Anda di halaman 1dari 8

MAHKAMAH INTERNASIONAL

NAMA KELOMPOK
1. ARIEF DWIYAN
2. MUHAMMAD NAUFAL AL ISLAMI
3. MUHAMAD IQBAL
HUKUM INTERNASIONAL IV(A)
Definisi Mahkamah Internasional

Mahkamah Internasional (The International Court of Justice) adalah merupakan salah satu organisasi hukum utama
badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)  yang bertugas atau berwenang untuk memeriksa perselisihan atau
sengketa antarnegara dan memutuskan sengketa atau kasus hukumnya.
Mahkamah Internasional merupakan organ utama lembaga kehakiman PBB, yang berkedudukan di Den Haag,
Belanda yang didirikan pada tahun 1945 berdasarkan pada Piagam PBB. Namun Mahkamah ini mulai bertugas sejak
tahun 1946 sebagai pengganti Mahkamah Internasional Permanen (Permanent Court of International Justice).
Adapun keputusan yang diberikan oleh Mahkamah Internasional ini bersifat mengikat para pihak yang
bersengketa,sehingga negara-negara yang bersangkutan wajib untuk memenuhi dan mematuhi keputusan tersebut.
Namun, apabila ada negara yang bersengketa tidak menjalankan kewajiban tersebut, negara lawan sengketa dapat
mengajukan permohonan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang memiliki
kewenangan untuk merekomendasikan agar keputusan itu dilaksanakan
MAHKAMAH INTERNASIONAL
 Yurisdiksi Mahkamah Internasional yakni menangani perkara-perkara hukum antar negara pihak yang diajukan
oleh negara pihak itu sendiri, maupun negara lain yang mengakui eksistensi Mahkamah Internasional.
 Dalam pasal 7 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyebutkan organ-organ utama dari Perserikatan
Bangsa-Bangsa terdiri dari :
 - Majelis Umum
 - Dewan Keamanan
 - Dewan Ekonomi dan Sosial
 - Dewan Perwalian
 - Mahkamah Peradilan Internasional
 - Sekretariat .
 Selanjutnya pada pasal 92 Piagam PBB menyebutkan :
 Pengadilan internasional akan menjadi organ peradilan prinsip negara persatuan itu akan berfungsi sesuai
dengan undang-undang yang dilampirkan, yang didasarkan pada undang-undang dari pengadilan permanen dan
membentuk bagian integral saat ini
Mekanisme Kerja Mahkamah Internasional
 Yuridiksi Penyelesaian Sengketa Yang Bersifat Wajib atau Mengikat
 Ada perjanjian khusus antarnegara yang bersengketa tentang penyerahan penyelesaian sengketa kepada
Mahkamah Internasional
 Pelaksanaan Yuridiksi ini memerlukan persetujuan pihak –pihak yang bersengketa
 Permohonan peradilan dapat diajukan oleh salah satu pihak yang bersengketa dengan syarat negara lawan
memberikan persetujuannya.
 Permohonan Peradilan diajukan bersama-sama oleh negara yang bersengketa.
  Yuridiksi Penyelesaian Sengketa Yang Bersifat Tidak Wajib atau Tidak Mengikat
 Bila negara yang bersengketa mengakui yuridiksi compulsory Mahkamah Internasional berdasarkan klausul
bahwa negara pihak statuta mengakui yurisdiksi Mahkamah Internasional.
 Bila negara yang bersengketa terikat pada perjanjian yang menyatakan bahwa Mahkamah Internasional
mempunyai Yuridiksi atas sengketa tertentu di antara mereka.
 Permohonan peradilan dapat diajukan secara sepihak oleh negara yang bersengketa
 Permohonan peradilan disampaikan kepada Panitera Mahkamah Internasional dan proses selanjutnya
memberitahukan permohonan itu kepada negara lawan sengketa.
 
Tugas Mahkamah Internasional
 Menerima perkara-perkara dari para anggota serta dari luar anggota dengan syarat-syarat yang telah ditentukan
oleh Dewan Keamanan.
 Menerima persengketaan hukum internasional dari Dewan Keamanan.
 Memberikan pendapat kepada Majelis Umum PBB tentang penyelesaian sengketa antar negara-negara anggota
PBB.
 Memeriksa perselisihan atau sengketa antara negara-negara anggota PBB yang diserahkan kepada Mahkamah
Internasional
 Mengadili perselisihan-perselisihan atau persengketaan antar negara-negara anggota PBB yang persoalannya
diajukan oleh negara yang berselisih.
 Mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan terhadap pihak yang tidak menghiraukan dan
melaksanakan keputusan Mahkamah International.
 Memberi nasihat persoalan hukum kepada Majelis Umum dan Dewan Keamanan.
Prosedur Penyelesaian Sengketa Internasional Melalui  Mahkamah Internasional

 Telah terjadi suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia atau kejahatan kemanusiaan di suatu negara terhadap negara
lain atau rakyat negara lain.
 Ada pengaduan dari korban dan pemerintahan negara yang menjadi korban terhadap pemerintahan dari negara
yang bersangkutan karena di dakwa telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia atau kejahatan
kemanusiaan lainnya.
 Pengaduan disampaikan ke Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau
melalui lembaga-lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) internasional lainnya.
Sumber-Sumber Hukum Yang Digunakan Apabila Membuat Suatu Keputusan

 Konvensi-konvensi internasional untuk menetapkan perkara-perkara yang diakui oleh negara-negara yang sedang
berselisih.
 Kebiasaan internasional sebagai bukti dari suatu praktik umum yang diterima sebagai hukum.
 Asas-asas umum yang diakui oleh negara-negara yang mempunyai peradaban.
 Keputusan-keputusan kehakiman dan pendidikan dari publisis-publisis yang paling cakap dari berbagai negara,
sebagai cara tambahan untuk menentukan peraturan-peraturan hukum
SUMBER-SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

 Sumber Hukum Internasional, Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional:


 Perjanjian Internasional
 Kebiasaan Internasional
 Prinsip-prinsip / Asas-asas Hukum Umum
 Keputusan Pengadilan (Jurisprudensi) & Pendapat Para Sarjana Terkemuka (Doctrine). Diluar pasal 38 (1) MI
tersebut ada sumber hukum internasional lain yaitu yang diakui dalam perkembangannya, yaitu Keputusan
Organisasi Internasional (Resolusi).

Anda mungkin juga menyukai