ILEUS OBSTRUKTIF
Oleh:
Octiara Gisca Amilia
1102008186
Pembimbing:
dr. Hadiyana, SpB
STATUS PASIEN
Identitas
Nama : Tn. T
Umur : 26 Tahun
Alamat : Limbangan - Garut
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Pekerja Bangunan
Tanggal RS : 5 April 2013
No Medrec : 01586773
Keluhan utama:
Tidak bisa buang air besar (BAB) sejak 9 hari SMRS
Anamnesa tambahan :
Os datang ke IGD RSU dr.slamet Garut mengeluh tidak bisa BAB
kurang lebih 9 hari SMRS .Disertai tidak bisa buang angin. Os
merasa perut sebelah kiri penuh. Keluhan disertai kembung dan
juga nyeri perut yang hilang timbul. Keluhan nyeri dirasakan
semakin bertambah. Os juga mengeluhkan merasa mual hingga
muntah berwarna jernih kehijauan. Riwayat panas badan disangkal.
Buang air kecil tak ada kelainan.
Riwayat BAB berbentuk kecil-kecil seperti kotoran kambing
diakui.riwayat buang air besar disertai darah berwarna merah segar
disangkal pasien Pasien juga mengeluh nafsu makannya menurun
dan merasa lemas.Keluhan disertai penurunan berat badan.Pasien
mengatakan jarang mengkonsumsi sayur-sayuran.
Riwayat operasi sebelumnya disangkal. Riwayat keluarga dengan
penyakit serupa disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
◦ Pasien tidak pernah mengalami gejala serupa sebelumnya
◦ Riwayat operasi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
◦ Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang
sama
Pemeriksaan Fisik
Wajah : tidak ada edema
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, iso
Leher : KGB tidak membesar
ThoraxParu:
a.Inspeksi : bentuk dada kiri dan kanan simetris, pergerakan pernafa
san simetris,
b.Palpasi : fremitus kanan sama dengan kiri
c.Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
d.Auskultasi : suara nafas vesikular (+/
+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
a.Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
b.Palpasi : ictus kordis teraba di ICS V LMCS 2 jari medial.
c. Perkusi : Batas jantung kanan di Linea sternalis dextra ICS
Abdomen
d.palpasi : tidak teraba adanya masa. Nyeri tekan positif pada daerah
paraumbilical.
Ekstremitas
Pemeriksaan Laboratorik
Hematologi :
Hb : 14,0 g/Dl
Ht : 42 %
Leukosit : 9.100 /mm3
Trombosit : 199.000 /mm3
Eritrosit : 4,77 juta / mm3
Pemeriksaan Radiologi :
Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder’’ dan “air
fluid level”.
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Pasien Puasa
Persiapkan Pasien Untuk rencana Operasi
Khusus :Pemasangan Pipa NGT
Definisi
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang
merupakan tanda adanya obstruksi usus akut
yang segera memerlukan pertolongan atau
tindakan.
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia pada tahun 2008, 20% dari
seluruh tindakan bedah yang dilakukan
adalah Ileus Obstruktif.
Di Indonesia ileus obstruktif paling
peritonitis
ANATOMI
Usus Kecil
Duodenum
Jejunum dan ileum
Usus Besar
Colon Ascending
Colon Transversum
Colon Descending
Kolon Sigmoid
Klasifikasi :
a. Mekanik (obstruktif)
Berdasarkan letak obstruksi: 1.letak tinggi
2. letak tengah
3. letak rendah
Berdasarkan stadium :
1. Parsial
2. Komplit
3. Stranguasi
Continue..
b. Ileus neurogenik:
1. Adinamik (ileus paralitik)
2. Dinamik (ileus spastik)
c. Ileus vaskuler
Ex: intestinal ischemia
etiologi
◦ Obstruksi mekanik dari lumen intestinal biasanya
disebabkan oleh tiga mekanisme ;
a. Nyeri abdomen
b. Muntah
c. Distensi
d. Kegagalan buang air besar atau gas(konstipasi).
Gejala...
1. Kehadiran syok menandakan iskemia yang sedang
berlansung
2. Pada strangulasi yang mengancam, nyeri tidak pernah
hilang total
3. Gejala-gejala biasanya muncul secara mendadak dan
selalu berulang
4. Kemunculan dan adanya gejala nyeri tekan lokal
merupakan tanda yang sangat penting, tetapi, nyeri
tekan yang tidak jelas memerlukan penilaian rutin.
Continue..
5. Pada kasus ileus obstruktif dimana nyeri tetap asa
walaupun telah diterapi konservatif, walaupun tanpa
gejala-gejala di atas, strangulasi tetap harus
didiagnosa.
6. Ketika srangulasi muncul pada hernia eksternal
dimana benjolan tegang, lunak, ireponibel, tidak
hanya membesar karena reflek batuk dan benjolan
semakin membesar.
7. Nyeri tekan umum dan kehadiran kekakuan
abdomen/rebound tenderness menandakan perlunya
laparotomy segera.
GEJALA KLINIS
OBSTRUKSI LETAK TINGGI
spontan.
Strangulated Obstruction.
Terjadi bila ada hambatan mekanik dan
adanya gangguan aliran darah.
Penyebab tersering adalah hernia
strangulasi.
Dalam 6 jam setelah gangguan aliran darah,
2. Muntah
Stenosis Pilorus : Encer dan asam
Obstruksi usus halus : Berwarna kehijauan
Obstruksi kolon : onset muntah lama.
4. Konstipasi
Tidak ada defekasi
Tidak ada flatus
PEMERIKSAAN FISIK
A. Strangulasi
Adanya strangulasi ditandai dengan adanya lokal
peritonitis seperti:
a. Takikardia
b. Pireksia (demam)
c. Lokal tenderness dan guarding
d. Rebound tenderness
e. Nyeri lokal
f. Hilangnya suara usus lokal
B. Obstruksi
Inspeksi
a. Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung.
b. Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu
hernia inkarserata.
c. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis.
d. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya
Auskultasi
Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase
lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang
Perkusi
Hipertimpani
Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.
Rectal Toucher
strangulasi, neoplasma
Feses yang mengeras : skibala
Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi
Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada pemeriksaan lab dapat ditemukan:
- hemokonsentrasi
- hiponatremi
- hipokalemi
- proteinuri.
- Leukositosis
Gangguan asam basa terjadi akibat hipovolemia.
Asidosis metabolik paling sering terjadi akibat dehidasi,
kelaparan
Alkalosis metabolik jarang terjadi dan merupakan akibat
kehilangan gastric juice oleh karena muntah.
Asidosis respiratorik terjadi karena distensi abdomen, yang
menyebabkan diafragma terangkat sehingga terjadi retensi CO2.
PENATALAKSANAAN
Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah
- koreksi keseimbangan elektrolit dan
cairan
- menghilangkan peregangan dan muntah
dengan dekompresi
- mengatasi peritonitis dan syok bila ada
- menghilangkan obstruksi
PENATALAKSANAAN
Konservatif
- Penderita dirawat di rumah sakit & dipuasakan
- Dekompresi dengan NGT
- Intravenous fluids and electrolyte.
- Dipasang kateter urin untuk menghitung balance
cairan.
Dekompresi berguna untuk mengurangi tekanan
Nekrosis usus
Perforasi usus
Sepsis
Syok-dehidrasi
Abses
Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi
dan malnutrisi
Pneumonia aspirasi dari proses muntah
Gangguan elektrolit
prognosis