TOLOK UKUR
Nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan
sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem
BAB IV
PENYAJIAN DATA
CATATAN
SUMBER DATA
BULANAN BAYI
BARU LAHIR
PROFIL
DATA PUSKESMAS DEMOGRAFIS YANG
MENDAPATKA
N IMD INSTRUMEN
PKP
CATATAN CATATAN
BULANAN BAYI PENYULUHAN
DATA USIA 0-6 CATATAN ASI EKSKLUSIF
BULAN YANG PENERAPAN PERORANGAN
GEOGRAFIS
MENDAPATKA DAN
10 LMKM KELOMPOK
N ASI
EKSKLUSIF
DATA UMUM
• Sebelah Utara : Kecamatan Tirtajaya
• Sebelah Selatan : Kecamatan Rengasdengklok
Lokasi : Puskesmas Medang Asem, • Sebelah Barat : Kecamatan Pebayuran Bekasi
• Sebelah Timur : Wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kabupaten Karawang
Jayakerta
Tenaga Sarana
Pelatihan kader
acruating
PERENCANAAN (PLANNING)
Penyuluhan
PROSES IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
Pojok ASI
Pelatihan Kader mengenai ASI eksklusif
Kerjasama dengan lintas program dan lintas
sektor
Pencatatan dan Pelaporan
PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Pertemuan/Rapat
PROSES (Lokakarya Mini Bulanan)
Penilaian
Catatan Bayi Usia 6 Bulan yang Mendapat ASI Jumlah Bayi 6 Bulan yang Gagal ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Medangasem Medangasem
Bulan Jumlah Bayi Usia 6
Bulan Jumlah Bayi Usia Bulan
6 Bulan
Febuari 2018 8
Febuari 2018 34
Agustus 2018 45
Jumlah 65
Jumlah bayi 6 bulan mendapat ASI ekslusif di
wilayah kerja Puskesmas Medangasem periode
Januari 2018 sampai dengan Desember 2018
= -----------------------------------------------------------------------X 100 %
Jumlah bayi 6 bulan yang gagal ASI ekslusif
dan yang mendapat ASI ekslusif
65
= ----------------------- X 100 % = 55, 08 %
65+53
90,0% - 55,08%
Besar Masalah = ----------------------- X 100 % = 38, 8 %
90%
CAKUPAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
Catatan Jumlah Bayi Lahir Hidup dan Jumlah yang
Mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini
= x 100% = 62,5%
• Cakupan Penerapan 10 Langkah Menuju
Keberhasilan menyusui (LMKM)
• Tidak ada data
LINGKUNGAN
FISIK NON FISIK
LOKASI Pengetahuan
Belum memahami
pentingnya
Setiap desa telah memantau status
memiliki bidan desa gizi
Mata Pencaharian
Terjangkau
TRANSPORTASI Kesibukan ibu
menyusui sebagai
tenaga pekerja
Tersedia sarana
transportasi angkutan Sosial Budaya
umum dan sepeda Masih banyaknya
motor kepercayaan
masyarakat yang
salah seputar ASI
UMPAN BALIK
• Pencatatan dan pelaporan bulanan lengkap, sesuai dengan waktu yang
ditentukan akan dapat digunakan sebagai masukan dalam evaluasi
Program Gizi.
TIDAK • Meningkatkan
LANGSUNG derajat kesehatan
masyarakat
BAB V
PEMBAHASAN
MASALAH
Menurut Variabel Keluaran
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah (%)
(%) (%)
1 Cakupan ASI Eksklusif 90 55,08 38,8
2 Cakupan Inisiasi Menyusui dini 44 80,09
3 Cakupan Penyuluhan Kelompok 100 62,5 37,5
Mengenai ASI Eksklusif di
Posyandu
• Masih kurangnya kesadaran dan perilaku gizi masyarakat yang baik dan atas
kesadaran sendiri serta kurangnya dukungan keluarga terhadap ibu untuk
memberikan ASI eksklusif dan memberikan MP-ASI sebelum waktunya
BAB VII
PRIORITAS MASALAH
PRIORITAS MASALAH
• Cakupan ASI ekslusif periode Januari 2018 sampai dengan Desember 2018 sebesar
55,08 % dari tolok ukur 90%, dengan besar masalah 38,8 %
• Cakupan penyuluhan kelompok ASI Eksklusif sebesar 62,5% dari tolak ukur 100%
dengan besar masalah 37,5%
• Cakupan pelatihan kader ASI sebesar 0% dari tolok ukur 100%.
• Cakupan program sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui sebesar 0% dari
tolok ukur 100%.
•
No Parameter Masalah
A B C D
1. Besarnya masalah 4 4 5 5
2. Akibat yang ditimbulkan 5 3 2 4
3. Keuntungan sosial karena selesainya masalah 5 3 2 4
4. Teknologi yang tersedia dan dapat dipakai 5 3 2 4
5. Sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan 5 4 2 4
Masalah
Total 24 17 13 21
BAB VIII
PENYELESAIAN
MASALAH
Cakupan ASI ekslusif periode Januari 2018 sampai dengan Desember 2018
sebesar 55,08 % dari tolok ukur 90%, dengan besar masalah 38,8 %.
Masukan
MASALAH • Kurangnya media untuk menambah pengetahuan ibu hamil dan keluarga
• Tidak terdapat ruang pojok ASI sebagai suatu ruangan khusus dan mendapat
1 konseling dari konselor ASI
Proses
Perencanaan:
• Belum adanya ruang pojok ASI dengan satu petugas puskesmas
PENYEBAB Pelaksanaan:
• Belum optimalnya penyuluhan mengenai ASI Eksklusif dalam tiap pelaksanaan
posyandu
• Kurangnya pelatihan kader ASI
• Kurangnya kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor untuk
mempromosikan ASI eksklusif
Lingkungan
• Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat pemberian cara pemberian
ASI
• Kurangnya dukungan keluarga terhadap ibu
• Tingginya budaya pemberian MP-ASI sebelum berusia 6 bulan
Cakupan ASI ekslusif periode Januari 2018 sampai
dengan Desember 2018 sebesar 55,08 % dari tolok
ukur 90%, dengan besar masalah 38,8 %.
MASALAH
Masukan :
1 • Menyediakan media untuk menambah pengetahuan ibu hamil,
keluarga yang memiliki bayi usia 0 – 6 bulan tentang manfaat
pemberian ASI berupa lembar balik, leaflet, poster dan pemberian
Sertifikat Lulus ASI Eksklusif sebagai penghargaan kepada ibu
yang telah memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan untuk
PENYELESAIAN memotivasi ibu – ibu lain yang memiliki bayi berusia 0 – 6 bulan
untuk memberikan ASI eksklusif.
Pelaksanaan
• Melakukan penyuluhan ASI eksklusif secara rutin dan menyeluruh di
PENYELESAIAN setiap desa maupun di pelaksanaan posyandu melalui kelas ibu hamil.
• Mengaktifkan ruangan ASI yang terstandar dan diawasi langsung oleh
petugas yang dapat memberikan konsultasi kepada ibu-ibu menyusui.
Serta membentuk kelompok pendukung ASI
• Mempunyai jadwal pelatihan kader yang tetap setiap tahun
• Meningkatkan kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor
Cakupan ASI ekslusif periode Januari 2018 sampai
dengan Desember 2018 sebesar 55,08 % dari tolok
ukur 90%, dengan besar masalah 38,8 %.
MASALAH
1
Lingkungan
Sejalan dengan penyelesaian masalah mengenai penyuluhan,
maka tingkat pengetahuan mengenai ASI eksklusif pun akan
PENYELESAIAN meningkat.
Cakupan program sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui
periode Januari 2018 sampai dengan Desember 2018 sebesar 0% dari
tolok ukur 100%.
MASALAH • Proses
2
• Perencanaan
• Belum ada perencanaan tentang
penerapan sepuluh langkah menuju
PENYEBAB keberhasilan menyusui
• Pelaksanaan
• Puskesmas belum menerapkan. Belum
ada pencatatan data tentang penerapan 10
LMKM
Cakupan program sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui
periode Januari 2018 sampai dengan Desember 2018 sebesar 0% dari
tolok ukur 100%.
MASALAH • Proses
2 • Perencanaan
• Membuat kebijakan tertulis yang diketahui oleh
seluruh staf puskesmas dan ditanda-tangani oleh kepala
puskesmas tentang sepuluh langkah menuju
PENYELESAIAN
keberhasilan menyusui.
• Pelaksanaan
• Menerapkan 10 LMKM ke seluruh staf puskesmas, dan
menilai penguasaan setiap staf mengenainya.
• Memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan
puskesmas tentang 10 LMKM
BAB IX
PENUTUPAN
Kesimpulan
• Cakupan ASI eksklusif sebesar 55,08 % dari tolok ukur 90%
• Cakupan inisiasi menyusui dini sebesar 80,09 % dari tolok ukur 44%
• Cakupan penyuluhan kelompok mengenai ASI eksklusif di Posyandu sebesar
62,5% dari tolok ukur 100%
• Tidak ada data penyuluhan mengenai ASI eksklusif perorangan
• Tidak ada data mengenai cakupan pelatihan kader
• Tidak ada data mengenai cakupan 10 Langkah menuju keberhasilan menyusui
SARAN
• Mengadakan penyuluhan kelompok dalam kelas ibu hamil / posyandu mengenai
ASI Eksklusif secara rutin dan teratur pada seluruh posyandu, penyuluhan
menggunakan media Poster dan leaflet bergambar agar lebih mudah dipahami
disertai sesi tanya jawab dan diakhiri dengan pengisian kuesioner untuk melihat
apakah pengetahuan ibu dan keluarga mengenai ASI Eksklusif telah bertambah.
• Penyuluhan dapat dilakukan oleh kader atau kelompok pendukung ASI yang
telah dibentuk dan dilatih
• Membuat kebijakan yang diketahui oleh seluruh staf puskesmas tentang sepuluh
langkah menuju keberhasilan menyusui dan melaksanakannya
SARAN
• Mewujudkan Pojok ASI dengan penjadwalan konseling ASI oleh konselor ASI.
Ruangan ini juga dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan ASI Eksklusif.
• Melakukan kerjasama lintar sektor terutama dengan Tokoh Agama agar dapat
mempromosikan mengenai ASI eksklusif di setiap pengajian atau dengan Camat
dan Kepala Desa agar dapat disosialisasikan secara berkala di pertemuan
mingguan kecamatan dan desa.
SARAN