Anda di halaman 1dari 16

PATOFISIOLOGI

KONSTIPASI

1 . A C H M A D FA U Z I
2.ROFIQI SONY SETIADJI
PENGERTIAN KONSTIPASI

Konstipasi adalah gangguan saluran pencernaan


berupa kesulitan Buang Air Besar (BAB) akibat
terjadinya pemadatan berlebihan feses atau tinja yang
menyebabkan feses keras dan sulit dikeluarkan.
TANDA DAN GEJALA
1. Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebih sedikit
daripada biasanya (kurang dari 30 gram), dan bahkan dapat berbentuk bulat-bulat
kecil bila sudah parah.
2. Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan, kadang-kadang harus mengejan
ataupun menekan-nekan perut terlebih
3. Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
4. Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal disertai rasa sakit
5. Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada biasanya.
6. Menurunnya frekuensi buang air besar ( menjadi 3 hari sekali atau lebih).
7. Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.
8. Sakit punggung bila tinja yang tertumpuk cukup banyak.
PATOFISIOLOGI
Konstipasi bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala yang
mengindikasikan adanya penyakit atau masalah.Yang dapat menyebabkan
konstipasi antara lain : kelainan saluran pencernaan (contoh: divertikulitis),
gangguan metabolisme (contoh: diabetes), gangguan endokrin (contoh:
hipotiroidism).
Konstipasi pada umumnya terjadi akibat dari rendahnya konsumsi serat
atau penggunaan obat yang dapat menimbulkan konstipasi seperti opiat.
Konstipasi kadang-kadang dapat juga diakibatkan oleh faktor psikologis.
Penyakit atau kondisi yang dapat menimbulkan konstipasi:
MANIFESTASI KLINIK

