Anda di halaman 1dari 32

Bab 3 Kewenangan Lembaga-

Lembaga
Negara Menurut UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Garuda Pancasila
oleh Sudharnoto
Garuda Pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju, maju
Ayo maju, maju
Ayo maju, maju!
Indikator Pembelajaran

• Mengidentifikasi suprastruktur dan Infrastruktur


sistem politik Indonesia
• Menganalisis kewenangan lembaga-lembaga
negara
A. Suprastruktur Politik

Apa itu
Suprastruktur
Politik
Sistem Politik

Dalam arti umum, politik adalah


“macam-macam kgt dalam suatu sistem
politik/negara yg menyangkut proses
menentukan & sekaligus melaksanakan
tujuan-tujuan sistem itu”.
Kata ”politik” (Yunani) ”polis” = negara kota. “Polis”
berarti “city state” – mrp segala aktivitas yg dijalankan oleh
Polis untuk kelestarian dan perkem-bangannya “politike
techne” (politika).
Politik pada hakikatnya “the art and science of government”
atau seni dan ilmu memerintah.
Lanjutan ...........
Batasan sistem politik menurut ahli ;
a. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme
seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam
hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses
yang langgeng.
b. Rober A. Dahl, sistem politik adalah pola yang tetap dari
hubungan – hubungan antara manusia yang melibatkan
sampai dengan tingkat tertentu, control, pengaruh,
kekuasaan, ataupun wewenang.
c. Gambriel Almond pengertian sistem politik ialah sistem
yang meliputi kegiatan interaksi dalam masyarakat yang
merdeka yang menjalankan fungsi dari integrasi serta
adaptasi sosial yang dijalankan untuk mencapai
kesatuan dan persatuan didalam tatanan masyarakat
yang ada didalam sebuah negara yang bersangkutan.
PROSES POLITIK
• Dalam sistem politik, proses politik dapat
digambarkan sebagai berikut :
Umpan balik

INPUT PROSES OUTPUT

Aspirasi masyarakat Serangkain tindakan Berupa


atau kehendak pengambilan keputusan kebijaksanaan-
rakyat yang berupa : oleh lembaga legeslatif, kebijaksanaan
tuntutan, dukungan eksekutif maupun publik yang
dan sikap apatis yudikatif untuk mengikat
menerima atau menolak
aspirasi masyarakat

SISTEM POLITIK
Suprastruktur Politik

Merupakan Supra struktur politik terdiri lembaga-


mesin lembaga negara yang berperan penting
politik resmi dalam pemerintahan negara.
sebagai
penggerak
politik
formal. Contoh : Supra struktur politik di
Indonesia berdasarkan UUD 1945 adalah
meliputi : MPR, DPR, DPD, Presiden,
BPK, MA dan Mahkamah Konstitusi.
B. Infrastruktur Politik

Apa itu
Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik

Merupakan kelompok-
kelompok kekuatan politik
dalam masyarakat yang turut
berpartisipasi secara aktif.

Kelompok-kelompok tersebut
dapat berperan menjadi pelaku
politik tidak formal untuk
turut serta dalam membentuk
kebijaksanaan negara.
Klasifikasi infrastruktur politik

Media
Partai Kelompok Kelompok
komunikasi
politik kepentingan penekan
politik
Klasifikasi infrastruktur politik
• Partai Politik, yaitu organisasi
politik yang dibentuk oleh
sekelompok Warga Negara
Indonesia secara sukarela atas
dasar persamaan kehendak
dan cita-cita untuk
memperjuangkan kepentingan
anggota, masyarakat, bangsa,
dan negara melalui pemilihan
umum.
Kelompok Kepentingan (interest group),
yaitu kelompok yang mempunyai kepentingan
terhadap kebijakan politik negara.
Kelompok Penekan (pressure group), yaitu kelompok yang
bertujuan mengupayakan atau memperjuangkan keputusan politik
yang berupa undang-undang atau kebijakan publik yang
dikeluarkan pemerintah sesuai dengan kepentingan dan keinginan
kelompok mereka.
Jenis-jenis kelompok kepentingan :
▪ Kelompok Anomik (kelompok spontan & tidak
memiliki nilai/norma),
▪ Kelompok Asosiasional (biasanya jarang terorganisir
dan kegiatannya kadang-kadang),
▪ Kelompok Institusional ( mrp kelompok pendukung
kepentingan institusional ; seperti partai politik,
korporasi bisnis, dll.),
▪ Kelompok Assosiasonal (mrp kelompok yg terorga-
nisir yg menyatakan kepentingan dari suatu
kelompok dan memiliki prosedur teratur).
✔ Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM),
✔ Organisasi sosial keagamaan,
Contoh ✔ Organisasi Kepemudaan,
institusi ✔ Organisasi Lingkungan Hidup,
Kelompok ✔ Organisasi pembela Hukum dan
penekan HAM,
✔ Yayasan atau Badan hukum
lainnya.
Media komunikasi politik, yaitu sarana
atau alat komunikasi politik dalam
proses penyampaian informasi dan
pendapat politik secara tidak langsung,
baik terhadap pemerintah maupun
masyarakat pada umumnya.
Media komunikasi ;
surat kabar, telefon,
faximile, internet,
televisi, radio, film,
dan sebagainya.
Kekuatan suprastruktur politik yang tergolong ke
dalam lembaga tinggi negara Indonesia adalah
sebagai berikut

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Presiden/Wakil Presiden

Mahkamah Agung

Mahkamah Konstitusi

Komisi Yudisial

Badan Pemeriksa Kekuangan


Lembaga-Lembaga Negara RI Menurut UUD 1945

UUD 1945 Pusat

KPU BPK PRESIDEN DPR MPR DPD MA MK KY


BANK
SENTRAL

BPK PEMDA Lingkungan


Daerah
PROVINSI PROVINSI Peradilan Umum

GUBERNUR DPRD Lingkungan


Peradilan Agama

PEMDA
KAB/KOTA Lingkungan
Peradilan Militer
BUPATI/
WALIKOTA
DPRD
Lingkungan
Peradilan Tata Usaha
Negara
Tugas dan wewenang MPR

mengubah dan menetapkan UUD,

melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden

memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden


dalam masa jabatannya menurut UUD NRI
Tahun 1945 sesuai Pasal 3 ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3).
Pasal 7A UUD 1945 mengatur sebagai berikut:

“Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa


jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan
Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran
hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.”
Mekanisme pemberhentian presiden

• Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (“DPR”) kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (“MPR”) hanya
dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi (“MK”)
untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau
pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden.

• Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat dilakukan dengan dukungan


sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR.

• MK wajib memeriksa, mengadili, dan memutuskan dengan seadil-adilnya terhadap


pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
tersebut paling lama 90 hari setelah permintaan DPR itu diterima oleh MK.
• Apabila MK memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti
melakukan pelanggaran hukum, DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk
meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada MPR.

• MPR wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR tersebut


paling lama 30 hari sejak MPR menerima usul tersebut.

• Keputusan MPR atas usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden harus
diambil dalam rapat paripurna MPR yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4
dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan
menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna MPR.
Kekuasaan presiden menurut UUD NRI Tahun 1945

• Membuat Undang-Undang bersama DPR (Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20)
• Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 (2))
• Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara (Pasal 10)
• Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain atas
persetujuan DPR (Pasal 11)
• Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)
• Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(Pasal 13)
• Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Pasal 14 ayat
(1))
• Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14 ayat
(2))
• Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15)
• Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan pertimbangan dan nasihat
kepada presiden (Pasal 16)
• Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17)
• Mengajukan RUU APBN (Pasal 23)
Fungsi DPR adalah

Fungsi legislasi, fungsi


anggaran, dan fungsi
pengawasan (Pasal 20 ayat (1)
UUD NRI Tahun 1945).

Hak anggota DPR adalah hak


interpelasi, hak angket dan hak
menyatakan pendapat (Pasal 20
A ayat (2) UUD NRI Tahun
1945).
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, khususnya terkait
pelaksanaan fungsi pengawasan, DPR dibekali 3 (tiga) hak,
yakni:

1. Hak Interpelasi: hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah mengenai kebijakan
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

2. Hak Angket: hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-
undang/kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.

3. Hak Menyatakan Pendapat: hak DPR untuk menyatakan pendapat atas:


• kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau di
dunia internasional;
• tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket; atau
• dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum baik berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun
perbuatan tercela, dan/atau Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
DPD berhak

DPD merupakan bagian keanggotaan MPR


yang dipilih melalui Pemilu dari setiap
provinsi

Anggota DPD berdomisili di daerah


pemilihannya, selama bersidang bertempat
tinggal di ibukota negara RI (UU Nomor 22
tahun 2003).

Mengajukan rancangan undang-undang yang


berkaitan dengan otonomi daerah dan yang
berkaitan dengan daerah
Wewenang MA
MA merupakan lembaga negara yang
memegang kekuasaan kehakiman di samping
sebuah Mahkamah Konstitusi di Indonesia
(Pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

MA membawahi peradilan di Indonesia


(Pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

Memberi grasi dan rehabilitasi dengan


memperhatikan pertimbangan MA (Pasal 14
ayat (1))
Mahkamah konstitusi memiliki
kewenangan
Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD
NRI Tahun 1945

Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang


kewenangannya diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945.

Memutus pembubaran partai politik.

Memutus hasil perselisihan tentang Pemilu (Pasal 24C ayat (1)


UUD NRI Tahun 1945)

Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran


Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24C ayat
(2) UUD NRI Tahun 1945).
KY berwenang

Mengusulkan pengangkatan hakim


agung serta menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, dan perilaku hakim (Pasal
24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

beranggotakan sembilan orang, 3


anggota diajukan MA, 3 anggota
diajukan DPR dan tiga anggota
diajukan Presiden
Wewenang BPK
BPK merupakan lembaga yang bebas
dan mandiri dengan tugas khusus
untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara
(Pasal 23E ayat (1) UUD NRI Tahun
1945).

Hasil pemeriksaan BPK diserahkan


kepada DPR, DPD dan DPRD (Pasal
23E ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

Anda mungkin juga menyukai