Pesan Untuk Pemula Ingat bahwa investasi saham itu sama saja seperti bidang pekerjaan lain: Untuk bisa sukses dibutuhkan pengetahuan & keahlian. Pengetahuan bisa diperoleh dari baca-baca, ikut seminar, dll. Keahlian hanya bisa diperoleh dari berlatih/mempraktekkan ilmu yang diperoleh secara terus menerus. Atau dengan kata lain, dari pengalaman Apa Itu Value Investing? 1. Metode membeli saham berfundamental bagus, pada harga wajar atau murah. Kemudian tunggu saja sampai dia naik dengan sendirinya. Jadi sangat berbeda dengan trading saham dimana anda harus lihat monitor setiap saat. 2. Santai: When you know the company, there is nothing to worry about. Kekhawatiran hanya timbul dari ketidak tahuan. 3. Menguntungkan: Satu-satunya metode dimana kita bisa profit 100% dari saham tertentu dalam waktu 1 tahun atau kurang, hanya dengan cara buy, then hold. Never Invest in a Business You Do Not Understand 1. Jangan pernah beli saham tanpa analisa. Investor yang tidak melakukan analisa bukanlah investor, melainkan spekulan. 2. Jangan pernah membaca analisa/rekomendasi saham dari orang lain kecuali u/ second opinion. 3. Untuk menganalisis, anda nggak perlu kemana- mana, kecuali ke www.idx.co.id 4. Ada empat file yang harus dibaca. 1. Laporan Keuangan (beberapa detik) 2. Laporan Tahunan (30 menit) 3. Materi Public Expose beserta Tanya Jawabnya, dan 4. Prospektus, jika ada
Dan juga pengumuman-pengumuman
penting, jika ada Analisis Fundamental Dasar 1. Perusahaan bertumbuh 2. Memiliki nilai laba bersih yang besar
Kalau mau benar-benar aman, perhatikan juga
kinerja historis perusahaan, dan pilih yang kinerjanya konsisten (lihat di laporan tahunan). Analisis Lanjutan (hanya jika laporan keuangannya lolos screening)
1. Pelajari profil dan sejarah perusahaan,
kinerja 5 tahun terakhir, profil direksi, dst. 2. Pelajari kegiatan operasional, rencana kerja, serta target kerja perusahaan 3. Pelajari peristiwa-peristiwa penting, jika ada 4. Baca lagi laporan keuangan dengan lebih teliti. Jika Kita Sudah Punya Daftar saham Incaran Lengkap dengan best buying price- nya, maka selanjutnya kita hanya butuh kerja 5 menit setiap harinya untuk update info pasar dll.
Kita juga gak perlu mengamati saham/pasar
setiap saat, karena kalau ada berita/peristiwa penting tertentu, kita akan otomatis tahu. Menghitung Valuasi Saham Dua Macam Value 1. Actual Value: Nilai aset bersih (modal, ekuitas) perusahaan pada saat ini 2. Intrinsic Value: Nilai aset bersih perusahaan pada saat ini plus akumulasi laba yang bisa dikumpulkan perusahaan kedepannya. Actual Value 1. Pertama-tama, hitung nilai buku/book value dari saham yang akan anda beli. 2. Value investing adalah membeli saham pada harga yang setara atau lebih rendah dibanding nilai aset bersihnya (PBV kurang dari 1, alias nol koma sekian kali) Intrinsic Value 1. Konsepnya masih sama: Pertama, hitung nilai buku dari saham yang akan anda beli 2. Dalam kasus ini, value investing adalah membeli saham pada PBV lebih dari satu kali, namun itu karena kita memiliki asumsi yang kuat bahwa dengan memperhitungkan laba yang akan dikumpulkan perusahaan kedepannya, maka harga tersebut masih murah. 