Anda di halaman 1dari 50

METODE COPING

PADA ANAK KEBUTUHAN


KHUSUS DALAM ASUHAN
KESEHATAN GIGI

SITI FITRIA ULFAH,S.ST.,M.Kes


MENGENAL ANAK KEBUTUHAN
KHUSUS
BIODATA
Nama : Siti Fitria Ulfah,S.ST.,M.Kes
Tempat dan Tanggal Lahir : Sidoarjo, 25 Juni 1985
Riwayat Pendidikan :
2016 :S2 Ilmu Kesehatan Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya
2009 D4 Kesehatan Gigi Poltekkes Depkes Surabaya
2003 D3 Kesehatan Gigi Poltekkes Surabaya

Pekerjaan : Instruktur Poltekkes Kemenkes


Surabaya Jurusan Keperawatan Gigi
Kontak : HP : 087851574480
Email :
fitriaulfah43@gmail.com
MENGENAL
JENIS SLB
SLB E
SLB F
SLB G
PERMENPPPA NO. 4 TAHUN 2017

HASIL SURVEI
CEPAT DI
BEBERAPA SLB
(pedoman
pel.kes.bagi tenaga
kesehatan) 2010
 Anak penyandang cacat perlu dikenali
dan diidentifikasi dari kelompok anak
pada umumnya, karena mereka
memerlukan pelayanan yang bersifat
khusus, seperti pelayanan medik,
pendidikan khusus maupun latihan-
latihan tertentu yang bertujuan untuk
mengurangi keterbatasan dan
ketergantungan akibat kelainan yang
diderita, serta menumbuhkan
kemandirian hidup dalam
bermasyarakat (Kemenkes RI, 2014).

 Anak kebutuhan khusus lebih


membutuhkan pelayanan kesehatan
dibandingkan anak normal lainnya.
STRESS

Memiliki pengalaman emosional negatif


disertai dengan perubahan fisiologis,
kognitif, dan perilaku, yang mengarah pada
perubahan situasi yang penuh tekanan dan
kemampuan untuk menghadapi (Wang,
Michaels, & Day, 2011).

Lazarus (1976) stress terjadi pada


seseorang jika terdapat tuntutan
yang melampaui sumber daya yang
dimiliki individu untuk melakukan
adjustment.
STRE
SS
ANAK ORANG
KEBU TUA
KHU T UH
SUS AN
Lazarus (1976) MACAM STRESS
Lazarus (1976)
• Prevalensi karies gigi antara anak kebutuhan
khusus dengan anak normal sangat sedikit
terdapat perbedaan, namun penyakit gigi
KONDISI pada anak kebutuhan khusus lebih banyak
PENYAKIT GIGI yang belum dilakukan perawatan gigi
PADA ANAK (Hanous dan Helail, 2016).
KEBUTUHAN
KHUSUS • Anak-anak dengan kebutuhan khusus
memiliki prevalensi karies lebih tinggi dan
belum terpenuhi kebutuhan gigi dibandingkan
dengan populasi umum pada kelompok usia
yang sama (Nemutandani et al., 2013).
• Kebersihan gilut ABK pada kategori buruk
dgn insiden penyakit gingiva dan periodontal
lebih tinggi dibandingkan anak normal
(Octiara E et al., 2018)
HASIL SURVEI
KESEHATAN GIGI DAN
MULUT SISWA SLB BC
OPTIMAL SURABAYA
TAHUN 2017
KONDISI KESEHATAN GIGI DAN MULUT
SISWA BC OPTIMAL

Data primer 2017


60 % gigi decay permanen
21 % gigi sulung decay
21% gigi permanen hilang
Data primer 2017
SURVEI KEBUTUHAN PERAWATAN GIGI DI SLB
BC OPTIMAL SURABAYA
(hsl penelitian,pengmas, dan asgilut )

Data primer 2019


HAMBATAN
TERAPIS GILUT
SAAT ASUHAN
KESEHATAN GIGI
PADA ANAK ABK
Scale for Evaluating Movement (Houpt and Co-
Workers 1985) Modified by De Nova
Garcia, 2007
TINGKAT KOOPERATIF ANAK
KEBUTUHAN KHUSUS
• Kategori 1 : Jelas Negatif
Tidak bisa diajak kerja sama
• Kategori 2 : Negatif
Tanda-tanda kurangnya kerja sama
• Kategori 3 : Positif
Menerima pengobatan dengan hati-hati. Hal ini ditandai
(mulut terbuka, tangan ke bawah, dll.)
• Kategori 4 : Sangat Kooperatif
Tidak ada tanda-tanda perlawanan. Sangat kooperatif

Frankl Scale for Evaluating Behavior


Modified by De Nova Garcia, 2007
Lazarus dan Folkman (1986)
STRATEGI COPING
PROBLEM FOCUSED EMOTIONAL FOCUSED
COPING COPING
• mengurangi dampak dari • melakukan kontrol terhadap
situasi stress atau respon emosional akibat
memperbesar suatu sumber stress, baik dalam secara
daya dan usaha untuk pendekatan behavioral
menghadapi stress. Individu maupun kognitif. Individu
cenderung menggunakan cenderung menggunakan
problem-focused coping emotional focused coping,
ketika individu memiliki ketika individu memiliki
bahwa persepsi stressor stressor yang ada tidak
yang ada dapat diubah. dapat diubah atau diatasi.
Lazarus dan Folkman (1986)
PROBLEM FOCUSED COPING
(Lazarus dan Folkman 1986)
EMOTIONAL FOCUSED COPING
(Lazarus dan Folkman 1986)
Sumber : Carpenito-Moyet (2002)

ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


PADA ANAK KEBUTUHAN KHUSUS
TAHAP PENGKAJIAN
TAHAP PENGKAJIAN ASGILUT PADA ANAK
KEBUTUHAN KHUSUS
TAHAP DIAGNOSA
Komponen Diagnosa Asuhan
Kesehatan Gigi dan Mulut
komponen PES (Gordon, 1987).
‘P’ diidentifikasi sebagai problem/masalah kesehatan, ‘E’
menunjukkan etiologi/penyebab dari problem, dan ‘S’
menggambarkan signs/sekelompok tanda dan gejala
atau apa yang dikenal sebagai ‘batasan karakteristik’

Ketiga bagian ini dipadukan dalam


suatu pernyataan dengan
menggunakan ‘yang berhubungan
dengan’
(Mardelita, Sukendro, dan Karmawati, 2018)
DIAGNOSA KESEHATAN GIGI & MULUT
(Darby & Walsh)

1.)Tidak terpenuhinya akan kesan wajah yang sehat (adanya pernyataan/ekspresi ketidakpuasan
terhadap penampilan diri sendiri sehubungan dengan kondisi gigi geligi/gingiva/profil
wajah/nafas/ lain-lain .....
2). tidak terpenuhinya kebutuhan akan bebas dari kecemasan/stress (pasien mengeluh/terlihat) :
cemas terhadap pemeriksaan/perawatan
yang akan dilakukan adanya kebiasaan buruk seperti bruxism, menggigit benda, merokok,
mengkonsumsi obat-obatan/narkoba
3). Integritas/keutuhan jaringan kulit, mukosa, dan membrane pada leher dan kepala terlihat adanya
: lesi ekstra/intra oral, pembengkakan, radang gusi, perdarahan gusi, poket gusi >4mm,
xerostomia, dan lain-lain .....
4). Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perlindungan dari resiko kesehatan gigi dan mulut : adanya
potensial luka/trauma, resiko pekerjaan, lain-lain ....
5). Tidak terpenuhinya kebutuhan akan bebas dari rasa nyeri pada leher dan kepala akibat adanya :
nyeri pada ekstra/intra oral dan lain - lain ......
6). Tidak terpenuhinya kondisi biologis gigi geligi yang baik (terlihat/klien melaporkan) : kesulitan
mengunyah, gigi palsu, pesawat orthodonti yang tidak baik, tambalan yang tidak baik, gigi
karies/kelainan, gigi hilang, abrasi/erosi
7). Tidak terpenuhinya kebutuhan untuk bertanggung jawab akan kesehatan gigi dan mulutnya
sendiri : adanya plak dan kalkulus (kebersihan gigi dan mulut yang buruk) tidak adanya
pengawasan/ pendidikan dari orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut tidak pernah
memeriksakan gigi dan mulut
8). Tidak terpenuhinya kebutuhan akan pengetahuan/pemahaman akan kesehatan gigi dan mulut
yang baik: tidak mengetahui pentingnya kesehatan gigi dan mulut
CONTOH DIAGNOSA ASGILUT
MASALAH SIGNS atau
No. Diagnosa Askepgimul
sehubungan dengan: SYMPTOM
Tidak terpenuhinya Gigi berlubang pada gigi 1. ...............
1. kebutuhan akan kesan wajah depan 2. ...............
yang sehat 3. ...............
Bengkak di daerah pipi atau 1. ...............
2. bibir 2. ...............
3. ...............
Radang gusi pada gigi depan 1. ...............
3. 2. ...............
3. ...............
Sariawan pada daerah pipi, 1. ...............
4. bibir 2. ...............
3. ...............
Penyumbatan kelenjar pada 1. ...............
5. daerah pipi, bibir, lidah 2. ...............
3. ...............

Karang gigi pada gigi depan 1. ...............


6. 2. ...............
3. ...............
Pewarnaan intrinsic pada gigi 1. ...............
7. anterior 2. ...............
3. ...............
Pewarnaan extrinsic pada gigi 1. ...............
8. anterior 2. ...............
3. ...............
Ompong atau kehilangan gigi 1. ...............
9. depan 2. ...............
3. ...............

(Mardelita, Sukendro, dan Karmawati, 2018)


TAHAP PERENCANAAN
penyusunan rencana tindakan asuhan
kesehatan gigi dan mulut yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah
sesuai dengan diagnosa asuhan kesehatan
gigi dan mulut yang telah ditentukan dengan
tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.
Implementasi
• Eksekusi dari perencanaan
• Implementasi dapat didelegasikan kepada
terapis gigi lain
• Terapis gigi harus mengkaji pasien sebelum,
ketika dan setelah tindakan askesgilut
• Kompetensi yang diperlukan: Psikomotor,
Berfikir kritis dan kemampuan interpersonal
• Implementasi juga meliputi
pendokumentasian dan pelaporan
IMPLEMENTASI ASKESGILUT PADA ANAK
KEBUTUHAN KHUSUS
• Promotif : Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
pada ABKsesuai dgn masalah askesgilut
menggunakan media dan komunikasi sesuai dengan
jenis ketunaan dan level ketunaan. Selain itu
penyuluhan asgilut kepada Caregiver (org tua,
pengasuh dan keluarga terdekat). Tekankan
demonstrasi menyikat gigi secara berulang-ulang.
• Preventif :menyikat gigi secara teratur, kumur-kumur
fluor, scaling, fluoride, sealant
• Tindakan restoratif ART, penumpatan dengan GIC
EVALUASI
• Membaca kembali diagnosa asuhan
kesehatan gigi dan mulut, rencana asuhan
kesehatan gigi dan mulut, intervensi asuhan
kesehatan gigi dan mulut.
•  
• Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan
yang akan digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian
tujuan
CONTOH KARTU ASKEPGILUT
PADA ABK
CONTOH
KOMUNIKASI
PADA ABK
(by mhs.d4 2019)
PENANGANAN ANAK KEBUTUHAN KHUSUS
SAAT PERAWATAN GIGI
• Beberapa teknik pengkondisian atau bahkan dukungan fisik agar perawatan
gigi berjalan dengan lancar (Glasman et al. , 2009). Beberapa rekomendasi
teknik untuk membatasi gerakan pasien ABK dan untuk mencegah gerakan
pasien yang bisa mempersulit dental asisten. Juga, teknik ini menghindari
“escape attempts" dari pasien, sambil melindungi tim tenaga kesehatan gilut
kemungkinan trauma dan kecelakaan, seperti gigitan.

1)Terapi “holding "adalah dukungan fisik


teknik yang cocok untuk anak - anak, yang tetap dalam pangkuan
orang yang bertanggung jawab, trunk dan lengan tetap stabil sambil
memeluk pasien
2). Posisi “knee to knee" cocok untuk anak-anak berusia 1-3 tahun. Teknik
ini terdiri dari baringkan anak dengan penyangga pada kaki dokter
gigi dan orang yang bertanggung jawab, keduanya menyentuh lutut
satu sama lain dan membentuk semacam tempat tidur gantung
3) Teknik di mana dental asisten memegang kepala pasien
Dapat diterapkan pada pasien dari segala usia . Bantuan menopang
kepala pasien agar tetap stabil.
(Polli et al., 2016)
TERAPI
HOLDING

(Polli et al., 2016)


KNEE TO KNEE
POSITION. (Polli et al., 2016)
Auxiliary sustaining
the patient’s head
(Polli et al., 2016)

Anda mungkin juga menyukai