Pasien mengeluh tentang rasa tidak nyaman dan kembung pada perut,
pergerakan usus yang hilang timbul, feses dengan ukuran kecil, perasaan
penuh, kesulitan dan sakit pada saat mengeluarkan feses.
Implikasi dari konstipasi dapat bervariasi mulai dari rasa tidak nyaman
sampai gejala kanker usus besar atau penyakit serius lainnya.
Terapi pasien dengan mengetahui frekuensi pergerakan usus dan tingkat
keparahan konstipasi, makanan, penggunaan laksatif, penggunaan obat-
obat yang dapat menyebabkan konstipasi.
B. ETIOLOGI
• Penyebab umum konstipasi adalah sebagai berikut:
1. Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan mengabaikan
keinginanuntuk defekasi dapat menyebabkan konstipasi.
2. Klien yang mengonsumsi diet rendah serat dalam bentuk hewani
dan karbohidrat murni (makanan penutup yang berat) sering
mengalami masalah konstipasi, karena bergerak lebih lambat
didalam saluran cerna. Asupan cairan yang rendah juga
memperlambat peristaltik.
3. kurangnya olahraga yang teratur menyebabkan konstipasi.
4. Obat penenang
5. Lansia
6. Kelainan saluran GI
7. Kondisi neurologis yang menghambat implus saraf ke kolon
8. Peningkatan stres psikologi.
9. Penyakit-penyakit organik.
10. Umur
C. PATOFISIOLOGI
Dorongan untuk defekasi secara normal dirangsang oleh
distensi rektal melalui empat tahap kerja, antara lain:
1. Rangsangan refleks penyekat rektoanal.
2. Relaksasi otot sfingter internal.
3. Relaksasi otot sfingter external
4. Otot dalam region pelvik, dan peningkatan tekanan intra-
abdomen).
Gangguan dari salah satu mekanisme ini dapat berakibat konstipasi.
Defekasi dimulai dari gerakan peristaltik usus besar yang menghantarkan feses
ke rektum untuk dikeluarkan. Feses masuk dan meregangkan ampula dari
rektum diikuti relaksasi dari sfingter anus interna.
Untuk meghindarkan pengeluaran feses yang spontan, terjadi refleks
kontraksi dari sfingter anus eksterna dan kontraksi otot dasar pelvis yang
depersarafi oleh saraf pudendus. Otak menerima rangsang keinginan untuk
BAB dan sfingter anus eksterna diperintahkan untuk relaksasi, sehingga
rektum mengeluarkan isinya dengan bantuan kontraksi otot dinding perut.
kontraksi ini akan menaikkan tekanan dalam perut, relaksasi sfingter dan otot
elevator ani. Baik persarafan simpatis maupun parasimpatis terlibat dalam
proses BAB.
MANIFESTASI KLINIS
1. Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena
tumpukan tinja.
2. Tinja menjadi lebih keras, panas, dan berwarna lebih gelap
daripada biasanya, dan jumlahnya lebih sedikit daripada
biasanya.
3. Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang,
kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan
perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan tinja.
4. Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
5. Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit
akibat bergesekan dengan tinja yang panas dan keras.
6. Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada
biasanya
7. Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit
buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau
lebih).
8. Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.
DIAGNOSA
Pemeriksaan fisik pada konstipasi sebagian besar tidak mendapatkan kelainan yang
jelas. Namun demikian pemeriksaan fisik yang teliti dan menyeluruh diperlukan untuk
menemukan kelainan yang berpotensi mempengaruhi fungsi usus besar.
Pemeriksaan dimulai pada rongga mulut meliputi gigi geligi, adanya luka pada
selaput lendir mulut dan tumor yang dapat mengganggu rasa pengecap dan proses
menelan.
Daerah perut diperiksa apakah ada pembesaran perut, peregangan atau tonjolan.
Perabaan permukaan perut untuk menilai kekuatan otot perut. Perabaan lebih dalam
dapat mengetahui massa tinja di usus besar, adanya tumor atau pelebaran batang nadi.
Pada pemeriksaan ketuk dicari pengumpulan gas berlebihan, pembesaran organ, cairan
dalam rongga perut atau adanya massa tinja.
Pemeriksaan dengan stetoskop digunakan untuk mendengarkan
suara gerakan usus besar serta mengetahui adanya sumbatan usus.
Sedang pemeriksaan dubur untuk mengetahui adanya wasir, hernia,
fissure (retakan) atau fistula (hubungan abnormal pada saluran cerna),
juga kemungkinan tumor di dubur yang bisa mengganggu proses
buang air besar.
Pemeriksaan laboratorium dikaitkan dengan upaya mendeteksi
faktor risiko konstipasi seperti gula darah, kadar hormon tiroid,
elektrolit, anemia akibat keluarnya darah dari dubur
PENCEGAHAN
Berikut beberapa pencegahan untuk mencegah terjadinya konstipasi:
1. Jangan jajan di sembarang tempat.
2. Hindari makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi.
3. Minum air putih minimal 2 liter air (kira-kira 8 gelas) sehari dan cairan lainnya
setiap hari.
4. Olahraga, seperti jalan kaki (jogging) bisa dilakukan. Minimal 10-15 menit untuk
olahraga ringan, dan minimal 2 jam untuk olahraga yang lebih berat.
5. Biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka menahan buang air besar.
6. Konsumsi makanan yang mengandung serat secukupnya, seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran
KESIMPULAN
Konstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya
kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras dan kadang-
kadang disertai kesulitan sampai rasa sakit saat buang air besar. Konstipasi merupakan
masalah umum yang disebabkan oleh penurunan motilitas, kurang aktivitas, penurunan
kekuatan dan tonus otot.
Manifestasi klinis yang sering muncul adalah distensi abdomen, borborigimus, Rasa
nyeri dan tekanan, penurunan nafsu makan, sakit kepala, kelelahan, tidak dapat makan,
sensasi pengosongan tidak lengkap, mengejan saat defekasi, eliminasi volume feses
sedikit, keras, dan kering. Komplikasi yang bisa terjadi jika konstipasi tidak diatasi
adalah hipertensi arterial, imfaksi fekal, hemoroid dan fisura anal, megakolon.
Penanganan konstipasi non farmakologi adalah diet tinggi serat, perubahan gaya
hidup, dan latihan jasmani. Secara farmakologi adalah pemberian pencahar pembentuk
tinja, pelembut tinja, pencahar stimulant, pencahar perangsang dan lubrikan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai