Anda di halaman 1dari 38

Imunofarmakologi

Dosen : Dr. Refdanita, M.Si, Apt


Anggota Kelompok 3
1. Roro Yuniar Zubaidah (18330091) 1. Delisa (18330103)

2. Riska Anggraini (18330092) 2. Triniken Oktoma N. (18330105)

3. Safira Nur Adriani (18330094) 3. Dela Indarani (18330106)

4. Muhammad Furqan (18330097) 4. Rindang Nurjanah (18330107)

5. Esa Yuni Milenia (18330098) 5. Fahrijal (18330108)

6. Dwi Arum W. (18330099) 6. Novita Ventiani (18330109)

7. Anggita Tyas R. (18330100) 7. Shevira Mutiarani (18330111)

8. Annisa Mifta Safitri (18330102) 8. Putri Selviani (18330112)


01 Pendahuluan
Imunofarmakologi, Sistem Imun, Gangguan Sistem
Imun, Imunomodulator

Imunorestorasi
02
Imunoglobulin, Plasma, Plasmaferesis, Leukoferesis

TABLE OF 03
Replacement Therapy
IgIV, IgIM, IgSC

CONTENTS 04 Imunostimulasi
Menggunakan bahan yang merangsang sistem imun

05 Imunosupresi
Steroid, Cyclophospamide, Antagonis purin, dll

06 Imunonutrien
Mikronutrien (Vitamin dan Mineral)
Probiotik
07
Menunjukkan efek regulatori terhadap sel Treg, Th1,
Th17, intestinal dan splenosit.
01
Pendahuluan
Imunofarmakologi
Ilmu yang mempelajari zat kimia (obat)
yang dapat mengontrol respons imun
dalam pengobatan dan pencegahan suatu
penyakit
Sistem Imun
3 Fase Mekanisme Pertahanan
Tubuh :
Nonspesifik Spesifik 1. Immediate phase, ditandai
terdapat komponen sistem imun
Bersifat Muncul setelah kongenital (makrofag dan
neutrofil)
spontan, tidak proses
spesifik dan mengenal oleh 2. Acute-phase proteins atau
tidak berubah limfosit early phase, timbul bila fagosit
gagal mengenal MO

3. Late phase, dibentuk molekul


dan sel efektor pertama
Gangguan Sistem Imun
Alergi
Inflamasi (Radang) Infeksi
(Hipersensitifitas)

Kerusakan jaringan Reaksi tak diinginkan Akibat masuk dan


akibat luka atau invasi seperti akibat sistem imun berkembangnya agen
MO patogenik yang normal. Terdapat 4 tipe infeksi ke dalam tubuh.
memicu respon radang. reaksi alergi, yaitu Tipe I, Contoh AIDS
Contoh hepatitis II, III dan IV
Imunomodulator

Obat yang dapat mengembalikan dan


memperbaiki sistem imun yang fungsinya
terganggu atau untuk menekan sistem
imun yang fungsinya berlebihan
Replacement
Imunorestorasi Imunostimulasi
Therapy

IMUNOMODULATOR

Imunonutrien Probiotik
02
IMUNORESTORASI
Cara untuk mengembalikan fungsi
sistem imun dengan memberikan
imunoglobulin dalam bentuk ISG, HSG,
plasma, plasmaferesis, leukoferesis.
Immune Serum Globulin (ISG)
& Hyperimmune Serum
Globulin (HSG)
Globulin imun dan hiperimun asal kumpulan darah yang
mengandung antibodi, digunakan pada imunisasi pasif terhadap
rubella, campak, hepatitis A, dan pengobatan
hipogamaglobulinemia.

Efek samping berupa mual, muntah, mengigil, pusing, dan sakit


otot ringan. Reaksi anafilaksis timbul bila terbentuk kompleks Anti-
IgA dari preparat ISG. Antibodi dapat dibentuk terhadap β-
lipoprotein pada ISG.
Leukoferesis

Pemisahan leukosit secara selektif dari penderita

Plasma

Infus plama segar memiliki keuntungan karena semua jenis Ig


dapat diberikan dalam jumlah besar tanpa menimbulkan rasa
sakit. Antigen memicu produksi berbagai antibodi, dengan
spesifisitas sendiri.
 Tabel 1 Efek plasmaferesis terhadap berbagai penyakit
Sistem Penyakit Keuntungan/indikasi
Plasmaferesis
Ginjal Sindrom Goodpasture Pengobatan pilihan pada
Glomerulonefritis progresif cepat kasus berat
LES
Plasmaferesis dilakukan dengan
Penyakit saraf Miastenia gravis Hanya pada kasus berat
cara memisahkan komponen darah,
kemudian di terapi dan dimasukkan Sindrom gruillan barre Efek sama dengan IGIV
kembali ke dalam tubuh.
Penyakit Isoimunisasi pada kehamilan Ya
hematologis
Exchange plasma adalah proses Purpura trombositopenia Tidak
pemisahan darah berdasarkan trombotik
komponennya, selanjutnya plasma
Penyakit Makroglobulinemia waldenstrom  
dikeluarkan dan diganti dengan
limfoproliferatif
subtitut plasma. Mieloma Ya – untuk
hiperviskositas
Penyakit aglutinin dingin
krioglobulinemia
03
Replacement Therapy

Pemberian suplement untuk bahan yang


diperlukan oleh tubuh
Contoh Replacement Therapy

Pemberian insulin pada diabetes juvenil,


tiroksin pada miksedema primer, vitamin B12
pada anemia pernisiosa, antikolinesterase
pada miastenia gravis dan anti-tiroid pada
penyakit Graves.

Ringkasan Strategi Pengobatan Penyakit


Autoimun
Tabel 2. Terapi pengganti untuk beberapa difensiensi imun primer dan sekunder

Jenis Defisiensi Terapi Pengganti

Antibodi Imunoglobulin (IV, SK)

a1 – antiripsin a1 – antiripsin

Inhibitor C1- esterase


Komplemen Fresh Frozen Plasma (inaktivatis virus)
Transpalantasi sumsum
tulangTranspalantasi darah umbilikus
Imunitas Seluler
Transpalan
timus
Transpalantasi sumsum tulang (sel induk)
Transpalantasi darah umbilikus
Transpalan timus
Terapi gen
SCID Sel darah merah
PEGylated – ADA
Imunoglobulin (IV, SC)
Sitokin (IL-2, IFN-y)
Imunoglobulin Imunoglobulin
IV IM
Dosis 100-400 Diberikan sekali
mg/kg BB setiap 2- dalam seminggu

Pemberian 4 minggu

Replacement Imunoglobulin
Therapy SC
Bahan Lain

Menggunakan Inhibitor C1-


larutan 16% Ig esterase, α1-
antitripsin
Tabel 3 Mekanisme dan kegunaan IGIV
Mencegah FcR
Membentuk kompleks imun, selanjutnya berinteraksi dengan FcR pada SD, sehingga dapat mencegah
inflamasi, mengurangi derajat berat penyakit autoimun (AR, LES, sklerosis multipel, miastenia gravis,
pemfigus, polimiositis, dermatomiositis, granulomatosis Wegener, sindrom Churg-Strauss, polineuropati
dan inflamasi kronis polineuropati dengan demielinisasi
Antibodi dalam jumlah besar merangsang sistem komplemen pejamu, mempercepet eliminasi semua
antibodi, termasuk yang berbahaya
Mencegah reseptor IG pada sel sistem imun (makrofag) sehingga menurunkan kerusakan sel atau
regulasi fagositosis makrofag
Bereaksi dengan sejumlah reseptor membran pada sel T, sel B dan monosit yang berperan pada
autoreaktivitas dan menginduksi toleransi terhadap jaringan sendiri

Menurunkan kapasitas sel T, produksi TNF, IL-10, sehingga menurunkan inflamasi SSP

Dapat digunakan pada penyakit Kawasaki dan HIV pada anak


04
Imunostimulasi

Menggunakan bahan yang merangsang


sistem imun
Tabel 5 Bahan imunostimulasi atau imunopotensial
A. Biologis B. Sintetik
1. Hormone timus 1. Levamisol

2. Limfokin 2. Isoprinosin

3. Interferon 3. MDP

4. Antibody monoclonal 4. BRM

5. Transfer factor / ekstrak 5. Hidroksiklorokin


leukosit
6. Arginine
6. Sel LAK
7. Antioksidan
7. Asal bakteri
8. Bahan bahan lain
8. Asal jamur
05
Imunosupresi

Digunakan untuk menekan respon imun


Steroid

Efektif terhadap penyakit autoimun seperti tiroiditis hashimoto, berbagai


kelainan kulit, polymiositis, beberapa penyakit reumatik, hepatitis aktif dan
inflammatory bowel desease.

Cyclophosphamide atau Cytoxan dan Chlorambucil


Merupakan alkylating agent dalam pengobatan terapi imun sebagai
kemoterapi kanker dan pada transplantasi sumsum tulang.

Cyclosporine-A, Tacrolimus (FK506) dan Rapamycin


Mencegah reaksi penolakan pada transplantasi sumsum tulang dan hati.
Antagonis purin : Azathioprine dan Mycophenolate Mofetil
Azathioprine (AT)
Digunakan pada transplantasi, artritis reumatoid, LES. MM merupakan
inhibitor iosine monophosphate dehydrogenase yang berperan pada sintesis
guanosin, digunakan pada transplantasi (ginjal, jantung, hati), artritis
reumatoid dan psoriasis.
Methotrexate (MTX)
Antagonis asam folat yang digunakan sebagai antikanker, dalam dosis kecil
digunakan pada pengobatan artritis reumatoid.

Imunosupresan Lain
Radiasi, drainase duktus torasikus dan pemberian interferon.
Antibodi Monoklonal

Merupakan imunosupresan yang aktif baik untuk sel B maupun sel T

Anti Inflamasi Non Steroid

Merupakan obat yang memiliki khasiat analgesik, antipiretik dan antiinflamasi


ini bekerja didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1 dan COX-2, yang
berperan dalam memacu pembentukan prostaglandin dan tromboxan dari
arachidonic acid.
06
Imunonutrien
Imunonutrien

• Nutrisi buruk untuk jangka waktu lama dapat menghilangkan sel


lemak yang biasanya melepas hormone leptin yang merangsang
system imun.
• Nutrisi buruk dapat menimbulkan defisiensi imun ringan yang
disertai dengan kadar leptin rendah.
Mikronutrien

Mikronutrien adalah Intake yang inadekuat dapat menurunkan


imunitas yang merupakan faktor predisposisi infeksi dan
manutrisi.

Defisiensi mikronutrien ini dapat mengganggu respons system


imun nonspesifik dan spesifik dan menimbulkan disregulasi
keseimbangan respons imun.
Mikronutrien

Vitamin antioksidan (C, E) dan trace element seperti selenium,


tembaga (Cu) dan seng (Zn) dapat melindungi jaringan dari
kerusakan oleh oksigen reaktif melalui regulasi factor transkripsi
dan produksi sitokin dan PG. Intake vitamin B6, folat, B12, C, E,
selenium, tembaga, seng dan besi (Fe) memacu respons yang
terjadi melalui sitokin Th1 dan pencegahan pengalihan Th1 ke
Th2.

Mikronutrien berdampak terhadap respons imun melalui


mekanisme regulatori diferensiasi prekusor sel T menjadi populasi
sel Th1 (profil sitokin proinflamasi ) atau Th2 (profil sitokin anti-
inflamasi).
07
Probiotik

Digunakan untuk pencegahan dan


pengobatan berbagai penyakit seperti
alergi dan autoimun
Efek Probiotik
Probiotik dan sistem imun Efek regulatori

Imunoregulasi oleh sel Treg yang Terlihat pada penderita dengan


membawa TGF- berbagai penyakit AI seperti MS.
Dalam induksi diferensiasi sel Treg
Sel Treg CD4+/CD25+ yang membawa TGF- yang IL-10
dependen

Perkembangan sel DC sel Dalam pengobatan sejumlah


tolerogenik penyakit inflamasi

Lactobasilus reuteri
Probiotik Efek regulatori

Mengurangi sitokin proinflamasi Terlihat pada model eksperimental


seperti kolitis
Sel Th17 disertai dengan
pengurangan respons inflmasi

Merangsang sel Th1 Memodulasi produksi sitokin dan


dapat mengarahkan sistem imun
menjadi mode regulator atau
toleran
Probiotik Efek regulatori

Regulasi probiotik di epitel usus Mencegah infeksi intestinal dan


dan meningkatkan repons imun mengurangi inflamasi mukosa
terhadap infeksi

Peningkatan produksi IL-10 oleh Peningkatan produksi IL-10 oleh


sel lamina propia, plak player dan sel lamina propia, plak player dan
limpa serta penurunan sekresi limpa serta penurunan sekresi
sitokin proinflamasi IFN-, TFN-y sitokin proinflamasi IFN-, TFN-y
dan IL-12 dan IL-12
Efek anti inflamasi
Probiotik Efek regulatori

Sawar usus matang Menstabilkan usus melalui


perbaikan sawar imun oleh
probiotik usus melalui respons IgA
intestinal

Stimulasi TLR sistemik Memacu proteksi dari dermatitis


atopik memalui mekanisme yang
independen/tidak tergantung dari
antigen
Kesimpulan
• Imunofarmakologi merupakan ilmu yang mempelajari zat kimia (obat)
yang dapat mengontrol respons imun dalam pengobatan dan
pencegahan suatu penyakit.
• Imunomodulator merupakan obat yang dapat mengembalikan dan
memperbaiki sistem imun yang fungsinya terganggu atau untuk
menekan sistem imun yang fungsinya berlebihan
• Imunomodulator dibagi menjadi 5 berdasarkan mekanisme kerjanya,
yaitu imunorestorasi, replacement therapy, imunostimulasi,
imunosupresi, imunonutrien dan probiotik.
Terimakasih~
Daftar Pustaka

Rengganis, I. 2018. Imunologi Dasar, Edisi 12. Badan


Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia. Hal : 747-763.

Anda mungkin juga menyukai