Anda di halaman 1dari 42

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DALAM BEROBAT DI RUMAH SAKIT


UNHAS

OLEH :
Mohammad Gilang Fajriansyah Nohu
C015201005
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
1.1. Rumusan Masalah

BerdasArkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka rumusan


masalah dari penelitian ini adalah : Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan
tingkat kepatuhan pasien hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit Unhas.
1.2. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Mengetahui informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat


kepatuhan pasien hipertensi dalam berobat di RS Unhas
1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui prevalensi pasien hipertensi di Rumah Sakit Unhas

2. Untuk mengetahui prevalensi kepatuhan pasien hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit Unhas

3. Untuk mengetahui hubungan antara faktor predisposisi dengan tingkat kepatuhan pasien
hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit Unhas

4. Untuk mengetahui hubungan antara faktor pemungkin dengan tingkat kepatuhan pasien
hipertensi datang berobat di Rumah Sakit Unhas

5. Untuk mengetahui hubungan antara faktor pendorong dengan tingkat kepatuhan pasien hipertensi
datang berobat di Rumah Sakit Unhas
3. Manfaat Penelitian

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan tingkat kepatuhan pasien hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit Unhas

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan berarti bagi diagnosis dini dan penanganan
penyakit hipertensi di Rumah Sakit Unhas
1.3.3.1 Manfaat Aplikatif

1. Sebagai bahan masukan bagi instansi kesehatan untuk digunakan sebagai dasar pertimbangan san
acuan dalam mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan pasien
hipertensi untuk berobat den mengambil langkah yang tepat

2. Sebagai sumber informasi bagi praktisi kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap
dampak ketidakpatuhan pasien hipertensi dalam berobat.
1.3.3.2 Manfaat Teoritis

• Sebagai sarana bagi peneliti untuk memperdalam ilmu dan pengalaman dalam melakukan
penelitian kesehatan secara khusus mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tinggkat
kepatuhan pasien hipertensi dalam berobat.
1.3.3.3 Manfaat Metodologis
• Sebagai acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang berhubungan tingkat kepatuhan pasien hipertensi
untuk berobat.
A. Latar Belakang
•Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronik.1 Menurut Joint National Commitee on Prevention
Detection, Evaluation, and Treatment of High pressure VII, (JNC 7) 2003; hipertensi adalah suatu keadaan
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal, yaitu tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.2

•Prevalensi penyakit hipertensi kian hari semakin mengkhawatirkan, seperti yang dilansir oleh The
Lancet, di tahun 2000 sebanyak 26% atau sama dengan 927 juta orang dewasa di dunia menderita hipertensi.
Angka ini akan terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia
yang menderita hipertensi. Berdasarkan laporan WHO tahun 2002 menyebutkan bahwa hipertensi merupakan
faktor risiko yang sangat penting dalam morbiditas maupun mortalitas di negara maju, seperti di Amerika,
diperkirakan 50 juta orang menderita hipertensi. 1
A. Latar Belakang
• Ketidakpatuhan dengan program terapi merupakan masalah yang besar pada pasien hipertensi. Ketidakpatuhan
merupakan suatu sikap dimana pasien tidak disiplin atau tidak maksimal dalam melaksanakan pengobatan yang telah
diinstruksikan oleh dokter kepadanya. Berdasarkan hasil dari suatu survei yang telah dilakukan menyebutkan bahwa
50 juta orang Amerika mempunyai tekanan darah tinggi, 68% dari ini mengetahui diagnosisnya, 53% mendapat
terapi dan hanya 27% terkontrol. Penyebab kontrol yang tidak baik ini antara lain karena banyak pasien yang tidak
meminum obat yang diresepkan. Pada kebanyakan survei, kira-kira 25-50% pasien-pasien yang mulai meminum
obat antihipertensi kemudian menghentikannya dalam 1 tahun. Menurut Hanns, di seluruh dunia sekitar 20% dari
semua pasien hipertensi yang didiagnosis untuk minum obat yang diresepkan oleh dokter ataupun untuk berobat ke
dokter sedangkan menurut Departemen Kesehatan 2006, terdapat 50% pasien yang diresepkan obat antihipertensi
tidak minum obat sesuai anjuran tenaga kesehatan dan tidak datang berobat. 1 Di Makassar sendiri belum ada data
jelas mengenai tingkat kepatuhan pasien hipertensi dalam berobat.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis Nol (H0)

1. Tidak terdapat hubungan antara umur dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS.

2. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS.

3. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS.

4. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS..

5. Tidak terdapat hubungan antara social ekonomi (penghasilan) dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit
UNHAS..

6. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS.

7. Tidak terdapat hubungan antara transportasi dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS.

8. Tidak terdapat hubungan antara persepsi jarak dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS..

9. Tidak terdapat hubungan antara dukungan orang terdekat dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS..
Hipotesis Penelitian
• Hipotesis Alternatif (Ha)

1. Terdapat hubungan antara umur dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS..

2. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS..

3. Terdapat hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS..

4. Terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS.

5. Terdapat hubungan antara social ekonomi (penghasilan) dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit
UNHAS..

6. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS..

7. Terdapat hubungan antara transportasi dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS..

8. Terdapat hubungan antara persepsi jarak dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS. Terdapat
hubungan antara dukungan orang terdekat dengan kepatuhan pasien Hipertensi dalam berobat di Rumah Sakit UNHAS.
Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
1. Tingkat Kepatuhan Seseorang dalam Berobat

• Definisi: Derajat dimana pasien hipertensi mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya untuk datang
berobat dan mengkonsumsi obat hipertensi. Derajat kepatuhan adalah tingkat kepatuhan dimana pasien hipertensi
patuh berobat dan minum obat antihipertensi dikatakan patuh bila disiplin datang berobat dan minum obat sesuai
anjuran petugas kesehatan dan tidak minum obat lain selain obat dari petugas kesehatan. Kepatuhan diukur dengan
kehadiran di Rumah sakit, observasi nama obat, dosis obat, jumlah obat, instruksi dokter dan sisa obat.

• Alat ukur : lembar observasi

• Cara ukur : dengan observasi

• Skala Ukur: kategorik

• Hasil ukur: - Patuh

- Tidak patuh
Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
2. Umur

• Defenisi: Umur adalah lamanya penderita hidup sejak dilahirkan sampai umur terakhir penderita saat pertama
kali berobat yang tercatat pada rekam medik penderita atau saat penelitian dilakukan.

• Alat ukur : dengan kuisioner

• Cara ukur : responden mengisi kuosioner

• Skala Ukur: kategorik

• Hasil ukur: - Lansia ( ≥ 55 tahun)

- Tidak Lansia (< 55 tahun)


Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
3. Jenis Kelamin

• Definisi: Jenis kelamin adalah pembagian manusia sesuai dengan sifat biologis atau anatomi tubuh manusia
sesuai dengan yang tercantum dalam status atau rekam medik penderita.

• Alat ukur : dengan kuisioner

• Cara ukur : responden mengisi kuosioner

• Skala Ukur: kategorik

• Hasil ukur: - Laki-laki

- Perempuan
Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
4. Pendidikan

• Definisi: Tingkat pendidikan merupakan status kelas sosial seseorang yang didasarkan atas pengetahuan yang
dimiliki.

• Alat ukur : dengan kuisioner

• Cara ukur : responden mengisi kuisioner

• Skala Ukur: kategorik

• Hasil ukur: - Dibawah SMA/Sederajat

- SMA/Sederajat keatas
Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
5. Pekerjaan

• Definisi: Pekerjaan responden dalam kegiatan setiap hari dalam kehidupannya untuk mendapatkan
uang/mencari nafkah.

• Alat ukur : dengan kuisioner

• Cara ukur : responden mengisi kuisioner

• Skala Ukur: kategorik

• Hasil ukur: - Tidak bekerja

- Bekerja
Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
6. Sosial ekonomi (penghasilan)

• Definisi: Pendapatan responden atau keluarga secara rutin dalam satu bulan baik diperoleh dari pekerjaan,
pensiunan, pemberian keluarga dan tinggal dengan anggota keluarga.

• Alat ukur : dengan kuisioner

• Cara ukur : responden mengisi kuisioner

• Skala Ukur: kategorik

• Hasil ukur: - Ekonomi menengah ke atas

- Ekonomi menengah ke bawah


Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
7. Pengetahuan

• Definisi: Merupakan suatu pemahaman pasien dengan informasi mengenai hipertensi tentang pengertian,
gejala, komplikasi, faktor risiko, diit hipertensi, dan minum obat hipertensi.

• Alat ukur : dengan kuisioner 2

• Cara ukur : responden mengisi kuisioner

• Skala Ukur: kategorik

• Hasil ukur: - Kurang (1) = bila didapat score ≤ 50%

- Cukup (2) = bila didapat score ≥ 51%


Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
8. Transportasi

• Definisi: Adanya sarana transportasi dari rumah tempat tinggal ke Rumah Sakit.

• Alat ukur : dengan kuisioner

• Cara ukur : responden mengisi kuisioner

• Skala Ukur: kategorik

• Hasil ukur: - Tersedia

- Tidak tersedia
Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
9. Persepsi jarak

• Definisi: Persepsi jarak dari rumah ke tempat pelayanan kesehatan yang menggambarkan jarak ke Rumah
Sakit.

• Alat ukur : dengan kuisioner

• Cara ukur : responden mengisi kuisioner

• Skala Ukur: kategorik

• Hasil ukur : -Dekat

- Jauh
Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
10. Sikap dan dukungan orang terdekat pada kesembuhan pasien

• Definisi: Adanya dukungan dari orang terdekat agar pasien patuh minum obat. Passien harus mampu
menyebutkan jenis dukungan apa yang telah diberikan oleh orang terdekat pasien.

• Alat ukur : dengan kuisioner

• Cara ukur : responden mengisi kuisioner

• Skala Ukur: kategorik

• Hasil ukur : - Ada dukungan nyata

• -Tidak ada dukungan nyata


3.2 Kerangka Teori
3.3. Kerangka Konsep

• Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan maka hubungan variabel tersebut dapat dirumuskan secara
skematis dalam bentuk bagan sebagai berikut :
Metode Penelitian
1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan digunakan dalam melakukan prosedur penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan
metode penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional.
Metode Penelitian
2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah RS Unhas, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian yaitu Agustus – Desember 2020


Metode Penelitian
3. Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi Target

Populasi target adalah penderita hipertensi di Kota Makassar.

4.3.2 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien yang didiagnosis hipertensi dan tercatat di
rekam medis Puskesmas Tamalanrea

Kriteria inklusi:

a) Bersedia menjadi responden

b) Responden sedang mengonsumsi obat antihipertensi


Metode Penelitian
4.3.3 Sampel
Sampel penelitian adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria penelitian.
4.3.4 Besar Sampel
Perhitungan besar sampel dilakukan dengan perhitungan Lameshow dkk:
Metode Penelitian
4.3.4 Cara Pengambilan Sampel

Penentuan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu mengambil sampel yang saat itu datang
berobat ke puskesmas dan memenuhi kriteria untuk terpilih menjadi sampel penelitian.
Metode Penelitian
4.3.4 Cara Pengambilan Sampel

Penentuan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu mengambil sampel yang saat itu datang
berobat ke puskesmas dan memenuhi kriteria untuk terpilih menjadi sampel penelitian.
Metode Penelitian
Jenis Data dan Instrumen Penelitian

1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan wawancara
langsung oleh peneliti di RS Unhas dan di tempat pasien hipertensi dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi
yang terstruktur berdasarkan variabel yang meliputi identitas responden sebanyak 8 pertanyaan, jarak dari rumah ke tempat
pelayanan kesehatan 1 pertanyaan, transportasi 2 pertanyaan, dukungan orang terdekat 1 pertanyaan, pemahaman pasien
terhadao instruksi dikter 1 pertanyaan, kepertcayaan dan harapan sembuh pasien 1 pertanyaan, tingkat kebosanan pasien
dalam menjalani pengobatan 1 pertanyaan, pengetahuan sebanyak 8 pertanyaan dan kepatuhan minum obat antihipertensi
menggunakan lembar observasi yang terdiri dari identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, tanggal berobat dan tgl
kunjungan responden). Tabel observasi yang terdiri dari no, nama obat, dosis obat, jumlah obat, instruksi dokter dan sisa
obat. Sedangkan data sekunder di dapatkan dari Puskesmas melalui buku register pasien hipertensi sebagai data dasar dalam
menentukan sasaran pasien yang diwawancara.
Metode Penelitian
 

Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data dan instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar
pengisian data (kuisioner) dan lembar observasi. Microsoft Word, Microsoft Excel, SPSS 16,0 sebagai tempat
untuk mengolah hasil penelitian.
Metode Penelitian
• 4.5 Manajemen Penelitian

• 4.5.1 Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan setelah meminta perizinan dari pihak pemerintah dan Rs Unhas Kota Makassar.
Teknik yang peneliti pakai dalam pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner) dan observasi.

1. Angket (kuesioner) pengetahuan yang digunakan berupa pertanyaan dengan menjawab sejumlah pertanyaan
yang diberikan yang dibuat sesuai tujuan penelitian.

2. Penilaian kuesioner tentang pengetahuan menggunakan Skala Guttman. Apabila skor, benar‟ nilainya 1 dan
jika, salah‟ nilainya 0.
Metode Penelitian
4.5.2 Pengolahan Data

Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan program SPSS. Proses pengolahan data penelitian menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:

Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) dengan data yang terdiri atas beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer.   

Entry Data

Entry data adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana.

Cleaning Data
Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin
terjadi pada saat meng-entry data ke komputer
Metode Penelitian
• 
4.5.3 Analisis data

Analisis data dilakukan oleh peneliti. Analisis data dilakukan agar data memiliki arti. Analisis yang akan dilakukan adalah univariat dan bivariat. . 16

Analisis univariat dilakukan dengan tujuan melihat gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel independen dan variabel dependen. Sedangkan analisis
bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel tersebut. .16

Metode statistik yang digunakan untuk melihat kemaknaan dan besarnya hubungan antara variabel dalam penelitian ini merupakan uji chi square. Kemudian untuk
memperoleh kejelasan tentang dinamika hubungan antara faktor resiko dan faktor efek dilihat melalui nilai rasio odds (OR). Rasio Odds dalam hal ini dipakai dalam
menentukan rasio antara banyaknya kasus yang terpapar dan kasus tidak terpapar. . 16

Prinsip uji chi-square:

1. Merupakan analisis data kategorik

2. Data dalam bentuk frekuensi (bukan proporsi/ persentase}

3. Menghitung besar perbedaan antara nilai pengamatan (observed frequencies) dengan nilai harapan (expected frequencies)

4. Syarat : besar sampel cukup. Expected frequencies < 1 dan banyaknya sel dengan expected frequency < 5 tidak lebih dari 20 % dari banyak sel seluruhnya

Cara menghitung expected frequencies 16


Metode Penelitian
• 
Untuk menguji hubungan faktor-faktor predisposisi/pemungkin/pendorong dengan tingkat kepatuhan berobat dilakukan perhitungan uji Chi Square dengan table 2 x 2 (Yate’s Correction)

Keterangan :

N = jumlah sampel

a = kejadian pasien tidak patuh berobat karena tidak memiliki hubungan

dengan faktor-faktor predisposisi/pemungkin/pendorong

b = kejadian pasien tidak patuh berobat karena memiliki hubungan dengan

faktor-faktor predisposisi/pemungkin/pendorong

c = kejadian pasien patuh berobat karena memiliki hubungan dengan

faktor-faktor predisposisi/pemungkin/pendorong

d = kejadian pasien patuh berobat karena tidak memiliki hubungan dengan

faktor-faktor predisposisi/pemungkin/pendorong

Kriteria penolakan H0: X2 hitung > X2

Bila syarat uji Chi Squere tidak terpenuhi, maka baris atau kolom sel dapat digabungkan. Jika masih tidak memenuhi syarat, maka dapat digunakan uji lainnya. Untuk table 2x2 digunakan uji Fisher’s
Exact Test dan untuk table 1x2 dapat digunakan uji binomial. .16
Metode Penelitian

