Anda di halaman 1dari 33

HUKUM PERDAGANGAN

INTERNATIONAL

Menurut Schmitthoff :
“ The body of rules governing commercial
relationship of a private law nature involving
different nations “
Hukum perdagangan internasional adalah
sekumpulan aturan yang mengatur hubungan-
hubungan komersial yang sifatnya
hukum perdata,
Unsur-unsur dari
Hukum Perdagangan Interational
 Hukum perdagangan internasional adalah
sekumpulan aturan yang mengatur hubungan-
hubungan komersial yang sifatnya hukum perdata,
 Aturan-aturan hukum tersebut mengatur transaksi-
transaksi yang berbeda negara.
ALASAN MELAKUKAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
a. Kemampuan suatu negara dalam memproduksi barang atau jasa
terbatas.
b. Adanya manfaat yang diperoleh dari adanya perbedaan harga.
c. Adanya perbedaan faktor produksi yang dimiliki masing-
masing negara, misal Indonesia memiliki banyak  sumber
minyak bumi tapi memerlukan tenaga ahli    yang handal untuk
mengambilnya.
d. Perbedaan sosial budaya,
e. Perbedaan selera masyarakat
f. Adanya sarana komunikasi dan transportasi
PRINSIP DASAR
HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
 KEBEBASAN BERKONTRAK,
 PACTA SUNT SERVANDA,
 PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE,
 KEBEBASAN KOMUNIKASI,
KEBEBASAN BERKONTRAK
 Kebebasan berkontrak, sebenarnya adalah prinsip universal
dalam hukum perdagangan internasional.
 Setiap sistem hukum pada bidang hukum dagang mengakui
kebebasan para pihak ini untuk membuat kontrak-kontrak
dagang (internasional).
 Para pihak sepakati. Ia termasuk pula kebebasan untuk memilih
forum penyelesaian sengketa dagangnya. Ia mencakup pula
kebebasan untuk memilih hukum yang akan berlaku terhadap
kontrak, dll.
PRINSIP PACTA SUNT SERVANDA
 Pacta sunt servanda adalah prinsip yang
mensyaratkan bahwa kesepakatan atau kontrak
yang telah ditandatangani harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya (dengan itikad baik).
Prinsip ini pun sifatnya universal,
 Setiap sistem hukum di dunia menghormati prinsip
ini.
PRINSIP DASAR PENYELESAIAN SENGKETA
MELALUI ARBITRASE

 Arbitrase dalam perdagangan internasional adalah


forum penyelesaian sengketa yang semakin umum
digunakan. Klausul arbitrase sudah semakin banyak
dicantumkan dalam kontrak-kontrak dagang.
 Oleh karena itulah prinsip ketiga ini memang relevan.
PRINSIP DASAR KEBEBASAN
KOMUNIKASI (NAVIGASI)
 Komunikasi atau navigasi adalah kebebasan
para pihak untuk berkomunikasi untuk
keperluan dagang dengan siapa pun juga
dengan melalui berbagai sarana navigasi atau
komunikasi, baik darat, laut, udara, atau
melalui sarana elektronik.
 Aturan-aturan hukum (internasional)
memfasilitasi kebebasan ini
TUJUAN HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
 Mencapai perdagangan yang stabil,
 Meningkatkan volume perdagangan dunia dengan
menciptakan perdagangan yang menguntungkan
pembangunan ekonomi semua negara,
 Meningkatkan standar hidup manusia,
 Meningkatkan tenaga kerja,
 Mengembangkan sistem perdagangan multiratel,
 Meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber
kekayaan dunia.
KELEMAHAN HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
 Bersifat pragmatis dan permisif, dalam hal ini hukum
perdagangan internasional kurang objektif di dalam
“memaksakan” negara-negara untuk tunduk pada
hukum.
 Bersifat mendamaikan dan persuatif, artinya tidak
memaksa sehingga memungkinkan perkembangan
hukum di tengah krisis.
SUBYEK HUKUM DAPAT
DIKATEGORIKAN
A. NEGARA
B. ORGANISASI INTERNASIONAL
C. INDIVIDU
D. BANK
A. NEGARA
 Adalah subyek hukum yang paling sempurna, karena
a. Negara merupakan satu-satunya subyek hukum yang
memiliki kedaulatan,
b. Negara berperan dalam pembentukan organisasi
internasional,
c. Negara dengan negara lain mengadakan perjanjian
internasional guna mengatur transaksi perdagangan,
d. Negara merupakan pelaku utama dalam perdagangan
internasional.
Misal :
Di Indonesia membentuk badan hukum milik negara yaitu
Pertamina untuk mengekplorasi, mengeksploitasi dan
memaparkan hasil pertambangan minyak.
B. ORGANISASI PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

 Organisasi dibentuk oleh dua atau lebih negara


guna mencapai tujuan bersama,
 Untuk mendirikan suatu organisasi internasional,
perlu dibentuk suatu dasar hukum yang biasanya
adalah perjanjian internasional.
C. INDIVIDU
 Individu atau perusahaab adalah pelaku utama dalam
perdagangan internasional,
 Individu dipandang sebagai subjek hukum dengan sifat
hukum perdata ( legal persons of a private law nature ),
 Individu hanya terikat oleh ketentuan-ketentuan hukum
nasional yang negaranya buat, Negara jarang sekali membuat
kesepakatan yang mengikat individu
 Apabila individu merasa haknya terganggu, yang dapat
dilakukan adalah meminta bantuan negaranya untuk
memajukan klaim terhadap negara yang merugikan dihadapan
badan peradilan internasional.
 membuat kesepakatan yang mengikat individu
D. BANK
 Peran Bank dalam perdagangan internasional
sebagai kunci, karena pihak Bank memfasilitasi
pembayaran antara penjual dan pembeli, juga
berperan dalam menciptakan aturan-aturan
hukum perdagangan intenasional terutama
hukum perbankan internasional.
Faktor-faktor yang membuat Bank
menjadi subyek hukum HPI penting :
 Peran Bank dalam HPI sebagai kunci,
 Bank menjembatani antara penjual dan
pembeli,
 Bank dapat menciptakan aturan-aturan hukum
dalam HPI terutama dalah hukum perbankan
internasional.
SUMBER HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
A. PERJANJIAN INTERNASIONAL
B. HUKUM KEBIASAAN INTERNASIONAL
C. PRINSIP HUKUM UMUM
D. PUTUSAN-PUTUSAN PENGADILAN
A. PERJANJIAN INTERNASIONAL
 Perjanjian multilateral, adalah kesepakatan tertulis
yang mengikat lebih dari dua pihak/negara dan tunduk
pada aturan internasional,
 Perjanjian regional adalah kesepakatan di bidang
perdagangan internasional yang dibuat oleh negara
yang berada dalam suatu regional tertentu,
Di Asia Tenggara misalnya pembentukan AFTA (Asean
Free Trade Area ) yang dibentuk pada saat KTT di
Singapura pada th 1992.
 Perjanjian bilateral adalah kesepakatan yang dilakukan
oleh dua negara.
Misalnya : Perjanjian penghindaran pajak berganda.
PERJANJIAN INTERNASIONAL
(International Convention)
 Merupakan kesepakatan yang telah, sedang atau
akan diratifikasi oleh banyak negara di dunia,
 Perjanjian Internasional ini berlaku bagi negara
yang menjadi peserta konvensi sehingga menjadi
bagian dari hukum nasionalnya.
 Tetapi kadang kala ada negara yang tidak ikut
dalam perjanjian Internasional, sehingga secara
diam-diam negara tersebut tunduk kepada
perjanjian Internasional tersebut
B. HUKUM KEBIASAAN INTERNASIONAL

 Merupakan sumber hukum perdagangan


internasional yang pertama, karena perdagangan
internasional lahir justru adanya praktik-praktik
para pedagang yang dilakukan berulang-ulang
sehingga kebiasaan yang berulang-ulang menjadi
mengikat.
HUKUM KEBIASAAN
( Custom Law )
 Disebut juga Lex mercatoria atau hukum para
pedagang,
 Suatu kebiasaan tidak selamanya menjadi mengikat dan
karenanya menjadi hukum,
 Suatu praktik kebiasaan untuk menjadi mengikat harus
memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Suatu praktik berulang-ulang dilakukan dan diikuti
oleh lebih dari dua pihak,
b. Praktik ini diterima sebagai mengikat (opnio iuris
sive necessitatis)
C. PRINSIP HUKUM UMUM
( General Contract Law )

 Dalam KUHPerdata juga merupakan salah satu


dasar hukum bagi suatu kontrak yang bersifat
umum ( general contract law ), artinya banyak
ketentuan Buku III KUHPerdata yang mengatur
secara umum yaitu berlaku bagi seluruh macam
perjanjian. Apabila terhadap perdagang
internasional berlaku hukum Indonesia.
PRINSIP-PRINSIP HUKUM UMUM
 Sumber hukum ini akan mulai berfungsi ketika
hukum perjanjian dan hukum kebiasaan
internasional tidak memberi jawaban atas suatu
persoalan.
 Beberapa contoh dari prinsip-prinsip hukum umu
adalah prinsip itikad baik, pacta sunt servanda.
D. PUTUSAN-PUTUSAN PENGADILAN
( Yurispridensi )
 Terkadang apa yang terdapat dalam praktek dagang
sehari-hari kemudian dikukuhkan dalam suatu
yurisprudensi yakni diputuskan oleh Pengadilan yang
kemudian keputusan tersebut memperoleh kekuatan
hukum tetap. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar
hukum dalam perdagangan internasional, terutama
dalam hal yang belum diatur dalam undang-undang
atau yang memerlukan penafsiran-penafsiran terhadap
suatu Undang-undang.
METODE PEMBAYARAN
A. PEMBAYARAN TERLEBIH DAHULU
B. OPEN ACCOUNT
C. ATAS DASAR KONSINYASI
D. DOCUMENTARY COLLECTION
E. DOCUMENTARY CREDIT
A. METODE PEMBAYARAN TERLEBIH DAHULU
(ADVANCE PAYMENT )

 Merupakan suatu sistem pembayaran dengan


mana pihak eksportir (Penjual) akan mengirim
barang setelah dia menerima seluruh
pembayaran harga barang tersebut.
 Sistem ini sangat menguntungkan eksportir, tetapi
sangat tidak menguntungkan pihak Importir
( pembeli )
B. METODE PEMBAYARAN SECARA OPEN
ACCOUNT (PEMBAYARAN KEMUDIAN)

 Merupakan sistem pembayaran barang yang bersangkutan


dikirim terlebih dahulu terlebih dahulu kepada pihak
pembeli, kemudian setelah barang diterima, baru dibayarnya
sebagai hutang.
 Hal tersebut sangat tidak aman bagi Penjual (eksportir)
karena ada kemungkinan pembayarannya tidak sesua
dengan perjanjian.
C. METODE PEMBAYARAN ATAS DASAR
KONSINYASI
 Merupakan variasi dari sistem open account. Dalam sistem
ini pihak investor juga baru akam membayar harga setelah
barang diterima.
 Hanya saja pihak importir menerima barang tersebut untuk
kemudian menjual lagi kepada pihak ketiga, kemudian
setelah barang tersebut laku kepada pihak ketiga dan telah
dibayar, baru kemudian harganya setelah dipotomh
selisihnya dikirim kepada Ekportir (Penjual semula)
D. METODE PEMBAYARAN SECARA
DOCUMENTARY COLLECTION (WESEL INKASO)

 Merupakan pembayaran dengan menggunakan dokumen


yang diperlukan yaitu penggunaan dokumen yang disebut
dengan Bills of Exchange.
 Pihak Importir harus membayar harga barang segera setelah
shipping documents tiba di Bank Importir. Pembayaran harga
tersebut ditukarkan dengan shipping document tersebut.
Karena itu, tanpa pembayaran harga barang, shipping
document tidak akan diberikan oleh pihak bank. Dan tanpa
shipping document, importir tidak dapat ambil barangnya.
E. METODE PEMBAYARAN SECARA DOCUMENTARY
CREDIT (LETTER OF CREDIT (L/C)

 Untuk menjembatani kepentingan pihak Ekportir agar barang


dikirim setelah harga dibayar, sementara pihak importir punya
kepentingan agar harga dibayar setelah barang diterima, maka
dipakailah suatu pembayaran dengan documentary credit
(L/C),
 Sistem ini merupakan cara yang paling aman bagi eksportir
untuk memperoleh pembayaran hasil penjualan barangnya
dari importir asalkan eksportir dapat menyerahkan dokumen
dokumen sesuai dengan syarat L/C.
PERAN LETTER OF CREDIT DALAM
PERDAGANG INTERNASIONAL

 Memudahkan pelunasan pembayaran transaksi


ekspor;
 Mengamankan dana yang disediakan importir
untuk membayar barang impor;
 Menjamin kelengkapan dokumen pengapalan
PEMBUKAAN L/C

 pembukaan L/C merupakan jaminan pula bagi importir untuk


memperoleh pengapalan barang secara utuh sesuai dengan
kontrak. Sedangkan dana L/C tersebut tidak akan dicairkan
tanpa penyerahan dokumen pengapalan. Dengan demikian L/C
tampak sebagai suatu instrumen yang ditawarkan bank devisa
untuk memudahkan lalu lintas pembiayaan dalam transaksi
dagang internasional,
 tampak bahwa sangatlah wajar bila L/C kemudian menjadi lebih
banyak disukai oleh para pihak, khususnya penjual dan pembeli
dalam bertransaksi dagang secara lintas batas. Alasan utama
para pedagang menyukai sistem ini, adalah karena adanya
unsur janji bayar yang ada pada sistem ini.
PARA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM
PEMBUKAAN TRANSAKSI L/C

 Applicant (buyer atau pembeli): adalah pihak yang meminta


kepada sebuah bank untuk membuka L/C atas namanya
(sebagai pembeli).
 Penerima (Beneficiary) adalah pihak yang disebutkan dalam
L/C sebagai penjual).
 Bank penerbit (Opening Bank atau issuing bank) adalah bank
yang membuka atau menerbitkan L/C (Bank pembeli).
 Bank penerus atau Advising Bank adalah Bank yang
meneruskan L/C yang diterima dari opening bank kepada
beneficiary (bisa Bank penjual)

Anda mungkin juga menyukai