Anda di halaman 1dari 17

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL MASA

REMAJA DAN IMPLIKASINYA

KELOMPOK 5
PIKI MULANI ( 190406016 )
MARGANDA NOVERIA GRAKSI GULTOM (190406026 )

DOSEN PEMBIMBING
FADILLAH, S.P., S. Pd., M. Pd.
 
 
1. Pengertian Remaja

secara umum Remaja Elizabeth B. Hurlock


merupakan masa (1999)
dimana peralihan dari Remaja adalah masa
masa anak-anak ke peralihan dari anak –
masa dewasa yang anak menuju dewasa
telah meliputi yang mencakup
semua perkembangan kematangan mental,
yang dialami sebagai emosional,  sosial dan
persiapan memasuki fisik.
masa dewasa.
Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia dapat
digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah.
Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut :
1. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-
tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).
2. Dibanyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah di
anggap akil balik, baik menurut adat maupun agama,
sehungga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka
sebagai anak-anak (kriteria sosial).
3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan
perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego
identity), tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif,
maupun moral,
4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk
memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut
masih menggantungkan diri pada orang lain, belum mempunyai
hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara tradisi). Golongan
ini cukup banyak terdapat di Indonesia, terutama di kalangan
masyarakat kelas menengah ke atas yang mempersyaratkan
berbagai hal (terutama pendidikan setinggi-tingginya) untuk
mencapai kedewasaan. Tetapi dalam kenyataannya cukup banyak
pula orang yang mencapai kedewasaannya sebelum usia ini.
5. Status perkawinan sangat menetukan, karena arti perkawinan
masih sangat penting di masyarakat Indonesia secara
menyeluruh. Seorang yang sudah menikah pada usia berapa pun
dianggap dan diperlakukan sebagi orang dewa penuh, baik secara
hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga.
Seorang remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa.
Tubuhnya kelihatan sudah “dewasa”, akan tetapi bila diperlakukan seperti
orang dewasa ia gagal menunjukan kedewasaannya. Pada remaja sering
terlihat adanya :

1. Kegelisahan : keadaan yang tidak tenang menguasai diri si remaja.


Mereka banyak mempunyai banyak macam keinginan yang tidak selalu
dapat dipenuhi. D isatu pihak ingin mencari pengalaman, karena diperlukan
untuk menambah pengetahuan dan keluwesan dalam tingkah laku. Di pihak
lain mereka merasa diri belum mampu melakukan berbagai hal.

2. Pertentangan : pertentangan-pertentangan yang terjadi di dalam diri


mereka juga menimbulkan kebingungan baik bagi diri mereka maupun
orang lain. Pada umumnya timbul perselisihan dan pertentangan pendapat
dan pandangan antara si remaja dan orang tua. 

3. Berkeinginan besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahuinya.


4.Keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas.
Keinginan menjelajah dan menyelidiki ini dapat disalurkan dengan
baik kepada kegiatan yang bermanfaat.

5. Mengkhayal dan berfantasi : khayalan dan fantasi remaja


banyak berkisar mengenai prestasi dan tangga karier. Khayalan
dan fantasi tidak selalu bersifat negatif, dapat juga bersifat positif.
Melalui khayalan dan fantasi yang positif dan konstruktif banyak
hal dan ide baru yang dapat diciptakan oleh para remaja.

6. Aktivitas berkelompok : kebanyakan remaja-remaja


menemukan jalan keluar dari kesulitan-kesulitannya dengan
berkumpul-kumpul melakukan kegiatan bersama, mengadakan
penjelajahan secara kelompok ini tumbuh sedemikian besarnya
dan dapat dikatakan meupakan ciri masa remaja.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan
sosial adalah kemampuan seseorang dalam
bersikap atau tata cara perilakunya dalam
berinteraksi dengan unsur sosialisasi di
masyarakat.

Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial


merupakan kegiatan manusia sejak lahir,
dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus
melakukan penyesuaian diri dengan
2 Pengertian
lingkungan sosialnya yang menyangkut
Perkembangan
norma-norma dan sosial budaya
Sosial
masyarakatnya.
Abu Ahmadi, berpendapat bahwa
perkembangan sosial telah dimulai sejak
manusia itu lahir. Sebagai contoh, anak
menangis saat dilahirkan, atau anak
tersenyum saat disapa. Hal ini membuktikan
adanya interaksi sosial antara anak dan
lingkungannya.
3 Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

1.
 Berkembangny
a kesadaran
akan kesunyian
dan dorongan
akan pergaulan

4.  Mulai Ali Muhamad dan


2.  Adanya
Muhamad Asrori
cenderungan (2012: 85) upaya
memilih Menyatakan
memilih
bahwa Karakteristik
karier perkembangan nilai-nilai
tertentu sosial remaja
sosial
meliputi:

 3.Meningkatn
ya
ketertarikan
pada lawan
jenis
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Sosial Remaja
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh
terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan
sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan
kondusif bagi sosialisasi anak.
2. Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematang fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat
orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidpun
sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang
anak, bukan sebagai anak independen, akan tetapi akan dipandang dalam
konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu, “ia anak siapa”.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
Karena pendidikan merupakan proses pengoperasian ilmu
yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial
anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa
yang akan datang.

5. Kapasitas Mental, Emosi Dan Intelegensi


Kemapuan berfikir dapat mempengaruhi banyak hal, seperti
kemampuan belajar, memcahkan masalah, dan berbahasa.
Oleh karena itu, kemampuan intelektual tinggi, kemampuan
berbahasa baik,dan pengendalian emosi secara seimbang
sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan
sosial anak.
5. Pengaruh Teman Sebaya dan
Keluarga Terhadap
Perkembangan Sosial Remaja

1. Teman Sebaya

Ketika seorang anak beranjak menjadi remaja, maka


terjadi perubahan aspek sosialnya. Yang awalnya
bersifat egosentris akan berubah menjadi sociable.
Begitu mereka memasuki usia remaja, kebutuhan
fisiologis dan kasih sayang orang tua akan
dikesampingkan dan digantikan oleh kebutuhan akan
kehadiran teman-teman sebayanya.
beberapa aspek kepribadian yang dapat dikembangkan melalui kehadiran
teman sebaya, yaitu :
• Aspek Fisik.dengan kehadiran teman sebaya, remaja dapat
mengembangkan keterampilan-keterampilan fisiknya, seperti kegiatan-
kegiatan kelompok yang sama-sama menyukai aktifitas fisik. Misalnya
kelompok sepak bola, karate, dll.
• Aspek Intelektual.Di sini remaja berkelompok dengan minat yang sama,
seperti ajang diskusi atau kegiatan-kegiatan yang banyak melibatkan
kemampuan intelektualnya.
• Aspek Emosi. Remaja membuat kelompok untuk saling menyalurkan
emosinya, misalnya nonton bareng-bareng, nyanyi bareng-bareng
(bikin band) atau kegiatan lainnya yang bisa menyalurkan emosi
mereka.
• Aspek Sosial. Dengan kelompok, remaja merasa memiliki teman
senasib, se ide, seperjuangan sehingga melalui kegiatan sosial yang
mereka bentuk, remaja merasa dihargai oleh lingkungannya.
• Aspek Moral. Remaja berkelompok untuk mengembangkan
kemampuannya di bidang keagamaan.
Dampak kehadiran teman sebaya juga tidak selamanya meberi pengaruh
yang positif bagi perkembangan remaja. Bila orang tua kurang
memberikan pengetahuan yang baik bagi remaja, maka akibatnya bisa
menimbulkan hal-hal yang negatif. Yang perlu diperhatikan agar remaja
tidak menyimpang dari aturan aturan dalam bersosialisasi yaitu :

• Peran Disiplin. Remaja harus mampu mengatur waktu. Kapan belajar,


kapan bermain dengan teman sebaya dan kapan membantu orang tua.
• Peran Kontrol Orang Tua. Orang tua tetap harus dapat mengontrol
remaja dalam berhubungan dengan teman-teman sebayanya.
• Hindari lingkungan yang dapat membawa remaja ke arah pergaulan
yang negatif.
• Pandai-pandai dalam memilih bentuk kegiatan yang akan dimasuki.
• Pilihlah teman yang memberi dampak/pengaruh yang positif terhadap
kita.
• Memiliki aturan-aturan yang jelas sebagai bekal pada saat bersosialisasi
dengan teman-teman remaja yang lain.
2. Keluarga
Keluarga yang fungsional (normal) yaitu keluarga yang telah mampu
melaksanakan fungsinya sebagaimana yang telah dijelaskan. ditandai
oleh karakteristik: Saling memperhatikan dan mencintai, bersikap
terbuka dan jujur, orangtua mau mendengar anak, menerima
perasaannya dan menghargai pendapatnya, ada “Sharing” masalah
atau pendapat diantara keluarga
Adapun ciri – ciri keluarga yang mengalami disfungsi yaitu:
• Kematian salah satu atau kedua orangtua.
• kedua orangtua bercerai(Divorce), hubungan kedua orangtua tidak
baik (por marriage), hubungan orangtua dengan anak tidak baik
(por parent – child relationship), suasana rumah tangga yang
tegang tanpa kehangatan (high tensión and low warmth), orangtua
sibuk dan jarang di rumah (parent’s absence), dan salah satu atau
kedua orangtua mengalami kelainan kepribadian atau gangguan
kejiwaan (personality or psychological disorder).
6. Pengaruh Perkembangan Sosial Remaja
Terhadap Tingkah Laku

Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-


ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap
kritis terhadap situasi dan orang
lain,termasuk orang tuanya, setiap
pendapat orang lain dibandingkan dengan
teori yang di ikuti atau diharapkan. Keadaan
ini akhirnya dapat menimbulkan perasaan
tidak puas atau putus asa.
Fatimah,Enung (2006:88)
Ali,Muhamad dan Muhamad
menyatakan bahwa Implikasi
Asrori (2012: 85) Menyatakan
pengembangan hubungan sosial
bahwa upaya pengembangan
remaja terhadap
hubungan sosial remaja dan
penyelenggaraan pendidikan.
implikasinya bagi pendidikan
Masa remaja merupakan masa
masa remaja merupakan fase
mencari jati diri sehingga ia
yang sangat potensial bagi
memiliki sikap yang terlalu tinggi
tumbuh dan berkembangnya
dalam menilai dirinya atau
aspek fisik maupun psikis, baik
sebaliknya. Disekolah perlu
secara kuantitatif maupun
sering diadakan kegiatan bakti
kualitatif.
sosial, kelompok belajar, dan
kegiatan-kegiatan lainya dibawah
asuhan guru pembimbing.

perkembangan Sosial Remaja dengan Implikasi


dalam Penyelenggaraan Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai