KELOMPOK 5
Nama Anggota :
B. Hutan Produksi ialah kawasan hutan yang diperuntukkan guna memproduksi hasil
hutan untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan
industri dan ekspor. hutan produksi dapat dibagi lagi menjadi dua :
Kebijaksanaan dalam pengelolaan hutan juga dipengaruhi oleh ciri-ciri hutan itu sendiri yaitu
hutan mempunyai ciri biologis.
Selain ciri biologis, terdapat pula ciri-ciri ekonomi seperti biaya sewa tanah hutan
yang relatif murah dibandingkan dengan sewa tanah pertanian karena pohon-pohonan di
hutan tumbuh di daerah-daerah yang Marginal untuk pertanian Disamping itu pengelola
dan dapat menyimpan produk hasil hutan dalam bentuk pohon atau tumbuh-tumbuhan dan
baru pada waktu diperlukan titik selanjutnya sumber daya hutan harus dipandang sebagai
barang ekonomis yaitu suatu sumber daya alam yang dibutuhkan tetapi langka adanya.
Agar pengelolaan sumberdaya hutan dapat dilaksanakan secara maksimal dengan
berlandaskan asas kelestarian, maka hutan seharusnya diselenggarakan oleh pemerintah,
baik pusat maupun daerah. Kepada pihak swasta diberikan hak pengusahaan hutan (HPH)
dengan pengertian bahwa pemegang HPH tersebut berkewajiban menjaga fungsi hutan
dan melindunginya. Prinsip yang dipegang dalam mengeksploitasi hutan adalah
menggunakan biaya yang seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang tertentu
tanpa merusak kelestariannya (maximum sustainable yield).
Masih berkaitan dengan uraian di atas adalah hal-hal yang perlu dan cukup penting
untuk diperhatikan agar dalam setiap periode penebangan tidak terjadi penurunan atau
kekosongan produksi dari jenis-jenis kayu perdagangan pada rotasi tebang selanjutnya,
tetap memperhatikan penyelamatan tanah dan air serta mengutamakan perlindungan alam.
Pengaturan penebangan tersebut meliputi pengaturan batas diameter minimum, rotasi
tebang dan etat tebang pada setiap periode pengambilan.
Etat tebang dimaksudkan sebagai jumlah yang dibenarkan untuk ditebang
pada setiap periode pangambilan dan etat tebang ini dibedakan menjadi dua, yaitu
etat volume dan etat luas.Apabila kita memandang hutan secara keseluruhan
maka fungsi yang terpenting adalah dalam kaitannya dengan pengaturan tata air
yaitu menahan curah hujan yang tinggi dan kemudian menyerapnya ke dalam
tanah.
Fungsi penting ini sangat menunjang kegiatan penduduk di luar sektor
kehutanan seperti sektor pertanian,perkebunan, perikanan, peternakan dan
pemukiman transmigrasi. Pemanfaatan hutan ini dapat ditingkatkan dari waktu ke
waktu sesuai dengan sifat penggunaannya yang beraneka ragam serta mencapai
penggunaan yang optimal demi kesejahteraan bangsa dan negara.
a. Rotasi Optimal dalam Praktek Penebangan
Hutan
Masalah penting yang dihadapi pengelola hutan adalah kapan hutan dapat ditebang
atau berapa lama rotasi hutan yang optimal. Pengelola berusaha melakukan penebangan
yang tepat pada waktunya agar tidak menunda penghasilan dan tidak menutup alternatif
pemanfaatan lahan. Praktek penebangan hutan dapat didekati dengan metode rotasi opti
mum dan penebangan yang diperbolehkan. Untuk menentukan rotasi optimum biasanya
diasumsikan bahwa harga kayu tetap sepanjang waktu dan tidak ada produk lain yang
dihasilkan selain kayu. Rotasi optimal dapat ditentukan berdasarkan pedoman bahwa
pohon dibiarkan tumbuh selama nilai marjinal dari batang pohon tersebut masih melebihi
biaya marjinal yang dikeluarkan. Biaya marjinal ini terdiri dari besarnya bunga dan sewa
tanah.
Secara grafis metode rotasi optimal ini dapat digambarkan pada Gambar 14.1.
Pada gambar tersebut kita dapat melihat bahwa garisŚ (1) nilai tegakan per satuan
luas tanah pada saat pohon pohon berumur t tahun.S (t) = perubahan nilai tegakan.a
(t) = nilai sewa tahunan per satuan luas hutan dengan penanaman baru jika rotasi
berikutnya direncanakan selama t tahun.
Titik dari segi fisik menghasilkan nilai kayu tertinggi pada masing-masing
pemotongan dengan Š(t) = 0, tetapi dari = segi ekonomi tidak optimal karena biaya
pemeliharaan pohon sudah melebihi tambahan nilai tahunannya. Rotasi optimum
dari segi ekonomi adalah pada t dengan biaya total tahunan a(t) + r.S(t) = Š(t).
Adapun analisis rotasi optimal t* dapat dinyatakan bahwa faktor faktor penentu t
adalah:
• biaya penanaman.
• harga kayu yang dipotong.
• tingkat diskonto penerimaan dan biaya pada waktu yangakan datang.
• pola pertumbuhan kayu yang dihubungkan dengan variabel usianya.
Secara matematis rotasi optimum dapat dituliskan sebagaiberikut:
di mana:
Rotasi optimum diperoleh pada keadaan di mana tam bahan nilai tegakan sama
dengan bunga dari tegakan ditambah bunga dari nilai rentetan penerimaan dikurangi
biaya Fenanaman yang dinyatakan dalam nilai sekarang.
B. Analisis kepekaan (sensitifitas )
Akibat perubahan pada parameter yang terdapat dalam fungsi s (t) di atas,
metode rotasi optimal dapat dipelajari walaupun agak rumit dengan analisis
sensitifitas. analisis sensitifitas adalah untuk melihat dampak perubahan
beberapa parameter terhadap rotasi optimum hutan.
A. Tingkat diskonto
B. Kenaikan harga
C. Pemotongan pajak
D. Kenaikan dalam biaya penanaman dan biaya manajemen
E. Pajak kekayaan tahunan
F. Perbedaan jarak lokasi dengan pabrik pengolahan kayu
3. Macam-macam Penggunaan Hutan