Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS

PERMINTAAN
I. Pilihan Konsumen: Pendekatan Iso-Mashlahah (IM)

II. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan dari Perubahan Harga

III. Optimal Solution

2
I. Pilihan Konsumen: Pendekatan Iso-Mashlahah (IM)
: Kurva IM menunjukkan kombinasi dua barang/jasa memberikan
mashlahah yang sama.
Y
1. Karakteristik Iso-Mashlahah
Y1 A a. Berbentuk cembung dan mempunyai slope
negatif
b. Semakin tinggi frekuensi kegiatan yang halal
Y2 B
dan thayyib semakin tinggi pula mashlahah
Y3 C yang diperoleh (Gambar 2).
IM c. Slope dari kurva IM menunjukkan tingkat
kemampuan untuk melakukan substitusi
X (MRS) /Marginal Rate of Substitution
X1 X2 X3
Gambar 1. Kurva Iso-Mashlahah

3
Y Gambar 2. Perubahan Tingkat Mashlahah

E
A
Y1 IM2 mempunyai tingkat
mashlahah yang lebih tinggi dari
Y2 B IM1. Setiap titik yang ada pada
Y3 C IM2 IM2 mempunyai tingkat
IM1 mashlahah yang lebih tinggi dari
setiap titik yang ada pada IM1.
X1 X2 X3 X
Y
Slope dari kurva IM menunjukkan
tingkat kemampuan untuk melakukan A
Y1
substitusi. Pergerakkan dari titik A
menuju B menunjukkan bahwa
konsumen mau mengorbankan barang Y Y2 B
yang dikonsumsi sebesar (Y2-Y1) untuk C
Y3
mendapatkan tambahan konsumsi X IM
sebesar (X2-X1)
X 4
X1 X2 X3
2. Bentuk Kurva Iso-Mashlahah

a. Kurva IM dengan Kandungan Berkah yang Setingkat

Y Karena barang X dan Y


memiliki kandungan berkah
B yang setingkat, maka
Y1
mashlahah akan meningkat
jika adanya tambahan
A penggunaan barang X yang
Y3 C
dikombinasikan dengan
IM2
tambahan penggunaan
IM1
450
X barang Y dalam jumlah yang
X1 X3
sama.
Gambar 3. Perubahan Mashlahah pada
dua barang dengan berkah setingkat

5
b. Kurva IM dengan Kandungan Berkah yang Tidak Setingkat
Y (beras lokal)

Kandungan berkah barang Y


lebih tinggi daripada barang X
Y2 B

Y1 C
A IM2

IM1
X (beras impor)
X1 X2
Gambar 4.
Perubahan mashlahah ketika kandungan berkah barang X lebih rendah
Kodisi awal pada titik A dan konsumen ingin menambah konsumsi barang Y menjadi Y 2,
maka mashlahah diperoleh meningkat menjadi IM2. Jika ia dicegah untuk mendapatkan
tambahan barang Y sejumlah (Y2-Y1), maka ia akan berusaha menambah pembelian
barang X sejumlah (X2-X1) dan tambahan barang X ini lebih besar daripada tambahan
barang Y . Artinya, konsumen menghargai Y lebih tinggi daripada barang X untuk
mendapatkan mashlahah yang optimal. Hal ini disebabkan karena barang Y memiliki 6
kandungan berkah yang lebih tinggi
 Perubahan mashlahah ketika kandungan berkah barang X lebih tinggi

Y (beras impor)

Kandungan berkah barang X lebih besar


dari pada barang Y. Barang X mensyaratkan
Y2 B kompensasi barang Y dengan jumlah yang
lebih besar untuk mencegah kenaikan
barang X, karena barang X dipandang lebih
berharga (lebih berkah) daripada barang Y.
Y1 C
A IM2
IM1
X (beras lokal)
X1 X2
Gambar 5. Perubahan Mashlahah ketika
kandungan berkah barang X lebih tinggi

7
3. Batasan Individu dan Etika dalam Konsumsi
Konsumen menghadapi berbagai kendala yang harus diperhatikan
dalam menentukan pilihan konsumen antara lain : barangnya harus
halal, dikonsumsi tidak dalam jumlah berlebih-lebihan (israf),
memerhatikan kebutuhan orang lain dan menyesuaikan dengan
kemampuan anggaran.

a. Kendala Anggaran (Budget)


Kendala penting yang dihadapi oleh konsumen Muslim dalam
menentukan pilihan mereka dalam mengkonsumsi barang dan
jasa adalah anggaran.
Seorang muslim dilarang untuk mengalokasikan seluruh
pendapatan yang mereka terima hanya untuk konsumsi, kecuali
jika pendapatan mereka memang terbatas hanya untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi ini saja. Jika memungkinkan,
maka pendapatan harus dialokasikan pula untuk sedekah atau
amal saleh
8
1. Penurunan Kurva Anggaran (Allocated Budget)

Pendapatan konsumen (I) dialokasikan untuk konsumsi (IC), menabung


atau investasi (IS) dan amal saleh (IA).

I = IC + IS + IA
Persamaan Anggaran Y
AB/PY
AB = PxX + PyY
Y = AB/Py – (Px/Py)X

Slope kurva anggaran = dY/dX = -(Px/Py)


Intercept kurva anggaran = AB/Py
AB/Px X

9
2. Efek Perubahan Pendapatan pada Kurva Anggaran
Y
AB’/PY AB naik
AB’ = PxX + PYY
Px dan PY tetap
di mana AB’>AB AB/PY

AB/Px AB’/Px X
3. Efek Perubahan Harga pada Kurva Anggaran
Y Y
AB/PY AB/P’Y
Px turun PY turun
AB , PY tetap AB , Px tetap
AB/PY

10
AB/Px AB/P’x X AB/Px X
4. Efek Perubahan Harga pada Kedua Barang

Asumsi perubahan harga untuk kedua barang sebesar δ


AB = (1-δ)PXX + (1-δ)PYY
disederhankan diperoleh:
Y = AB/(1-δ)PY - (PX/PY)X
dY/dX = slope AB = -(PX/PY)
intercept = AB/(1-δ)PX
Y
AB/(1-δ)PY PX dan PY = turun
AB = tetap
AB/PY

Slope tidak berubah, intercept


berubah lebih besar dari AB/PY
menjadi AB/(1-δ)PY
11
AB/Px AB/(1-δ)PX X
5. Efek Perubahan Harga dan Pendapatan secara
Simultan pada Kurva Anggaran

 tingkat kenaikan harga dan pendapatan adalah sama


Asumsi
 kenaikan masing-masing variabel adalah sebesar δ

AB (1-δ) = (1-δ)PxX + (1-δ)PYY


Y = AB (1-δ)/(1-δ)PY – [(1-δ)Px /(1-δ)PY]X
Y = AB/Py – (Px/Py)X

Penurunan dengan tingkat yang sama yang terjadi pada semua


variabel akan tidak berpengaruh apa-apa (netral). Hal ini
disebabkan karena penurunan harga-harga barang dikompensasi
dengan allocated budget dalam jumlah/tingkat yang sama.

12
b. Kendala Israf
Israf adalah perilaku berlebih-lebihan dalam kegiatan konsumsi,
seorang muslim dilarang sifat israf ini
Y Y

YIsraf YIsraf

X Israf X X Israf X
Gambar 6. Gambar 7.
Kendala Israf pada Anggaran Tertentu Kendala Israf ketika Anggaran Meningkat

13
4. Keseimbangan Konsumen

Y • Konsumen ingin mencapai


Xmaksimal mashlahah tertentu dengan
berbagai pengeluaran
• Terdapat kendala yang
A B membatasi konsumen agar tidak
Ymaksimal
sampai jatuh ke israf. Kendala
E anggaran ditunjukkan oleh kurva
anggaran, kendala israf
IM ditunjukkan oleh kedua garis
vertikal X = β dan garis
F C horizontal Y = α
AB1 AB2 AB3 X
• Kesimbangan konsumen berada
Gambar 8.
Keseimbanngan Konsumen dengan Kendala
pada titik E yang menghasilkan
Anggaran dan Israf tingkat pengeluaran yang terendah
(AB2) dibandingkan dengan kurva
pengeluaran yang lain (AB1 dan
AB3)
14
II. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan dari Perubahan Harga
Efek pendapatan adalah perubahan jumlah barang yang diminta sebagai
akibat adanya perubahan pendapatan riil konsumen. Perubahan
pendapatan riil ini bisa terjadi karena perubahan harga suatu barang
maupun perubahan pendapatan nominal yang diterima.
Contoh: harga suatu barang X turun sedangkan pendapatan nominal maka
kemampuan konsumen membeli barang meningkat meskipun pendapatan
nominalnya tetap. Tambahan pembelian barang X akibat naiknya
pendapatn riil inilah yang disebut dengan efek pendapatan.

Efek substitusi adalah perubahan jumlah barang X yang diminta sebagai


akibat adanya perubahan permintaan terhadap barang lain.
Seorang konsumen Muslim hanya akan berpindah mengkonsumsi dari
suatu barang menuju barang lainnya, jika mashlahah total yang
diharapkannya akan meningkat
Namun seorang konsumen Muslim tidak secara otomatis akan
menurunkan jumlah permintaannya ketika harga barang meningkat karena
ia masih mempertimbangkan mashlahah lainnya yang akan ia peroleh.
15
Y
Kasus: menjelang hari raya peningkatan
A harga barang diikuti oleh kenaikan
A’
Y1 E0 permintaan
Y2 E1 Asumsi : 1. Harga barang X naik harga
IM0 barang Y tetap
IM1 2. Pendapatan tetap
Y3 E2
IM2

X2 X1 X3 B’ B X (sandang-pangan)
Sebelum hari raya konsumen memiliki iso-mashlahah IM0 keseimbangan konsumen E0
dengan membeli barang X sejumlah X1 dan barang Y sejumlah Y1. Ketika menjelang hari
raya harga barang X naik sehingga pendapatan riil konsumen turun sehingga daya belinya
menurun menuju keseimbangan E1, dengan mengurangi pembelian barang X dan Y
menjadi (X2Y2). Perubahan ini disebut efek pendapatan (income effect)
Karena pada hari raya disunahkan menghormati tamu denga menjamu dengan makanan
yang baik. Sehingga terjadi peningkatan kurva Iso Mashlahah menjadi IM 2 dan
berdampak positif terhadap permintaan. Karena pertimbangan ini konsumen
meningkatkan sandang pangan yang dibeli dari X2 menjadi X3. Perubahan inilah yang 16
III. Optimal Solution
Konvensional Islami
Y Maximizing utility Y corner IM3 Maximizing Mashlahah
IM2

(Halal)
solution

● IM1

IC3
IC2
IC1
X X (haram)

Y Y
Minimizing Budget (haram) Minimizing Budget

IM

IC
X ● X (halal) 17
a. Barang Halal, Haram, dan Analisis Kurva Iso Mashlahah
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengharamkan apa-apa yang
baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan
kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (QS. 5 :
87-88)

Y
X halal (MUX > 0)
X haram (MUX < 0) Y
Y haram (MUY < 0) haram (MUY < 0)

X halal (MUX > 0) X haram (MUX < 0) Y


Y halal (MUY > 0) halal (MUY > 0)
X 18
b. Kurva Demand Barang Halal

Kurva demand diturunkan dari titik-titik persinggungan antara indifference curve


dengan budget line. Apabila konsumen mempunyai pendapatan I = Rp.1 juta,
menghadapi pilihan mengkonsumsi barang X dan Y yang keduanya adalah barang
halal. Harga barang X, Px = Rp.100 ribu, dan harga barang Y, Py = Rp.200 ribu

Kombinasi Income Px Py X=I/Px Y=I/Py


A 1.000.000 100.000 200.000 10 0
B 1.000.000 100.000 200.000 0 5

19
Y
Asumsi : PX = turun
● I , PY = tetap

E
●1 E E
●2 ●3 PCC
IC3
IC2
IC1
● ● ● X
I/Px1 I/Px2 I/Px3
PX

Px1 ●A
Px2 ●B

Px3 C

D
QX
Qx1 Qx2 Qx3
20
c. Kurva Demand Barang Halal dalam Pilihan Halal-Haram

Dalam hal pilihan yang dihadapi adalah antara barang halal dan
barang haram, maka optimal solution-nya adalah corner solution.
Pada Gambar. Kita mendapatkan kesimpulan bahwa optimal solution
untuk komoditas halal-haram berada pada titik di mana barang haram
yang dikonsumsi berada pada level 0 (nol). Hal ini senada dengan
perintah Islam tentang pelarangan untuk mencampuradukkan barang
haram dan barang halal

21
Haram Y Px turun
Income tetap

IM1
IM2
IM3

E E E3
●1 ●2 ● X halal
I/Px1 I/Px2 I/Px3
PX

Px1 ●A
Px2 B

Px3 ●C
D
QX
Qx1 Qx2 Qx3
22
d. Keadaan Darurat Tidak Optimal
Y
(barang haram)

Supply barang X terbatas di mana


IM1 kondisi jumlah maksimum pada
DP IM2 QxF (Qx pada full capacity)
IM3 sehingga kurva IM3 tidak dapat
dicapai. Pada darurat point (DP)
terdapat barang Y. Jelas di sini
X bahwa darurat point (DP) bukanlah
(barang halal) solusi yang optimal karena titik DP
PX
bukan merupakan titik
persinggungan. DP selalu tidak
optimal. Apabila IM2 > IM1, maka
IM2 optimal. Pada IM2, tidak ada
permintaan terhadap barang
haram Y
SX DX
QX
Qx1 QxF Qx3 23

Anda mungkin juga menyukai