Anda di halaman 1dari 36

TUGAS FARMAKOTERAPI 2

SISTEM ENDOKRIN
Qonita Nabila
Semester 6D
Pengertian sistem endokrin
 Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubu
h melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain.
 Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai
saluran, yang menyalurkan sekresi hormonnya langsung ke dal
am darah. Hormon tersebut memberikan efeknya ke organ atau
jaringan target.
 Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengo
ntrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-
sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Bila s
istem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka siste
m saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh u
jung-ujung saraf.
Struktur
 Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin.
1. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubu
h, seperti kulit, atau organ internal, dll
2. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), dll
 Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang mengeluarkan zat (elektrolit, protein atau
enzim) langsung ke situs target melalui saluran atau tabung. Beberapa contoh ter
masuk :
1. kelenjar ludah
2. kelenjar keringat
3. kelenjar sebaceous

 Kelenjar endokrin termasuk :


1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus
Masalah dari sistem endokrin
1. Diabetes disebabkan oleh masalah dengan produksi insulin. Ini ter
masuk diabetes tipe 1 (defisiensi insulin) dan Jenis diabetes tipe 2
(awalnya berlebihan, kemudian kekurangan, insulin)
2. Kelainan menstruasi penyebab sindrom ini termasuk polikistik ov
arium (PCOS), adenoma hipofisis atau kegagalan ovarium primer
(POF).
3. Masalah tiroid ketika kelenjar terlalu aktif (hipertiroidisme) atau k
urang aktif (hipotiroidisme).
4. Adenoma hipofisis adalah tumor dari kelenjar pituitari yang dapa
t membuat terlalu banyak hormon tertentu atau menyebabkan kek
urangan hormon
5. Tumor neuro-endokrin disebabkan terlalu banyak adrenalin dilep
askan oleh kelenjar adrenal (feokromositoma), atau terlalu banyak
hormon 5-HIAA dari tumor karsinoid yang menyebabkan diare d
an pembilasan.
Hormon dan fungsinya
 Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat ger
akan atau membangkitkan.
 susunan kimia hormone adalah sebagai berikut
1. Amina: hormon sederhana ini merupakan variasi susunan asam amino tirosi
n.
2. Protein: hormon ini merupakan rantai asam amino. Rantai pendek asam ami
no disebut peptida.
3. Steroid: kolesterol merupakan prekursor hormon steroid, yang meliputi kort
isol dan aldosteron dari korteks adrenal, estrogen dan progesteron dari ovari
um, dan testosteron dari testis.
 Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen.
 macam sekresi hormone diantaranya adalah ;
1. Sekresi diurnal (pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam)
2. Sekresi pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu
3. Sekresi hormonal variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya.
 System endokrin terdiri dari beberapa kelenjar diantaranya adalah ; hipotala
mus, pancreas, gonad, adrenal, hipofise, tyroid, dan parathyroid.
Hipotalamus
 Hipotalamus (bahasa Inggris: hypothalamus) a
dalam bagian dari otak yang terdiri dari sejuml
ah nukleus dengan berbagai fungsi yang sanga
t peka terhadap steroid dan glukokortikoid, glu
kosa dan suhu.
 Hipotalamus berfungsi sebagai monitoring dan
mengontrol berbagai aktivitas dari tubuh yang
sangat banyak. Hipotalamus mengirim suatu si
gnal ke kelenjar adrenal yaitu epinephrine dan
neropinephrine.
Hormon-hormon hipotalamus antara lain:

1)ACTH : Adrenocortico Releasing Hormonb.


2) ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormonc.
3) TRH : Tyroid Releasing Hormpnd.
4) TIH : Tyroid Inhibiting Hormone.
5) GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon.
6) GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon.
7) PTRH : Paratyroid Releasing Hormon.
8) PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon.
9) PRH : Prolaktin Releasing Hormon.
10) PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon.
11) GRH : Growth Releasing Hormon.
12) GIH : Growth Inhibiting Hormon.
13) MRH : Melanosit Releasing Hormon.
14) MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
Hipofisis
 Kelenjar hipofise dapat menghasilkan hormon yang mampu merangsang horm
on yang dapat merangsang kelenjar lain untuk menghasilkan hormon lain.
 Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk
oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior,
merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise.Lob
us posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehi
ngga disebut juga neurohipofise.
 Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan jenis hor
mon yang disekresi yaitu:
1. Sel-sel somatotrof
2. Sel-sel lactotroph
3. Sel-sel Tirotroph
4. Sel-sel gonadotrof
5. Sel nonsekretori
 Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian teng
ah, dan bagian posterior.
A. Hipofisis lobus anterior yaitu menghasilkan hormon:
 Hormone tirotropin (Tiroid stimulating hormone, TSH) berfungsi memelihara p
ertumbuhan dan perkembangan kelenjar targetnya (tiroid kelenjar gondok) dan
merangsang tiroid untuk mensekresikan hormone tiroksin.
 Andrenocorticotrophic (corticotropia, ACTH) berfungsi memelihara pertumbu
han dan perkembangan normal korteks adrenal dan merangsang untuk mengse
kresikan kortisol dan glucocorticoid yang lain.
 Gonadotropin, yang terdiri dari Follicle stimulating hormone (FSH) dan Luteini
zing hormone (LH)
 Somatotropic hormone (Ghowth hormone, GH) yaitu hormone yang menyebab
kan pertumbuhan dari semua jaringan tubuh yang dapat tumbuh.
 Prolaktin (Luteotropic hormone, LTH) berfungsi untuk merangsang sekresi kel
enjar susu (glandula mamae).
B. Hipofisis lobus intermedia yaitu hormon perangsang melanosit atau melanosit
Stimulating Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka meny
ebabkan kulit menjadi hitam.
C. Hipofisis lobus posterio
r menghasilkan:
1) Hormone vasopressin
atau antidiuretik horm
one (ADH) yaitu berfu
ngsi untuk mencegah p
embentukan urine dala
m jumlah banyak dan
berpengaruh dalam pe
ngaturan tekanan dara
h.
2) Hormon oksitosin yan
g berfungsi merangsan
g kontraksi yang kuat
pada uterus sehingga p
enting dalam membant
u proses kelahiran
Gambar hipofisis posterior dan organ target
Kelenjar Tiroid
 Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok) Kelenjar tiro
id ialah organ endokrin yang terletak di leher
manusia. Fungsinya ialah mengeluarkan horm
on tiroid. Antara hormon yang terpenting ialah
Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3). Hor
monhormon ini mengawal metabolisma (penge
luaran tenaga) manusia.
paratiroid
 Kelenjar paratiroid menghasilkan hormone par
atormon (PTH), yang terletak menempel pada
permukaan kelenjar tiroid dan berjumlah 4 bua
h. Hormon paratormon (PTH) berperan dalam
metabolisme kalsium dan fosfot di dalam dara
h. Kekurangan hormone paratiroid dapat meng
akibatkan gejala kekejangan otot.
Pankreas
 Pankreas adalah baik sebagai endokrin dan organ eksokrin. Ia
melepaskan enzim tertentu untuk membantu pencernaan dikir
im ke usus melalui saluran pankreas. Endokrin pankreas juga
melepaskan hormon seperti insulin dan glukagon, hormon ya
ng sebagian besar berhubungan dengan metabolisme glukosa,
ke dalam aliran darah
 Fungsi dari sistem endokrin. Beberapa peran sistem endokrin
meliputi:
1. Pertumbuhan
2. Perbaikan
3. Reproduksi seksual
4. Pencernaan
5. Homeostasis (keseimbangan internal konstan).
HORMON REPRODUKSI WANITA

 Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenja


r endokrin yang mempunyai efek tertentu pada aktifita
s organ-organ lain dalam tubuh. Hormon seks merupa
kan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenj
ar adrenalin langsung ke dalam aliran darah.
 Hormon seks utama pada wanita adalah estrogen, wan
ita memproduksi 0,5 mg estrogen setiap hari. Estrogen
juga ada pada kedua jenis kelamin, namun dalam juml
ah yang lebih besar pada wanita.
 Wanita memiliki beberapa hormon pada organ seksnya
yaitu: Estrogen, Progesteron, GnRH, FSH, HCG, prolak
tin hormon
Estrogen
 Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi
oleh rahim wanita yang merangsang pertumbuhan organ
seks anak perempuan, seperti halnya payudara dan ramb
ut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder
 Estrogen bertanggungjawab pada pemasakan sel telur sel
ama rentang waktu dua minggu siklus menstruasi. Ketika
estrogen mencapai level puncak sekitar hari ke-12, ovulasi
terjadi.
 Kadar estrogen yang tinggi ini, selain memicu aktivitas se
l-sel otak berlebihan, juga menyebabkan terjadinya retensi
cairan tubuh, seperti di payudara, tungkai, dan juga di ota
k.
Pengobatan Estrogen
 Karena penyebabnya disebabkan oleh kadar estrogen y
ang tinggi, maka pengobatannya adalah dengan pemb
erian hormon anti estrogen, hormon anti estrogen yang
terkenal adalah progesteron.
 Biasanya progesteron diberikan dengan dosis 10 mg/h
ari, dari hari ke 16-ke 25 siklus haid. Untuk mengeluar
kan cairan dari jaringan tubuh, dapat diberikan obat di
uretika sampai menjelang haid berikutnya.
 Jenis progesteron yang dianjurkan adalah jenis progest
eron alamiah, seperti didrogesteron, atau medroksi pro
gesteron asetat (MPA), karena jenis hormon ini memili
ki khasiat antidepresif
Progesteron
 Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita, mendukung proses k
ehamilan, dan embriogenesis.  Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum.
 Progesteron memiliki efek fisiologis sebagai berikut:

1) Efek pada sistem reproduksi


 menyiapkan uterus (rahim) untuk kehamilan

 selama kehamilan, progesteron juga menurunkan respon kekebalan tubuh ibu, untuk menerima janin.

 menurunkan pergerakan otot halus uterus (rahim)

 menghambat laktasi selama kehamilan

 penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan mungkin menjadi awal mula proses kelahiran bay

i.
2) Efek pada sistem syaraf
 progesteron termasuk hormon neurosteroid, berperan meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat

3) Efek pada sistem lainnya


 menurunkan kejang otot polos

 menururunkan kerja empedu dan kandung kemih

 memiliki efek antiinflamasi dan mengatur respon kekebalan tubuh

 menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan tembaga, kadar oksigen sel, dan lemak yang disimpan

untuk energi.
 mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko gingivitis dan kerusakan gigi.

 mencegah kanker endometrium, dengan cara mengatur efek estrogen.


Gonadotropin Releasing Hormone / luliberin

 Gonadotropin Releasing Hormone / luliberin (G


nRH) adalah hormon stimulator bagi sekresi hor
mon FSH dan LH, merupakan hormon yang dipr
oduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan mer
angsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormo
ne) di hipofisis
 neuron GnRH juga berasal dari luar otak, tepatny
a dari bagian medial olfactory placode pada hidung.
Beberapa ribu neuron GnRH bermigrasi menuju
hipotalamus saat masa janin dengan waktu temp
uh sekitar 16 minggu untuk manusia.
FSH (FOLIKEL STIMULATIN
G HORMONE) DAN LH (LU HCG (HUMAN CHORIO
TEINIZING HORMONE) NIC GONADOTROPIN)

 FSH adalah hormon ya  Human Chorionic Gonadotropin (HC


G) adalah sejenis Glikoprotein yang d
ng dikeluarkan oleh go ihasilkan oleh plasenta dalam kehami
nadotrop. FSH berfung lan.
 cara mendeteksi HCG dan waktu yan
si untuk memacu pert g tepat untuk menguji tes kehamilan
umbuhan sel telur dala 1) Waktu yang tepat untuk melakukan t
es urin biasanya adalah 4-5 hari atau 1
m ovarium. Pada pria, minggu setelah terlambat haid, karen
FSH mengatur dan me a sebagian besar test pack sudah dapa
t mendeteksi HCG dengan kadar 50 I
melihara proses pembe U/ml
ntukan sperma 2) Dengan pengecekan lewat darah. Pen
gecekan kuantitatif ini lebih akurat te
ntunya karena biasanya yang diukur
adalah jumlah subunit beta hormon H
CG (ß-hCG).
Prolaktin hormon
 Prolaktin adalah proteohormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitaria anterio
r. Kelenjar tersebut merangsang permulaan laktasi (laktogenesis) pada kelenjar
susu. Prolaktin disebut juga laktogen, luteotrpin, galaktin, dan mammotropin.
 Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:

1. Laktogenesis I
Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental keku
ningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi ASI
2. Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon
progesteron, esterogen dan HPL (Human placental lactogen), Keluarnya hormon
prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hor
mon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri
3. Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan b
eberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sist
em kontrol autokrin dimulai.
Tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon
 Prapubertas: Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni s
ebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya
 Masa kanak-kanak: Meski hormon baru aktif pada usia pubertas, sebenarnya horm
on sudah memengaruhi tubuh sejak di dalam kandungan
 Pubertas: Pada usia ini pelepasan hormon seks akan mempengaruhi perkembangan
seksual, karateristik seksual, dan kesuburannya.
 Usia dewasa: Di samping membantu mengontrol ovulasi, pembuahan, dan kehamil
an, estrogen memelihara kekuatan tulang dan membantu mengatur kolesterol
 Kehamilan: Jika sel telur dapat dibuahi dan terjadi kehamilan, terjadi perubahan ho
rmon secara dramatis dalam tubuh seorang perempuan.
 Setelah melahirkan: Setelah persalinan, kadar estrogen, progesteron, dan hormon la
innya menurun drastis sehingga terjadi perubahan fisik
 Klimakterium: klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi d
an masa senium, yang bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu
masa peralihan yang normal. Masa ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun ses
udah menopause.
 Menopause: Perubahan hormon yang signifikan lainnya terjadi saat perempuan me
masuki usia menopause, Pra menopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause
dan pascamenopause adalah 3-5 tahun setelah menopause. Sedangkan ooporopause
adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti terhentinya produksi estrogen, estron ya
ng terjadi pada usia 55 – 56 tahun
 Masa Senile: Pada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yang baru sehin
gga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis
Fisiologi haid
 Haid adalah perdarahan dari uterus yang keluar
melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setia
p 22 atau 35 hari. Yang merangsang menimbulk
an haid adalah hormon FSH dan LH, prolaktin d
ari daerah otak dan hormon estrogen serta prog
esteron dari sel telur yang dalam keseimbangan
nya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh
dan apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur ti
dak dibuahi hormon estrogen dan progesteron
menurun terjadilah pelepasan selaput lendir den
gan perdarahan terjadilah haid.
Siklus Menstruasi Normal
 Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2
segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan
siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi
lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan s
iklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menj
adi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa se
kresi
 Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (l
apisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot
rahim, terletak di bagian tengah), dan endometri
um (lapisan terdalam rahim)
 Gangguan haid dan siklusnya, bisa berupa
1. Ritme (irama haid)
2. Banyaknya darah haid yang keluar
3. Lamanya darah haid yang keluar
4. Perdarahan tidak teratur , dimana interval datangnya haid tidak tentu
5. Perdarahan bercak (spotting) prahaid, pertengahan siklus dan pasca haid
 Ritme haid abnormal
1. Polimenore : haid terlalu sering, < 21 hari
2. Oligomenore, haid terlalu jarang, > 35 hari
3. Tidak terjadi haid : Amenore
4. Metroragia : Perdarahan tidak teratur diluar siklus haid
 Kelaianan Haid berdasarkan Banyaknya darah haid abnormal
1. Hipermenore : darah haid banyak, ganti pembalut > 6x perhari
2. Hipomenore : darah haid terlalu sedikit, ganti pembalut < 2x perhari
3. Perdarahan bercak (spotting)
 Kelainan Haid berdasarkan Lamanya darah haid yang keluar
1. Menoragia : Darah haid keluar > 6 hari
2. Brakimenore : Darah haid yang keluar < 2 hari
Perdarahan uterus disfungsional (PUD)
 PUD adalah Perdarahan uterus abnormal, dimana terjadi gangguan fungsional mekanisme kerja
hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium. Yang bukan disebabkan kelainan organik alat rep
roduksi seperti mioma uteri atau kista pada ovarium
 PUD usia perimenars
1. Usia menars : usia mulai terjadinya haid (rata - rata 11 tahun) hingga memasuki usia reproduksi
3-5 tahun
2. Siklus haid tidak teratur baik lama maupun jumlah
3. PUD terjadi karena siklus anovulatorik (95-98%)
4. D/ anovulasi & analisis hormonal (-)
 PUD usia reproduksi
1. Siklus yang berovulasi (65%) dan siklus yang tidak berovulasi (35%)
2. Analisis hormonal biasanya normal
3. Diduga akibat gangguan di sentral (disregulasi) akibat adanya gangguan psikis
4. Pastikan dulu adanya ovulasi dengan suhu basal badan, sitologi vagina atau analisis hormonal
5. Usia > 35 tahun  sebaiknya dilakukan kuret untuk menyingkirkan adanya keganasan pada endo
metrium
 PUD usia perimenopause
1. Usia antara pramenopause dan pasca menopause
2. Sekitar usia 40-50 tahun
3. 95% siklus tidak berovulasi
4. Analisis hormonal : FSH, LH, estradiol, prolaktin
5. Kadar FSH > 35Miu/ml
GANGGUAN FERTILITAS - WANITA

1. Masalah Ovulasi
2. Sindroma 0varium Polikistik
3. Masalah di Tuba Falopii
4. Masalah rahim
 Sejumlah keadaan patologi rahim yang mengganggu proses tersebut antara lain :

 Mioma uteri

 Polip endometrium

5. Masalah servik
6. Endometriosis
7. Infertiliti idiopatik
Pemeriksaan infertilti pada wanita antara lain
 Pemeriksaan darah – untuk memeriksa kadar hormon yang terkait dengan ovulasi

 Laparoskopi

 Ultrasonografi – untuk melihat kemungkian adanya mioma uteri

Terapi:
 Terapi hormon

 Pembedahan

 Assisted reproductive technologies


Sistem dan Kelenjar Reproduksi Pria

 Organ reproduksi luar


1. Penis (zakar)
Penis terdiri dari:
 Akar (menempel pada didnding perut)

 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)

 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucu

t).
2. Skrotum (kantung buah pelir )
Merupakan dua buah kantung tempat testis disimpan ya
ng berada di bawah batang penis. Skrotum merupaka
n kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindu
ngi testis.
 Organ reproduksi dalam
1. Testis

Di dalam testes terdapat saluran halus yang disebut saluran peng


hasil sperma (tubulus seminiferus) tempat terjadinya proses spe
rmatogenesis Dinding sebelah dalam saluran tersebut terdiri dar
i jaringan epitelium dari jaringan ikat Di jaringan epitelium terdap
at:
 Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma

 Sel Sartoli yang berfungsi memberi makan pada sperma

 Sel Leydig yang berfungsi menghasilkan hormon testoteron

2. Vas eferentia
Saluran ini berjumlah 10-15 buah yang akan membawa spermatozo
a dari testes menuju epididimis
3. Epididimis
4. Vas diferentia

5. Ductus Ejukulatus

6. Saluran Uretra
 Kelenjar Kelamin Pria
1. Vesicula Seminalis
2. Kelenjar Prostat
3. Kelenjar Cowperi (kelenjar Bulfouretra)
4. Kelenjar litteri
 Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses kompleks sel germinal prmordial spermatogo
nia (46 kromosom) berproliferasi dan dikonversi menjadi spermatozoa m
otil (23 kromosom).
Proses spermatogenesis ini dapat terjadi karena dukungan dari sel Sertoli. Fu
ngsi penting sel Sertoli selama proses spermatogenesis antara lain:
1. Sel Sertoli membentuk tight junction sebagai barrier spermatozoa dengan
darah sehingga dapat mencegah pembentukan antibodi yang dapat meny
erang sel spermatozoa (dianggap sebagai zat asing karena haploid, sel tub
uh bersifat diploid).
2. Memberikan makanan.
3. Sel Sertoli berfungsi untuk memfagosit sitoplasma dari spermatid yang be
rubah menjadi spermatozoa dan menghancurkan sel germinal yang rusak
.
 Hormon pada Sistem Reproduksi Pria :
1. Testoteron
2. LH (Luteinizing Hormone)
3. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
4. Estrogen
5. Hormon Pertumbuhan
6. Hormon Pertumbuhan
7. 17-estradiol
 Kesehatan Reproduksi Pria
1. Mengenal sistem, proses dan fungsi organ reproduksi
2. Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
3. Penyakit menular seksual/HIV
4. Perlu mendewasakan usia perkawinan, merencanakan dan mengatur
kehamilan
5. Memperkuat keyakinan dan kepercayaan pada ajaran agama serta ter
buka dalam hal berkomunikasi dalam masalah kesehatan reproduksi.
 Andrologi Klinik
Andrologi Klinik adalah proses pemeriksaan dalam labolatorium untuk menge
tahu seorang proa dalam keadaan fertil atau steril yang dilakukan dengan m
enyelidiki cairan semen. Plasma semen merupakan gabungan sekrit beberap
a kelenjar epididimis, vas diferentia.
Analisis semen yang normal biasanya mempunyai komposisi sebagai berikut:
1.      volume semen sekali ejakulasi : 2-5 ml
2.      konsentrasi sel spermatozoa : 20 Juta/ml
3.      jumlah sel spermatozoa : 50-400 juta per ejakulasi
4.      persentase sel spermatozoa motil : 50 %
5.      persentase bentuk sel spermatozoa yang : 60 %
pemeriksaan terhadap hal-hal lain untuk menentukan fertilasi seorang pria seb
agai berikut:
1.      keadaan penis harus dapat berereksi secara penuh
2.     keadaan konsentrasi hormon testoren harus normal, sebab libido seksualit
as pria terhadap wanita ditentukan oleh hormon ini
3.      tidak menderita penyakit kelamin
4.      pada ejakulasi ereksi minimal 5 cm dari ujung penis.
 Penyebab menopause pada pria / andropause a
dalah :
1. Faktor lingkungan
2. Faktor Organik
3. Faktor Psikogenik
4. Terlalu banyak lemak
• Gejala menopause pada pria:
1. Produksi testosteron melemah
2. Tubuh Panas dingin
3. Perubahan Mood
4. Mudah lupa
5. Gairah seks menurun
Penyakit pada organ reproduksi pria

1. Hipogonadisme
2. Kriptorkidisme
3. Uretritis
4. Prostatitis
5. Epididimitis
6. Anorkidisme
7. Hyperthropic
8. Hernia inguinalis
9. Kanker testis
10. Impotensi
11. Infertilitas
12. Orkitis
13. Gonorhoe
14. Sifilis
15. Kanker prostat
16. Herpes
17. HIV/AIDS
GANGGUAN FERTILITAS - PRIA
 Obstruksi
Sperma dibuat dalam testis. Saat ejakulasi, sperma keluar karena adanya k
ontraksi otot yang berada sepanjang epidedimis dan bercampur dengan
cairan vesica seminalis
 Masalah Sperma
Berbagai masalah pada sperma :
 Tidak terdapat sperma

 Jumlah sperma sedikit

 Bentuk sperma abnormal

 Gangguan motilitas

 Terapi :
 Terapi hormon
 Inseminasi artifisial
 Fertilisasi in-vitro
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai