Anda di halaman 1dari 41

MANAJEMEN

PENGELOLAAN SAMPLE
DDHBV

dr.Sondang Maryutka Sirait SpPK


BBLK-JAKARTA
MANAJEMEN SAMPLE SKRINING HBV PADA BUMIL DI PUSKESMAS

 Ibu hamil (semua umur kehamilan) yang datang ke


puskesmas .
 Petugas laboratorium mengambil darah vena 6mL
dengan tehnik phlebotomi.
 Diamkan tabung darah selama (20-30) menit
sebelum disentrifugasi.
 Lakukan pemisahan serum dengan sentrifugasi
selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
 Pindahkan serum (± 3mL) ke tabung serum
menggunakan mikropipet atau pipet Pasteur.
 Beri label no tabung serum yang sama dengan
tabung darah.
 Lakukan pemeriksaan skrining HBV dengan
menggunakan Rapid HBsAg.
www.standardia.com
Deteksi antigen dan antibodi spesifik.

 EIA( Enzyme Immunosorbent Assay).


Pemeriksaan berdasarkan Enzyme Immunosorbant Assay
untuk mendeteksi Antigen HBV spesifik dan antibodi.
Pemerksaan awal dan bila positif harus dikonfirmasi.

 RPHA (Reverse Passive Hemagglutination Assay).


Pemeriksaan ini dapat mendeteksi HbsAg melalui reaksi
aglutinasi dengan anti-HBs. Sensitifiti adalah 25ng/ml dan
spesifisity (95-98)%. Tetapi false positifnya (10-20)%.

 PHA ( Passive Hemagglutination Assay).


Digunakan untuk mendeteksi anti-HBs melalui reaksi
aglutinasi dari HbaAg dan HDP (high density particle).
Sensitifity adalah 80 mIU/ml dan spesifisity adalah (80-
90)%. False positifnya adalah (10 – 20)%.
www.standardia.com
 RIA (Radio Immuno Assay).
Dapat mengidentifikasi HbsAg atau anti-HBs
antibodi dengan reaksi antara radioisotop
menggantikan enzym.
 
 CLIA ( Chemoluminescence Immunoassay).
Menggunakan bahan kimia yang berluminesens
dan konsentrasi dibaca dengan alat CLIA analiser.

 ICA (Immunochromatography Assay )=


Rapid test.
Dibuat untuk deteksi kualitatif dari antigen HBV
atau antibodinya menggunakan konjugasi emas.
Waktu pemeriksaan hanya (5 – 20)menit.

www.standardia.com
Keuntungan dari rapid test

1. Akurat.
sensitivity dan specificity yang tinggi.
berkorelasi baik dengan ELISA, PHA, RIA dan CLIA

2. Hasil yang cepat diperoleh


dapat dibaca dalam waktu 20 menit.

3. Sederhana dan gampang digunakan dimana saja.


hanya selangkah saja mengerjakannya sesudah
pengumpulan sample. Tidak memerlukan peralatan
yang rumit di tempat pemeriksaan.

4. Biaya lebih irit.


biaya yang lebih murah dan waktu pemeriksaan yang lebih
cepat.
www.standardia.com
Prinsip Imunokromatografi

Koloid emas

Antibodi
Prinsip :
Sample Conjugate Patient Control
pad pad Window Window
Patient   Control
Serum Selenium colloid Recombinant
HBsAg antigen conjugate antibodi &
synthetic
peptides

 Serum pasien dengan HBsAg berikatan dengan Selenium colloid


antigen conjugate dan kemudian berikatan juga dengan antibodi
yang terdapat di jendela pasien sehingga terbentuk garis merah pada
jendela pasien

 Jika serum tidak mengandung HBsAg , Selenium colloid antigen


conjugate mengalir melewati jendela pasien sehingga tidak
terbentuk garis merah pada jendela pasien

 Pada jendela kontrol: selalu terbentuk garis merah


Cara melakukan pemeriksaan jenis Strip

Step 1 Step 2

Step 3
Result

10sec
.

www.standardia.com
Device type/casette

Positive

20 mins.
Negative

www.standardia.com
Alat pelengkap yang tidak
disediakan dari kit reagen
APD (Alat Pelindung Diri) : sarung tangan,
jas lab.
Desinfektan.
Wadah limbah infeksius.
Timer.
Mikropipet dan tip.
Spidol.
Formulir hasil pemeriksaan 
distandarisasi
www.standardia.com
Apa yang menyebabkan hasil pemeriksaan
false negative (negatif palsu)
 Kondisi penyimpanan reagensia yang tidak normal atau tidak sesuai
dengan yang dianjurkan pada kit insert.

 Konsentrasi rendah dari HBV antigens


- Rapid : 1~5 ng/ml
(SD BIOLINE HBsAg Rapid – 2 ng/ml )
- jadi, bila pemeriksaan HBsAg rapid test dengan konsentrasi sangat rendah
antara 0.1~1ng/ml, maka hasil false negatif bisa terjadi.

 Walaupun garis hasil yang sangat halus warnanya dapat


diinterpretasikan sebagai hasil (+).

www.standardia.com
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Gunakan kit RDT HBsAg yang belum
kadaluarsa.
Simpan kit reagen ditempat yang sesuai
dengan anjuran di kit insert dan jauhkan kit
reagen dari cahaya matahari .
Teteskan volume serum sesuai prosedur dalam
kit insert.
Baca hasil sesuai dengan batas waktu yang
ditetapkan dalam kit insert.
Jangan gunakan serum yang hemolisa 
positif palsu.
Gunakan 1 tip atau 1pipet Pasteur untuk satu
sample. www.standardia.com
Sample dengan hasil skrining HBsAg : Reaktif /(+)
Seal tutup tabung serum dengan parafilm.

Simpan sisa sample di lemari pendingin


(refrigerator) suhu (2-8)0 C sampai akan dikirim
ke laboratorium rujukan (BBLK/BLK/Labkesda)
untuk pemeriksaan konfirmasi.
Sample harus sudah dikirim sesudah 3 hari dari
sejak pengambilan darah vena.
Catat semua data sample yang sudah dilakukan
skrining awal HBV.
www.standardia.com
• Catat jumlah tabung sampel yang hasil
skrining HBsAg Reaktif (+), letakkan di rak
tabung sampel.
• Susun rak tabung di dalam cool-box yang
sudah diberi ice-pack, tutup tabung arah ke
atas dan segera kirim ke laboratorium
rujukan (BBLK/BLK/Labkesda).
◦ Ice pack dibungkus kedalam koran, agar
tidak basah.
◦ Jangan sampai tabung serum menempel
dengan ice pack.
Pengiriman sampel darah ke laboratorium
rujukan (BBLK/BLK/Labkesda) untuk
pemeeiksaan konfirmasi

1. Masukkan daftar sample kedalam amplop.


2. Cocokkan sample darah dengan daftar sampelnya.
3. Beri alamat tujuan dengan lengkap dan beri
label hati – hati, bahan cair mudah pecah.
4. Tuliskan nama & alamat pengirim.
5. Setelah dikirim, petugas puskesmas
sebaiknya menelpon petugas di
laboratorium rujukan untuk
memberitahukan bahwa sample sudah
dikirim.
6. - Pengiriman sampel serum dari
Puskesmas dilakukan setiap 2 hari, ke
Dinas Kesehatan Propinsi atau sesuai
dengan jadwal yang sudah disepakati.
7. Di DinKes sebelum sample dikirim
disimpan di deep-freezer (-20)0 C
- Setiap 3 hari semua sample HBsAg
Reaktif /(+) dari semua Puskesmas
dikirim oleh petugas dari Dinas
Kesehatan Propinsi ke laboratorium
rujukan/konfirmasi
BBLK/BLK/Labkesda.
Ada koordinasi yang baik antara pengirim, kurir
pengiriman dan laboratorium penerima,
menjamin spesimen dapat diterima dalam
keadaan aman dan baik.
Cara Pengiriman dari DinKes Propinsi ke
Laboratorium Rujukan
Sertakan
formulir
daftar
sampel
setiap kali
mengirim
sampel.
Si pengirim
harus
mempunyai
arsip
pengiriman.
LABORATORIUM
RUJUKAN(KONFIRMASI)BBLK/BLK/LABKESDA
Sample rujukan diperiksa HBsAg dengan
metode CLIA.
Hasil pemeriksaan dicatat dan diserahkan ke
dinas propinsi pengirim sample tidak lebih
dari 2 minggu sesudah penerimaan sample
rujukan.
Hasil pemeriksaan juga dikirimkan ke SubDit
Hepatitis dan ISP P2PL.
Sisa sample rujukan disimpan dan
dimusnahkan bila ada instruksi dari Dinas
kesehatan Propinsi pengirim sample rujukan.
www.standardia.com
MANAJEMEN SAMPEL
SKRINING HBV
PADA KELOMPOK RESIKO
TINGGI

dr. Sondang Maryutka Sirait SpPK


BBLK-JAKARTA
PEMILIHAN TARGET
SURVEY(RESPONDEN)

PEWAWANCARA
-Wawancara terhadap PETUGAS PHLEBOTOMI
- Ambil darah vena 5 mL
responden sesuai dengan
dengan tehnik phlebotomi.
isi formulir responden .
- mengarahkan untuk - Kirim ke
BBLK/BLK/Labkesda rujukan.
diambil sample darah

Laboratorium rujukan (BBLK/BLK/Labkesda :

- Pemeriksaan HBsAg dan Anti HCV


SASARAN TARGET SURVEY HBV
DAN HCV

KELOMPOK RESIKO TINGGI:


Penasun
WPS
Waria
LSL
Pengambilan spesimen di lapangan:
1. Pemberian identitas pasien:
- sesuaikan dengan no formulir
pewawancara .
- catat di buku pendaftaran.
- penempelan label pada tabung sample.

2. Tehnis pengambilan spesimen:


- peralatan.
- lokasi pengambilan.
- prosedur pengambilan.
- hindari terjadinya hemolisa.
- volume sesuai kebutuhan.
3. Beberapa masalah tehnis yang harus
diperhatikan:
- Posisi pasien duduk atau berbaring.
- Torniquette terpasang tidak lebih
dari 1 menit.
- Pengambilan darah diutamakan pada
vena mediana cubiti lengan kanan.
- Pengambilan darah vena dengan
tabung vakum dan sesuaikan volume
tabung vakum yang akan digunakan.
- Nomor label tabung harus sesuai
dengan nomor label pada formulir
laboratorium.
Proses pengambilan sample di lapangan:
•Petugas sampling di lapangan mempersiapkan semua
alat dan bahan untuk melakukan phlebotomi.
• Darah vena diambil sebanyak 5 ml dimasukkan ke
dalam tabung tutup merah yang sudah ditempel label
identitas pasien (nomor tabung sesuai kode label
formulir lab).
• Catat jumlah tabung sampel yang sudah
diambil, letakkan di rak tabung sampel.
• Susun rak tabung di dalam cool-box yang
sudah diberi ice-pack, tutup tabung arah ke
atas dan segera kirim ke laboratorium
rujukan (BBLK/BLK/Labkesda).
◦ Ice pack dibungkus kedalam koran,
agar tidak basah.
◦ Jangan sampai tabung serum
menempel dengan ice pack.
Cara Pengiriman
 Sertakan
formulir
daftar
sampel
setiap kali
mengirim
sampel.
 Si pengirim
harus
mempunyai
arsip
pengiriman.
Pengolahan spesimen di laboratorium
rujukan (BBLK/BLK/Labkesda)
- Putar tabung darah dengan sentrifugasi
kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
- Pisahkan serum (2-3)mL serum dengan
menggunakan mikropipet atau pipet
Pasteur (1pipet untuk 1 pasien) dan
pindahkan ke tabung serum (tabung tutup
ulir luar).
- beri label dengan identitas sama pada
tabung serum.
- pemisahan serum dilakukan maksimum 6
jam sesudah pengambilan darah.
PEMISAHAN SAMPEL DARAH DI LABORATORIUM PEMERIKSA
Lakukan pemisahan serum dari darah maksimal 6 jam setelah
pengambilan darah untuk menghindari terjadinya hemolysis.
Pisahkan serum sesuai prosedur sbb :

sentrifugasi selama 5 menit serum dipisahkan dan


masukkan ke
kecepatan 3000 rpm dalam tabung serum tutup ulir
luar
Metode pemeriksaan :
Dengan metode CLIA .
Dilakukan pemeriksaan :
 HBsAg
 Anti – HCV

Pelaporan hasil :
Hasil pemeriksaan:
Reaktif (+).
Non Reaktif (-).
Pengiriman hasil pemeriksaan :
Semua hasil pemeriksaan yang sudah
dilakukan dikirim ke Dinas kesehatan
Propinsi
Juga ke SubDit Hepatitis dan ISP P2PL
Isi hasil pemeriksaan pada formulir
pelaporan hasil pemeriksaan
LABORATORIUM RUJUKAN/PEMERIKSA

perhatikan
kualitas, jarak,waktu

Sehingga harus mempersiapkan semua


proses pengiriman yang baik dan
berkoordinasi antara pengirim dan
penerima.
Potensi kesalahan:
Tumpah, tertukar.
Spesimen berubah (rusak, hemolisa).
Otomatik macet, misal sentrifus mati
(problem alat/listrik).
Ekspedisi gagal.
Laboratorium rujukan tidak siap
menerima di luar jam kerja.
KESALAHAN-KESALAHAN YANG
SERING
DALAM CARA MEMPEROLEH
SAMPLE DARAH
Kualitas dan susunan darah
yang diambil untuk
pemeriksaan mungkin berubah
oleh salah tindakan waktu
mengambil sample darah
tersebut.
Beberapa kesalahan-kesalahan
yang mungkin bisa terjadi
seperti hal-hal disebutkan
dibawah ini
Darah vena:
1. Menggunakan jarum dan tabung syringe
yang basah.
2. Mengenakan ikatan pembendung terlalu
lama atau terlalu keras, akibatnya terjadi
hemokonsentrasi.
3. Terjadinya bekuan dalam jarum/needle
atau tabung karena lambatnya bekerja.
4. Darah hemolisa.
5. Volume yang diambil sangat
sedikit,sehingga serum yang diperoleh
tidak cukup untuk pemeriksaan.
Potensi kesalahan lain:
Salah identifikasi pasien dan
penomoran pada tabung sample.
Salah penyusunan tabung pada rak
tabung yang tidak sesuai susunannya
pada formulir pengiriman sample
Menggunakan jenis,ukuran tabung
sample yang tidak sesuai.
Pengemasan sample yang tidak
mengukuti prosedur selama
pengiriman.
EVALUASI
PUSKESMAS LABORATORIU LAB.
M RS.RUJUKAN
KONFIRMASI( PROPINSI
BBLK/BLK/LAB
KESDA)
RUANGAN BISA MELAKUKAN - RUANG -RUANG
SAMPLING DAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN RDT METODE CLIA METODE CLIA.
--RUANG PCR
-- RUANG
FOTOMETER U SGPT
SDM MINIMAL 1 ORANG MINIMAL 5 ORANG MINIMAL 8 ORANG
SMAK (UNTUK PENERIMAAN (UNTUK PENERIMAAN
SAMPLE, SAMPLE,
PENCATATAN PENCATATAN
KONFIRMASI HBSAg, KONFIRMASI HBSAg,
PENGELOLAAN SGPT,PCR-DNA,
LIMBAH) PENGELOLAAN
LIMBAH)
PERALATAN -SENTRIFUS ALAT CLIA ALAT CLIA
-PHLEBOTOMI SET ALAT PCR
-- PENGELOLAAN LIMBAH FOTOMETER UNTUK
--PERALATAN PEMERIKSAAN SGPT
PENGIRIMAN SAMPLE
REAKTIF

REAGEN RDT HBsAg REAGEN CLIA REAGEN CLIA HBV,


Persiapan pengambilan, pemeriksaan dan pengiriman
spesimen di Puskesmas
 Setiap petugas puskesmas yang ditunjuk mengambil
spesimen harus sudah terlatih tehnik phlebotomi dan
pemisahan serum dengan proses sentrifugasi.
Tehnisi laboratorium mampu melakukan pemeriksaan
DDHBV dengan metode RDT.
Membuat pengaturan waktu pengiriman spesimen yang
sudah diatur dan disepakati ke laboratorium konfirmasi
(BBLK/BLK/Labkesda), misalnya 2x/minggu dengan hari-
hari yang ditetapkan bersama .
Membuat pengaturan lebih lanjut dengan pembawa
spesimen agar yakin bahwa pengiriman akan diterima
sesuai dengan alat transportasinya.
Siapkan dokumen untuk spesimen yang perlu seperti syarat
pengiriman, berita acara, dan dokumen pengiriman.
Beritahukan kepada penerima spesimen di laboratorium
konfirmasi kapan perkiraan waktu kedatangan spesimen.
Sebelum mengirim spesimen dari Puskesmas ke
Laboratorium konfirmasi harus ada:
Perjanjian atau persetujuan yang telah dibuat
antara pengirim, pembawa dan penerima spesimen
termasuk format permintaan pemeriksaan maupun
laporan hasil pemeriksaan yang akan digunakan,
penomoran tabung/labelling sesuai urutan nomor
yang ditentukan pada setiap Propinsi .
 Pada kegiatan DDHBV format baku demikian pada
umumnya sudah disediakan.
Konfirmasi dari laboratorium penerima bahwa siap
untuk menerima spesimen.
Bila spesimen tiba di luar jam kerja, maka petugas
laboratorium harus diberitahukan agar siap
menerima spesimen.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai