Anda di halaman 1dari 19

REFARAT

Allergy immnunology

MEKANISME IMMUNITAS PADA


ALERGI MAKANAN

Penyaji: dr. Lowelly B. A. Napitupulu


Pembimbing : Prof. dr. H. Sjabaroeddin Lubis, SpA(K)
dr. Rita Evalina, M.ked (Ped), SpA(K)
dr. Lily Irsa, SpA(K)
dr. Mahrani Lubis, M.Ked (Ped), SpA
1
Pendahuluan

• Respons imunologik abnormal


• Bermanifestasi pada alergi lain pada suatu
organ
• Dipengaruhi genetik, umur, jenis
Alergi
Makanan kelamin,pola makan, jenis makanan awal
dan faktor lingkungan
• Didasari reaksi hipersentivitas tipe I (IgE)
dan reaksi hipersentivitas tiipe IV /
kombinasi keduanya.

2
Pendahuluan

• Reaksi alergi makanan adalah reaksi simpang


makanan akibat respons imunologik yang
abnormal.
Alergi • Angka kejadian pada anak ±6-8%, dewasa 1-2%
makanan
pada anak • Reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan
disebut juga reaksi simpang makanan.
• Intoleransi makanan akibat mekanisme non
imunologis.

• Kulit  urtikaria, angioedema, dermatitis kontak


• saluran napas  rhinitis, asma
Manisfestasi • saluran cerna  nyeri abdomen, muntah
• Kardiovaskuler  syok anafilaktik.
3
• Patofisiologi alergi makanan  diperantarai IgE maupun
tidak diperantarai oleh IgE

• Alergi makanan  genetik, umur, jenis kelamin, pola


makan, jenis makanan awal, dan faktor lingkungan.

• Penderita alergi makanan banyak dijumpai pada anak di


tahun pertamanya, biasanya umur 3-12 tahun.

• perempuan : laki-laki = 60% : 40%.

• Di Poliklinik Alergi Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak


RS Cipto Mangunkusumo terdapat 4,6% alergi makanan
selama kurun waktu 9 tahun (1987-1996).

• Dan selama setahun (1996-1997), dari 18 anak alergi susu


sapi terdapat 13 di antaranya berusia di bawah 1 tahun.
4
TUJUAN

Untuk menjelaskan mekanisme


terjadinya alergi makanan
secara imunologi.

5
Patogenesis

Makanan yang dilaporkan bersifat alergen

• Susu sapi, telur, kacang, ikan, kacang kedelai dan gandum

Susu Sapi

• Antigen: Kasein dan Whey


• Whey > b- laktoglobulin + a-laktalbumin + bovin serum
albumin + bovin gamaglobulin > IgE
6
Patogenesis
Faktor Genetik Faktor Pencetus

Faktor Fisik
Faktor Psikis
Beban Latihan

7
Patogenesis

 Karakteristik Faktor Alergen Makanan


Berat molekul <70 kD
Penyimpanan benih dalam kacang-
kacangan
Glikosilasi Residu
Kelarutan Air
Ketahanan panas dan pencernaan

8
Patogenesis

Lapisan
Epitel
Tunggal DC Alergen

Beban
Antigenik

APC MALT Imunitas


Limfosit
Sel
Stroma

9
Jenis Reaksi Alergi Makanan

10
Jenis Reaksi Alergi Makanan
Pada paparan awal, alergen Pada anak-anak penderita atopi
makanan  akan dikenali oleh  sel cenderung terbentuk IgE lebih banyak
penyaji antigen untuk selanjutnya selanjutnya  mengadakan sensitisasi sel
mengekspresikan pada sel-T mast pada saluran cerna, saluran nafas
secara langsung atau melalui dan kulit. Bayi yang sangat atopi juga
sitokin. Sel-T tersensitisasi dan mendapat sensitisasi melalui susu ibu
akan merangsang sel-B terhadap makanan yang dikonsumsi ibu.
menghasilkan antibodi dari Bayi-bayi dengan alergi awal terhadap
berbagai subtipe. Alergen yang satu makanan misalnya susu, juga
intak diserap oleh usus dalam mempunyai resiko yang tinggi untuk
jumlah cukup banyak dan berkembang menjadi alergi terhadap
mencapai sel-sel pembentuk makanan lain. Pembuatan antibodi IgE
antibodi di dalam mukosa usus dimulai sejak paparan awal dan
dan organ limfoid usus, yang pada berlanjut walaupun dilakukan diet
kebanyakan anak-anak eliminasi. 
membentuk antibodi dari subtipe
IgG, IgA dan IgM.
11
Jenis Reaksi Alergi Makanan

12
Pajanan IgE terhadap zat allergen makanan

Sensitization

Food Allergen B-Cells & T-Cells

IgE Production

Elicitation

IgE Mast Cells

Activated Mast Food Allergen


Cells

Release of Allergic
Mediators Reaction
13
14
Reaksi Hipersenstivitas Ig E
 Alergi tipe 2 sel T helper (Th2)
 6% anak | 4% dewasa
 2 tahap utama: fase sensitisasi dan fase efektor

Protein Ag (APC) disajikan


kepada sel Th dalam alur Diferensiasi sel Th Sitokin Th2
Ag mengikat molekul Naif menjadi sel (IL-4, IL-5, IL-13 dan
efektor Th2 (atopik) GATA 3
MHC kelas II IL-25)

Transkripsi gen Ce
Translokasi NF-kB IgE dari ligasi CD40
dengan inti Aktivasi faktor
ligan + CD 40 di sel transkripsi (STAT)
Th dan sel B

Ransang sel B
produksi IgE Ab
(antibodi) 15
Reaksi Hipersensitivitas Non-IgE

 Gangguan yang mempengaruhi saluran pencernaan: FPIES,


FPIAP, FPE, seliak, anemia defisiensi zat besi, alergi susu sapi,
penyakit Skulit dan paru-paru
 Hasil uji kulit dan uji IgE negatif | uji makanan menimbulkan
alergi positif.
 Reaksi paling umum adalah reaksi GI
 Terdapat imun toleransi yang diatur oleh mekanisme spesifik
sel T dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti
perubahan flora komensal.
 Respon alergi: konsekuensi gagal toleransi imunologi
(berdasarkan sebagian generasi pengaturan sel T)
16
Ciri-ciri mekanisme non IgE
1. Keterlibatan sel T supresor (CD 8) pada pasien FPE (Food
Protein-induced enteropathy)
2. Ditemukan sel Th2 + sel CLA pada lesi Dermatitis Atopi.
Aktivasi sel T oleh alergen makanan memediasi radang
usus melalui pelepasan proinflamasi sitokin (TNF-a dan
IFN-g),  peningkatan permeabilitas usus dan pergeseran
cairan tubh.

17
Ringkasan

 Alergi makanan merupakan reaksi yang merugikan dari makanan yang


didasarkan pada mekanisme imunologi
 Reaksi alergi makanan merupakan reaksi hipersensitivitas yang diperantarai
oleh imunoglobulin E (IgE) dan termasuk dalam reaksi alergi tipe I
 Respon abnormal IgE pada individu atopik sebagian karena genetik, yang
diturunkan dari keluarga
 Interaksi antara alergen dan antibodi IgE menyebabkan pelepasan cepat
mediator dari sel efektor (yaitu, sel mast dan basofil), mengakibatkan gejala
kulit, saluran napas dan GI akut.
18
19

Anda mungkin juga menyukai