Anda di halaman 1dari 16

Laporan Pendahuluan Asuhan

Keperawatan Jiwa
“Resiko Perilaku Kekerasan”
Kelompok 1

1. Ruri Selvyana Agus


2. Riska Aisha Maharani
3. Indry Oktaviani
4. Nuril Qalbi
5. Syurni Syasmi
6. Try Apri Malis
7. Vivi Claudia Effendi
Definisi
• Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku
yang bertujuan untuk melukai seseorang secara
fisik maupun psiklogis. Berdasarkan definisi
tersebut maka perilaku kekerasan dapat
dilakukakn secara verbal, diarahkan pada diri
sendiri, orang lain dan lingkungan. Perilaku
kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu
sedang berlangsung kekerasan atau perilaku
kekerasan terdahulu (riwayat perilaku kekerasan).
Penyebab
1. Faktor Predisposisi
• Teori Biologis
a) Neurologic Faktor
b) Genetic Faktor
c) Cycardian Rhytm
d) Faktor Biokimia
e) Brain Area Disorder
2. Teori Psikogis
a) Teori Psikoanalisa
b) Imitation, modelling and information processing theory
c) Learning Theory
b. Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik berupa injury
secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri
Rentang respon

• Rentang Respon Marah


• Respon Adaptif Respon Maladaptif
• Asertif Frustasi Pasif Agresif Perilaku Kekerasan

• a. Asertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan


orang lain, tanpa merendahkan harga diri orang lain.
• b. Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan
• c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan
yang dialami, sifat tidak berani mengemukakan keinginan dan pendapat
• d. Agresif adalah sikap membela diri sendiri dengan cara melanggar hak orang
lain.
Proses Terjadi Masalah
• Stres, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus
dihadapi oleh setiap individu. Stres dapat menyebabkan kecemasan yang
menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan
dapat menimbulkan kemarahan. Respon terhadap marah dapat
diungkapkan melalui 3 cara, yaitu: mengungkapkan secara verbal,
menekan dan menantang. Kemarahan diawali oleh adanya stressor yang
berasal dari internal atau eksternal. Stressor internal seperti penyakit,
hormonal, dendam, kesal sedangkan stressor ekternal bisa berasal dari
ledekan, cacian, makian, hilangnya benda berharga, tertipu,
penggusuran, bencana dan sebagainya, hal tersebut akan mengakibatkan
kehilangan atau gangguan pada sistem individu (disruption and loss).
Videbeck (2008) mengatakan pemaknaan dari individu pada setiap
kejadian yang menyedihkan atau menjengkelkan menjadi hal terpenting.
Tanda dan Gejala
• a. Muka merah dan tegang
• b. Mata melotot atau pandangan tajam
• c. Tangan mengepal
• d. Rahang mengatup
• e. Wajah memerah dan tegang
• f. Postur tubuh kaku
• g. Pandangan tajam
• h. Jalan mondar mandir
• i. Klien dengan perilaku kekerasan seringmenunjukan
• j. Klien mengeluh perasaan terancam, marah dan dendam
• k. Klien menguungkapkan perasaan tidak berguna
• l. Klien mengungkapkan perasaan jengkel
• m.Klien mengungkapkan adanya keluhan fisik seperti dada berdebar-debar, rasa tercekik dan bingung
• n. Klien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruh melukai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
• o. Klien mengatakan semua orang ingin menyerangnya
Mekanisme Koping
• a) Sublimasi
• Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia. Artinya dimata masyarakat unutk suatu dorongan yang megalami hambatan
penyalurannya secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada objek lain seperti
meremas remas adona kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa
amarah.

• b) Proyeksi
• Menyalahkan orang lain kesukarannya atau keinginannya yang tidak baik, misalnya seorang wanita muda yang menyangkal
bahwa ia mempunyai perasaan seksual terdadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba
merayu, mencumbunya.
• c) Represi
• Mencegah pikiran yang menyakitkan atau bahayakan masuk kedalam sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada
orang tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil bahwa membenci
orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh tuhan. Sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia
dapat melupakanya.

• d) Reaksi formasi
• Mencegah keinginan yang berbahaya bila di ekspresika.dengan melebih lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan
menggunakan sebagai rintangan misalnya sesorangan yang tertarik pada teman suaminya,akan memperlakukan orang
tersebut dengan kuat.

• e) Deplacement
• Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan pada objek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada
mulanya yang membangkitkan emosi itu ,misalnya: timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapatkan
hukuman dari ibunya karena menggambar didinding kamarnya. Dia mulai bermai perang-perangan dengan temanya.
Penatalaksanaan
• a. Farmakoterapi
• b. Terapi okupasi
• c. Peran serta keluarga
• d. Terapi somatic
• e. Terapi kejang listrik
Askep Teoritis
1.Identitas
Identitas klien
Meliputi : nama atau inisial klien, alamat, nomor MR, tanggal masuk, dan tanggal pengkajian.

2. Alasan masuk /keluhan utama


Umumnya klien resiko perilaku kekerasan dibawa kerumah sakit karena keluarga merasa tidak mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan
hal lain, gejala yang di nampakkan di rumah sakit sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

3. Faktor predisposisi
1. Gangguan jiwa dimasa lalu
Tanyakan kepada keluarga atau klien apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu dan pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.

2. Pengobatan sebelumnya
Tanyakan kepada keluarga atau klien apakah klien pernah berobat sebelumnya dan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya.

3. Trauma
Tanyakan pada keluarga atau klien, apakah klien pernah melakukan atau mengalami dan menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari
lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.

4. Anggotakeluargayangmengalamigangguan jiwa
Tanyakan kepada keluarga atau klien apakah anggota keluarga lainnya yang mengalami gangguan jiwa.
5. Pengalamanmasalaluyangmengalami gangguan jiwa
Tanyakan kepada keluarga atau klien tentang pengalaman yang tidak menyenangkan (kegagalan, kehilangan, perpisahan, kematian, trauma selama
tumbuh kembang) yang pernah dialami klien pada masa lalu
• 4. Pemeriksaan fisik
• a. Kesadaran umum
• Berisikan bentuk kesadaran klien saat masuk, biasanya klien dengan
gangguan jiwa tidak ada memiliki masalah terhadap kesehatan fisik,
dan adapun klien gangguan jiwa yang mengalami gangguan terhadap
kesehatan fisik biasanya di stabilkan dulu dirumah sakit umum dan
setelah membaik baru dirujuk ketempat rumah sakitjiwayangada.
• b. Tanda-tanda vital
• Yaitu terdiri dari tekanan darah (TD), nadi, suhu, dan pernafasan.

• 5. Psikososial
• a. Genogram
• Meliputi jumlah keluarga orang terdekat, dan pemegang
pengambilan keputusan serta pola komunikasi dan pola asuhan dalam
keluarga,
• b. konsep diri

• 1) Gambaran diri
• Bentuk tubuh dan perilaku yang ditampakkan selama beradadi rumah sakit.
• 2) Identitas diri
• Menggambarkan pasien seperti, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, status perkawinan dan
lain sebagainya.
• 3) Peran diri
• Gambaran klien dimasa sehat yang memilki peran dan fungsi klien dalam keluarga.
• 4) Ideal
• Gambaran keinginan yang dirasakan klien.
• 5) Harga diri
• Keadaan status harga diri klien yang bisa juga menjadi awal serangan gangguan jiwa terhadap
klien.
• 6) Hubungan social
• Biasanya klien merasa terisolasi dan tersaing, perasaan kosong dan merasa putus asa sehingga
klien terpisah dengan orang.
• 7) Spiritual
• Berisikan nilai keyakinan dan kegiatan ibadah.
6. Status mental
a.Penampilan
Meliputi keadaan penampilan saat berada dirumah sakit diwaktu pengkajian, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
b. Pembicaraan
Biasanya marah-marah, serta menilai apakah pembicaraan klien cepat, keras, terburu-buru, membisu dan lain sebagainya.
c.Aktivitas motoric
Biasanya klien bergerak aktif seperti mondar-madir,melempar-lempar barang
d. Alam perasaan
Adanya sesuatu merasa diasingkan dari keluarganya, klien suka menyen diri, pandangan kosong.
e. Afek
Ekspresi emosi yang terlihat seperti : datar, tumpul, labil, dan tidak sesuai
f. Interaksi selama wawancara
Biasanya kontrak mata klien normal, atau kadang-kadang tidak koperatif terhadap pandangan dan sering memandang kearah lain dan berbicara sendiri tanpa
memikirkan lawanbicara.
g.Persepsi
Biasanya klien sering melihat bayangan seperti setan atau bayangan aneh yang tidak dapat dilihatoleh orang lain, atau mendengar suara-suara yang tidak ada
wujudnya, atau membaui sesuatu yang busuk seperti darah, atau merasakan seperti sedang memakan sesuatu, atau bahkan seperti measakan sesuatu pada
kulitnya.
h. Proses pikir
Biasanya klien berbicara sesuai dengan apa yang ditanyakan perawat tanpa meloncat atau berpindah-pindah ketopik lain.
i. Isi pikir
Klien dengan resiko perilaku kekerasan biasanya terjadi karena obsesi, atau pikiran magis
j. Tingkat kesadaran
Biasanya tingkat kesadaran klien baik, dimana ia menyadari tempat keberadaannya dan mengenal baik bahwasannya ia berada dalam pengobatan.
k.Memori
Klien dengan resiko perilaku kekerasan biasanya ingat dengan kejadian yang dilakukannya
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Biasanya klien pernahmenduduki dunia pendidikan, tidak memiliki masalah dalam berhitung.
m. Kemampuan penilaian
Bagaimana tingkat kemaampuan penilaian klien apakah apakah klien dapat mengambil keputusan ataupun tidak
n. Daya tilik diri
Biasanya klien menyadari bahwa dia berada dalam masa pengobatan
. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
Tanyakan frekuensi, jumlah variasi,macam dan cara makan, observasi kemampuan klien menyiapkan dan membersihkan alat
makan.
b. BAB/BAK
Observasi kemampuan klien dalam BAB/BAK, pergi menggunakan WC atau membersihkan WC.
c. Mandi
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi,cuci rambut,gunting kuku. Observasi kebersihan tubuh dan
bau badan klien
d. Pakaian
Frekuensi penukaran pakaian sehari-hari,bentuk kekotoran baju dan bau pakaian
e. Istirahat dan tidur
Observasi dan tanyakan lama dan waktu tidur siang malam, persiapan sebelum tidur dan aktivitas setelah tidur
f. Penggunaan obat
Observasi penggunaan obat,frekuensi,jenis,dosis,waktu dan cara pemakaian.
g. Pemilihan kesehatan
Bagaimana,kapan perawatan lanjut, siappa saja sistem pendukung yang dimilki
h. Aktivitas rumah
Kemampuan klien dalam mengelola dan menyajikan makanan,merapikan rumah, dan mengatur kebutuhan sehari-hari
i. Aktivitas diluar rumah
Kemampuan klien belanja kebutuhan sehari-hari,aktivitas lain yang dilakukan diluar rumah.

