Anda di halaman 1dari 20

SUMBERDAYA ALAM HUTAN

KELOMPOK 5
Nama Anggota :

1. Agung Syaputra (18-018) 2. Halimah


Tusyadiah Putri (18-027)
3. Velya Anjely (18-028)
4. Marchelino Panji Moniza (18-029)
5. Melisa Putri (18-032)
Sumberdaya Hutan
1. Fungsi Hutan

Hutan dapat didefinisikan sebagai asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan


yang didominisi oleh pohon-pohonan dengan luasan tertentu sehingga dapat membentuk
iklim mikro dan kondisi ekologi tertentu. Hutan merupakan sumberdaya biologis yang
terpenting diatas bumi dengan sifat-sifat sebagai berikut :

a. Hutan merupakan tipe tumbuhan yang terluas distribusinya dan mempunyai


produktivitas biologis yang tertinggi dengan luas areal sekitar 22% dari luas daratan
dibumi ini.
b. Hutan mencakup kehidupan seperti tumbuhan dan hewan serta bukan kehidupan
seperti sinar, air, panas, tanah dan sebagainya yang bersama-sama membentuk
struktur biologis dan fungsi kehidupan.
c. Regenerasi hutan sangat cepat dan kuat dibanding dengan sumberdaya alam
lainnya. Permudaan hutan dapat secara alami maupun dengan campur tangan
manusia.
d. Hutan disamping menyediakan bahan mentah bagi industri dan bangunan, juga
melindungi dan memperbaiki kondisi lingkungan dan ekologi.

Hutan telah dimanfaatkan bagi kehidupan manusia sejak saat kehidupan


manusia masih primitif. Dengan semakin meningkatnya penggunaan hutan untuk
tanah pertanian dan berkembangnya industri penggergajian kayu, pulp, maupun kayu
lapis, akibatnya terasa kekurangan kayu untuk bahan mentah dan bahan pokok
keperluan hidup.
.
2.PengelolahanHutan
Air merupakan produk penting dari hutan. Tanah di hutan merupakan busa raksasa
yang mampu menahan air hujan hingga air meresap perlahan-lahan ke dalam tanah.
Sifat hutan yang memiliki penggunaan ganda itu berkaitan dengan sifat hutan yang
cukup unik bila dibandingkan dengan sumberdaya alam lainnya. Sumber produksi kayu
hutan mempunyai berbagai fungsi sebagai berikut :
a. Mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir, erosi serta memelihara kesuburan
tanah
b. Menyediakan hasil hutan untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya
untuk keperluan pembangunan industri dan ekspor.
c. Melindungi suasana iklim dan memberi daya pengaruh yang baik
d. Memberikan keindahan alam pada umumnya dan khususnya dalam bentuk cagar
alam, suaka margasatwa, tamann perburuan dan tama wisata , serta sebagai
laboratorium untuk ilmu pengetahuan ,pendidikan, dan pariwisata.
Merupakan salah satu unsur strategi pembangunan nasional.
A. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang karena sifat sifat alamnya diperuntukkan
guna pengaturan Tata air dan pencegahan bencana banjir dan erosi serta untuk
pemeliharaan kesuburan tanah . 

B. Hutan Produksi ialah kawasan hutan yang diperuntukkan guna memproduksi hasil
hutan untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan
industri dan ekspor. hutan produksi dapat dibagi lagi menjadi dua :

  1. hutan produksi dengan penebangan terbatas


2. hutan produksi produksi dengan penebangan bebas
C. hutan suaka alam ialah kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas diperuntukkan secara
khusus untuk perlindungan alam hayati lainnya antara lain dapat dibagi dalam beberapa jenis
yaitu:
  a. hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alamnya yang khas termasuk alam
hewani dan alam nabati disebut cagar alam
b. Hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai
nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan disebut suaka margasatwa. 
D. Hutan wisata ialah kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina dan
dipelihara guna kepentingan pariwisata atau perburuan Mama yaitu:
a. hutan wisata yang memiliki keindahan alam baik Indah nabati dan hewani maupun
keindahan alam sendiri memiliki corak yang khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
rekreasi dan kebudayaan. hutan seperti ini disebut sebagai taman wisata.
b.  hutan wisata yang didalamnya terdapat satwa burung yang kemungkinan
diselenggarakannya perburuan yang teratur bagi kepentingan rekreasi yang selanjutnya disebut
Taman buru. 
D. Hutan wisata ialah kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina dan
dipelihara guna kepentingan pariwisata atau perburuan Mama yaitu:
a. hutan wisata yang memiliki keindahan alam baik Indah nabati dan hewani maupun
keindahan alam sendiri memiliki corak yang khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
rekreasi dan kebudayaan. hutan seperti ini disebut sebagai taman wisata.
b.  hutan wisata yang didalamnya terdapat satwa burung yang kemungkinan
diselenggarakannya perburuan yang teratur bagi kepentingan rekreasi yang selanjutnya disebut
Taman buru

Kebijaksanaan dalam pengelolaan hutan juga dipengaruhi oleh ciri-ciri hutan itu sendiri yaitu
hutan mempunyai ciri biologis.
Selain ciri biologis, terdapat pula ciri-ciri ekonomi seperti biaya sewa tanah hutan
yang relatif murah dibandingkan dengan sewa tanah pertanian karena pohon-pohonan di
hutan tumbuh di daerah-daerah yang Marginal untuk pertanian Disamping itu pengelola
dan dapat menyimpan produk hasil hutan dalam bentuk pohon atau tumbuh-tumbuhan dan
baru pada waktu diperlukan titik selanjutnya sumber daya hutan harus dipandang sebagai
barang ekonomis yaitu suatu sumber daya alam yang dibutuhkan tetapi langka adanya.
Agar pengelolaan sumberdaya hutan dapat dilaksanakan secara maksimal dengan
berlandaskan asas kelestarian, maka hutan seharusnya diselenggarakan oleh pemerintah,
baik pusat maupun daerah. Kepada pihak swasta diberikan hak pengusahaan hutan (HPH)
dengan pengertian bahwa pemegang HPH tersebut berkewajiban menjaga fungsi hutan
dan melindunginya. Prinsip yang dipegang dalam mengeksploitasi hutan adalah
menggunakan biaya yang seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang tertentu
tanpa merusak kelestariannya (maximum sustainable yield).
Masih berkaitan dengan uraian di atas adalah hal-hal yang perlu dan cukup penting
untuk diperhatikan agar dalam setiap periode penebangan tidak terjadi penurunan atau
kekosongan produksi dari jenis-jenis kayu perdagangan pada rotasi tebang selanjutnya,
tetap memperhatikan penyelamatan tanah dan air serta mengutamakan perlindungan alam.
Pengaturan penebangan tersebut meliputi pengaturan batas diameter minimum, rotasi
tebang dan etat tebang pada setiap periode pengambilan.
Etat tebang dimaksudkan sebagai jumlah yang dibenarkan untuk ditebang
pada setiap periode pangambilan dan etat tebang ini dibedakan menjadi dua, yaitu
etat volume dan etat luas.Apabila kita memandang hutan secara keseluruhan
maka fungsi yang terpenting adalah dalam kaitannya dengan pengaturan tata air
yaitu menahan curah hujan yang tinggi dan kemudian menyerapnya ke dalam
tanah.
Fungsi penting ini sangat menunjang kegiatan penduduk di luar sektor
kehutanan seperti sektor pertanian,perkebunan, perikanan, peternakan dan
pemukiman transmigrasi. Pemanfaatan hutan ini dapat ditingkatkan dari waktu ke
waktu sesuai dengan sifat penggunaannya yang beraneka ragam serta mencapai
penggunaan yang optimal demi kesejahteraan bangsa dan negara.
a. Rotasi Optimal dalam Praktek Penebangan
Hutan
Masalah penting yang dihadapi pengelola hutan adalah kapan hutan dapat ditebang
atau berapa lama rotasi hutan yang optimal. Pengelola berusaha melakukan penebangan
yang tepat pada waktunya agar tidak menunda penghasilan dan tidak menutup alternatif
pemanfaatan lahan. Praktek penebangan hutan dapat didekati dengan metode rotasi opti
mum dan penebangan yang diperbolehkan. Untuk menentukan rotasi optimum biasanya
diasumsikan bahwa harga kayu tetap sepanjang waktu dan tidak ada produk lain yang
dihasilkan selain kayu. Rotasi optimal dapat ditentukan berdasarkan pedoman bahwa
pohon dibiarkan tumbuh selama nilai marjinal dari batang pohon tersebut masih melebihi
biaya marjinal yang dikeluarkan. Biaya marjinal ini terdiri dari besarnya bunga dan sewa
tanah.
Secara grafis metode rotasi optimal ini dapat digambarkan pada Gambar 14.1.
Pada gambar tersebut kita dapat melihat bahwa garisŚ (1) nilai tegakan per satuan
luas tanah pada saat pohon pohon berumur t tahun.S (t) = perubahan nilai tegakan.a
(t) = nilai sewa tahunan per satuan luas hutan dengan penanaman baru jika rotasi
berikutnya direncanakan selama t tahun.
Titik dari segi fisik menghasilkan nilai kayu tertinggi pada masing-masing
pemotongan dengan Š(t) = 0, tetapi dari = segi ekonomi tidak optimal karena biaya
pemeliharaan pohon sudah melebihi tambahan nilai tahunannya. Rotasi optimum
dari segi ekonomi adalah pada t dengan biaya total tahunan a(t) + r.S(t) = Š(t).
Adapun analisis rotasi optimal t* dapat dinyatakan bahwa faktor faktor penentu t
adalah:
• biaya penanaman.
• harga kayu yang dipotong.
• tingkat diskonto penerimaan dan biaya pada waktu yangakan datang.
• pola pertumbuhan kayu yang dihubungkan dengan variabel usianya.
Secara matematis rotasi optimum dapat dituliskan sebagaiberikut:

s(t) = p S (t) + p (s(t) e- pt* -k] : (1-e- pt)

di mana:

k = biaya penanaman kembali


e! = 1/(1+r)) = tingkat diskonto yang sifatnya kontinyu.

Rotasi optimum diperoleh pada keadaan di mana tam bahan nilai tegakan sama
dengan bunga dari tegakan ditambah bunga dari nilai rentetan penerimaan dikurangi
biaya Fenanaman yang dinyatakan dalam nilai sekarang.
B. Analisis kepekaan (sensitifitas )
Akibat perubahan pada parameter yang terdapat dalam fungsi s (t) di atas,
metode rotasi optimal dapat dipelajari walaupun agak rumit dengan analisis
sensitifitas. analisis sensitifitas adalah untuk melihat dampak perubahan
beberapa parameter terhadap rotasi optimum hutan.

A. Tingkat diskonto
B. Kenaikan harga
C. Pemotongan pajak
D. Kenaikan dalam biaya penanaman dan biaya manajemen
E. Pajak kekayaan tahunan
F. Perbedaan jarak lokasi dengan pabrik pengolahan kayu
3. Macam-macam Penggunaan Hutan

Beberapa kegunaan hutan selain menghasilkan kayu juga memberikan manfaat


yang lain bagi masyarakat. contohnya seperti di pegunungan Eropa salju musim dingin
yang tertinggal di hutan menguap dan air mencair lebih lambat daripada di daerah
terbuka. Namun dalam pengambilan keputusan tentang macam-macam penggunaan
hutan ini perlu diingat bahwa seiring dengan alasan penggunaannya bermacam-macam
tersebut kemudian diperlakukan hal-hal yang berlebihan.
4. Beberapa konsep dalam manajemen
hutan

Suatu konsep pengelolaan hutan diantaranya adalah pengaturan


sempurna ( fully regulated) hutan sebagai tujuan dari manajemen hutan.
Dalam konsep fully regulated adalah distribusi areal menurut kelas umur, dan
umur yang paling tua adalah umur rotasi ; maksudnya bahwa Ariel kelas
umur yang paling tua adalah yang siap untuk dipanen dan kemudian
digantikan oleh kelas umur di bawahnya.
Dengan rotasi ttt yang ditetapkan menurut kriteria tertentu, konversi
dengan pengaturan penuh (full regulated) dapat memberikan hasil panen
tahunan sebesar 1/tt dari volume yang ada setiap tahunnya. Proses mencapai
kondisi pengaturan penuh memakan biaya yang besar diukur dari tingkat bunga
terhadap persedian kayu tegalan dan pengorbanan pertumbuhan penananaman
baru.
5. Masalah Yang Sulit Dipecahkan Dan Pembangunan

Kegiatan penebangan kayu sangat peka terhadap perubahan keadaan di


pasar kayu baik dalam negri maupun luar negri. Harga kayu bulat dan kayu
lapis tidak stabil. Sementara tujuan kebiajksanaan ini dapat dicapai, pengaruh
yang segera tampat di Indonesia ialah berupa menurunya volume ekspor kayu
gelpndong dan banyak pemegang HPH yang mengalami kesulitan dalam
usahanya serta banyak pengusaha penggergajian kayu yang cenderung gulung
tikar. Pada sisi penawaran tampak bahwa perlu adanya realokasi pengelolaan
sumberdaya dan revisi kebijakan tebangan agar supaya dapat meningkatkan
produk hasil hutan. Berbagai pembahasan dimuka melengkapi kebijaksanaan
untuk mendorong pertumbuhan pohon kayu reboisasi serta untuk pengelolaan
yang lebih rasional akan hutan-hutan yang ada.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai