Anda di halaman 1dari 13

SGB

Syndrome Gullain Barre


DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. SAIDAH QADTAMALA
2. SIGIT SETIAWAN
3. SITI ARUM SUWANDA
4. TITIK ANGGRAINI
5. TUTIK DHAKIROH
6. UMI KHOLIFA
7. USRIYA WAHYU MUNA
8. VITA MARISCHA PUTRI
9. YENI FITRIANI
10. ZULVI UBAEDAH NISABATUL AZKA
DEFINISI

Sindroma Guillain Barre adalah terjadinya suatu


masalah pada sisem syaraf yang menyebabkan kelemahan
otot, kehilangan refleks, dan kebas pada lengan, tungkai
wajah dan bagian tubuh lain. Kasus ini terjadi secara akut
dan berhubugan dengan imun.
ETIOLOGI

Menurut pendapat ahli sistem saraf di serang oleh sistem


pertahanan diri tubuh (sistem imun) lalu terjadi penyakit
autoimun.
SGB akan mematikan jika terjadi kelemahan pada otot yang
mengatur pernapasan, nadi, dan tekanan darah.
Klasifikaksi

 Demielinasi
Demielinasi adalah inflamsi demikkelinasi polineuropati akut
yaitu peradangan demiielinasi yang menyebabkan penyakit
pada persarafan.
 Aksonal
GBS aksonal hampir jarang menyebabkan defisit sensorik.
Primer aksonal GBS yang menyebabkan defisit sensorikk
disebut acute motor and sensory axonalneuropathy
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala diawali dengan parestasia dan kelemahan otot kaki


 Berkkembang kke ekkstermitas atas batang tubuh dan otot wajah
 Terserangnya saraf kranial dengan adanya paralisi pada okular,
wajah, otot orofaring, kesukaran berbicara, mengunyah dan
menelan.
 Disfungsi autonom merupakan komplikasi diantaranya
dimanisfestasikan oleh gangguan frekuensi jantung dan ritme,
perubahan tekanan darah, disfungsi gastrointestinal, kelainan
usus dan gangguan vasomotor lainnya yang bervariasi.
 Terjadinya nyeri berat dan menetap pada punggung dan daerah
kaki.
 Kehilangan sensasi terhadap posisi tubuh
Komplikasi

 Kesulitan bernapas
 Kontraktur atau cacat sendi
 Risiko infeksi
 Tekanan darah rendah
 Kelumpuhan yang permanen
 Pneumonia
 Kerusakan kulit
 Pengisapan makanan atau cairan kedalam paru paru
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
 Cairan serebrospinal
 Pemeriksaan kecepatan hantar saraf (KHS)da
elektromiografi
 Pemeriksaan darah
 Elektrokardiogradi (EKG)
 Tes fungsi respirasi
 Pemeriksaan patologi anatomi
PENATALAKSANAAN

 SGB
Pasien dengan masalah pernapasan memerlukan ventilator yang
kadang kadang dalam waktu lama.
 Sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri
 Pengobatan secara umum bersifat simptomatik
 Terapi khusus
Mengurangi beratnya penyakit dan mempercepat penyembuhan
melalui sistem imunitas.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan


otot-otot pernapasan berkurangnya refleks batuk
 Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuscular
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
kesulitan mengunyah menelan, kelelahan, paralisis
ekstermits
INTERVENSI
Dx1 : Ketidakefektifan pola nafas b.d paralisis otot pernapasan Noc : Pola
napas efektif
 Nic :
1. Pantau frekuensi, kedalaman, dan kesimetrisan pernapasan
Perhatikan gerakan dada, penggunaan otot-otot bantu, serta retraksi otot.
2. Catat peningkatan kerja napas dan obervasi warna kulit dan membrane
mukosa.
3. Pantau poa pernapasan bradipnea, apnea.
4. Tinggikan kepala tempat tidur atau letakkan pasien pada posisi bersandar.
5. Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode distress
pernapasan.
6. Berikan terapi suplemetasi oksigen (sesuai indikasi).
7. Berikan obat/bantu tindakan pembersihan pernapasan melalui
perksusi dada, drainase postural, vibrasi.
INTERVENSI
Dx. 2 : Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuscular
 Noc : Peningkatan keoptimalan mobilitas
 Nic :
1. Kaji kekuatan motorik/kemampuan fungsional dengan
menggunakan skala 0-5. Lakukan pengkajian secara teratur
sesuai kebutuhan secara individual.
2. Sokong ekstremitas dan persendian dengan bantal, trochanter
roll, papan kaki.
3. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif/pasif untuk
mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan
otot
4. Anjurkan untuk melakukan latihan yang terus dikembangkan dan
bergantung pada toleransi secara individual.
5. Konfirmasikan dengan rujuk ke bagian terapi fisik.
INTERVENSI
Dx 3 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
paralisis orofaringeal.
 Noc : Keseimbangan pemenuhan nutrisi
 Nic :
1. Kaji kemampuan untuk mengunyah, menelan, pada keadaan yang
teratur.
2. Catat masukan kalori setiap hari.
3. Catat makanan yang disukaii oleh pasien termasuk pilihan diet yang
dikehendaki. Izinkan untuk makan sesuai waktu yang diinginkan
yang menyenangkan bagi pasien
4. Beri diet tinggi kalori.
5. Pasang/pertahankan selang NGT.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai