Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN PENYAKIT TUBERKULOSIS


(TB)
KELOMPOK 2 (A)
Siti Nur Aulia Supu (841418001)
Nurmasita Apriliani Rachman (841419004)
Febriyanti Halid (841419007)
Rahmilia Ngadi (841419009)
Sulistiawati Rahim (841419015)
Nurmarila Luadu (841419019)
Fenty Riyanti Panu (841419021)
Rivaldi Ursilu (841419024)
Pramesti Regita Hiyango (841419041)
Ferdy Setiawan (841419046)
Konsep Medis

Definisi Etiologi

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular Tuberculosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
yang disebabkan oleh infeksi tuberculosis. Kuman ini
bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Sumber dapat menyerang semua bagian tubuh manusia, dan
penularan yaitu pasien TB BTA (bakteri yang paling sering terkena adalah
tahan asam) positif melalui percik renik dahak organ paru.Proses terjadi infeksi oleh Mycobacterium.
yang dikeluarkannya. TB dengan BTA tuberculosis biasanya secara
negatif juga masih memiliki kemungkinan inhalasi, sehingga TB paru merupakan manifestasi
menularkan penyakit TB meskipun dengan klinis yang paling sering dibanding
tingkat penularan yang kecil (Kemenkes RI, 2015). organ lainnya. Penularan penyakit ini sebagian besar
melalui inhalasi basil yang
mengandung droplet. Nuclei, khususnya yang didapat
dari pasien TB paru dengan
batuk berdarah atau berdahak yang mengandung
basil tahan asam (BTA) (Wahid, 2013).
Manifestasi Klinis
1.Batuk/ Batuk darah
2.Sesak napas
3.Nyeri dada
4.Demam
5.Malaise
Patofisiologi
Ketika seorang pasien tuberkulosis paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara
tak sengaja keluarlah droplet nuclei dan jatuh ke tanah, lantai atau tempat lainnya.
Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet nuclei tadi
menguap. Menguapnya droplet bakteri akan membuat bakteri tuberkulosis yang
terkandung dalam droplet nuklei terbang ke udara. Droplet nuklei yang sedikit
mengandung satu hingga tiga basili menghindari sistem pertahanan jalan napas untuk
masuk ke paru sehingga tertanam pada alveolus atau bronkiolus pernapasan, Karena
kuman memperbanyak diri, mereka menyebabkan respons inflamasi lokal.
Mycobacterium tuberculosis terus memperbanyak diri secara lambat beberapa masuk
sistem limfatik untuk menstimulasi respons imun. Lesi granulomatosa disebut tuberkel,
koloni basil yang terlindungi, terbentuk. Dalam tuberkel¸ jaringan terinfeksi mati,
membentuk pusat seperti keju, proses yang disebut nekrosis degenerasi jaringan mati.
Jika respons imun adekuat, terjadi jaringan parut sekitar tuberkel dan basil tetap
tertutup. Lesi ini pada akhirnya mengalami klasifikasi dan terlihat pada sinar-X. Pasien,
ketika terinfeksi oleh M. tuberculosis tidak terjadi penyakit TB. Jika respons tidak
adekuat untuk mengandung basili, penyakit TB akan terjadi.
Klasifikasi Prognosis

Sejak tahun 2010 WHO Prognosis dapat menjadi buruk


meperbarui klasifikasi bila dijumpai keterlibatan
berdasarkan: ekstraparu, keadaan
1.Klasifikasi berdasarkan lokasi immunodefisiensi, usia tua, dan
anatomi.
riwayat pengobatan TB
2.Klasifikasi berdasarkan riwayat
pengobatan.
sebelumnya. Pada suatu
3.Klasifikasi berdasarkan hasil penelitian TB di Malawi, 12 dari
bakteriologik dan uji resistensi 199 orang meninggal, dimana
obat. faktor risiko terjadinya kematian
4.Status HIV. diduga akibat BMI yang rendah,
kurangnya respon terhadap
terapi dan keterlambatan
diagnosa (Herchline, 2013).
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan
Pemeriksaan yang dilakukan pada Penatalaksanaan pada
penderita TB paru adalah :
1.Pemeriksaan Diagnostik pasien tuberkulosis dengan
2.Pemeriksaan sputum masalah keperawatan
3.Ziehl-Neelsen (Pewarnaan
terhadap sputum).
bersihan
4.Skin test (PPD, Mantoux) jalan napas tidak efektif
5.Rontgen dada dapat dilakukan dengan 2
6.Pemeriksaan histology / kultur
jaringan cara yaitu terapi
7.Biopsi jaringan paru farmakologi dan
8.Pemeriksaan elektrolit
9.Analisa gas darah (AGD)
non farmakologi.
10.Pemeriksaan fungsi paru
Komplikasi Pencegahan

Komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan  Proteksi terhadap paparan TB


komplikasi lanjut.
1. Komplikasi dini: pleurutis, efusi pleura,  Vaksinasi BCG (Bacillus
empiema, laringitis, usus, Poncet’s arthropathy. Calmette Guerin)
2. Komplikasi lanjut: obstruksi jalan napas ->
SOFT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis),  Terapi Pencegahan
kerusakan parenkim berat -> SOPT/fibrosis
paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru,
sindrom gagal napas dewasa (ARDS), sering
terjadi pada TBC milier dan kavitas TBC
Komplikasi penderita stadium lanjut adalah
hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas
bawah) yang dapat mengakibatkan kematian
karena syok, kolaps spontan karena kerusakan
jaringan paru, penyebaran infeksi ke organ lain
seperti otak, tulang, persendian, ginjal, dan
sebagainya (Zulkoni, 2010).
Konsep
Keperawatan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai