Anda di halaman 1dari 32

Di Susun Oleh:

Widyastuti 17.0603.0001
Ida Fariza 17.0603.0003
Enggar Wahyu M 17.0603.0012
HIPERTENSI Nadia Ardiyaningrum 17.0603.0014
Dimas Aji A 17.0603.0048
Azesa Elan Afiata E 17.0603.0088

HIPERTENSI
Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.
Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan atau tekanan darah diastolik
≥90 mmHg

Risiko yang dapat Risiko yang tidak


Faktor Risiko Hipertensi
dimodifikasi dapat dimodifikasi

Kegemukan (Obesitas) -Umur


-Merokok -Jenis Kelamin
-Kurang Aktivitas Fisik -Riwayat Keluarga
-Diet Tinggi Lemak
(Genetik)
-Konsumsi Garam Berlebih
-Dislipidemia
-Konsumsi Alkohol Berlebih
-Psikososial dan Stres
KLASIFIKASI
HIPERTENSI
Klasifikasi hipertensi pada dewasa (ACC/AHA)

Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol


MANIFESTASI KLINIS

Pada hipertensi tanda dan gejala dibedakan menjadi 2:


1. Tidak Bergejala: tidak ada gejala spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah
2. Gejala yang lazim: gejala yang lazim menyertai hipertensi adalah nyeri kepala,
kelelahan.
Manifestasi klinis pasien hipertensi diantaranya:
mengeluh sakit kepala, pusing, lemas,kelelahan, gelisah, mual dan muntah,epistaksis,
kesadaran menurun.
Gejala lainnya yang sering ditemukan: marah,telinga berdengung, rasa berat di
tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang.
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Next...
KOMPLIKASI HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN
pengkajian:
1) riwayat atau adanya faktor-faktor resiko, antara lain: kegemukan, riwayat keluarga positif, peningkatan
kadar lipid serum, merokok sigaret berat, penyakit ginjal, terapi hormon kronis, gagal jantung, kehamilan.
2) aktivitas/ istirahat, gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton. Tanda: frekuensi jantung
meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
3) irkulasi, gejala: riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
cebrocaskuler, episode palpitasi. Tanda: kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
4) integritas ego, gejala: riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple (hubungan, keuangan,
yang berkaitan dengan pekerjaan). Tanda: letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue
perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
5) eliminasi, gejala: gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada masa
yang lalu).
6) Makanan/cairan, gejala: makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir - akhir ini (meningkat/turun) dan riwayat penggunaan
diuretik. Tanda: berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria
LANJUTAN
7) neurosensori, gejala: keluhan pening pening/pusing, berdenyut, sakit kepala, sub
oksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa
jam), gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis). Tanda: status
mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses pikir,
penurunan kekuatan genggaman tangan.
8) nyeri/ketidaknyamanan, gejala: angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan
jantung), sakit kepala.
9) pernafasan, gejala: dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,
dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok. Tanda: distres
pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas tambahan.
(Krakties/mengi), sianosis.
10) keamanan, gejala: gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
Diagnosa
1) resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload. (D.0011)
2) intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
3) nyeri akut (sakit kepala) berhubungan dengan agen pencedera
biologis (D.0077)
INTERVENSI
Diagnosa 1: penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, intervensi:
• Pantau td, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.
• catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
• auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
• amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
• catat edema umum.
• berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
• pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi.
• bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan.
• lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher.
• anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
• pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah.
• berikan pembatasan cairan dan diet natrium sesuai indikasi.
• kolaborasi untuk pemberian
Diagnosa 2 :intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2.
Intervensi :
• Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter: frekuensi nadi 20 per
menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatantd, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat
dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis
pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).
• kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD
stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas
fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
• dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama
berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas
bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
• berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi /
rambut dengan duduk dan sebagainya. (Teknik penghematan energi menurunkan penggunaan
energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
• dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal
meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan).
Diagnosa 3 : nyeri akut (sakit kepala) berhubungan dengan agen
pencedera biologis.
Intervensi :
• Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
o minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
• batasi aktivitas.
• hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
• beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
• beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari
konstipasi
EVALUASI
• Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat: tekanan darah dalam rentang yang dapat
diterima dengan pengobatan terapi diet dan perubahan gaya hidup, tidak menunjukkan gejala
angina, palpitasi atau penurunan penglihatan, kadar BUN dan kreatinin serum stabil, dan teraba
denyut nadi perifer.
• mematuhi program asuhan dini: minum obat sesuai resep dan melaporkan setiap ada efek
samping, mematuhi aturan diet sesuai yang dianjurkan: pengurangan natrium, kolesterol dan
kalori, berlatih secara teratur dan cukup, mengukur tekanan darahnya sendiri secara teratur,
berhenti mengkonsumsi tembakau, kafein dan alkohol, menepati jadwal kunjungan klinik atau
dokter.
• bebas dari komplikasi: tidak terjadi ketajaman penurunan penglihatan, dasar mata tidak
memperlihatkan perdarahan retina, kecepatan dan irama denyut nadi dan kecepatan napas dalam
batas normal, tidak terjadi dispnu atau edema, menjaga haluaran urin sesuai dengan masukan
cairan, pemeriksaan fungsi ginjal dalam batas normal, tidak memperlihatkan defisik motorik,
bicara atau sensorik, dan tidak mengalami sakit kepala, pusing atau perubahan cara berjalan
Analisa Data
Data Fokus: 1
Ds:
• Klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
• Saat ini Ny. K masih mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin.
• Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari jika ingin BAK sampai 3 kali.
• Klien mengatakan tidak pernah tidur siang, karena tidak bisa tidur pada saat siang hari.
• Klien mengatakan mengalami susah tidur, gelisah, tetapi tidak banyak pikiran.
Do:
• Klien tampak tidak tidur di waktu siang hari.
• TD 150/80 mmHg
Etiologi: Ansietas
Problem : gangguan pola tidur
Data Fokus:2
Ds:
• Klien mengatakan sering pusing, masuk angin dan merasa sakit pada bagian tengkuknya.
• Klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan terkadang mengganggu aktivitasnya.
• Klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu banyak melakukan aktivitas (P)
• Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
• Klien mengatakan nyeri di tengkuk (R)
• Klien mengatakan skala nyeri 5 (S)
• Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T
Do:
• Wajah klien tampak meringis saat menahan nyeri.
Etiologi: agen pencedera biologis
Problem : Nyeri Akut
Data Fokus:3
Ds:
• Klien mengatakan kakinya terkadang gemetar saat berjalan
Do:
• Klien tampak gemetar saat memegang gelas berisi susu yang mau dipindahkan ke
kamar.
• Hasil postural hypotensi lebih dari 20 mmHg pada tekanan diastolik.
• Hasil reach test <6 inchi
• Pada saat diminta berdiri dan mengangkat satu kaki klien hanya melakukan
sebentar dan kembali duduk.
• Hasil TUG Test 24 detik.
Etiologi: kesulitan gaya berjalan
Problem : resiko jatuh
PRIORITAS DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cidera biologis ( D0078)
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ansietas (D.005)
3. Risiko jatuh berhubungan dengan kesulitan gaya berjalan ( D.0143)
Dx: Nyeri kronis berhubungan dengan proses
penyakit
NOC:
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x 12 jam nyeri
dapat berkurang dengan kriteria hasil :
Pain level
• Nyeri berkurang dari 5 menjadi 2 dengan menggunakan menejemen
nyeri.
• Pasien merasa nyaman setelah nyeri berkurang.
• TTD dalam batas normal TD sekitar 130/80 mmHg, Nadi: 60-
100x/menit, R:20-24x/menit, S:36,5-37°C.
NIC:
• Pain management
• Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
• Observasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan.
• Monitor TTV
• Ajarkan tehnik non farmakologi (relaksasi dengan tarik nafas dalam
dan senam ergonimis)
Dx 2: Gangguan Pola Tidur berhubungan
dengan ansietas (D.005)
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x12 jam, diharapkan
masalah insomnia Ny. K dapat teratasi dengan kriteria hasil:
• Klien tampak bergairah saat mengikuti kegiatan pagi di panti
• Mata klien tidak nampak merah (mengantuk)
• Ny.K tidak terbangun pada malam hari
• Melaporkan secara verbal bahwa insomnia berkurang
NIC:
• Monitor TTV
• Lakukan penyuluhan tentang tekhnik relaksasi otot progresif kepada
klien
• Latih klien untuk melakukan tekhnik relaksasi otot progresif
• Evaluasi tekhnik relaksasi otot progresif yang dilakukan oleh klien
Implementasi
DX: Nyeri kronis berhubungan dengan proses penyakit
Implementasi:
• Mengkaji nyeri klien
• Melatih relaksasi napas dalam
• Mengukur TTV
Evaluasi:
S:
• P: klien mengatakan masih nyeri
• Q: nyeri terasa mencengkram
• R: nyeri di tengkuk
• S: skala 5
• T: hilang timbul
O: TD: 140/90 mmHg, Nadi: 80x/menit, ,
• RR: 22x/menit.
A: Masalah nyeri kronis belum teratasi
P:
• Kaji nyeri klien
• Evaluasi senam ergonomis
Dx: Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas
Implementasi :
1. Mengukur tekanan darah
2. Mengajarkan klien tentang relaksasi otot progresif:
• Relaksasi otot tangan
• Relaksasi otot muka
• Relaksasi otot perut
• Relaksasi otot kaki
Evaluasi:
S:
• Klien mengatakan senang diajarkan senam relaksasi otot progresif.
O:
• Klien nampak mempraktikan relaksasi otot progresif sesuai intruksi meskipun ada beberapa gerakan
yang kurang tepat.
• TD : 140/90 mmHg
A:
• Masalah keperawatan insomnia teratasi sebagian.
P:
• Motivasi klien untuk melakukan relaksasi otot progresif setiap sebelum.bangun tidur.
KESIMPULAN
1) penyakit hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat
yang mana dapat dihadapi baik itu di beberapa negara yang ada di dunia
maupun di indonesia.
2) faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi itu adalah dari
kebiasaan atau gaya hidup masyarakat yaitu faktor herediter yang
didapat pada keluarga, faktor usia, jenis kelamin, konsumsi garam yang
berlebihan, kurang berolahraga, dan obesitas.

Anda mungkin juga menyukai