemastian mutu obat, volume 1 halaman
149
Aktivitas optik diukur menggunakan sumber terpolarisasi dan
polarimeter . Ini adalah alat yang terutama digunakan dalam industri
gula untuk mengukur konsentrasi gula sirup, dan umumnya dalam
kimia untuk mengukur konsentrasi atau rasio enansiomer molekul kiral
dalam larutan. Modulasi aktivitas optik kristal cair, dilihat di antara
dua lembar polarisasi , adalah prinsip pengoperasian layar kristal cair
(digunakan di sebagian besar televisi modern dan monitor komputer).
5. Efek Compton Positif dan Efek Koton Negatif
Efek compton adalah hasil penurunan energi (peningkatan panjang
gelombang) dari foton (yang mungkin merupakan sinar-X atau sinar
gamma foton). Hamburan compton adalah hamburan inelastis foton oleh
bermuatan partikel bebas (biasanya elektron) bagian dari energi foton
ditransfer ke elektron hamburan, inverse hamburan compton juga ada,
dan terjadi ketika dikenakan transfer partikel bagian dari energi untuk
foton.
Hamburan compton adalah contoh dari hamburan inelastis karena
panjang gelombang cahaya yang tersebar berbeda dari radiasi insiden
namun, asal efeknya dapat dianggap sebagai tabrakan elastis antara
foton dan elektron. Jumlah perubahan dalam panjang gelombang ini
disebut pergeseran compton. Meskipun hamburan compton nuklir ada.
Hamburan compton biasanya mengacu pada interaksi yang melibatkan
hanya elektron dari atom.
Next

Compton meneliti efek dari sinar-X pada natrium dan klorin inti
dalam garam, dia juga menggunakan sinar-X untuk menyelidiki
ferromagnetism menyimpulkan bahwa itu adalah hasil dari
penyelarasan elektron berputar.
Daftar Pustaka

Mimi V Syahputri. 2006. Pemastian mutu Obat.


Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai