OKTAFFRASTYA
Apakah HIV?
Cairan darah
Cairan semen
Cairan vagina
RESIKO RENDAH
Petugas Kesehatan
Transmisi HIV ke dalam tubuh manusia
melalui 3 cara :
Secara transeksual (homoseksual dan
heteroseksual)
Secara vertikal (dari ibu ke anak) : masa
kehamilan, persalinan, menyusui .
Secara horizontal. Kontak antara darah (pemakai
jarum suntik secara bersama-sama secara
bergantian. Tatto. Tindik. Transfusi darah.
Transplantasi organ. Perawatan gigi dll)
Glikoprotein 41
120
ENZIM HIV
1. Enzim Transcriptase
2. Enzim Integrase
3. Enzim Protiase
SEL TARGET HIV
(RESEPTOR DAN CORESEPTOR CD4)
RESEPTOR :
a. Sistem syaraf : Astrosit, Mikroglia,
Oligodendroglia
b. Darah : Limfosit T, Limfosit B, Monosit –
Makrofag, Promiolisit
c. Kulit : Sel Langerhans, Fibroblas, Dendritik
CORESEPTOR :
CXCR4 dan CCR5
3. Dipadukan pada nukleus
3.
HI sel induk dengan integrase
V 4. Membuat
unsur virus
1. Ikat pada sel
CD4 induk
Stadium Penurun 1.Luka sekitar bibir (angular keilitis) 1.Prophylaxis Jika hanya CD4
2 Sakit an berat 2.Dermatitis Seboroik: Lesi kulit bersisik Kotrimoxazole 1 X <200
ringan badan pada batas antara wajah dan rambut 960 mg
5-10% serta sisi hidung
3.Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
4.ISPA berulang, misalnya sinusitis
atau otitis
5.Ulkus pada mulut berulang
6.Pruritik Papular Eruption :
7.Lesi kulit yang gatal pada lengan an
tungkai
Stadiu Penuru 1.Kandidiasis mulut : Bercak putih yg menutupi daerah di 1.Prophyla 1.Jika CD4 tidak
m3 nan dalam mulut xis tersedia, berikan
sakit berat 2.Oral haire leukoplakia : Garis vertikal putih disampinglidah, Kotrimox ART di stadium 3
sedang badan > tidak nyeri, tidak hilang jika dikerok azole 1 X 2.Jika CD4 tersedia,
10% 3.TB Paru 960 mg berikan ART bila
4.Lebih dari 1 bulan : Diare kadang – kadang intermiten, jumlah CD4 < 350
demam tampa sebab yang jelas
5.Infeksi bakteri yg berat : Pneumonia, piomiositis
6.Ginggivitis / periodonttitis
7. Hb < 8 , Leukosit < 500 , Trombo < 50.000
Stadiu HIV 1. Candidiasis esofagus : Nyeri hebat saat menelan 1.Prophyla 1.Semua yg ada di
m4 wasting 2. Herpes Simplex lebih dari 1 bulan : luka lebar dan nyeri xis dalam stadium 4
sakit syndro kronis di genitalia dan / atau anus Kotrimox memenuhi syarat
berat me 3. Lymphoma azole 1 X medis
(AIDS) 4. Sarkoma kaposi :lesi berwarna gelap (ungu) dikulit dan / 960 mg 2.Evaluasi untuk
atau mulut, mata, paru, usus sering disertai edema ART
5. Ca cervic
6. PCP
7. Retinitis CMV
8. TB ekstra paru
9. Meningitis kreptokokus : menginitis dengan atau tanpa
kaku kuduk
10.Abses otak Toksoplasmosis
11.HIV wasting syndrome : sangat kurus disertai demam
kronik dan / atau diare kronik
12. Encepalopati HIV : Gggn Neurologis yg tdk disebabkan
oleh faktor lain , seringkali membaik dgn pengobatan ART
STRATEGI PENATALAKSANAAN
1. Terapi antiretroviral
2. Terapi infeksi sekunder atau infeksi oportunistik
serta malignansi
3. Dukungan nutrisi berbasis makronutrient dan
mikronutrien
4. Konseling terhadap penderita maupun keluarga
5. Membudayakan pola hidup sehat dan senam
UPIPI (Anugrah Agung)
ASUHAN KEPERAWATAN ODHA
DENGAN
INFEKSI OPORTUNISTIK
OKTAFFRASTYA
Infeksi Oportunistik
• Infeksi yg tjd pd Odha / kondisi lain dg sistem.
