Anda di halaman 1dari 11

APENDICSITIES

KELOMPOK 2
- AHTALITA
- DWI RAMDANI
- JUWITA FAUZIAH
- LINDA ELRIKA
- NIDYA NATASYA
- SITI HANISA
- INDAH WARDAH AFIFAH NURLIZA
Apendiks adalah umbai
kecil menyerupai jari yang
menempel pada sekum tepat
di bawah katup ileosekal.

PENGERTIAN

Mucosal lining dari usus buntu terus


mengeluarkan cairan, menyebabkan
naiknya tekanan di dalam lumen appendix,
menyebabkan pembatasan suplai darah ke
usus buntu. Turunnya suplai darah dapat
mengakibatkan gangrene atau perforasi
jika tekanan terus berlanjur
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI

Bila apendiks menjadi terobstruksi, tekanan


intraluminal meningkat, menyebabkan drainase vena
menurun, thrombosis, edema, dan ivasi bakteri ke
lumen. Penurunan arteri terjadi secara lambat, infeksi
akan terlokalisasi membentuk dinding oleh struktur
yang ada di dekatanya, membantu abses.
Perkembangan kerusakan vascular yang cepat akan
menyebabkan rupture dan pembentukan fistula di
abtara apendiks dan struktur di dekatanya (kandung
kemih, usus halus, sigmoid dan sekum)
- Rasa sakit pada abdominal mulai periumbical dan
berjalan ke kanan bawah
- Rasa sakit yang mengganjal (menyakitkan ketika
tekanan pada abdomen dengan cepat dipindahkan)
terjadi dengan radang peritoneal
- Jaga (melindungi abdomen dari latihan menyakitkan)
TANDA DAN
- Kekakuan abdomen (abdomen terasa lebih kaku ketika GEJALA
palpasi)
- Demam karena infeksi/peradangan
- Mual, muntah, hilang nafsu makan
- Rasa sakit pada kuadran kanan bawah yang mereda
dengan melenturkan pinggul kanan yang memberi kesan
perforasi
appendicular infiltrat: infiltrate / massa yang terbentukakibat
mikro atau makro perforasi dari appendix yang mersadang
yang kemudian di tutupi oleh omentum, usus halus, atau usus
besar, appendicular abscess: abses yang terbentuk alibat
mikro atau makro berforasi dari appendix yang meradang
yang kemudian di tutupi oleh omentum, usus halus, atau usus
besar, perforasi usus adalah komplikasi yang paling umum,
drainase bedah dan anti biotik di perlukan jika perforasi
terjadi, peritonitis ini terjadi setelah terjadinya perforasi, syok
septik, mesenterial pyemia dengan abscess hepar, gangguan
peristaltic, ileus

KOMPLIKASI
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Radiologi


- Menghitung jenis leukosit dengan hasil - Apendikogram
leukositosis
- Pemeriksaan urin
- Ultrasonografi (USG)
PENATALAKSANAAN
Tujuan keperawatan mencakup upaya meredakan nyeri,
pencegahan deficit volume cairan, menurunkan
ansietas, megatasi infeksi yang mengakibatkan oleh
gangguan potensial atau actual pada saluran GI,
mempertahankan integritas kulit, dan mencapai nutrisi
yang optimal.
sebelum operasi, siapkan pasien untuk menjalani
pembedahan, mulai jalur IV, berikan antibiotic,
setelah operasi, posisikan pasien
dan masukan selang nasogastric (bila terbukti
fowler tinggi, berikan analgesic,
bahwa ada ileus paralitik). jangan berikan enema
narkotik sesuai program, berikan
atau laksatif (dapat menyebabkan perforasi).
cairan oral apabila dapat di
toleransi, berikan makanan yang di jika drain terpasang pada area insisi,
sukai pasien pada hari pembedahan pantau secara ketat adanya tanda-tanda
(jika dapat di toleransi). Jika obstruksi usus halus, hemoragi
[pasien dehidrasi sebelum sekunder, atau abses sekunder
pembedahan, berikan cairan IV. (misalnya demama, taki kardi dan
peningkatan jumlah leukosit).
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
- Wawancara - Pemeriksaan Fisik
keadaan umum klien
Keluhan utama klien
Sirkulasi
Riwayat kesehatan masa lalu
Respirasi
Diet kebiasaan makan makanan rendah
Aktivitas/istirahat
serat.
Eliminasi
Kebiasaan eliminasi.
Distensi abdomen
Nyeri/kenyamanan, nyeri abdomen sekitar
epigastrium dan umbilicus
Demam lebih dari 38℃.
Data psikologis klien nampak gelisah.
Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan.
Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba
benjolan dan penderita merasa nyeri pada daerah
prolitotomi.
2. Diagnosa
1.Nyeri berhubungan dengan terputusnya continuitas
jaringan/insisi bedah, trauma jaringan, distensi jaringan usus
oleh inflamasi.
2.Aktual / Resiko kekurangan volume cairan berhubungan
dengan muntah ; Kehilangan volume cairan secara aktif ,
kegagalan mekanisme pengaturan ; Pembatasan pasca
operasi (puasa)
3.Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan Ingesti, Digesti, Absorbsi
4.Cemas berhubungan dengan Perubahan status kesehatan ;
Kemungkinan dilakukannya operasi.
5.Resiko infeksi berhubungan dengan Tidak adekuatnya
pertahanan tubuh ; Prosedur invasive (insisi bedah).
6.Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang
terpaparnya informasi ; Keterbatasan kognitif.
3. Intervensi dan Implementasi 4. Evaluasi
Melaporkan berkurangnya
Mengurangi nyeri
nyeri
Mempertahankan
Cairan tubuh seimbang
keseimbangan cairan
Nutrisi terpenuhi
Memenuhi kebutuhan
Kecemasan berkurang
nutrisi
Menunjukan tidak ada tanda
Mengurangi
infeksi
kecemasan
Menyatakan pemahaman
Menghindari infeksi
tentang penyakit dan
Memberikan
prosedur tindakan yang akan
pendidikan kesehatan
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai