Anda di halaman 1dari 30

Value Investing

Investasi Saham u/ Tabungan Jangka


Panjang

Teguh Hidayat
Value Investor

Surabaya, 31 Agustus 2019


Pesan Untuk Pemula
Ingat bahwa investasi saham itu sama saja seperti
bidang pekerjaan lain: Untuk bisa sukses
dibutuhkan pengetahuan & keahlian.
Pengetahuan bisa diperoleh dari baca-baca, ikut
seminar, dll.
Keahlian hanya bisa diperoleh dari
berlatih/mempraktekkan ilmu yang diperoleh
secara terus menerus. Atau dengan kata lain,
dari pengalaman
Apa Itu Value Investing?
1. Metode membeli saham berfundamental bagus, pada
harga wajar atau murah. Kemudian tunggu saja sampai
dia naik dengan sendirinya. Jadi sangat berbeda dengan
trading saham dimana anda harus lihat monitor setiap
saat.
2. Santai: When you know the company, there is nothing to
worry about. Kekhawatiran hanya timbul dari ketidak
tahuan.
3. Menguntungkan: Satu-satunya metode dimana kita bisa
profit 100% dari saham tertentu dalam waktu 1 tahun atau
kurang, hanya dengan cara buy, then hold.
Never Invest in a Business You
Do Not Understand
1. Jangan pernah beli saham tanpa analisa.
Investor yang tidak melakukan analisa
bukanlah investor, melainkan spekulan.
2. Jangan pernah membaca analisa/rekomendasi
saham dari orang lain kecuali u/ second opinion.
3. Untuk menganalisis, anda nggak perlu kemana-
mana, kecuali ke www.idx.co.id
4. Ada empat file yang harus dibaca.
1. Laporan Keuangan (beberapa detik)
2. Laporan Tahunan (30 menit)
3. Materi Public Expose beserta Tanya
Jawabnya, dan
4. Prospektus, jika ada

Dan juga pengumuman-pengumuman


penting, jika ada
Analisis Fundamental Dasar
1. Perusahaan bertumbuh
2. Memiliki nilai laba bersih yang besar

Kalau mau benar-benar aman, perhatikan juga


kinerja historis perusahaan, dan pilih yang
kinerjanya konsisten (lihat di laporan
tahunan).
Analisis Lanjutan (hanya jika laporan
keuangannya lolos screening)

1. Pelajari profil dan sejarah perusahaan,


kinerja 5 tahun terakhir, profil direksi, dst.
2. Pelajari kegiatan operasional, rencana kerja,
serta target kerja perusahaan
3. Pelajari peristiwa-peristiwa penting, jika ada
4. Baca lagi laporan keuangan dengan lebih
teliti.
Jika Kita Sudah Punya Daftar saham
Incaran Lengkap dengan best buying price-
nya, maka selanjutnya kita hanya butuh
kerja 5 menit setiap harinya untuk update
info pasar dll.

Kita juga gak perlu mengamati saham/pasar


setiap saat, karena kalau ada
berita/peristiwa penting tertentu, kita akan
otomatis tahu.
Menghitung
Valuasi Saham
Dua Macam Value
1. Actual Value: Nilai aset bersih (modal,
ekuitas) perusahaan pada saat ini
2. Intrinsic Value: Nilai aset bersih perusahaan
pada saat ini plus akumulasi laba yang bisa
dikumpulkan perusahaan kedepannya.
Actual Value
1. Pertama-tama, hitung nilai buku/book value
dari saham yang akan anda beli.
2. Value investing adalah membeli saham pada
harga yang setara atau lebih rendah
dibanding nilai aset bersihnya (PBV kurang
dari 1, alias nol koma sekian kali)
Intrinsic Value
1. Konsepnya masih sama: Pertama, hitung nilai buku
dari saham yang akan anda beli
2. Dalam kasus ini, value investing adalah membeli
saham pada PBV lebih dari satu kali, namun itu
karena kita memiliki asumsi yang kuat bahwa dengan
memperhitungkan laba yang akan dikumpulkan
perusahaan kedepannya, maka harga tersebut masih
murah.
4. Perusahaan yang layak dihargai PBV lebih dari 1,
atau bahkan 2: Perusahaan yang memiliki track
record kinerja yang solid. Biasanya saham-saham
blue chip, atau minimal second liner.
5. Analogi: Warung bakso.
6. Bagaimana kita tahu bahwa suatu saham layak
dihargai pada PBV 2, 3, atau bahkan 4 kali?
Perhatikan ROE!
7. Nilai plus sebuah saham: 1. Nama besar
perusahaan, dan 2. Likuiditas saham
Teknik Valuasi Saham-
Saham Blue Chip
1. Jika untuk saham second/third liner kita fokus
di PBV, maka di blue chip non consumer,
kita fokus pada PER. Terdapat angka-angka
PER yang krusial, yakni 7, 10, 12, dan 14 kali.
Jangan pernah beli saham blue chip non
consumer pada PER 14 kali atau diatasnya.
2. Untuk saham consumer: PER 20 kali
mungkin masih murah.
3. Perhatikan juga dividend yield.
Ciri-ciri ‘wonderful company’
untuk ditabung

