Anda di halaman 1dari 13

‫الَر ِحي ِم‬ َّ ‫ِب ْس ِم الَلّـ َِّه ّـ‬

َّ‫الَر ْح َم ِن ّـ‬
IMPLEMENTASI IMAN & TAQWA DALAM KEHIDUPAN MODERN

0leh : Kelompok 4
Dosen Pembimbing :
ADY PUTRA SIREGAR S.Pd.I.,M.Pd.

Ketua

Parlindungan

Anggota

Hafiz Yajiz
Mayang Andini Destria R.N
Muhammad Khoirul ‘Ammar
MAKNA IMAN

Pengertian Iman

Iman menurut bahasa adalah  percaya atau yakin, keimanan berarti


kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau
pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam.

Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang berarti
percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak
dalam hati.

Istilah iman dalam al-qur’an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang
memberikan corak dan warna tentang suatu yang diimani, seperti dalam surat an-
Nisa’: 51 yang dikaitkan dengan kebatinan dan realita. Sementara dalam surat al-
Baqarah: 4 iman dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan oleh Allah.
1).    Wujud Iman

Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang


mendorong seorang muslim berbuat amal soleh. Seseorang
dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu,
melainkan mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan
sesuatu sesuai keyakinannya.
Akidah Islam adalah bagian yang paling pokok dalam agama
Islam. Seseorang dipandang muslim atau bukan muslim tergantung
pada akidahnya. Apabila ia berakidah muslim maka segala sesuatu
yang dilakukannya akan bernilai sebagai amal saleh. Apabila tidak
berakidah, maka segala perbuatannya dan amalnya tidak
mengandung arti apa-apa. Oleh karena itu, menjadi seorang muslim
berarti meyakini dan menjalankan segala sesuatu yang diajarkan
dalam ajaran Islam.
2).    Proses Terbentuknya Iman

Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan


pembinaan yang bekesinambungan. Pengaruh pedidikan keluarga
secara langsung maupun tidak langsung sangat berpengaruh terhadap
iman seseorang.

Pada dasarnya, proses pembentukan iman diawali dengan proses


perkenalan. Megenal ajaran Allah harus dilakukan sedini mungkin
sesuai dengan kemampuan anak itu. Disamping pengenalan, proses
pembiasaan juga perlu diperhatikan, seorang anak harus dibiasakan
dari kecil untuk mengenal dan melaksanakan ajaran Allah, agar kelak
dapat melaksanakan ajaran -ajaran Allah.
3). Tanda tanda orang beriman

Al-qur’an menjelaskan tanda-tanda orang beriman sebagai berikut :

1. Jika disebut nama allah hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu allah tidak lepas dari
syaraf memorinya (al-anfal : 2)
‫انَّ َما ۡال ُم ۡؤ ِمنُ ۡو َن الَّ ِذ ۡي َن اِ َذا ُذ ِك َر هّٰللا ُ َو ِجلَ ۡت قُلُ ۡوبُهُمۡ َواِ َذا تُلِيَ ۡت َعلَ ۡي ِهمۡ ٰا ٰيتُ ٗه َزا َد ۡتهُمۡ اِ ۡي َمانًا َّو َع ٰلى َربِّ ِهمۡ يَتَ َو َّكلُ ۡو َن‬
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama
Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah
(kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,

2. Senantiasa tawakkal yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu


(Al-maidah : 12
ٍ ‫ُّص ۡيبَ ُك ُم هّٰللا ُ بِ َع َذا‬
‫ب ِّم ۡن ِع ۡن ِد ٖۤه اَ ۡو بِا َ ۡي ِد ۡينَا  ۖ‌فَتَ َربَّص ُۡۤوا‬ ِ ‫قُ ۡل هَ ۡل تَ َربَّص ُۡو َن بِنَ ۤا اِاَّل ۤ اِ ۡح َدى ۡالح ُۡسنَيَ ۡي ِن‌ؕ َونَ ۡح ُن نَتَ َربَّصُ بِ ُكمۡ اَ ۡن ي‬
‫اِنَّا َم َع ُكمۡ ُّمتَ َربِّص ُۡو َن‬
Artinya : Katakanlah (Muhammad), "Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali
salah satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid). Dan kami menunggu-nunggu bagi
kamu bahwa Allah akan menimpakan azab kepadamu dari sisi-Nya, atau (azab) melalui
tangan kami. Maka tunggulah, sesungguhnya kami menunggu (pula) bersamamu."

3. Tertib dalam melaksanakan solat dan selalu melaksanakan perintahnya


MAKNA TAQWA

Pengertian  Taqwa

          Taqwa
berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut,
menjaga, memelihara dan melindungi. Sesuai dengan  makna
etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara
keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam
secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).
Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan
kedalam lima kategori atau indicator ketaqwaan.

  A. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi.
Dengan kata lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan

memelihara fitrah iman.


  B. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang – orang
miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang yang
meminta – minta dana, orang – orang yang tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua
ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan
melalui kesanggupan mengorbankan harta.
C. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara
ibadah formal.
  D. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri.
  E. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain
memiliki semangat perjuangan.
IMPLEMENTASI IMAN & TAQWA

1.  Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda

Orang  yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan


Allah. Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada
satu kekuatanpun yang dapat mencegahnya. Sebaliknya,jika Allah
hendak menimpakan bencana, maka tidak ada satu kekuatanpun yang
sanggup menahan dan mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan
demikian menghilangkan sifat mendewa-dewakan manusia yang
kebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan
pada kesaktian benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada
khufarat, takhyul, jampi-jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang
beriman adalah firman Allah surat Al Fatihah ayat 1-7
 
 2.  Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut

Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak


diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut
menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan
Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah:
yang artinya : Dimana saja kamu berada, kematian akan datang mendapatkan kamu
kendatipun kamu di benteng yang tinggi lagi kokoh.( An Nisa 4: 78)

 3. Iman menanamkan sikap self help dalam kehidupan

Rezeki memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang
melepaskan pendirian bahkan tidak segan-segan melepaskan prinsip,menjual
kehormatan,bermuka dua,menjilat dan memperbudak diri karena kepentingan materi.
Pegangan orang beriman dalam hal ini adalah firman Allah:
Dan tidak ada satu binatang melatapun dibumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauhul mahfud) (Hud, 11:6)
Tindakan mereka ini didorong oleh factor perkembangan zaman. Mereka hidup
ditengah-tengah umat yang berlainan agama dan sudah menerima filsafat.
Orang luar Islam tidak puas mendengar bukti-bukti kebenaran Islam hanya
berdasarkan Kitab Suci dan Hadits belaka yang hanya mungkin dipahami oleh
orang-orang Islam sendiri. Mereka menginginkan agar dapat dipahami bersama,
haruslah didasarkan akal pikiran. Di samping itu lumrah terjadi setiap angkatan
lama sering mengikat diri dengan nash asli dan diam saja bila sudah diluar
kemampuannya. Sedangkan angkatan baru tidak puas dengan sikap demikian,
mereka lebih suka menggunakan akal pikiran, walaupun harus dengan
penakwilan, sehingga sasarannya tercapai.
KESIMPULAN

Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan
atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok
kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam. Kata iman juga
berasal dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu
iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati.

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa
dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran
agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).

Mantapnya pemahaman agama dan adat budaya (tamaddun) dalam perilaku


seharian jadi landasan dasar kaderisasi re-generasi. Usaha kearah pemantapan
metodologi pengembangan melalui program pendidikan dan pelatihan, pembinaan
keluarga, institusi serta lingkungan mesti sejalin dan sejalan dengan pemantapan
Akidah Agama pada generasi mendatang. Political action berkenaan pengamalan ajaran
Agama menjadi sumber kekuatan besar menopang proses pembangunan
melalui integrasi aktif, dimana umat berperan sebagai subjek dalam pembangunan
bangsa itu sendiri. 
Pemberdayaan lembaga adat, agama, perguruan tinggi, untuk meraih keberhasilan,
mesti sejalan dengan kelompok umara’ yang adil (kena pada tempatnya).  Pertemuan
pendapat ilmuan dan para pengamat melalui dialog, penekanan amanah kepada
pemegang kendali ekonomi, menyatukan gerak masyarakat disertai do’a (harapan)
sebagai perpaduan usaha, menjadi pekerjaan mendesak meniti pengembangan
pembangunan (development). 

Peran da’i ilaa Allah aktif menyokong mempertahankan nilai-nilai ruhaniyah


sebagai modal dalam menghasilkan yang belum dimiliki. Generasi pelopor (inovator)
pembangunan harus dipersiapkan supaya tidak lahir generasi pengguna (konsumptif)
yang tidak produktif, yang merupakan benalu bagi bangsa dan negara.

Melibatkan generasi muda secara aktif menguatkan jalinan hubungan timbal balik
antara masyarakat serumpun di desa dalam tata kehidupan sehari-hari. Aktifitas ini
mendorong lahirnya generasi penyumbang yang bertanggung jawab, di samping
antisipasi lahirnya generasi lemah.
SEKIAN & TERIMA KASIH
ASSALAMU’ALAIKUM
WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai