Anda di halaman 1dari 27

LINGKUNGAN DAN PRODUKSI BERSIH

PENGERTIAN LINGKUNGAN
Definition-Environment.
The word Environment is derived from the French word
“Environ” which means “surrounding”.
Our surrounding includes biotic factors like human beings,
plants, animals, microbes, etc and abiotic factors such as
light, air, water, soil, etc.

The English Environment Protection Act 1990, defines the


“environment” as consisting “of all, or. any, of the [media]
the air, water and land; and the medium of air includes the
air within buildings. and the air within other natural or
man-made structures above or below ground”
Lingkungan adalah gabungan semua hal di sekitar kita yang mempengaruhi
hidup kita (Wiryono, 2013
Lingkungan adalah segala sesuatu baik fisik, biologis maupun sosial yang
berada di sekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Ada tiga jenis
lingkungan antara lain (Lenihhan & Fletter, 2000) :
1. Lingkungan Fisik adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia
yang tidak bernyawa. Misalnya air, kelembaban, udara, suhu, angin,
rumah dan benda mati lainnya.
2. Lingkungan Biologis adalah segala sesuatu yang bersifat hidup seperti
tumbuh-tumbuhan hewan serta mikroorganisme.
3. Lingkungan sosial adalah segala sesuatu tindakan yang mengatur
kehidupan manusia dan usaha-usahanya untuk mempertahankan
kehidupan seperti pendidikan pada tiap individu, rasa tanggung jawab,
pengetahuan keluarga, jenis pekerjaan, jumlah penghuni dan keadaan
ekonomi.
4. Lingkungan rumah adalah segala sesuatu yang berada di dalam rumah,
lingkungan rumah terdiri dari lingkungan fisik yaitu ventilasi, suhu,
kelembaban udara serta lingkungan social yaitu kepadatan penghuni
PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION)
Pengertian
Produksi bersih (PB): sebuah strategi pengelolaan lingkungan yang
bersifat preventif dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus
menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan
mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan (UNEP, 2003)

Terdapat 4 kata kunci : preventif, terpadu, terus-menerus dan


mengurangi resiko
 Preventif (pencegahan) : segala upaya dilakukan untuk mencegah
atau menghindari terbentuknya limbah.
Mencegah (terbentuknya limbah) lebih baik dari mengobati
(menangani)
Kalau limbah dimaknai sebagai sumberdaya yg hilang, maka
tindakan penanganan limbah mengakibatkan 2 kali kehinganan
(kehilangan sumberdaya dan kehilangan biaya untuk menangani
limbah tsb sebelum aman terhadap lingkungan.
Terpadu; keterpaduan konsep dalam PB dicerminkan
banyaknya aspek yang terlibat (SDM, teknologi, finansial,
manajerial dan lingkungan).
Semua aspek perlu diintegrasikan secara harmonis agar upaya
perlindungan fungsi lingkungan dapat berjalan serasi dengan
kegiatan pembangunan atau pertumbuhan ekonomi.

Terus-menerus; strategi PD menekankan adanya upaya


pengelolaan lingkungan secara terus-menerus.
Suatu keberhasilan (pencapaian) target pengelolaan bukan
sebuah akhir upaya melainkan menjadi input bagi siklus upaya
pengelolaan berikutnya ( no ending activities)

Mengurangi resiko; resiko : resiko keamanan dan kesehatan


manusia dan lingkungan serta hilangnya sumberdaya alam dan
biaya perbaikan / penyembuhan.
 Strategi PB diyakini sebagai upaya pengelolaan lingkungan
yg dapat mengatasi permasalahan yg tersisa dari aplikasi
pendekatan end of pipe (EOP).
 Pendekatan EOP sudah dianggap out of date, walaupun
untuk beberapa kasus masih tetap dilakukan untuk
mengurangi dampak/resiko bagi manusia dan lingkungan
yg bisa fatal kalau tdk ditangani sama sekali.
 Aplikasi PB di industri perlu kiomitmen yg kuat dari pihak
manajemen dan karyawan di setiap jenjang/lini industri.
 Tanpa komitmen kuat pendekatan PB sulit mencapai
target
 Komitmen perusahaan untuk mengalokasikan sdm, waktu
dan dukungan finansial menjadi syarat mutlak berhasilnya
aplikasi produksi bersih di industri.
PB diperlukan sebagai strategi :
 Mengharmoniskan upaya perlindungan lingkungan
dengan kegiatan pembangunan/pertumbuhan
ekonomi
 Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
 Memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi
jangka panjang
 Mendukung prinsip environmental equality
 Mencegah atau memperlambat proses degradasi
lingkungan dan pemanfaatan sda melalui penerapan
daur ulang limbah
 Memperkuat daya saing produk di pasar internasional
Konsep Produksi dan Minimalisasi Limbah
 Pada awalnya strategi pengelolaan lingkungan
mengacu pada pendekatan kapasitas daya dukung.
 Pada kenyataannya konsep tersebut sulit diterapkan
karena kendala yang ditimbulkan
 Contoh : Perbaikan lingkungan yang sudah tercemar
dan rusak perlu biaya tinggi
 Kemudian konsep strategi berubah menjadi upaya
pemecahan masalah dengan pengolahan limbah yang
terbentuk (EOP) dengan harapan kualitas lingkungan
bisa lebih ditingkatkan
 Kenyataannya masalah pencemaran masih tetap
terjadi
Kendala yang muncul dalam penerapan EOP treatment a.l. (Bapedal 1996;
Wibowo, 1996):
1) Sifat pendekatan adalah reaktif, artinya bereaksi setelah limbah terbentuk
2) Limbah yang tetap terbentuk memberi peluang pengembangan teknologi
pengolahan limbah, sehingga upaya pengurangan limbah pada sumbernya
cenderung tidak dilakukan
3) Tidak efektif memecahkan masalah, kenyataannya sering kegiatan
pengolahan limbah dianggap hanya mengubah bentuk limbah dan
memindahkannya dari satu media ke media lain
4) Upaya ini meningkatkan biaya produksi, walaupun tidak setinggi upaya
perbaikan kerusakan dan pencemaran
5) Peraturan perundang-undangan yang mengatur persyaratan pembuangan
limbah umumnya cenderung dilanggar dan upaya penegakan hukum
lingkungan belum dapat berjalan sepenuhnya
 Sejak era 90-an strategi pengelolaan lingkungan mengalami perubahan
disesuaikan dengan perubahan kondisi lingkungan dewasa ini.
 Perubahan itu cenderung mengarah ke preventif (pencegahan)
 Dikembangkan terus mengarah ke sebuah prinsip yaitu prinsip produksi
bersih sebagai strategi preventif yang operasional dan terpadu
Definisi dan Ruang Lingkup PB
 Istilah PB diperkenalkan oleh UNEP pada Bulan Mei 1989 dan diajukan
secara resmi pada Bulan September 1989 pada seminar The Promotion of
Cleaner Production di Canterbury.
 PB didefinisikan sebagai suatu strategi pengelolan lingkungan yang bersifat
preventif dan terpadu.
 Indonesia setuju dengan definisi tsb

UNINDO (Industrial Development Organization) (2002) : PD adalh strategi


pengelolaan lingkungan yang sifatnya mengarah pada pencegahan dan
terpadu agar dapat diterapkan pada seluluh siklus produksi.
Hal ini bertujuan untuk :
 Meningkatkan produktivitas dengan memberikan tingkat efisiensi yang
lebih baik pada bahan mentah, energi dan air
 Mendorong performansi lingkungan yang lebih baik melalui pengurangan
sumber-sumber pembangkit limbah dan emisi
 Mereduksi dampak produk terhadap lingkungan hidup dari siklus hidup
produk dengan yang ramah lingkungan namun efektif dari segi biaya.
PRODUKSI BERSIH

Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat terpadu dan preventif

Diterapkan dalam produksi dan siklus pelayanan

Proses :
 Konservasi bahan baku, Pelayanan :
Produk :
 Reduksi limbah melalui
energi dan air  Efisiensi
 Pengurangan jumlah atau
rancangan yang lebih
tingkat toksisitas emisi pada
manajemen
baik lingkungan
sumber
 Penggunaan limbah
 Evaluasi dari pilihan dalam rancangan
untuk produksi baru
teknologi dan pengiriman
 Reduksi biaya dan teknologi

Dampak
 Perbaikan efisiensi
 Performansi lingkungan yang lebih baik
 Peningkatan keuntungan kompetitif
Definisi & Ruang Lingkup Produksi Bersih (UNINDO, 2002)
Prinsip-prinsip Pokok dalam Strategi PB
1) Mengurangi atau meminimumkan penggunaan baham
baku, air dan energi serta menghindari penggunaan bahan
baku yang beracun dan berbahaya serta mereduksi
terbentuknya limbah pada sumbernya, sehingga mencegah
dari atau mengurangi timbulnya masalah pencemaran dan
kerusakan lingkungan serta resikonya terhadap manusia
2) Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik
terhadap prosesmaupun produk yang dihasilkan, sehingga
harus difahami betul daur hidup produk
3) Upaya PB ini tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa
adanya perubahan pola pikir, sikap dan tingkah laku semua
pihak terkait : pemerintah, masyarakat, kalangan dunia
industri. Perlu juga diterapkan pola manajemen di kalangan
industri maupun pemerintah yang telah
mempertimbangkan aspek lingkungan
4) Mengaplikasikan teknologi akrap lingkungan, manajemem
dan prosedur standar operasi sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan. Kegiaatan-kegiatan tsb tidak selalu
membutuhkan biaya investasi yang tinggi, kalaupun terjadi
seringkali waktu yang diperlukan untuk pengembalian
modal investasi relatif singkat
5) Pelaksanaan program PB ini lebih mengarah pada
pengaturan sendiri (self regulation) dan peraturan yang
sifatnya musyawarah mufakat (negotiated regulatory
approach) dari pada pengaturan secara command and
control. Jadi pelaksanaan program PB ini tidak hanya
mengandalkan peraturan pemerintah saja, tetapi lebih
berdasarkan pada kesadaran untuk merubah sikap dan
tingkah laku
Pelaksanaan Produksi Bersih dalam Industri
 Teknologi PB merupakan gabungan antara teknik pengurangan limbah pada sumber
pencemar (source reduction) dan teknik daur ulang.
 Dalam PB, limbah yang dihasilkan dalam keseluruhan proses produksi merupakan
indikator ketidakefisien prosesproduksi
 Oleh karena itu apabila dilakukan optimasi proses, limbah yang dihasilkan juga akan
berkurang
Secara garis besar pemilihan penerapan PB dapatdikelompokkan menjadi 5 bagian :
1. Good house-keeping
Mencakup tindakan prosedur, administratif maupun institusional yang dapat
digunakan perusahaan untuk terbentuknya limbah dan emisi. Konsep ini telah
banyak diterapkan oleh kalangan industri agar dapat meningkatkan efisiensi
dengan cara good operating practice yang mencakup :
 Pengembangan program PB
 Pengembangan sdm
 Tatacara penanganan dan investasi bahan
 Pencegahan kehilangan bahan / material
Pemisahan limbah menurut jenisnya
 Tatacara penghitungan biaya
 Penjadwalan produksi
2. Perubahan material input
Bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan bahan berbahaya dan beracun
yang masuk atau yang digunakan dalam proses produksi, sehingga dapat juga
menghindari terbentuknya limbah B3dalam proses produksi. Perubahan material
input termasuk pemurnian bahan dan substitusi bahan.
3. Perubahan teknologis
Mencakup modifikasi proses dan peralatan yang dilakukan untuk mengurangi
limbah limbah dan emisi, perubahan teknologi dapat dimulai dari yang sederhana
dalam waktu yang sangat singkat dan biaya murah sampai dengan perubahan yang
memerlukan investasi tinggi, seperti perubahan peralatan, tata letak pabrik,
penggunaan peralatan otomatis dan perubahan kondisi proses.
4. Perubahan produk
Meliputi substitusi produk, konservasi produk, dan perubahan komposisi produk
5. On site Reuse
Merupakan upaya penggunaan kembali bahan-bahan yang terkandung dalam
limbah, baik untuk digunakan kembali pada proses awal atau sebagai material
input dalam proses yang lain

Dari semua teknik tsb, yang paling penting dan perlu


diperhatikan untuk mencapai keberhasilan program PB adalah
mengurangi penyebab timbulnya limbah.
Teknik-Teknik PB (USAID, 1997)

Pengurangan Sumber Pencemar Daur Ulang

Penggunaan Kembali Pengambilan Penggunaan


Pengendalian Kembali
Pengembalian ke Sumber
Kembali
proses asal Diproses untuk :  Penggambilan
Pencemar ke proses asal
Penggantian bahan  Mendapatkan
baku untuk proses kembali bahan asal  Penggantian
lain  Memperoleh bahan baku
produk samping untuk proses
lain

Mengubah Mengubah
Material Input Teknologi Tata Cara Operasi
Pemurnian Pengubahan Tindakan-tindakan prosedural
material proses  Pencegahan kehilangan
Penggantian Pengubahan  Pemisahan aliran limbah
material tataletak,  Peningkatan penanganan material
produksi peralatan atau  Penjadwalan produksi
perpipaan
Aplikasi PB dalam industri dapat dilakukan pada unsur-
unsur :
1. Proses produksi : peningkatan efisiensi dan efektivitas
dalam bahan baku, energ i dan sumberdaya lain serta
mengganti atau mengurangi penggunaan bahan
berbahaya dan beracun, sehingga mengurangi jumlah
dan toksisitas limbah dan emisi yg dikeluarkan.
2. Produk : pengurangan dampak keseluruhan daur hidup
produk, mulai dari bahan baku sampai pembuangan
akhir setelah produk digunakan
3. Jasa (services) : upaya penggunaan proses 3R (reduce,
Reuse, dan Recycle) secara menyeluruh pada setiap
kegiatan, mulai dari penggunaan bahan baku sampai ke
pembuangan akhir
Keuntungan yang diperoleh oleh industri
yang menerapkan konsep PB :
1) Mengurangi biaya produksi
2) Mengurangi limbah yang dihasilkan
3) Meningkatkan produktivitas
4) Mengurangi konsumsi energi
5) Meminimalisasi masalah pembuangan
limbah (termasuk penanganan limbah)
6) Memperbaiki nilai produk samping
Dari sudut pandang ekonomi dan lingkungan, keuntungan
tsb terwujud dengan cara :
1)Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, shg
akan mengurangi biaya bahan baku
2)Minimalisasi limbah, shg akan mengurangi biaya
penanganan dan pembuangan limbah
3)Mengurangi/meminimalisasi kebutuhan untuk
penanganan dengan konsep EOP
4)Memperbaiki teknologi produksi
5)Memperbaiki kualitas manajemen
6)Meningkatkan penghargaan pekerja thd perlindungan
lingkungan
7)Memperbaiki kinerja dan meningkatkan produktivitas
dan citra perusahaan, dan menambah keuntungan
kompetitif di pasar
Di sisi lain penerapan PB pada industri menghadapi kendala :
1. Kendala ekonomi
Apabila kalangan usaha tidak merasa mendapat keuntungan dari
penerapan PB
Contoh hambatan :
 Biaya tambahan peralatan
 Besarnya modal /investasi dibanding kontrol pencemaran secara
konvensional
2. Kendala teknologi
 Kurangnya sosialisasi tentang konsep PB
 Penerapan sistem baru kemungkinan tidak sesuai dengan yg
diharapkan, bahkan berpotensi menyebabkan gangguan/masalah baru
 Tidak memungkinkan adanya tambahan peralatan karena terbatasnya
ruang kerja atau produksi
3. Kendala SDM
 Kurangnya dukungan dari pihak manajemen puncak
 Keengganan untuk berubah, baik secara individu maupun organisasi
 Lemahnya komunikasi internal tentang proses produksi yg baik
 Pelaksanaan manajemen organisasi perusahaan yg kurang fleksibel
 Birokrasi yg sulit, terutama dalam pengumpulan data primer
 Kurangnya dokumentasi dan penyebaran informasi
Definisi dan Ruang Lingkup Minimisasi Limbah
 Setiap produk yang diolah akan menghasilkan produk dan hasil samping berupa
limbah
 Limbah yg dibuang secara langsung bukan bagian dari minimisasi limbah,
karena ini akan menambah volume limbah yang ada di tempat pembuangan
 UNEP dan ISWA (International Solid Wasre Association), 2002 : Pada konvensi
Basel terdapat obligasi untuk menghindari minimisasi limbah berbahaya
 Konvensi mewajibkan negara untuk melakukan identifikasi dan mengukur
karakteristik limbah yang diproduksi serta mengusahakan untuk minimisasi
limbah tsb.
 Limbah yg timbul diolah lebih dahulu (misal daur ulang, pengolahan limbah)
sebelum akhirnya dibuang supaya tidak mencemari lingkungan
 Beberapa definisi tentang minimisasi limbah :
 Beberapa negara menyatakan minimisasi limbah : suatu gambaran mengenai
pengurangan limbah yg dibuang ke tempat pembuangan akhir, termasuk
pengurangan bahan baku dan daur ulang limbah (UNEP dan ISWA, 2002)
 Minimisasi limbah : kegiatan pencegahan dan pengurangan pada bahan untuk
meningkatkan kualitas dari limbah akhir yg dihasilkan dari berbagai proses yg
berlangsung sampai dengan tempat pembuangan akhir (OECD, Organisation for
Economic Coorperation and Development, 2000)
Eliminasi Limbah

Minimisasi Limbah

Recycle

Reuse and
Recovery

Pengolahan

Pembuangan
Residu

Hirarki Prioritas Manajemen Limbah UNEP dan ISWA, 2002)


Cara minimisasi limbah antara lain :
1) Mengidentifikasi limbah berdasarkan kelompok, sehingga dapat diolah
dengan cara yang sama
2) Pemisahan limbah, limbah yg tidak berbahaya dapat dibuang dengan cara
yang aman
3) Penyimpanaan yg aman
4) Pengolahan untuk mengurangi sifat patogen yang terkandung pada limbah.