Tabel Prevalence Ratio

  Tidak patuh Patuh  


Tidak memiliki hubungan dengan A B a+b
faktor predisposisi/ pemungkin/
pendorong
Memiliki hubungan dengan faktor C D c+d
predisposisi/ pemungkin/
pendorong
  a+c a+d N

Menghitung hubungan antara faktor –faktor predisposisi atau pemungkin antara pasien
patuh dan tidak patuh ditegakkan dengan Prevalence Ratio dan CI 95%.
Metode Penelitian
4.5.4 Penyajian data

Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram untuk menggambarkan karakteristik
faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien hipertensi dalam berobat di RS Unhas Kota
makassar periode Agustus-Desember 2020
Metode Penelitian
Etika Penelitian

1. Prinsip-prinsip Etika Penelitian

Penelitian yang dilakukan khususnya jika yang menjadi subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki
kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga peneliti yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian
pada manusia yang harus dipahami antara lain: .16

a) Prinsip Manfaat

Prinsip aspek maka segala bentuk manfaat adalah segala bantuk penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Prinsip ini
dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian
yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan antara aspek risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang dilakukan dapat mengalami
dilema etik.

b) Prinsip Menghormati Manusia

Manusia mempunyai hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus di hormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan tidak
menjadi subyek penelitian.

c) Prinsip Keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia dan
tidak berpihak dalam perlakuan dengan manusia.
Metode Penelitian
Masalah Etika Penelitian

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika
penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: . 16

a) Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi anak, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur
pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain. .

b) Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etika ini merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c) Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainya. Informasi yang
telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tersusun yang akan dilaporkan pada hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi. Jakarta: Direktorat P2PL, 2008.

2. Depkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional Tahun 2007. Jakarta: CV Metronusa Prima, 2008.

3. Kabo, Peter, Prof,PhD,MD. Bagaimana Menggunakan Obat-Obat Kardiovaskuler Secara Rasional. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2011.p.63-102.

4. Sani, Aulia. Hypertension Current Perspective, Jakarta; Medya Crea, 2008.

5. Depkes RI. Survei Kesehatan Rumah Tangga Volume 2. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI, 2004.

6. Depkes RI. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kefarmasi dan Alat Kesehatan, 2008.

7. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2000.

8. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
DAFTAR PUSTAKA

9. Saryono. Metodologi Penelitian Kesehatan penuntun praktis bagi pemula. Yogyakarta; mitra cendikia, 2008.

10. Isgiyanto Awal. Teknik Pengambilan Sampel. Jogjakarta, Mitra Cedikia Offeset, 2009.

11. Suwarso, E. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakpatuhan Pasien Penderita Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rsu H. Adam
Malik Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. 2010

12. Jurnal penelitian: Nunik K, dkk. Kepatuhan pasien berobat hipertensi Hypertension Patien’s Therapy Obidience di depok, 2005.

13. Jurnal Penelitian: Nandang Tisna Ali. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Minum Obat Anti Hipertensi di Puskesmas
Pamulang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2009. Tangerang : FK UIN Syarif Hidayatullah. 2009.

14. Yetti, hilda, Hubungan karakteristik dukungan keluarga dan hasil pendidikan kesehatan dengan kepatuhan diit hipertensi pada lansia di kelurahan
Paseban kecamatan senen Jakarta pusat. Tesis Pasca FIK UI, 2007.

15. Yuliarti, dwiretno, Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada usia lanjut di posbindu Kota Bogor tahun 2007. tesis Pasca FKM UI,
2007

16. Notoatmojo,.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta,:Rieneka Cipta. 2005

Anda mungkin juga menyukai