Nama kelompok
1. Putu Mega Utami (17089014052)
2. Komang Rahayu Widia Pangastuti
(17089014068)
3. I Kadek Mogi Pratama (18089014039)
4. Putu Sri Utami (18089014052)
5. I Gede Sukrawan (18089014055)
Definisi Menstruansi
menstruansi adalah periode pengeluaran
cairan darah dari uterus yang disebabkan
oleh rontoknya endometrium . Menstruansi
adalah perubahan fisiologis dalam tubuh
wanita yang terjadi secara berkala dan
ipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Siklus Menstruansi
Siklus menstruansi adalah serangkaian
periode dari perubahan yang terjadi
berulang pada uterus dan organ-organ yang
dihubungkan pada saat pubertas dan
berakhir pada saat menopause. Ada 2 siklus
menstruansi yaitu:
1. Siklus ovarium
2. Siklus endometrium
lanjutan
Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase yaitu
1. Fase folikuler, dimulai dari hari 1 sampai sesaat
sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan
sel telur. Terjadi pertumbuhan folikel di dalam
ovarium
2. Fase ovulasi, fase ini dimulai ketika kadar LH
meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur.
3. Fase luteal, fase ini terjadi setelah ovulasi dan
berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah
melepaskan sel telurnya, folikel yang pecah
kembali menutup dan membentuk korpus luteum
yang menghasilkan sebagian besar progesteron
lanjutan
Siklus endometrium dibagi menjadi 4 bagian
1. Fase menstruansi atau dekuaminasi,
endometrium dilepaskan dari dinding uterus
disertai perdarahan hanya stratum basale yang
tinggal utuh.
2. Fase pasca haid atau fase regenerasi, luka
endometrium berangsur-angsur sembuh
3. Fase proliferasi terdiri dari proliferasi dini, madya
dan akhir.
4. Fase ptra haid atau fase sekresi. Fase ini dimulai
sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14
sampai hari ke 28
Kelainan Menstruansi
1. Kelainan siklus
Amenore adalah tidak adanya haid selama 3
bulan atau lebih
Oligomenore adalah dimana terjadinya haid
jarang namun siklusnya panjang dan siklusnya
lebih dari 35 hari
Polimenore, haid sering datang dan siklusnya
pendek yaitu kurang dari 24 hari
lanjutan
2. Kelainan jumlah aliran darah
Hipermenore, pengeluaran darah terlalu banyak
Hipomenore, menstruansi teratur tapi jumlahmya
sedikit
3. Nyeri
4. Gangguan yang lain misalnya pseudomenore,
menstruansi praekoks, polisistik ovaries
Definisi Dismenorhea
dismenorhea merupakan rasa sakit di bagian bawah
abdomen pada saat menstruansi yang mengganggu
aktivitas wanita. Selama dismenorhea terjadi
kontraksi otot rahim akibat peningkatan
prostaglandin sehingga menyebabkan vasospasme
dari arteriol urine yang menyebabkan terjadinya
iskemia dan kram pada abdomen bagian bawah
yang akan merangsang rasa nyeri disaat
menstruansi
(Lewellyn, 2001)
Klasifikasi dismenorhea
1. Dismenorea primer
2. Dismenorea sekunder
3. Dismenorea ringan
4. Dismenorea sedang
5. Dismenorea berat
Etiologi dismenorea
1. Faktor psikis, emosi yang tidak stabil
menyebabkan dismenorhea mudah terjadi
2. Vasopresin, pemberian vasopresin menyebabkan
peningkatan kontraksi uterus
3. Prostaglandin yaitu prostaglandin E2 dan F2a
4. Faktor hormonal, peningkatan prostaglandin
pada endometrium yang mengikuti turunnya
kadar progesteron pada fase luteal akhir
menyebabkan peningkatan tonus miometrium
dan kontraksi.
Patofisiologi dismenorhea
1. Dismenorea primer, bila tidak terjadi kehamilan
maka korpus luteum akan mengalami regresi dan
hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar
progesteron. Penurunan ini akan menyebabkan
labilisasi membrane lisosom , sehingga mudah
pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2.
2. Dismenorea sekunder, adanya kelainan pelvis,
misalnya endometriosis , mioma uteri, stenosis
serviks, malposisi uterus atau adanya IUD akan
menyebabkan kram uterus dan timbul rasa nyeri
Manifestasi klinis
1. Nyeri tidak lama timbul sebelum atau bersama-
sama dengan permulaan haid dan berlangsung
beberapa jam atau lebih.
2. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat di jumpai
rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, dan
mudah tersinggung
Pemeriksaan penunjang
1. Ultrasonography
2. Histerosalphingography
3. Hesteroscopy
4. Laparoscopy
Penatalaksanaan dan komplikasi
• Penatalaksanaa dismenorhea
Pemberian analgesik
Terapi hormonal
• Komplikasi dismenorea
NIC
NIC O : lakukan pengkajian nyeri
O: observasi perasaan klien secara komprehensif
apabila menunjukkan menggunakan skala nyeri.
kegelisahan. N: gunakan teknik komunikasi
N: gunakan pendekatan yang terapeutik untuk mengetahui
tenang dan meyakinkan pengalaman nyeri klien
E: ajarkan klien teknik relaksasi E: ajarkan pasien mengurangi
C : kolaborasi dengan tenaga nyeri dengan teknik relaksasi
kesehatan medis lain untuk C: kolaborasi dengan dokter
pengobatan pemberian analgesik
Lanjutan
Ansietas b/d ancaman status infertile d/d
kecemasan terhadap gangguan fungsi
Nyeri akut b/d agen cedera biologi d/d
tubuh
peluruhan endometrium saat menstruansi
NOC
1. Klien dapat menunjukkan
perasaan gelisah.
2. Klien tidak merasakan otot NOC
tegang 1. Mampu mengenali nyeri
3. Klien dapat merasakan (skala (0-10)), intensitas,
kesulitan berkonsentrasi frekuensi, dan tanda nyeri
4. Klien dapat menunjukkan 2. Mampu mengontrol nyeri
rasa cemas yang
disampaikan secara lisan