Peluang dalam mengurangi bahan baku yg akan menimbulkan


limbah, antara cain dengan cara :
1) Meningkatkan operasional seperti good house-keeping,
penanganan bahan, perawatan sarana dan prasarana
2) Merubah formulasi produk yg tidak menimbulkan limbah
berbahaya
3) Penggunaan bahan baku yg aman
4) Penggunaan teknologi proses dan fasilitas yg aman
5) Pengawasan,pengendalian, dan penghitungan limbah
6) Daur ulang limbah
Pelaksanaan Minimisasi Limbah Industri
Success story Minimisasi Limbah dalam Industri :
Dengan metode minimisasi limbah, perusahaan kilang
minyak dapat mengurangi biaya yg harus dikeluarkan untuk
mengolah effluent sebanyak 3,7 milyar liter, melenyapkan
10.000 ton polutan air, 140.000 ton sludge dan 90.000 ton
polutan udara, sehingga didapatkan penghematan biaya $
192 juta (UNEP dan ISWA, 2002)
Faktor-faktor yg mempengaruhi minimisasi limbah, antara
lain (UNEP dan ISWA, 2002)
1) Peraturan dan kebijakan pemerintah
2) Kelayakan teknologi yang dimiliki
3) Kelangsungan hidup
4) Dukungan serta tanggung jawab dari manajemen
Alasan pendorong dilakukannya minimisasi limbah :
1) Mengurangi biaya yg dikeluarkan untuk bahan baku,
energi, air, proses penyimpanan dan penanganan,
pembuangan limbah, kesehatan dan keamanan
2) Mendorong setiap orang untuk menjalankan peraturan
dengan sukarela
3) Meningkatkan efisiensi
4) Meningkatkan bentuk kerjasama antar pihak terkait
Aplikasi minimisasi limbah pada semua operasi dapat dilakukan dengan :
 Menggunakan bahan baku yg memiliki kemurnian tinggi
 Menggunakan bahan yang tidak mengandung racun
 Menggunakan bahan baku yang tidak korosif
 Mengubah proses dari sistem curah menjadi sistem sinambung
 Memperbaiki pemeriksaan peralatan dan biaya pemeliharaan
 Meningkatkan pelatihan operator
 Meningkatkan pengawasan
 Meningkatkan good house keeping.
Aplikasi minimisasi limbah dalam industri dapat dimulai dari
perbaikan sistem pengendalian persediaan yaitu :
 Menghindari kelebihan pembelian
 Pemeriksaan produk sebelum penerimaan
 Pemeriksaan persediaan secara berkala
 Pemberian identitas produk atau label
 Pemberian identitas masa pakiai produk (expired date)
 Penggunaan teknologi informasi untuk pengontrolan
persediaan

Penerapan Minimisasi Limbah


Tiga tahapan utama dalam penerapan minimisasi limbah pada
perusahaan (UNEP dan ISWA, 2002)
1. Perancanaan dan struktur organisasi
2. Mengidentifikasi limbah
3. Penerapan, pengawasan dan pengontrolan
1. Perencanaan dan Struktur Organisasi
 Membentuk kesepakan manajemen
 Membuat program perencanaan
 Menentukan tujuan dan prioritas
 Membentuk tim audit
2. Mengidentifikasi Limbah
Enam tahap yang dilakukan :
1) Mengidentifikasi proses produksi
2) Menetapkan input proses
3) Menetapkan output proses
4) Membuat neraca massa
5) Mengidentifikasi peluang
6) Membuat studi kelayakan
Mengidentifikasi Proses Produksi
Tahapan :
1) Pemeriksaan tempat produksi
2) Mengidentifikasi perbedaan proses pada tempat produksi
3) Membuat daftar proses
4) Mencari informasi sebanyak mungkin tentang proses tersebut
Alternatif Minimisasi :
 Modifikasi proses
 Penggantian bahan baku
Recycle, recovery dan reuse

Evaluasi Ekonomis

Penyelesaian Kriteria
 Ekonomi
 Hukum
 Sosial –budaya
Lingkungan

Alternatif Prioritas

Penyelesaian dan Pelaksanaan

Proses Penyeleksiaan pada Minimisasi Limbah (UNEP dan ISWA, 2002

Anda mungkin juga menyukai