j. Aspek medis
1) Diagnosa medis : Perilaku kekerasan
2) Terapi yang diberikan : -Terapi kognitif
-Terapi keluarga
-Terapi perilaku
-Terapi aktivitas kelompok
Diagnosa Keperawatan

• Diagnosis keperawatan dari pohn masalah


pada gambar adalah sebagai berikut:

• Resiko perilaku kekerasan


• No Diagnosa Pertemuan Tindakan
• Pasien Keluarga
• 1 Resiko PK 1 1.Identifikasi penyebab,tanda dan gejala, PK yang ditemukan,akibat PK
• 2.Jelaskan cara mengontrol PK: fisik obat,verbal,spritual
• 3.Latihan cara mengontrol PK secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal
• 4.Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik 1.Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
• 2.Jelaskan pengertian tanda dan gejala,dan proses terjadinya PK (guanakan booklet)
• 3.Jelaskan cara merawat PK
• 4.Latih cara merawat PK dengan melakukan kegiatan fisik: tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal
• 5.Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
• 2 1.Evaluasi kegiatan fisik. Beri pujian
• 2.Latih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis,guna,dosis,frekuensi,cara,kontinuitas,minum obat)
• 3.Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat 1.Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/ melatih pasien fisik. Beri pujian
• 2.Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
• 3.Latih cara memberikan/membimbing minum obat
• 4.Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
• 3 1.Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat. Beri pujian
• 2.Latih cara mengontrol PK secara verbal(3 cara,yaitu:mengungkapkan,meminta,menolak dengan benar)
• 3.Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik,minum obat dan verbal 1.Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien fisik dan memberikan
obat.Beri pujian
• 2.Latih cara membimbing cara bicara yang baik
• 3.Latih cara membimbing kegiatan spritual
• 4.Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
• 4 1.Evaluasi kegiatan latihan fisik,obat,dan verbal. Beri pujian
• 2.Latih cara mengontrol spritual (2 kegiatan)
• 3.Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik,minum obat,verbal dan spritual 1.Evaluasi kegiatan dalam merawat/melatih pasien fisik,memberikan
obat,latihan bicara yang baik dan kegiatan spritual.Beri pujian
• 2.Jelaskan follow up ke RSJ/PKM,tanda kambuh,rujukan
• 3.Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
• 5 S.O.12 1.Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2,obat ,verbal,spritual.Beri pujian
• 2.Nilai kemampuan yang telah mandiri
• 3.Nilai apakah PK terkontrol1.Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien fisk,memberikan obat,cara bicara yang baik,kegiatan spritual da follow
up. Beri pujian
• 2.Nilai kemampuan kelurga dalam merawat pasien
• 3.Nilai kemampuan kelurga dalam melakukan kontrol ke RSJ/PKM
• 9. Implementasi Keperawatan
• Melakukan tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan
apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

• 10. Evaluasi Keperawatan


• Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan,
tahap penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilannya.
Bila tidak atau belum berhasil, maka perlu disusun
rencana baru yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan
ke keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan waktu dan ketersediaan
keluarga. Label evaluasi ini berupa SOAP.

Anda mungkin juga menyukai