1. Bisnisnya sederhana, dan ritel/langsung


jualan ke konsumen akhir
2. Utang relatif kecil
3. Kinerja konsisten minimal 5 tahun terakhir
(labanya gak harus selalu naik, tapi ekuitas
harus selalu naik)
4. Membayar dividen sebesar 30 – 40% profit
5. ‘Too big to fail’
6. Perusahaannya fokus.
6. Bisnisnya fokus
7. Manajemen bagus
8. Laporan keuangan terakhirnya bagus, dan
9. Memiliki ‘power of brand’.

Minimal memenuhi 6 – 7 dari 9 kriteria diatas, dan


normalnya bukan termasuk ‘Saham Terbang’
Ciri-Ciri ‘Good Management’
1. Pekerja Keras: Baca lagi public expose, cari
bagian rencana kerja dst.
2. Jujur: Tidak terlibat kasus hukum, membayar
utang dengan lancar, tidak melanggar
peraturan pemerintah, dll.
3. Berpihak kepada investor: Laporan keuangan
sederhana, sahamnya tidak digoreng, tidak
melakukan aksi korporasi aneh-aneh, dst.
Kapan Saham Naik?
1. Menghitung valuasi saham, itu relatif mudah. Namun
hanya karena sebuah saham sudah murah, maka itu
bukan berarti dia akan segera naik dalam waktu
dekat.
2. Value Investing (dan juga metode lain manapun)
tidak bisa menebak kapan saham akan naik. Tapi
berdasarkan pengalaman, asalkan sahamnya tepat,
harga belinya tepat, dan tidak terjadi force majeure,
maka gak akan lebih lama dari satu atau dua
tahun.
Jadi Kapan Beli Saham?
1. Beli saham yang jelas-jelas bagus, ketika harganya
turun dan valuasinya sudah murah (contoh ASII,
BBNI, HMSP), dimana selama fundamentalnya tetap
oke maka dia pada akhirnya akan naik kembali, atau
2. Beli saham yang sejak awal sudah murah, ketika
laporan keuangan terbarunya menunjukkan
perbaikan, atau ada prospek valid yang cerah
(contoh IMAS, atau properti?)
3. Selanjutnya? Ya tunggu saja!
4. Opsi kedua termasuk high risk high gain.
Lalu Kapan Jualnya?
1. Ketika valuasi sebuah saham sudah terlalu mahal,
2. Ketika terjadi force majeure, misalnya laporan
keuangan terbaru perusahaan ternyata tidak lagi
sebagus sebelumnya.
3. Terkait nomor 2, maka seorang investor mungkin
akan menjual sahamnya dalam posisi rugi, namun
risiko kerugian tersebut tetap lebih rendah dengan
potensi profitnya yang jauh lebih besar (contoh:
SSIA).
4. Ketika kita menemukan saham lain yang lebih baik.
‘Ten Bagger’ Stocks??
1. Kalau kita beli saham bagus pada harga yang
sedemikian murahnya, misalnya beli saham A pada
harga 400, padahal harga wajarnya sekitar 1,000,
maka saham A tersebut bisa naik sampai lebih dari
1,000 tersebut, mungkin bisa sampai 2,000, sehingga
profitnya 5 kali lipat.
2. Contoh saham-saham batubara di tahun 2016
3. Biasanya saham dengan PBV nol koma sekian, dan
high risk.
4. Sebuah saham perlu waktu untuk bisa naik setinggi
itu, biasanya beberapa bulan hingga 1 – 2 tahun.
Menyusun ‘Investment Plan’
1. Setiap 3 bulan: Baca-baca laporan keuangan terbaru,
screening/buat daftar saham yang akan dibeli.
2. Setiap bulan: Evaluasi kalau ada saham yang naik
atau turun, baca arah pasar (advanced).
3. Lakukan diversifikasi (advanced).
4. Setiap pagi, hari Senin - Jumat: Diskusi dengan
broker, putuskan untuk beli, jual, atau hold saja, baca-
baca/pelajari sentimen/berita yang lagi rame.
Seringkali gak butuh waktu lebih dari 5 menit.
5. Setiap akhir tahun: Bikin annual letter.
BONUS MATERI
TAMBAHAN
Strategi ‘Dollar Cost Averaging’
1. Pilih dua atau tiga saham ‘wonderful company’.
Jangan lebih dari itu karena ingat bahwa di pasar,
jumlah wonderful company hanya sedikit. Pilihlah
saham yang anda yakin untuk hold selamanya.
2. Komitmen menyetor setiap beberapa waktu sekali,
misalnya setiap bulan, ke sekuritas.
3. Meski kita menyetor tiap bulan, tapi jangan beli
sahamnya tiap bulan, melainkan hanya beli ketika
valuasi saham tersebut undervalue, atau maksimal
wajar. Contoh BBRI
4. Maksimal 30% aset porto untuk DCA, selebihnya
boleh ‘trading’.
5. Dividen: Dipakai untuk beli lagi sahamnya.
6. Biasanya kita baru bisa DCA setelah 2 – 3 tahun di
pasar.

Pengertian ‘menabung saham’ bukanlah membeli saham


lalu dihold selamanya, karena untuk saham-saham
tertentu, akan selalu ada waktu-waktu dimana kita
harus menjualnya. Pengertian ‘menabung saham’
adalah, dana yang sudah kita setorkan ke sekuritas
tidak akan ditarik lagi termasuk hasil profit dan
dividennya, melainkan digulung terus, agar nanti
dapet efek compounding-nya.
Tiga Tips Penting u/ Pemula
1. Untuk 1 – 2 tahun pertama, jangan dulu mikir soal
profit. Ini adalah fase ‘sekolah dasar’, dimana setiap
kerugian harus dianggap sebagai biaya belajar. Ingat
soal ‘menggali pengalaman’.
2. Lakukan eksperimen, silahkan beli saham apa saja
yang anda anggap menarik. Tujuannya untuk dapet
‘feeling’-nya ketika saham yang dipegang naik atau
turun.
3. Investasikan minimal 1 jam sehari untuk baca-baca
laporan keuangan, dunia finance, ilmu ekonomi, dll.
Cara Menjadi Investor Santai
1. Kenapa Warren Buffett tidak tinggal di New York?
2. Hindari hiruk pikuk pasar modal, grup WA, jauhi cerita
‘saham terbang’ dll. Nikmati hidup, milikilah hobi,
spend time with family and friends.
3. Agar Tidak Mudah Panik: Gunakan dana kecil dulu,
lalu pelan-pelan setor lagi hingga menjadi besar.
Anda tidak akan bisa mengelola Rp1 milyar kalau
belum pernah mengelola Rp100 juta sebelumnya.
Dan anda tidak akan bisa mengelola Rp100 juta kalau
belum pernah pegang Rp10 juta sebelumnya.
Kisah Li Ka-shing
1. Berasal dari latar belakang keluarga yang lebih buruk
dari miskin: Merupakan pengungsi perang.
2. Pekerja keras, rajin menabung.
3. Tidak serakah.
4. Already rich pada usia 30-an, tapi lompatan bisnisnya
terjadi pada usia 39, ketika terjadi Krisis Politik di
Hong Kong tahun 1967.
5. Sang supir yang menolak pensiun.
Sesi Tanya Jawab dan Diskusi
Bebas
Merci!

Teguh Hidayat
www.teguhhidayat.com

Anda mungkin juga menyukai