4. Perusahaan yang layak dihargai PBV lebih dari 1, atau bahkan 2: Perusahaan yang memiliki track record kinerja yang solid. Biasanya saham-saham blue chip, atau minimal second liner. 5. Analogi: Warung bakso. 6. Bagaimana kita tahu bahwa suatu saham layak dihargai pada PBV 2, 3, atau bahkan 4 kali? Perhatikan ROE! 7. Nilai plus sebuah saham: 1. Nama besar perusahaan, dan 2. Likuiditas saham Teknik Valuasi Saham- Saham Blue Chip 1. Jika untuk saham second/third liner kita fokus di PBV, maka di blue chip non consumer, kita fokus pada PER. Terdapat angka-angka PER yang krusial, yakni 7, 10, 12, dan 14 kali. Jangan pernah beli saham blue chip non consumer pada PER 14 kali atau diatasnya. 2. Untuk saham consumer: PER 20 kali mungkin masih murah. 3. Perhatikan juga dividend yield. Ciri-ciri ‘wonderful company’ untuk ditabung
1. Bisnisnya sederhana, dan ritel/langsung
jualan ke konsumen akhir 2. Utang relatif kecil 3. Kinerja konsisten minimal 5 tahun terakhir (labanya gak harus selalu naik, tapi ekuitas harus selalu naik) 4. Membayar dividen sebesar 30 – 40% profit 5. ‘Too big to fail’ 6. Perusahaannya fokus. 6. Bisnisnya fokus 7. Manajemen bagus 8. Laporan keuangan terakhirnya bagus, dan 9. Memiliki ‘power of brand’.
Minimal memenuhi 6 – 7 dari 9 kriteria diatas, dan
normalnya bukan termasuk ‘Saham Terbang’ Ciri-Ciri ‘Good Management’ 1. Pekerja Keras: Baca lagi public expose, cari bagian rencana kerja dst. 2. Jujur: Tidak terlibat kasus hukum, membayar utang dengan lancar, tidak melanggar peraturan pemerintah, dll. 3. Berpihak kepada investor: Laporan keuangan sederhana, sahamnya tidak digoreng, tidak melakukan aksi korporasi aneh-aneh, dst. Kapan Saham Naik? 1. Menghitung valuasi saham, itu relatif mudah. Namun hanya karena sebuah saham sudah murah, maka itu bukan berarti dia akan segera naik dalam waktu dekat. 2. Value Investing (dan juga metode lain manapun) tidak bisa menebak kapan saham akan naik. Tapi berdasarkan pengalaman, asalkan sahamnya tepat, harga belinya tepat, dan tidak terjadi force majeure, maka gak akan lebih lama dari satu atau dua tahun. Jadi Kapan Beli Saham? 1. Beli saham yang jelas-jelas bagus, ketika harganya turun dan valuasinya sudah murah (contoh ASII, BBNI, HMSP), dimana selama fundamentalnya tetap oke maka dia pada akhirnya akan naik kembali, atau 2. Beli saham yang sejak awal sudah murah, ketika laporan keuangan terbarunya menunjukkan perbaikan, atau ada prospek valid yang cerah (contoh IMAS, atau properti?) 3. Selanjutnya? Ya tunggu saja! 4. Opsi kedua termasuk high risk high gain. Lalu Kapan Jualnya? 1. Ketika valuasi sebuah saham sudah terlalu mahal, 2. Ketika terjadi force majeure, misalnya laporan keuangan terbaru perusahaan ternyata tidak lagi sebagus sebelumnya. 3. Terkait nomor 2, maka seorang investor mungkin akan menjual sahamnya dalam posisi rugi, namun risiko kerugian tersebut tetap lebih rendah dengan potensi profitnya yang jauh lebih besar (contoh: SSIA). 4. Ketika kita menemukan saham lain yang lebih baik. ‘Ten Bagger’ Stocks?? 1. Kalau kita beli saham bagus pada harga yang sedemikian murahnya, misalnya beli saham A pada harga 400, padahal harga wajarnya sekitar 1,000, maka saham A tersebut bisa naik sampai lebih dari 1,000 tersebut, mungkin bisa sampai 2,000, sehingga profitnya 5 kali lipat. 2. Contoh saham-saham batubara di tahun 2016 3. Biasanya saham dengan PBV nol koma sekian, dan high risk. 4. Sebuah saham perlu waktu untuk bisa naik setinggi itu, biasanya beberapa bulan hingga 1 – 2 tahun. Menyusun ‘Investment Plan’ 1. Setiap 3 bulan: Baca-baca laporan keuangan terbaru, screening/buat daftar saham yang akan dibeli. 2. Setiap bulan: Evaluasi kalau ada saham yang naik atau turun, baca arah pasar (advanced). 3. Lakukan diversifikasi (advanced). 4. Setiap pagi, hari Senin - Jumat: Diskusi dengan broker, putuskan untuk beli, jual, atau hold saja, baca- baca/pelajari sentimen/berita yang lagi rame. Seringkali gak butuh waktu lebih dari 5 menit. 5. Setiap akhir tahun: Bikin annual letter. BONUS MATERI TAMBAHAN Strategi ‘Dollar Cost Averaging’ 1. Pilih dua atau tiga saham ‘wonderful company’. Jangan lebih dari itu karena ingat bahwa di pasar, jumlah wonderful company hanya sedikit. Pilihlah saham yang anda yakin untuk hold selamanya. 2. Komitmen menyetor setiap beberapa waktu sekali, misalnya setiap bulan, ke sekuritas. 3. Meski kita menyetor tiap bulan, tapi jangan beli sahamnya tiap bulan, melainkan hanya beli ketika valuasi saham tersebut undervalue, atau maksimal wajar. Contoh BBRI 4. Maksimal 30% aset porto untuk DCA, selebihnya boleh ‘trading’. 5. Dividen: Dipakai untuk beli lagi sahamnya. 6. Biasanya kita baru bisa DCA setelah 2 – 3 tahun di pasar.
lalu dihold selamanya, karena untuk saham-saham tertentu, akan selalu ada waktu-waktu dimana kita harus menjualnya. Pengertian ‘menabung saham’ adalah, dana yang sudah kita setorkan ke sekuritas tidak akan ditarik lagi termasuk hasil profit dan dividennya, melainkan digulung terus, agar nanti dapet efek compounding-nya. Tiga Tips Penting u/ Pemula 1. Untuk 1 – 2 tahun pertama, jangan dulu mikir soal profit. Ini adalah fase ‘sekolah dasar’, dimana setiap kerugian harus dianggap sebagai biaya belajar. Ingat soal ‘menggali pengalaman’. 2. Lakukan eksperimen, silahkan beli saham apa saja yang anda anggap menarik. Tujuannya untuk dapet ‘feeling’-nya ketika saham yang dipegang naik atau turun. 3. Investasikan minimal 1 jam sehari untuk baca-baca laporan keuangan, dunia finance, ilmu ekonomi, dll. Cara Menjadi Investor Santai 1. Kenapa Warren Buffett tidak tinggal di New York? 2. Hindari hiruk pikuk pasar modal, grup WA, jauhi cerita ‘saham terbang’ dll. Nikmati hidup, milikilah hobi, spend time with family and friends. 3. Agar Tidak Mudah Panik: Gunakan dana kecil dulu, lalu pelan-pelan setor lagi hingga menjadi besar. Anda tidak akan bisa mengelola Rp1 milyar kalau belum pernah mengelola Rp100 juta sebelumnya. Dan anda tidak akan bisa mengelola Rp100 juta kalau belum pernah pegang Rp10 juta sebelumnya. Kisah Li Ka-shing 1. Berasal dari latar belakang keluarga yang lebih buruk dari miskin: Merupakan pengungsi perang. 2. Pekerja keras, rajin menabung. 3. Tidak serakah. 4. Already rich pada usia 30-an, tapi lompatan bisnisnya terjadi pada usia 39, ketika terjadi Krisis Politik di Hong Kong tahun 1967. 5. Sang supir yang menolak pensiun. Sesi Tanya Jawab dan Diskusi Bebas Merci!