Anda di halaman 1dari 11

SKIZOFRENIA

Oleh kelompok I :

Philien d. wowor (1701079)


Apa itu skizofrenia ?

– Schizophrenia atau dikenal juga sebagai skizofrenia adalah penyakit kejiwaan


umum yang dapat mempengaruhi pikiran, emosi dan perilaku seseorang.
Seseorang dengan penyakit ini akan sulit untuk memahami kenyataan yang ada
di sekitar mereka.
– Menurut stuart (2002),Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten serius
yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam
memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah.
Tipe-tipe skizofrenia :

– Skizofrenia Tipe Paranoid


– Skizofrenia Tipe Disorganized
– Skizofrenia Tipe Katatonik
– Skizofrenia tipe undifferentiated
– Skizofrenia tipe residual
Etiologi
Etiologi pasti schizophrenia (skizofrenia) tidak diketahui secara pasti, tetapi berhubungan dengan
faktor genetik, perkembangan, dan faktor lingkungan.
Genetik
Studi yang mempelajari antara orang normal dengan keluarga yang memiliki riwayat schizophrenia didapatkan bahwa
setidaknya ada dua pengaruh yang diwariskan dalam schizophrenia baik itu gejala positif, negatif maupun kognitif.
Frekuensi gangguan kepribadian yang berhubungan dengan schizophrenia dan gejala psikosis lebih tinggi pada
kelompok dengan riwayat schizophrenia dibandingkan dengan kelompok normal.

Perkembangan dan Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap etiologi schizophrenia selama tiga dekade adalah hipotesis perkembangan
saraf. Hal ini dimulai dari awal kehamilan, termasuk stres ibu, defisiensi nutrisi, infeksi ibu, retardasi pertumbuhan intrauterin
dan komplikasi saat kehamilan dan kelahiran. Namun penyebab lainnya juga telah dikaitkan dengan schizophrenia. Sebagai
contoh, stresor sosial misalnya diskriminasi atau kesulitan ekonomi dapat membuat seseorang cenderung berpikir delusional
atau paranoid.
Faktor Biokimia

Beberapa jalur biokimia memiliki kontribusi pada schizophrenia. Sejumlah neurotransmiter telah dikaitkan dengan
gangguan ini, sebagian besar didasarkan pada respons pasien terhadap agen psikoaktif. Dopamin, serotonin, norepinefrin,
GABA dan glutamat adalah neurotransmiter umum yang terlibat dalam patogenesis schizophrenia.

Faktor Risiko

Faktor risiko schizophrenia atau lebih dikenal dengan skizofrenia didapatkan pada kelompok-kelompok tertentu, dengan
faktor risiko yang dapat maupun tidak dapat dimodifikasi dapat mempengaruhi perkembangan schizophrenia.

1. Prenatal dan Perinatal

2. Usia Ayah

3. Jenis Kelamin

4. Faktor Lingkungan dan Sosial

5. Penyalahgunaan Obat-obatan
MANIFESTASI KLINIS
a. Gejala Positif Skizofrenia :

1. Delusi atau Waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional.


2. Halusinansi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan
3. Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya
4. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira
berlebihan.
5. Merasa dirinya “Orang Besar”, merasa serba mampu, serba hebat dan sejenisnya.
6. Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya.
7. Menyimpan rasa permusuhan (Hawari, 2007).

b. Gejala negatif skizofrenia :


1. Alam perasaan “tumpul” dan “mendatar”
2. Menarik diri atau mengasingkan diri
3. Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara, pendiam.
4. Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.
5. Sulit dalam berfikir abstrak.
6. Tidak ada/kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif dan serba malas (Hawari.2007).
PATOFISIOLOGIS

Patofisiologi schizophrenia (skizofrenia) dapat disebabkan oleh abnormalitas anatomi dan reseptor neurotransmiter yang
berperan, abnormalitas fungsi sistem imun, dan proses inflamasi.
Abnormalitas Anatomi
Studi neuroimaging menunjukkan adanya perbedaan otak pada orang normal dengan pasien schizophrenia. Hal ini dapat
terlihat pada gambaran ventrikel yang membesar, penurunan volume otak di daerah temporal, medial dan area hippocampus.
Studi lainnya menggunakan MRI menunjukkan kelainan anatomi pada jaringan neokortikal dan area limbik serta area white-
matter. Studi meta-analisis menemukan bahwa area white-matter berkurang pada schizophrenia.
Studi oleh Edinburgh dengan otak menunjukkan adanya pengurangan volume seluruh otak dan volume lobus prefrontal dan
temporal kiri dan kanan pada 17 dari 146 orang yang memiliki risiko genetik tinggi mengalami schizophrenia. Perubahan
pada lobus prefrontal dikaitkan dengan peningkatan keparahan gejala psikotik yang akan ditunjukkan oleh pasien.
Dalam studi meta-analisis lainnya dari 27 studi MRI secara longitudinal yang membandingkan pasien schizophrenia dalam
kelompok kontrol menemukan adanya kelainan struktural otak yang berkembang seiring berjalannya waktu. Kelainan
struktural ini termasuk hilangnya volume seluruh otak pada white and gray-matter dan peningkatan volume ventrikel lateral.
Abnormalitas Neurotransmiter
Patofisiologi schizophrenia yang paling mendasar adalah teori mengenai abnormalitas neurotransmiter. Sebagian besar teori
ini menyatakan adanya kekurangan ataupun kelebihan neurotransmiter, termasuk dopamin, serotonin dan glutamat. Teori
lainnya melibatkan aspartat, glisin dan asam gamma-aminobutyric (GABA) sebagai bagian dari ketidakseimbangan
neurokimia pada schizophrenia.
Aktifitas abnormal pada reseptor dopamin diduga berperan besar pada kejadian schizophrenia. Empat jalur dopaminergik
juga ikut terlibat :
 Jalur nigrostriatal berasal dari substansia nigra dan berakhir pada nukleus kaudatus. Tingkat dopamin yang rendah dalam
jalur ini mempengaruhi sistem ekstrapiramidal yang mengarah ke gejala motorik

 Jalur mesolimbik berasal dari area ventral tegmental (VTA) ke area limbik dan berperan dalam gejala ‘positif’
schizophrenia

 Jalur mesokortikal berlanjut dari VTA ke area korteks. Gejala negatif schizophrenia dan defisit kognitif diduga
disebabkan oleh tingkat dopamin yang rendah pada jalur ini

 Jalur tuberoinfundibular merupakan jalur dari hipotalamus ke kelenjar hipofisis. Penurunan atau blokade dopamin pada
jalur ini meningkatkan kadar prolaktin sehingga mengakibatkan terjadinya galaktorea, amenorrhea dan penurunan libido
Abnormalitas Neurotransmiter akibat Obat
Teori lainnya berhubungan dengan lysergic acid diethylamide
(LSD) yang dapat meningkatkan kadar serotonin di otak.
Rangsangan aktivitas glutamat juga dapat memicu terjadinya
schizophrenia, hal ini diperoleh dari penemuan bahwa fenilkisid
dan ketamin, dua antagonis NMDA / glutamat nonkompetitif
menginduksi gejala seperti schizophrenia.
Penelitian selanjutnya mengarah pada pengembangan senyawa-
senyawa yang dapat menghambat reseptor dopamin, serotonin
dan reseptor lainnya sehingga diharapkan dapat mengurangi
gejala positif dan negatif schizophrenia.
Inflamasi dan Abnormalitas Fungsi Sistem Imun
Fungsi sistem imun mengalami gangguan pada schizophrenia.
Aktivitas sistem imun yang berlebih dapat menyebabkan
ekspresi berlebih dari sitokin inflamasi serta perubahan struktur
dan fungsi otak. Resistensi insulin dan gangguan metabolisme
lainnya dikaitkan dengan proses inflamasi.
Thankyou..

Jika ada yang ingin bertanya di


persilahkan..

Anda mungkin juga menyukai