Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 10

NURBAYANI
EKATRI PANDARI
MENTARI NIRWAN
NINIK KENDEK
OPTIK DAN CAHAYA
A . P E N G E RT I A N O P T I K
Optika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari
tentang konsep cahaya, terutama mengkaj isifat-sifatcahaya,
hakikat, dan pemanfaatannya. Optika terbagi kedalam dua
bagianya itu optika geometris dan optikafisis.

B. PENGERTIAN OPTIKA GEOMETRIS


Optika geometris merupakan optika yang membahas tentang
pemantulan dan pembiasancahaya.
Sifat cahaya sama dengan sifat gelombang elektromagnetik.
Cahaya dan gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam
ruang vakum (ruanghampa).
MACAM DAN JENIS ALAT OPTIK

Mata
Setiap manusia memiliki alat optik tercanggih yang pernah ada, yaitu mata. Mata
merupakan bagian dari pancaindra yang berfungsi untuk melihat
 LUP

Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa cembung.
Lup digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar nampak lebih besar dan jelas.
 Kamera
Kamera adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan fotografi
Kamera terdiri atas beberapa bagian, antara lain, sebagai berikut :
• Lensa cembung, berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk sehingga
terbentuk bayangan yang nyata, terbalik, dan diperkecil.
• Diafragma, adalah lubang kecil yang dapat diatur lebarnya dan berfungsi untuk
mengatur banyaknya cahaya yang masuk melalui lensa.
 
 Mikroskop
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil
agar tampak jelas dan besar. Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung.
Lensa yang dekat dengan benda yang diamati (objek) disebut lensa objektif
dan lensa yang dekat dengan pengamat disebut lensa okuler. Mikroskop yang
memiliki dua lensa disebut mikroskop cahaya lensa ganda.
 PERISKOP
Periskop adalah teropong pada kapal selam yang digunakan
untuk mengamati benda-benda di permukaan laut. Periskop
terdiri atas 2 lensa cembung dan 2 prisma siku-siku sama kaki.
2.Hukum pemantulan

Dari hasil percobaan diperoleh hukum pemantulan sebagaiberikut:


1)  Sinar datang, sinar pantul, dang garis normal berpotongan pada satu titik dan
terletak pada satu bidang datar.
2)   Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)
Sehingga hukum pemantulan dapat dinyatakan secara matematis sebagaiberikut:
i= r
1.Pemantulan Pada Cermin Datar
Cermin datar adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul berbentuk
bidang datar. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar sama persis dengan
ukuran bendanya.

 
Gambar 2.1 Pemantulan teratur           Gambar 2.2 Pemantulan baur

Pemantulan teratur terjadi ketika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus
atau rata seperti permukaan cermin datar atau permukaan air yang tenang.
Sedangkan pemantulan  baur  terjadi  ketika  suatu  berkas  cahaya sejajar datang pada permukaan
yang kasar atau tidak rata sehingga dipantulkan keberbagai arah yang tidak tertentu.
1. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar
Lima sifat penting banyangan pada cermin dataryaitu:
1.    Bayangan sama besar dengan bendanya
2.    Bayanagan tegak
3.    Jarak bayangan kecermin sama dengan jarak benda kecermin
4.    Bayangan bertukar sisinya
5.    Bayangan bersifat maya atau semu.

2. Jumlahbanyangan yang dibentuk oleh dua buah cermin datar


Apabila sudut apit dua buah cermin datar α besarnya diubah-ubah, maka secara
empiris jumlah bayangan yang dihasilkan memenuhi hubungan
n =  – 1
Keterangan:
n = jumlah bayangan
α = sudut apit kedua cermin datar 
2.Pemantulan Pada Cermin Lekung
Cermin lekung adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul berbentuk lengkung.
Cermin lengkung dibedakan menjadi dua, yaitu cermin cekung dan cermin cembung.
1.Cermin Cekung
Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar. Berkas sinar yang datang sejajar sumbu
utama akan akan dipantulkan mengumpul pada suatu titik yang disebut titik fokus (F).
Secara geometris dapat dibuktikan bahwa panjang fokus (f), yaitu jarak cermin ketitik
fokus besarnya sama dengan setengah panjang jari-jari kelengkungan cermin.
f  = r/2

2.  Cermin cembung


Cermin cembung bersifat menyebarkan sinar. Berkas sinar sejajar sumbu utama
dipantulkan menyebar seolah-olah berasal dari titik fokus (F). Seperti pada cermin
cekung, panjang fokus (f) sama dengan setengah jari-jari kelengkungan cermin.
3. Hukum Pembiasan

1.Pembiasan pada Kaca Plan-paralel

Untuk kaca plan-paralel dengan ketebalan d maka sinar akan mengalami pergeseran sebesar t
yang dapat diturunkan sebagai berikut:
Perhatikan segitiga OBC:
sin  sudut COB =
 t   = OB sin sudut COB
 t   = OB sin (i – r)
2.Pembiasan Cahaya pada Bidang Lengkung
Hukum pembiasan Snellius dapat juga diterapkan pada bidang lengkung terutama untuk
sinar-sinar paraksial.

Untuk sinar-sinar paraksial kita dapat menggunakan pendekatan sin θ = θ sehingga diperoleh
n1i = n2r
C. OptikaFisis
Optikafisis merupakan cabang studi cahaya yang membahas tentang sifat-sifat
cahaya,interferensicahaya, hakikat cahaya dan pemanfaatan sifat-sifat cahaya.
 
1.   WarnaCahaya
Cahaya terdiri dari bermacam-macam warna, hal ini dapat dibuktikan dengan
piringan Newton (Newton’s Disc) yang terdiridari 7 macam warna yaitu :merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu. (caramenghafal : MEJIKUHIBINIU) yang diputar
dengan cepat akan tampak berwarna putih.
1.    Merah
2.    Jingga
3.    Kuning
4.    Hijau
5.    Biru
6.  Nila
7.  Ungu
2. InterferensiCahaya
Interferensi Cahaya adalah perpaduan dua atau lebih sumber cahaya
sehingga menghasilkan keadaan yang lebih terang (interferensi
maksimum) dan keadaan yang gelap (interferensi minimum).

3.DispersiCahaya
Dispersi adalah Peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih)
menjadi cahaya-cahaya monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau, biru,
dan ungu). Dispersi cahaya terjadi jika seberkas cahaya polikromatik
(cahayaputih) jatuh pada sisi prisma. Cahaya putih tersebut itu akan
diuraikan menjadi warna-warna pembentuknya yang disebut spektrum
cahaya.
4.DifraksiCahaya (Lenturan Cahaya)
Difraksi Cahaya adalah peristiwa pembelokan arah sinar jika sinar tersebut mendapat
halangan. Penghalang yang dipergunakan biasanya berupa kisi, yaitu celah sempit.

5.Polarisasi Cahaya (Pengkutuban)


Polarisasi cahaya adalah pengkutuban dari pada arah getar dari gelombang transversal.
(Dengan demikian tidak terjadi polarisasi pada gelombang longitudinal).
~PolarisasiCahaya Karena Pemantulan
~PolarisasiCahaya Karena Pemantulan dan Pembiasan
~PolarisasiCahaya Karena Pembiasan Ganda
~PolarisasiCahaya Karena AbsorbsiSelektif

Anda mungkin juga menyukai