Anda di halaman 1dari 23

PEMERIKSAAN

PAJAK
Tujuan Pemeriksaan
1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dalam rangka memberikan
kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan
kepada WP
a. SPTLB termasuk yang telah diberikan
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
b. SPT rugi
c. SPT tidak disampaikan atau disampaikan pada
waktu yang telah ditetapkan
d. SPT yang telah memenuhi kriteria seleksi yang telah
ditentukan oleh Ditjen Pajak
e. Ada indikasi kewajiban perpajkan selain kewajiban
tsb. pada point 3 tidak dipenuhi (Pemeriksaan Khusus)
Cont’d.....
2. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan UU perpajakan
a. Pemberian NPWP secara jabatan
b. Penghapusan NPWP
c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan PKP
d. WP mengajukan keberatan
e. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma
f. Pencocokan data dan atau alat keterangan
g. Penentuan WP berlokasi di daerah terpencil
h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN
i. Pelaksanaan ketentuan peraturan UU perpajakan
untuk tujuan lain selain point (a) s/d (i)
Objek pemeriksaan : SPT yang disampaikan oleh
WP.
Sasaran pemeriksaan : pembukuan dengan
berbagai perangkatnya (buku, catatan, bukti, dan
dokumen pendukung lain).
Mekanisme Pemeriksaan :

Self Assessment Pemberdayaan WP

Tindakan Pemeriksaan
pengawasan pajak

Kepatuhan WP
Hal-hal pokok berkaitan dengan
pembukuan :
1. WP OP yang telah memenuhi syarat dan WP Badan
wajib menyelenggarakan pembukuan.
2. Pembukuan harus dilakukan berdasarkan itikad baik.
3. Pembukuan dibuat mengacu pada standar yang lazim
digunakan di Indonesia (SAK)
4. WP dapat menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahasa asing dan mata uang selain
rupiah.
5. Buku, catatan, dan dokumen harus disimpan min 10
tahun.
6. Pembukuan yang dilakukan dengan baik dan benar
akan memberikan kemudahan bagi WP.
Jenis Pemeriksaan
1. Pemeriksaan rutin terhadap SPT
Tahunan PPh WP OP atau Badan dan
atau SPT Tahunan PPh 21 yang
menyatakan LB dan atau SPT Masa PPN
yang menyatakan meminta restitusi.
2. Pemeriksaan bukti permulaan
3. Pemeriksaan WP lokasi
4. Pemeriksaan khusus
5. Pemeriksaan rutin selain yang dimaksud
no. (1)
6. Pemeriksaan tahun berjalan.
Ruang Lingkup Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Lapangan (P.Lap)
Dilakukan di tempat WP dan dapat
dilaksanakan dengan Pemeriksaan
Lengkap (PL) dan Pemeriksaan
Sederhana (PS)
2. Pemeriksaan Kantor
Dilakukan di kantor pajak dan hanya
dapat dilaksanakan dengan
Pemeriksaan Sederhana (PS)
Jangka Waktu Pemeriksaan
1. PL : jangka waktu 2 bulan dan dapat
diperpanjang max. 8 bulan
2. PS 1 : jangka waktu 1 bulan dan dapat
diperpanjang max. 2 bulan
3. PS 2 : jangka waktu 4 minggu dan dapat
diperpanjang max. 6 minggu.
Bila perlu pemeriksaan lebih dalam dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu max. 2
tahun namun jangka waktu ini tidak berlaku
untuk pemeriksaan SPTLB
Norma Pemeriksaan
1. Berkaitan dengan P.Lap
2. Berkaitan dengan PK
3. Berkaitan dengan pelaksaan pemeriksaan
4. Berkaitan dengan WP
Ad 1. Norma dalam P.Lap
Pemeriksa Pajak :
 Harus memiliki Tanda Pengenal Pemeriksa dan
dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan
(SP2) pada waktu melakukan pemeriksaan dan
wajib memperlihatkannya kepada WP.
 Wajib memberitahukan secara tertulis tentang
akan dilakukan pemeriksaan.
 Wajib menjelaskan maksud dan tujuan kepada
WP yang akan diperiksa.
 Wajib membuat Lap Pemeriksaan Pajak (LP2).
e. Wajib memberitahukan secara tertulis kepada
WP tentang hasil pemeriksaan berupa hal-hal
yang berbeda antara SPT dengan hasil
pemeriksaan u/ ditanggapi WP.
 Wajib memberi petunjuk kepada WP mengenai
penyelenggaran pembukuan atau pencatatan
dan petunjuk lainnya agar dalam tahun-tahun
selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
g. Wajib mengembalikan buku, catatan, dan
dokumen pendukung lainnya paling lama 14 hari
sejak selesainya pemeriksaan.
h. Dilarang memberitahukan kepada pihak lain
tentang pemeriksaan.
Ad 2. Norma dalam PK
Sama dengan norma dalam P.Lap kecuali point
(a), pemeriksa pajak berwenang untuk memanggil
WP agar datang ke kantor DJP

Ad 4. Norma WP
WP mempunyai hak untuk menuntut agar ketiga
norma di atas dilaksanakan sebagaimana
harusnya.
Ad 3. Norma dalam pelaksanan pemeriksaan

a. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh seorang atau


lebih (prakteknya min. 3 org).
b. Pemeriksaan dilakukan di kantor DJP atau
kantor WP atau tempat lain yang ditentukan oleh
DJP.
c. Pemeriksaan dilaksanakan pada jam kerja dan
apabila dipandang perlu dapat dilanjutkan di luar
jam kerja.
d. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam KKP.
e. LP2 disusun berdasarkan KKP.
f. Hasil P.Lap yang seluruhnya disetujui WP,
dibuatkan surat pernyataan dan ditandatangani.
g. Terhadap temuan sebagai hasil P.Lap yang
tidak seluruhnya disetujui WP, dilakukan
pembahasan akhir dan dibuatkan BA Hasil
Pemeriksaan.
h. Berdasarkan LP2, diterbitkan SKP dan STP
kecuali jika dilanjutkan dengan penyidikan.
Pedoman Pemeriksaan
1. Pedoman umum
a. Pemeriksaan dilaksanakan oleh pemeriksa
pajak yang :
- Mempunyai pendidikan teknis dan keterampilan
- Bekerja dengan jujur, bertanggung jawab
- Menggunakan keahlian untuk melaksanakan
tugas
b. Temuan hasil pemeriksaan dituangkan dalam
KKP sebagai bahan untuk menyusun LP2
2. Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan
a. Pelaksanaan pemeriksaan harus didahului
dengan persiapan yang baik, sesuai dengan
tujuan, dan mendapat pengawasan.
b. Luas pemeriksaan ditentukan berdasarkan
petunjuk yang diperoleh yang harus
dikembangkan melalui pencocokan data,
pengamatan, tanya jawab, dan tindakan lain
berkenaan dengan pemeriksaan.
c. Pendapat dan kesimpulan pemeriksa pajak
harus didasarkan pada temuan yang kuat
dan berdasarkan ketentuan perpajakan.
3. Pedoman Pelaporan Pemeriksaan
a. LP2 disusun secara ringkas dan jelas
b. LPS yang berkaitan dengan pengungkapan
penyimpangan SPT harus memperhatikan
KKP
c. LP2 harus didukung oleh daftar yang
lengkap dan rinci sesuai dengan tujuan
pemeriksaan
Pelaksanaan Pemeriksaan
1. Dalam P.Lap, pemeriksa berwenang :
a. Memeriksa dan atau meminjam buku, catatan, dan
dokumen pendukung
b. Meminta keterangan lisan dan atau tertulis dari WP
c. Memasuki tempat atau ruangan yang diduga
merupakan tempat menyimpan bukti
d. Melakukan penyegelan tempat bila WP atau wakil
atau kuasanya tidak mau bekerja sama
e. Meminta keterangan dan atau data yang diperlukan
dari pihak ketiga, kecuali konfirmasi ke bank mengenai
rahasia bank harus izin ke Menteri Keuangan
Cont’d...
2. Dalam PK, pemeriksa berwenang :
a. Memeriksa dan atau meminjam buku, catatan, dan
dokumen pendukung
b. Meminta keterangan lisan dan atau tertulis dari WP
c. Meminta keterangan dan atau data yang diperlukan
dari pihak ketiga, kecuali konfirmasi ke bank mengenai
rahasia bank harus izin ke Menteri Keuangan
Penyidikan Pajak
 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan
adanya indikasi tindak pidana maka akan
dilakukan penyidikan.
 Tindakan penyidikan dilakukan apabila
ditemukan bukti pendahuluan, yaitu
adanya bukti baik berupa lisan maupun
tulisan, perbuatan, keterangan, ataupun
benda-benda yang dapat memberikan
petunjuk bahwa suatu tindak pidana telah
terjadi dan dapat merugikan negara.
Tindak pidana di bidang perpajakan meliputi
perbuatan yang :
a. Dilakukan oleh seorang atau badan yang
diwakili oleh orang tertentu.
b. Memenuhi rumusan UU
c. Diancam dengan sanksi pidana
d. Melawan hukum
e. Dilakukan di bidang perpajakan
f. Dapat menimbulkan kerugian bagi
pendapatan negara.
Penyidik Pajak
Penyidik pajak adalah PNS tertentu di Dirjen Pajak
yang diberi wewenang khusus untuk melakukan
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.
Tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh penyidik :
a. Pemanggilan tersangka atau saksi
b. Pembatasan kebebasan orang yang dipanggil
c. Penggeledahan
d. Pemeriksaan tempat tertentu yang diduga terdapat
bahan bukti
e. Penyitaan
f. Mengambil alih dan atau menyimpan barang-barang
tertentu
Penghentian Penyidikan
 Tidak terdapat cukup bukti
 Peristiwanya bukan tindak pidana di bidang
perpajakan
 Peristiwanya telah kadaluwarsa
 Tersangka meninggal dunia
 Dengan alasan untuk kepentingan penerimaan
negara, atas permintaan MenKeu, Jaksa Agung dapat
menghentikan penyidikan dengan syarat :
* WP melunasi pajak yang tidak atau kurang
bayar atau tidak seharusnya dikembalikan.
* WP membayar sanksi adm berupa denda
sebesar 4x jumlah pajak yang tidak atau kurang
bayar atau tidak seharusnya dikembalikan.

Anda mungkin juga menyukai