PERANTASAN TINDAK
PIDANA KORUPSI
I Nyoman Wara
1
BPK DALAM KONSTITUSI
Pasal 23 E, UU D 45.
(1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuangan yang Bebas dan mandiri.
(2) Hasil Pemeriksaan Keuangan Negara diserahkan
kepada DPR, DPRD dan DPD sesuai dengan
kewenangannya;
(3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh
lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai
dengan UU.
Landasan Operasional :
UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara;
UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
2
Keuangan
• BPK = Lembaga (tinggi) Negara = Lembaga
Negara Lainnya = Presiden (Kepala
Pemerintahan)
3
• Pemeriksaan oleh BPK = Audit
6
JENIS PEMERIKSAAN
7
TUGAS DAN WEWENANG BPK RI
YANG BERKAITAN DENGAN APH
9
Definisi FRAUD
• Kecurangan (Fraud) merupakan istilah hukum yang diserap ke dalam disiplin
akuntansi dan menjadi bagian penting dalam kosa kata akuntansi forensik.
• Fraud adalah perbuatan yang disengaja oleh satu atau lebih individu dalam
manajemen, pihak yang bertanggung jawab terhadap governance (TCWG),
pegawai atau pihak ketiga, dengan menipu untuk memperoleh keuntungan yang
tidak dapat dibenarkan atau keuntungan yang tidak sah/melawan hukum.
Perbuatan melawan hukum
Mengandung: unsur kesengajaan, niat jahat, penipuan, penyembunyian, dan
penyalahgunaan kepercayaan.
Bertujuan untuk mengambil keuntungan haram (illegal advantage) yang bisa
berupa uang, barang/harta, hasa, tidak membayar jasa, atau memperoleh
bisnis.
Pelakunya : Manajemen, pihak yang bertanggungjawab atas governance,
pegawai atau pihak ketiga.
10
PENYAMPAIAN TEMUAN YANG MENGANDUNG
UNSUR PIDANA KEPADA APH
1. (Pasal 14 UU No. 15 Tahun 2004).
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK segera
melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
2. Pasal 8 ayat (3) dan (4) UU No. 15 Tahun 2006:
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK segera
melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan paling lama 1 (satu)
bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut.
Laporan BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dijadikan dasar
penyidikan oleh pejabat penyidik yang berwenang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
11
PEMERIKSAAN INVESTIGATIF
BPK melaksanakan pemeriksaan
Pasal 4 ayat (4)
dengan tujuan tertentu yang
UU 15/2004 dan
antara lain meliputi
Penjelasan
pemeriksaan investigatif
12
Pendekatan 5W + 2H
PedekataProsedur audit tidak ditujukan langsung untuk merumuskan unsur pidana,
akan tetapi dimulai dengan adanya penyimpangan pada proses bisnis, kemudian
merumuskan 5W 2H
13
WEWENANG BPK TERKAIT KERUGIAN NEGARA
14
SEMA 04 TAHUN 2016
RUMUSAN HUKUM PIDANA (ANGKA 6)
• Instansi yang berwenang menyatakan ada tidaknya Kerugian
Keuangan Negara adalah Badan Pemeriksa Keuangan yang
memiliki kewenangan konstitusional, sedangkan instansi lainnya
seperti Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembanguna/Inspektorat/Satuan Kerja Perangkat Daerah tetap
berwenang melakukan pemeriksaan dan audit pengelolaan
Keuangan Negara namun tidak berwenang menyatakan atau
men-declare adanya Kerugian Keuangan Negara.
• Dalam hal tertentu Hakim berdasarkan fakta persidangan dapat
menilai adanya Kerugian Negara dan besarnya kerugian Negara
15
BAGAIMANA BPK MENYATAKAN?
• BPK MELAKSANAKAN SENDIRI PKN.
• PIHAK LAIN BEKERJA UNTUK DAN ATAS NAMA
BPK
• BPK MEREVIU HASIL PEKERJAAN PIHAK LAIN
YANG MENGHITUNG KERUGIAN NEGARA DAN
BPK MENYATAKAN ADANYA KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
16
DEFINISI KERUGIAN NEGARA
Yang dimaksud dg “secara nyata telah ada kerugian keuangan negara” adalah
kerugian yang sudah dapat dihitung jumlahnya berdasarkan hasil temuan
instansi yang berwenang atau akuntan publik yang ditunjuk.
17
Kerugian Negara dalam Akuntansi Forensik
18
MEKANISME PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA
19
KERUGIAN PERSEROAN, KERUGIAN NEGARA, KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
Acquit Et
De BPK menilai dan/atau Setiap orang yg Secara
Charge menetapkan jumlah kerugian Melawan Hukum
Setiap anggota direksi negara yang diakibatkan oleh melakukan perbuatan
bertanggungjawab penuh Perbuatan Melawan Hukum memperkaya diri
secara pribadi atas kerugian baik sengaja maupun lalai yang sendiri atau orang lain
dilakukan oleh bendahara,
perseroan apabila yang pengelola BUMN/BUMD, dan
atau korporasi yang
bersangkutan bersalah atau lembaga atau badan lain yang dapat merugikan
lalai menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara atau
Doktrin Business Judgement Rule: keuangan negara perekonomian negara
• Kerugian bukan karena kesalahan
atau kelalaiannya, PMH = onrechtmatige daad SMH=
• Itikad baik dan kehati-hatian untuk Kesalahan, kelalaian wederrechtelijke
kepentingan persero • Actus reus
• Tidak mempunyai benturan
(perbuatan yg dilarang)
kepentingan
• Telah mengambil tindakan untuk
• Mens rea
mencegah (sikap batin jahat/tercela)
(Dikotomi Terminologi Keuangan Negara dalam Persepektif Tindak Pidana Korupsi, D Andhi Nirwanto, 2013 (Diolah Kembali))
20
TAHAPAN BERKENAAN DENGAN KERUGIAN NEGARA
(KN)
Tahap Kegiatan Pemeran Keterangan
I Menentukan ada tidaknya Penyelidik Tahap I dan II bersifat
Kerugian Keuangan Negara Penyidik interaktif dan reiteratif
JPU
II Menghitung Kerugian Keungan Akuntan Forensik
Negara (BPK/BPKP/Ahli)
III Menetapkan Kerugian Negara Hakim Tahap I dan II dengan
Tahap III bersifat searah
IV Menetapkan Pembayaran Uang Hakim Bersifat fakultatif,
Pengganti merupakan wewenang
Hakim
21
SUMBER KERUGIAN NEGARA
Sumber terjadinya Kerugian Negara dapat dilihat
dari komponen laporan keuangan.
Neraca = Aset dan Kewajiban
Realisasi Anggaran = Penerimaan dan
Pengeluaran
Pelepasan Aset
Kewajiban Bersyarat
Wajib Pungut Tidak Perundangan Tak menjadi Nyata
Setor Berlaku
Pemanfaatan Aset
Kredit Macet
23
Bentuk Kerugian Negara/Daerah
Pengeluaran suatu sumber kekayaan negara/daerah dalam bentuk uang atau barang yang
seharusnya tidak dikeluarkan atau menurut kriteria yang berlaku, lebih besar dari yang
seharusnya.
Hilangnya sumber/kekayaan negara/daerah yang seharusnya diterima termasuk
diantaranya penerimaan uang palsu atau barang fiktif.
Penerimaan sumber/kekayaan negara/daerah yang lebih kecil atau lebih rendah dari yang
seharusnya diterima, termasuk di antaranya penerimaan barang rusak atau yang
kualitasnya tidak sesuai.
Timbulnya suatu kewajiban negara/daerah yang seharusnya tidak ada atau yang lebih
besar dari yang seharusnya.
Hilangnya suatu hak negara/daerah yang seharusnya dimiliki atau diterima menurut
aturan yang berlaku.
Penerimaan negara/daerah yang lebih kecil dari yang seharusnya.
24
METODOLOGI PERHITUNGAN
Kerugian Total (Total Loss)
Kerugian Total Disesuaikan (Total Loss Ajusted) TOTAL LOSS
Kerugian Bersih (Net Loss)
Harga Wajar
Penggunaan Appraiser HARGA
Harga Pokok (Riel Cost) PEMBANDING
Harga Perkiraan Sendiri
25