Stylonchia
sp.
Paramecium
caudatum
2. Rhizopoda (Sarcodina)
a) Bentuk dan Struktur tubuh Rhizopoda
Bersifat amuboid , yaitu bentuknya tidak permanen atau dapat
berubah - ubah
Memiliki Pseudopodia (kaki palsu) yang merupakan penjuluran
sitoplasma dan terbentuk pada saat hendak bergerak
Memiliki sitoskeleton berupa mikrotubul dan mikrofilamen
Amoeba Proteus
Difflugia sp.
3. Flagellata (Mastigophora)
a) Bentuk dan Struktur Tubuh Flagellata
Memiliki pelikel yang menyokong membran sel, sehingga bentuknya
tetap
Berbentuk oval, oval memanjang, melengkung seperti bulan sabit atau
pipih panjang seperti daun
Flagela terletak pada tubuh bagian depan (anterior) atau posterior
(belakang) dengan jumlah berkisar 1 – 3 buah
Flagela berdiameter 0,25 nm dan memiliki panjang sekitar 10 – 200 nm
Organ flagela tidak dapat membentuk kista
Pada beberapa flagela memiliki mitokondria (Trypanosoma sp), tetapi
ada juga yang tidak memiliki mitokondria (Giardia Lambia)
Biasanya hidup sebagai parasit (Trypanosoma sp.) pada inangnya dan
ada juga yang bersimbiosis
Dapat juga hidup di alam bebas di air tawar maupun air laut
PETA
KONSEP
b) Reproduksi Flagellata
Flagellata hanya berkembang biak dengan cara pembelahan
biner, tetapi tidak diikuti oleh flagela
b) Contoh Flagellata
Trypanosom
a lewisi
Trichonympha
campanula
Leishmania
tropica
Trypanosoma
cruzi
4. Sporozoa (Apicomplexa)
a) Bentuk dan Struktur Tubuh Sporozoa
Spore = biji, zoa = hewan, jenis protozoa yang tidak
memiliki alat gerak khusus dan memiliki bentuk seperti spora
pada salah satu siklus hidupnya
Kebanyakan bersifat parasit
Merupakan sel infektif yang sangat kecil disebut sporozoit
Memiliki organel kompleks khusus untuk menembus sel
atau jaringan yang akan diinfeksi
Tidak memiliki alat gerak (bergerak secara pasif melalui
aliran darah inang), tidak memiliki vakoula kontraktil
Dapat membentuk kista, terutama pada saat berada di usus
vektor (perantara)
Kebanyakan memiliki vektor pada daur hidupnya
b) Reproduksi Sporozoa
Memiliki siklus hidup yang berkembang biak dengan cara aseksual dan
seksual. Kedua jalan ini terjadi secara bergilir membentuk siklus hidup yang
kompleks.
PERANA PROTISTA MIRIP HEWAN
Peranan prorista mirip hewan yang menguntungkan bagi kehidupan
antara lain sebagai berikut :
B. Secara seksual
Konjugasi, Peleburan inti sel (Makronukleus dan mikronukleus pada
organisme yang belum jelas alat kelaminnya). Contoh : Spirogyra
Singami (Isogami) adalah peleburan antara dua sel gamet yang sama
bentuk dan ukurannya, tetapi berbeda jenisnya. Seperti pada ganggang
hijau Ulva sp.
Anisogami adalah peleburan antara sel gamet yang berbeda bentuk
dan ukurannya (dapat juga berupa oogami) seperti pada Laminaria
C. Klasifikasi Protozoa
1. Euglenoid (Euglenophyta)
a) Bentuk dan Struktur tubuh Euglenoid
Bersifat Uniseluler atau bersel tunggal dengan organel seperti sel
eukariota
Sel berbentuk oval dengan bagian posterior yang semakin ramping
Tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki stigma (bintik mata)
untuk mengatur pergerakan sel ke arah cahaya
Pada bagian depan sel terdapat bagian yang melekuk membentuk
reservoar sebagai tempat jalan masuknya makanan
Anggota – anggota yang berpigmen klorofil berfotosintesis dan
menghasilkan polisakarida paramilon (polimer glukosa)
Memiliki flagela yang berjumlah antara 1 - 3
b) Reproduksi Euglenoid
Sampai saat ini, cara reproduksi Euglenoid hanya diketahui dengan
pembelahan biner
c) Contoh Euglenoid
Euglena viridis Trachelomonas volvocina
Euglena
intermedia
Euglenamorpha
hegneri
2. Chrysophyta(Ganggang Keemasan)
a) Bentuk dan Struktur tubuh Chrysophyta
Bersifat Uniseluler atau bersel tunggal serta ada juga yang bersifat
multiseluler
Ganggang Uniseluler bisa bersifat sebagai fitoplankton yang
dominan
Ganggang multiseluler berbentuk filamen atau berkoloni
Bersifat fotoautotrof karena memiliki klorofil yang berwarna coklat
keemasan
Memiliki dinding sel yang mengandung silikon atau kersik
b) Reproduksi Chrysophyta
Melalui Oogami, yaitu pada kelas Xantophyceae
Melalui pembentukan zoospora, yaitu pada kelas Xantophyceae
Melalui pembelahan mitosis, yaitu pada kelas Bacillariophyceae
b) Contoh Chrysophyta
Navicula Pinnularia sp.
monilifera
Vaucheria sp
Mischococcus
sp.
3. Pyrrophyta (Ganggang Api)
a) Bentuk dan Struktur tubuh Pyrrophyta
Berupa sel tunggal (Peridinium dan Ceratium) maupun berkoloni
(Dinotrix)
Kebanyakan tidak memiliki dinding sel
Pada Beberapa jenis, juga ditemui dinding sel yang tersusun atas
selulosa (Glenodinium)
Memiliki ciri khas berupa bintik – bintik kromatin berupa untaian
Memiliki pigmen klorofil a dan b, serta xantofil
Gambierdiscus toxicus
Noctiluca
scintillans
4. Chlorophyta (Ganggang Hijau)
a) Bentuk dan Struktur tubuh Chlorophyta
Ganggang yang berwarna hijau karena memiliki pigmen klorofil a
dan klorofil b
Memiliki juga pigmen tambahan karoten serta xantofil
Ada yang hidup secara uniseluler soliter maupun berkoloni
Pada beberapa jenis, ada yang memiliki flagella (Volvox,
Chlamydomonas sp.) sehingga bersifat motil
Memiliki dinding sel layaknya eukariota lainnya dari selulosa
Chlorophyta multiseluler berbentuk seperti benang maupun
lembaran
Chlorophyta uniseluler merupakan penyusun dari fitoplankton
Kebanyakan hidup di laut, tetapi ada juga yang hidup di tanah
yang lembap, tembok basah maupun organisme lain
b) Reproduksi Chlorophyta
Secara Aseksual, yaitu membelah diri, menghasilkan zoospora dan
fragmentasi
Secara Seksual, konjugasi
c) Contoh Chlorophyta
Volvox sp.
Chlorella sp.
Gelidium
robustum
Gigartina
mamilosa
3. Protista Mirip Jamur
1. Jamur Lendir Plasmodial (Mycomycta)
a) Bentuk dan Struktur Tubuh Mycomycota
Dapat hidup secara uniseluler maupun multiseluler
Fulligo Didymium
septica iridis
2. Jamur Lendir Seluler (Acrasiomycota)
Phytophthora
nicotinae
C. Peranan Protista
1. Yang Menguntungkan
Zooplankton di ekosistem perairan sebagian besar adalah protista berklorofil yang
berguna sebagai makanan ikan dan arthropoda air
Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam proses
pembusukan sisa makanan
Foraminifera mempunyai kerangka luar dari zat kapur dan fosilnya dalam jumlah
tertentu dapat membentuk endapan tanah globigerina yang dapat digunakan sebagai
petunjuk adanya minyak bumi
Radiolaria mempunyai kerangka dari zat kersik. Radiolaria yang mati akan
meninggalkan cangkangnya dan membentuk tanah radiolaria yang dapat digunakan
sebagai bahan penggosok
Paramaecium dapat juga digunakan sebagai organisme indikator terjadinya
pencemaran air oleh zat organik
Chlorella selain berperan sebagai produsen di ekosistem perairan, juga dapat
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan protein sel tunggal (PST).
Protista yang hidup bebas di air tawar sebagai plankton seperti Euglena viridis, juga
sebagai indikator polusi air atau sungai
Macrotis, Laminaria, dan Fucus sebagai penghasil asam alginat untuk bahan
pengental (es krim, sirup, permen dan coklat) pengental produk kosm
2. Yang Merugikan
Entamoeba histolytica hidup di dalam liang usus manusia, menyebabkan kerusakan
jaringan pada usus dan diare.
Entamoeba hartmani hidup di dalam liang usus manusia, penyebab disentri tetapi
efeknya tidak lebih parah dari Entamoeba histolytica.
Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur pada manusia (sleeping
sickness atau trypanosomiasis). Protista ini hidup di dalam darah manusia. Vektor
perantaranya adalah lalat tse-tse dari jenis Glossina tachionides.
Trypanosoma rhodesiense, sama halnya dengan Trypanosoma
gambiense,menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Yang membedakan adalah
vektor perantaranya yaitu lalat tse-tse dari jenis Glossina morsitans dan Glossina
palpalis.
Leishmaania donovani menyebabkan penyakit kala azar pada manusia. Penderita
biasanya demam berkepanjangan, hati, dan limfanya membesar, serta terjadinya
ulcers atau luka pada ususnya.
Phytopthora palmifora hidup parasit pada lada, kelapa, cokelat, dan lainnya.
Trypanosoma equiperdum, penyebab penyakit durin pada kuda dan keledai.
Trichomonas foetus, penyebab keguguran pada kambing
Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit keputihan pada wanita