SISTEM ENDOKRIN
Qonita Nabila
Semester 6D
Pengertian sistem endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubu
h melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain.
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai
saluran, yang menyalurkan sekresi hormonnya langsung ke dal
am darah. Hormon tersebut memberikan efeknya ke organ atau
jaringan target.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengo
ntrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-
sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Bila s
istem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka siste
m saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh u
jung-ujung saraf.
Struktur
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin.
1. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubu
h, seperti kulit, atau organ internal, dll
2. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), dll
Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang mengeluarkan zat (elektrolit, protein atau
enzim) langsung ke situs target melalui saluran atau tabung. Beberapa contoh ter
masuk :
1. kelenjar ludah
2. kelenjar keringat
3. kelenjar sebaceous
selama kehamilan, progesteron juga menurunkan respon kekebalan tubuh ibu, untuk menerima janin.
penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan mungkin menjadi awal mula proses kelahiran bay
i.
2) Efek pada sistem syaraf
progesteron termasuk hormon neurosteroid, berperan meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat
menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan tembaga, kadar oksigen sel, dan lemak yang disimpan
untuk energi.
mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko gingivitis dan kerusakan gigi.
1. Laktogenesis I
Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental keku
ningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi ASI
2. Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon
progesteron, esterogen dan HPL (Human placental lactogen), Keluarnya hormon
prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hor
mon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri
3. Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan b
eberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sist
em kontrol autokrin dimulai.
Tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon
Prapubertas: Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni s
ebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya
Masa kanak-kanak: Meski hormon baru aktif pada usia pubertas, sebenarnya horm
on sudah memengaruhi tubuh sejak di dalam kandungan
Pubertas: Pada usia ini pelepasan hormon seks akan mempengaruhi perkembangan
seksual, karateristik seksual, dan kesuburannya.
Usia dewasa: Di samping membantu mengontrol ovulasi, pembuahan, dan kehamil
an, estrogen memelihara kekuatan tulang dan membantu mengatur kolesterol
Kehamilan: Jika sel telur dapat dibuahi dan terjadi kehamilan, terjadi perubahan ho
rmon secara dramatis dalam tubuh seorang perempuan.
Setelah melahirkan: Setelah persalinan, kadar estrogen, progesteron, dan hormon la
innya menurun drastis sehingga terjadi perubahan fisik
Klimakterium: klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi d
an masa senium, yang bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu
masa peralihan yang normal. Masa ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun ses
udah menopause.
Menopause: Perubahan hormon yang signifikan lainnya terjadi saat perempuan me
masuki usia menopause, Pra menopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause
dan pascamenopause adalah 3-5 tahun setelah menopause. Sedangkan ooporopause
adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti terhentinya produksi estrogen, estron ya
ng terjadi pada usia 55 – 56 tahun
Masa Senile: Pada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yang baru sehin
gga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis
Fisiologi haid
Haid adalah perdarahan dari uterus yang keluar
melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setia
p 22 atau 35 hari. Yang merangsang menimbulk
an haid adalah hormon FSH dan LH, prolaktin d
ari daerah otak dan hormon estrogen serta prog
esteron dari sel telur yang dalam keseimbangan
nya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh
dan apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur ti
dak dibuahi hormon estrogen dan progesteron
menurun terjadilah pelepasan selaput lendir den
gan perdarahan terjadilah haid.
Siklus Menstruasi Normal
Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2
segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan
siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi
lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan s
iklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menj
adi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa se
kresi
Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (l
apisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot
rahim, terletak di bagian tengah), dan endometri
um (lapisan terdalam rahim)
Gangguan haid dan siklusnya, bisa berupa
1. Ritme (irama haid)
2. Banyaknya darah haid yang keluar
3. Lamanya darah haid yang keluar
4. Perdarahan tidak teratur , dimana interval datangnya haid tidak tentu
5. Perdarahan bercak (spotting) prahaid, pertengahan siklus dan pasca haid
Ritme haid abnormal
1. Polimenore : haid terlalu sering, < 21 hari
2. Oligomenore, haid terlalu jarang, > 35 hari
3. Tidak terjadi haid : Amenore
4. Metroragia : Perdarahan tidak teratur diluar siklus haid
Kelaianan Haid berdasarkan Banyaknya darah haid abnormal
1. Hipermenore : darah haid banyak, ganti pembalut > 6x perhari
2. Hipomenore : darah haid terlalu sedikit, ganti pembalut < 2x perhari
3. Perdarahan bercak (spotting)
Kelainan Haid berdasarkan Lamanya darah haid yang keluar
1. Menoragia : Darah haid keluar > 6 hari
2. Brakimenore : Darah haid yang keluar < 2 hari
Perdarahan uterus disfungsional (PUD)
PUD adalah Perdarahan uterus abnormal, dimana terjadi gangguan fungsional mekanisme kerja
hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium. Yang bukan disebabkan kelainan organik alat rep
roduksi seperti mioma uteri atau kista pada ovarium
PUD usia perimenars
1. Usia menars : usia mulai terjadinya haid (rata - rata 11 tahun) hingga memasuki usia reproduksi
3-5 tahun
2. Siklus haid tidak teratur baik lama maupun jumlah
3. PUD terjadi karena siklus anovulatorik (95-98%)
4. D/ anovulasi & analisis hormonal (-)
PUD usia reproduksi
1. Siklus yang berovulasi (65%) dan siklus yang tidak berovulasi (35%)
2. Analisis hormonal biasanya normal
3. Diduga akibat gangguan di sentral (disregulasi) akibat adanya gangguan psikis
4. Pastikan dulu adanya ovulasi dengan suhu basal badan, sitologi vagina atau analisis hormonal
5. Usia > 35 tahun sebaiknya dilakukan kuret untuk menyingkirkan adanya keganasan pada endo
metrium
PUD usia perimenopause
1. Usia antara pramenopause dan pasca menopause
2. Sekitar usia 40-50 tahun
3. 95% siklus tidak berovulasi
4. Analisis hormonal : FSH, LH, estradiol, prolaktin
5. Kadar FSH > 35Miu/ml
GANGGUAN FERTILITAS - WANITA
1. Masalah Ovulasi
2. Sindroma 0varium Polikistik
3. Masalah di Tuba Falopii
4. Masalah rahim
Sejumlah keadaan patologi rahim yang mengganggu proses tersebut antara lain :
Mioma uteri
Polip endometrium
5. Masalah servik
6. Endometriosis
7. Infertiliti idiopatik
Pemeriksaan infertilti pada wanita antara lain
Pemeriksaan darah – untuk memeriksa kadar hormon yang terkait dengan ovulasi
Laparoskopi
Terapi:
Terapi hormon
Pembedahan
t).
2. Skrotum (kantung buah pelir )
Merupakan dua buah kantung tempat testis disimpan ya
ng berada di bawah batang penis. Skrotum merupaka
n kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindu
ngi testis.
Organ reproduksi dalam
1. Testis
2. Vas eferentia
Saluran ini berjumlah 10-15 buah yang akan membawa spermatozo
a dari testes menuju epididimis
3. Epididimis
4. Vas diferentia
5. Ductus Ejukulatus
6. Saluran Uretra
Kelenjar Kelamin Pria
1. Vesicula Seminalis
2. Kelenjar Prostat
3. Kelenjar Cowperi (kelenjar Bulfouretra)
4. Kelenjar litteri
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses kompleks sel germinal prmordial spermatogo
nia (46 kromosom) berproliferasi dan dikonversi menjadi spermatozoa m
otil (23 kromosom).
Proses spermatogenesis ini dapat terjadi karena dukungan dari sel Sertoli. Fu
ngsi penting sel Sertoli selama proses spermatogenesis antara lain:
1. Sel Sertoli membentuk tight junction sebagai barrier spermatozoa dengan
darah sehingga dapat mencegah pembentukan antibodi yang dapat meny
erang sel spermatozoa (dianggap sebagai zat asing karena haploid, sel tub
uh bersifat diploid).
2. Memberikan makanan.
3. Sel Sertoli berfungsi untuk memfagosit sitoplasma dari spermatid yang be
rubah menjadi spermatozoa dan menghancurkan sel germinal yang rusak
.
Hormon pada Sistem Reproduksi Pria :
1. Testoteron
2. LH (Luteinizing Hormone)
3. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
4. Estrogen
5. Hormon Pertumbuhan
6. Hormon Pertumbuhan
7. 17-estradiol
Kesehatan Reproduksi Pria
1. Mengenal sistem, proses dan fungsi organ reproduksi
2. Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
3. Penyakit menular seksual/HIV
4. Perlu mendewasakan usia perkawinan, merencanakan dan mengatur
kehamilan
5. Memperkuat keyakinan dan kepercayaan pada ajaran agama serta ter
buka dalam hal berkomunikasi dalam masalah kesehatan reproduksi.
Andrologi Klinik
Andrologi Klinik adalah proses pemeriksaan dalam labolatorium untuk menge
tahu seorang proa dalam keadaan fertil atau steril yang dilakukan dengan m
enyelidiki cairan semen. Plasma semen merupakan gabungan sekrit beberap
a kelenjar epididimis, vas diferentia.
Analisis semen yang normal biasanya mempunyai komposisi sebagai berikut:
1. volume semen sekali ejakulasi : 2-5 ml
2. konsentrasi sel spermatozoa : 20 Juta/ml
3. jumlah sel spermatozoa : 50-400 juta per ejakulasi
4. persentase sel spermatozoa motil : 50 %
5. persentase bentuk sel spermatozoa yang : 60 %
pemeriksaan terhadap hal-hal lain untuk menentukan fertilasi seorang pria seb
agai berikut:
1. keadaan penis harus dapat berereksi secara penuh
2. keadaan konsentrasi hormon testoren harus normal, sebab libido seksualit
as pria terhadap wanita ditentukan oleh hormon ini
3. tidak menderita penyakit kelamin
4. pada ejakulasi ereksi minimal 5 cm dari ujung penis.
Penyebab menopause pada pria / andropause a
dalah :
1. Faktor lingkungan
2. Faktor Organik
3. Faktor Psikogenik
4. Terlalu banyak lemak
• Gejala menopause pada pria:
1. Produksi testosteron melemah
2. Tubuh Panas dingin
3. Perubahan Mood
4. Mudah lupa
5. Gairah seks menurun
Penyakit pada organ reproduksi pria
1. Hipogonadisme
2. Kriptorkidisme
3. Uretritis
4. Prostatitis
5. Epididimitis
6. Anorkidisme
7. Hyperthropic
8. Hernia inguinalis
9. Kanker testis
10. Impotensi
11. Infertilitas
12. Orkitis
13. Gonorhoe
14. Sifilis
15. Kanker prostat
16. Herpes
17. HIV/AIDS
GANGGUAN FERTILITAS - PRIA
Obstruksi
Sperma dibuat dalam testis. Saat ejakulasi, sperma keluar karena adanya k
ontraksi otot yang berada sepanjang epidedimis dan bercampur dengan
cairan vesica seminalis
Masalah Sperma
Berbagai masalah pada sperma :
Tidak terdapat sperma
Gangguan motilitas
Terapi :
Terapi hormon
Inseminasi artifisial
Fertilisasi in-vitro
TERIMA KASIH