kekebalan tubuh yg lemah (Kanabus, 2005)
• Infeksi ini dpt timbul dr luar tubuh maupun sdh
ada dlm tubuh manusia namun dlm kondisi
normal terkendali oleh kekebalan tubuh
(Yunihastuti, 2005)
karena adanya IO
1000 TB
900
800
700 TB
600
500 HZV
400
CD4 300 OHL
Oral candida TB
COUNT PCP
200 Cryptococcal meningitis
100 Cryptosporidial diarrhea PPE
50 CMV
<50 MAC TB
0
0369 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Months Years
DISTRIBUSI PASIEN INFEKSI OPORTUNISTIK
DI UPIPI RSU Dr SOETOMO SURABAYA
300
250
2004
200 2005
150 2006
100 2007
2008
50
0
PPE
Dermatitis seboroik
HERPES SIMPLEK
‘Oral Hairy Leukoplakia’
Kelitis Angularis
Candidiasis
TB EKSTRAPULMUNAR
Sarkoma Kaposi
HERPES SIMPLEK
Contoh IO PCP
Askep HIV & AIDS dengan
Infeksi Oportunistik TB paru
Tuberkulosis
Definisi
Penyakit menular yang disebabkan oleh basil
mycobacterium tuberculosis merupakan salah satu
penyakit saluran pernafasan bagian bawah
Etiologi
Penyebabnya mycobacterium tuberculosae, sejenis
basil berbentuk batang, aerobik, tahan asam dengan
ukuran 1-4 μm dan tebal 1.3-0.6μ
• TB merupakan salah satu infeksi oportunistik
tersering pada ODHA di indonesia.
• ODHA mempunyai resiko lebih besar terkena TB
• Infeksi TB akan mempercepat progresivitas infeksi
HIV menuju AIDS karena akan meningkatkan replikasi
HIV
• TB paru dapat terjadi pada semua stadium klinis HIV
tetapi diklasifikasikan sebagai stadium 3
• TB ekstra paru diklasifikasikan sebagai stadium 4
– Riwayat penyakit :
• Berisiko atau tidak untuk HIV dan AIDS.
• Untuk TB menanyakan batuk sejak kapan, ada
sesak nafas, nyeri dada, pernah kontak, keluar
keringat dingin pada malam hari, BB menurun.
–Psiko-sosio-spiritual
• Kehilangan dukungan keluarga
• Hubungan dengan orang lain (Peer Group
Support)
• Penghasilan
• Gaya hidup
• Distress spiritual
Review of System
– Breath
• Sesak nafas
• Batuk > 3 minggu
• Nyeri pleuritis
• RR meningkat
• Ronchi
– Blood
• Takikardhi, irreguler
• CRT > 3 detik, pucat, sianosis
• Tekanan darah normal / menurun
Review of System
Lanjutan ……
– Brain
• Nyeri kepala
• Kelemahan umum
• Perubahan kesadaran
– Bladder
• Tidak ada perubahan (jumlah, warna)
Review of System
Lanjutan ……
– Bowel
• Ada penurunan selera makan
• Mual muntah
– Bone & Integumen
• Adakah kelemahan, turgor kulit berubah, akral
dingin.
• sianosis
WOC : HIV/AIDS Human Immunodeficiency virus
withTB AIDS
Menyebar melalui Proliferasi sel epitel disekeliling basil Respons eksudasi mukosa
pemb. Darah dan & membentuk dinding antara basil saluran pernapasan: produksi s
kelenjar getah bening & organ yang terinfeksi
Definisi :
Anamnesis :
• Keluhan :
– Batuk tidak berdahak (khas PCP)
– Sesak nafas
– Pernafasan cepat
– Lemah
– Demam
Pengkajian data ODHA dg PCP Lanjutan ……
• Psiko-Sosio-Spiritual
a. Faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan
dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain,
penghasilan, gaya hidup tentunya dan distress spiritual
b. Mengkhawatirkan penampilan: lesi, cacat, penurunan berat
badan
c. Cemas, depresi, kesepian, teman terdekat meninggal
karena AIDS. Perubahan pada interaksi keluarga
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan spesimen (cara khusus) :
sputum / bilasan bronkhus (BAL)
• Foto thoraks
Pemeriksaan Fisik
B1 (Breath) : Pernafasan
• Batuk kering/non produktif, nyeri dada, sesak nafas
terjadi takipnea, distress pernafasan
B2 (Blood) : Kardiovaskuler
• Terjadi takikardi menurunnya volume nadi perifer,
akral dingin, pucat dan sianosis yang
berkepanjangan, TD rendah
Pemeriksaan Fisik
B3 (Brain) : Persyarafan
• Pusing
• Sakit kepala
• Terjadi perubahan status mental.
• Tidak mampu mengingat berkonsentrasi dan pada
tahap yang berat terjadi perubahan sensori persepsi
• Perubahan ketajaman penglihatan dan kesemutan
pada ekstrimitas
Pemeriksaan Fisik
B4 (Bladder) : Perkemihan
• Tidak ada perubahan dlm jumlah, warna &
karakteristik urin
B5 (Bowel): Pencernaan
• Penurunan BB yang cepat, mual, muntah, anoreksia
B6 (Bone): Muskuloskletal
• Adakah kelemahan, turgor kulit yang buruk, akral
dingin, sianosis
Perbedaan pnemonia bakterial & PCP
Pnemonia
Pnemoni Bakterial
Pneumocystis
Sub-acute : Jam –
-Awal gejala Akut : Jam – hari
minggu
-Batuk Produktif Non-produktif
-Nyeri dada
Sering Jarang
pleuritik
-Sesak napas Disertai nyeri dada Meningkat saat laitihan
Kriteria Hasil :
a. Konjungtiva tidak anemia
b. Kulit tidak pucat
c. Hb dlm batas normal
d. CRT< 3 detik
e. Akral hangat
f. Nadi 80-100 X/mnt
g. Tensi 110-120 / 70-80 mmHg
h. Oedema berkurang / hilang
Intervensi
Keluhan Utama
• Diare terus menerus > 2 minggu
• Badan lemah
• Nyeri abdomen
• Ekskoriasi kulit perianal
Anamnesis Lanjutan……
Riwayat penyakit yang diderita
• Kenali faktor resiko seperti praktek seksual
yang beresiko, pengguna narkoba dan obat-
obatan terlarang dengan cara IV secara
bergantian
• Bayi lahir dari ibu dengan HIV&AIDS
• Riwayat penerima donor darah.
Anamnesis Lanjutan……
Riwayat penyakit keluarga
• Anggota keluarga lainnya yang berisiko tinggi
terkena HIV&AIDS seperti praktek seksual
yang beresiko
• Pengguna narkoba secara IV bergantian
• Bayi lahir dari ibu dengan HIV&AIDS, riwayat
penerima donor darah.
Anamnesis Lanjutan……
Personal Higiene
• Kelemahan seringkali membuat pasien
memerlukan bantuan dalam penentuan ADL
Psiko-Sosio-Spiritual
• Pasien merasa masa depannya tidak pasti karena
persepsi dokter tentang penyakitnya
kecemasan
Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breath) :
Frekwensi nafas cenderung meningkat
2. B2 (Blood)
– Nadi meningkat
– Pucat
– Cyanosis
– Perfusi dingin
– Hypovolemik
3. B3 (Brain) :
Penurunan kesadaran
Pemeriksaan Fisik
4. B4 (Bladder)
– Terjadi anuria
– Febris
– Dehidrasi
5. B5 (Bowel)
– Mual, muntah
– Penurunan BB
– Turgor kulit menurun
– Nyeri
Pemeriksaan Fisik
6. B6 (Bone)
• Adakah kelemahan
• Turgor kulit yang buruk
• Akral dingin
• Cianosis
Pemeriksaan Penunjang
– FL
– Kultur feses
HIV/AIDS
Defisiensi imun
Faktor infeksi masuk dan
Merusak epitelium mukosa
berkembang dalam usus
Sel velli usus rusak
Sering BAB
Hipersekresi air dan elektrolit MK :Perubahan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
Iritasi mukosa & kulit
Kehilangan cairan
dan elektrolit Hipokalemi Dehidrasi
MK : ATP berkurang
•Kerusakan integritas
MK : Defisit Volume Spasme intestinal CO2 meningkat kulit (Perianal)
Cairan & elektrolit • Resiko tinggi infeksi Kelemahan
Nyeri abdomen
Syok hipovolemik Hiperventilasi
MK : Defisit Perawatan Diri
MK : Gg perfusi jaringan MK : nyeri
MK : Pola nafas inefektif
Kelemahan
kesadaran me↓ Asidosis Metabolik
Nafas kusmaul
MK : intoleransi aktivitas
MK : Gg persepsi sensori MK :Kerusakan Pertukaran gas
MASALAH KEPERAWATAN
CD4 + sitolisis
MK 4 :Resiko thd
kerusakan integritas kulit Genital Candidiasis
genetal
Candidiasis oral
MK 1: Perubahan
Lesi mukosa mulut/oral
membran mukosa oral
MK 2 : Perubahan MK 3 : Keletihan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DIAGNOSA PERAWATAN
• Perubahan membran mukosa oral b.d
penurunan sistem imun
• Perubahan kenyamanan (nyeri) b.d
inflamasi
• Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d lesi oral
• Keletihan b.d defisiensi nutrisi
Perubahan membran mukosa oral b.d
penurunan sistem imun
Tujuan
• Terjadi perbaikan dari perubahan membran mukosa
oral setelah dilakukan intervensi 3X24 jam
Kriteria Hasil
• Bebas dari rasa tidak nyaman saat makan dan minum
• Lidah bersih
• Mulut lembab
• Lesih oral hilang
Intervensi :
1. Lakukan oral hygiene 3 x per hari
2. Lakukan program dokter: pemberian anti
jamur (nistatin, klotrimasol,flukonasol)
3. Lakukan kumur dengan air garam (½ sendok
teh dicampur 200 cc) setelah makan /
diantara makan.
4. Observasi secara periodik
Kandidiasis Oris
Persiapan Alat Oral Hygiene
Larutan NaCl
Kom dan Pinset Kasa Steril
Bak
Instrumen
Cara Perawatan