Anda di halaman 1dari 29

BEBERAPA PERMASALAHAN

ADMINISTRASI DAN TEKNIS YUDISIAL


DALAM PENGAJUAN UPAYA HUKUM
KASASI/PENINJAUAN KEMBALI

oleh
PANITERA MAHKAMAH AGUNG

1
TIDAK MEMATUHI SEMA 1 TAHUN 2014
Point Pokok SEMA 1 Tahun
2014 PERMASALAHAN
• Pengadilan Wajib
mengirimkan dokumen 1. Pengadilan tidak melakukan Quality Control terhadap
elektronik setiap Dokumen Elektronik yang dikirimkan ke MA
pengajuan upaya hukum 2. Pengadilan sama sekali tidak mengirimkan Dokumen
kasasi/peninjauan Elektronik
kembali; 3. Dokumen Elektronik yang dikirimkan tidak lengkap
• Pengadilan wajib 4. Dokumen Elektronik Putusan yang dikirimkan bukan
mengirimkan dokumen putusan perkara yang diajukan upaya hukum
elektronik melalui kasasi/peninjauan kembali
aplikasi Direktori 5. Dokumen Elektronik Putusan yang dikirimkan bukan versi
Putusan final

2
Hasil Penelitian Berkas Pidana Khusus
Periode Maret-Agustus 2020
• 164 Berkas Perkara yang tidak • Dokumen Elektronik yang
memenuhi ketentuan SEMA 1 paling sering tidak dipenuhi
Tahun 2014 1. Putusan Pengadilan Tk
Pertama dan Tk Banding
KATEGORI JUMLAH %
(37,74%)
Dok. Elektronik tidak
lengkap 53 32,32%
2. Akta Permohonan Kasasi
Sama sekali tidak (18,87%)
menyertakan 111 67,68%
Grand Total 164 3. Memori Kasasi (16,98%)
4. Relaas Pemberitahuan
Putusan (9,43%)

3
Pengadilan Yang Tidak Mematuhi SEMA 1 Tahun 2014
(Perkara Pidana Khusus)
Periode Maret – Agustus 2020
TIDAK MENGIRIM E-DOK E-DOK TIDAK LENGKAP
JLM Jumlah
No. PENGADILAN BERKAS No PENGADILAN Berkas
1 PN RANTAU PRAPAT 43 1 PN LUBUK PAKAM 18
2 PN LUBUK PAKAM 37 2 PN RANTAU PRAPAT 11
3 PN IDI 7 3 PN TANJUNG PATI 2
4 PN SIDOARJO 3 4 PN SIDOARJO 2
5 PN MAKASSAR 2 5 PN DEPOK 2
6 PN TERNATE 1 6 PN BUKITTINGGI 2
7 PN SURAKARTA 1
7 PN WAMENA 1
8 PN SINJAI 1
8 PN TANJUNG KARANG 1
9 PN SEI RAMPAH 1
10 PN PELAIHARI 1
9 PN SERANG 1
11 PN PAYAKUMBUH 1 10 PN SEI RAMPAH 1
12 PN PASURUAN 1 11 PN RENGAT 1
13 PN PALU 1 12 PN POSO 1
14 PN PADANGSIDIMPUAN 1 13 PN PENAJAM 1
15 PN MEUREDEU 1 14 PN MANOKWARI 1
16 PN MALILI 1 15 PN LUBIKSIKAPING 1
17 PN LUBUK SIKAPING 1 16 PN JAKARTA BARAT 1
18 PN KOTA TIMIKA 1 17 PN IDI 1
19 PN KETAPANG 1 18 PN GRESIK 1
20 PN JAYAPURA 1 19 PN CIKARANG 1
21 PN DUMAI 1
20 PN BANYUWANGI 1
22 PN DEPOK 1
21 PN BANGKALAN 1
23 PN BUKITTINGGI 1
24 PN BANYUWANGI 1 22 PN AMUNTAI 1
Jumlah 111 Jumlah 53
4
ALAMAT PENGIRIMAN BERKAS KELIRU
• Kepaniteraan Mahkamah Agung memiliki 2 (dua) alamat PO BOX:
 PO BOX 212 Jakarta Pusat = Tujuan Pengiriman Berkas
Kasasi/Peninjauan Kembali
 PO BOX 913 Jakarta Pusat = Tujuan Pengiriman Bantuan
Pengiriman Dokumen Panggilan/Pemberitahuan ke Luar Negeri
• Masih ditemukan pengiriman berkas kasasi/peninjauan kembali
ditujukan ke PO BOX 913 Jakarta Pusat dan pengiriman permohonan
bantuan panggilan dokumen panggilan/pemberitahuan ke luar
negeri melalui PO BOX 212

5
LAPORAN ADANYA PERMOHONAN KASASI YANG
TERDAKWANYA DITAHAN

• Pengadilan Negeri yang tidak membuat laporan ke Mahkamah


Agung tentang adanya permohonan kasasi yang Terdakwanya berada
dalam tahanan;
• Pengadilan Negeri terlambat membuat laporan adanya permohonan
kasasi yang
• Pengiriman berkas perkara ke Mahkamah Agung terlambat (dan
tidak didahului dengan pengiriman laporan kasasi), sehingga ketika
berkas diterima, masa tahanan Terdakwa telah mendekati akhir
atau habis masa tahanannya.

6
RUJUKAN PERATURAN DAN PROSEDUR PENYAMPAIAN LAPORAN
ADANYA PERMOHONAN KASASI YANG TERDAKWANYA DITAHAN

SUMBER ATURAN PROSEDUR


• Pengadilan Negeri Wajib menyampailan laporan adanya
• SEMA Nomor 1 Tahun 1987
permohonan kasasi yang Terdakwanya ditahan paling lambat 3
tentang Pengiriman Berkas (tiga) hari terhitung sejak diterimanya permohonan kasasai dari
Kasasi Pidana yang Terdakwanya Terdakwa atau Jaksa/Penuntut Umum
Berada Dalam Tahanan • Untuk keseragaman, Pelaporan menggunakan form Model L.1
• SEMA Nomor 3 Tahun 1987 yang menjadi lampiran SEMA 2 Tahun 1998
tentang Permohonan Penetapan • Pengiriman berkas kasasi pidana yang Terdakwanya berada
dalam tahanan disampaikan paling lambat 30 hari sejak
Penahanan oleh Mahkamah
diterimanya permohonan kasasi dari Terdakwa atau
Agung bagi Terdakwa yang Jaksa/Penuntut Umum;
Berada dalam Tahanan • Pengiriman Laporan Kasasi menggunakan media tercepat antara
• SEMA Nomor 2 Tahun 1998 lain Pos Ekspres, e-Mail, dll.
tentang Permohonan Kasasi • Untuk Efektifikas Penanganan Perpanjangan Penahanan
Perkara Pidana yang sekaligus mendukung SPPT-TI, Kepaniteraan MA akan membuat
Terdakwanya Berada dalam aturan bahwa laporan kasasi harus disampaikan melalui menu
Status Tahanan Perpanjangan Penahanan di Direktori Putusan Mahkamah Agung
7
Penyerahan Memori Peninjauan Kembali
• Dasar : Pasal 71 UU 14 Tahun 1985
“Permohonan peninjauan kembali diajukan oleh pemohon secara tertulis dengan
menyebutkan sejelas-jelasnya alasan yang dijadikan dasar permohonan itu dan
dimasukkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri yang memutus perkara dalam
tingkat pertama”
• SEMA 7 Tahun 2012 : Lampiran Rumusan Hukum Kamar Perdata
Pengajuan PK yang tidak bersamaan dengan alasan-alasan yang
dijadikan dasar pengajuan Permohonan PK, maka permohonan PK
tersebut harus dinyatakan Tidak dapat Diterima
• SEMA No 5 Tahun 2014: lampiran Rumusan Hukum Kamar TUN
Petugas Kepaniteraan wajib menyarankan agar permohonan PK
bersamaan dengan alasan-alasan (memori PK)
8
Penyampaian Tambahan Memori dan Kontra Memori

• Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 dan 47 jo. Pasal 70, 71, dan 72 Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, prosedur pengajuan permohonan kasasi/peninjauan
kembali, penyampaian memori dan kontra memori kasasi harus disampaikan kepada pengadilan
tingkat pertama yang memutus perkara yang diajukan upaya hukum dalam tenggang waktu yang
telah ditentukan. Ketentuan tersebut juga secara analogis diberlakukan bagi tambahan
memori/kontra memori;
• Bahwa apabila dokumen tambahan memori/kontra memori tersebut disampaikan langsung ke
Mahkamah Agung, maka kami akan mengembalikan dokumen tersebut ke pengadilan tingkat
pertama yang terkait;
• Perhatikan SEMA 20 Tahun 1983 ;
“Tambahan Memori Kasasi yang disampaikan di luar tenggang waktu 14 hari, maka tambahan
tersebut hanya berlaku sebagai bahan ad informandum bagi Mahkamah Agung dan tidak
dipertimbangkan sebagai alasan kasasi yang membatalkan putusan”

9
Prosedur Pencabutan Perkara Kasasi/PK

• Bahwa permohonan pencabutan oleh Pemohon Kasasi/PK yang


perkaranya sudah diregister di Mahkamah Agung, harus disampaikan
melalui pengadilan tingkat pertama dan dibuatkan akta pencabutan oleh
Panitera Pengadilan, selanjutnya dikirim oleh pengadilan kepada Panitera
Mahkamah Agung.
• Apabila Pencabutan dilakukan sebelum berkas dikirim, maka berkas tidak
perlu diteruskan ke Mahkamah Agung (Pasal 49 ayat (2) UU 14/1985)
• Pemohon Kasasi yang telah menyatakan mencabut perkaranya, tidak
dapat mengajukan lagi permohonan kasasi meskipun masih tersedia
tenggang waktu (pasal 49 ayat (1) UU 14/1985

10
Permasalahan Penyampaian
Bantuan Panggilan ke Luar Negeri
• Tenggang Waktu Pemanggilan dengan Hari Sidang terlalu singkat.
Agar dipelajari PKS MA-Kemlu Tahun 2019 dan Ketentuan Negara
Tujuan. Tenggang Waktu minimal 4 Bulan.
• Dokumen tidak diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris atau bahasa
negara setempat. (Beberapa negara yang wewajibkan menerjemahkan
dokumen kedalam bahasa setempat adalah China, Jepang, Korea)
• Tidak menggunakan form PERMOHONAN BANTUAN HUKUM
INTERNASIONAL PELAYANAN PENYAMPAIAN DOKUMEN (REQUEST
FOR INTERNATIONAL JUDICIAL ASSISTANCE FOR SERVICE OF PROCESS)
• Berkas dikirim bukan ke POX 913 Jakarta Pusat.

11
Permasalahan Publikasi Putusan
• Banyak Pengaduan ditujukan kepada Ketua Mahkamah Agung perihal
publikasi putusan untuk perkara yang persidangannnya tertutup untuk
umum, tidak melakukan mekanisme pengaburan informasi
(anonimisasi) sebelum putusan dipublikasikan sesuai ketentuan SK
KMA 1-144/2011. Antara lain untuk perkara perceraian, perlindungan
anak, kesusilaan
• Tidak dilakukan quality control atas publikasi putusan di Direktori
Putusan sehingga ditemukan tahun yang salah (ada yang tertulis tahun
219, atau 3019z. Ditemukan juga klasifikasi yang keliru, misalnya di PN
ada perkara yang diklasifikasikan sebagai pidana militer (lihat di layar)
12
PENULISAN TAHUN
KELIRU

E M IL IHAN
P I
L A S IFIKAS
K U
KELIR

13
PROSEDUR BARU
PENGIRIMAN BERKAS PERKARA
KE MAHKAMAH AGUNG

14
Pengalihan Seluruh Proses Penanganan Perkara Di
Bawah Kepaniteraan Mahkamah Agung
• Ketua Mahkamah Agung telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor
243/KMA/SK/XI/2019 tanggal 27 November 2019 tentang Pelimpahan Wewenang
Penerimaan dan Penelaahan Berkas Perkara Kasasi, Peninjauan Kembali, Grasi dan
Hak Uji Materiil kepada Kepaniteraan Mahkamah Agung. Surat Keputusan ini berlaku
mulai tanggal 1 Januari 2020.
• Berdasarkan surat keputusan tersebut, Kepaniteraan Mahkamah Agung menerima
limpahan dua kewenangan proses penanganan perkara.
• Pertama, kewenangan penerimaan berkas perkara yang semula berada di Biro
Umum Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung dilimpahkan kepada Bagian
Tata Usaha pada Sekretariat Kepaniteraan Mahkamah Agung.
• Kedua, kewenangan penelaahan kelengkapan berkas perkara yang semula berada
di Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara pada 3 (tiga) Direktorat Jenderal
Badan Peradilan dialihkan kepada Kepaniteraan Muda Perkara Mahkamah Agung.

15
PROSEDUR BARU PENGIRIMAN BERKAS UPAYA HUKUM
KE MAHKAMAH AGUNG
• Bahwa terhitung mulai tanggal 3 Februari 2020 pengiriman berkas upaya hukum
dari pengadilan ke Mahkamah Agung yang semula ditujukkan kepada Ketua
Mahkamah Agung c.q Direktur Pranata dan Tatalaksana Perkara, berubah menjadi
ditujukan kepada: Panitera Mahkamah Agung RI PO BOX 212 Jakarta Pusat 10000
• Bahwa penggunaan alamat PO BOX sebagaimana dimaksud pada angka 1, selain
untuk pengiriman berkas upaya hukum juga digunakan untuk pengiriman
dokumen lain sepanjang berkaitan dengan proses upaya hukum di Mahkamah
Agung, antara lain: laporan adanya kasasi untuk perkara pidana yang terdakwanya
ditahan, permohonan perbaikan redaksional putusan (renvoi), tambahan
memori/kontra memori, pengiriman penetapan perkara tidak memenuhi syarat
formal (SEMA 8 Tahun 2011) dan pencabutan permohonan upaya hukum.

16
• Bahwa untuk efektifitas penanganan berkas upaya hukum ke Mahkamah Agung,
dengan ini kami minta saudara memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Pengiriman dokumen hanya diperkenankan menggunakan jasa PT. Pos
Indonesia;
 Satu amplop berkas hanya berisi satu nomor perkara dengan satu surat
pengantar dan satu barcode yang diproduksi oleh aplikasi Direktori
Putusan/SIPP;
 Untuk mempermudah identifikasi visual berkas perkara berdasarkan jenis
perkara (panmud perkara), pada amplop berkas diberikan tanda pembeda
berupa stiker warna, kode panmud dan barcode, sebagai berikut:

17
Kode Kode
No Asal Pengadilan Jenis Perkara Keter
Panmud Warna
1 Pidana Umum Pengadilan Negeri Kasasi, Peninjauan Kembali, dan Grasi   #E30810
perkara pidana yang diatur dalam KUHP MERAH TERANG

2 Pidana Khusus Pengadilan Negeri Kasasi, Peninjauan Kembali, dan Grasi   #555454
perkara pidana yang diatur di luar KUHP, ABU-ABU
diantaranya Narkotika, Perlindungan Anak,
Tipikor, Kehutanan, dll.
3 Perdata Pengadilan Negeri Kasasi/ Peninjauan Kembali perkara   #F9D404
perdata KUNING

4 Perdata Khusus Pengadilan Negeri Kasasi/ Peninjauan Kembali perkara PHI,   #9404F9
Kepailitan/PKPU, BPSK, Parpol, UNGU
Keterbukaan Informasi Publik, HKI,
Arbitrase, KPPU
5 Perdata Agama Pengadilan Agama dan Kasasi/Peninjauan Kembali perkara perdata   #09DF40
Mahkamah Syar’iyah agama dan perkara jinayat dari Mahkamah HIJAU MUDA
Syar’iyah
6 Pidana Militer DILMIL/DILMILTI sebagai Kasasi, Peninjauan Kembali, dan Grasi atas   #0E7E2B
pengadilan tingkat pertama tindak pidana yang menjadi kewenangan HIJAU TUA
lingkungan peradilan militer
7 Tata Usaha  PTUN/PTTUN sebagai  Kasasi, peninjauan kembali, perkara yang   #0769ED
Negara pengadilan tingkat pertama menjadi kewenangan TUN BIRU
 Perkara PK dari pengadilan pajak
 Pengadilan Pajak  Perkara HUM yang diajukan melalui
pengadilan tingkat pertama
 

18
19
20
21
22
23
24
25
STANDARISASI KLASIFIKASI
PERKARA PIDANA UMUM DAN PIDANA KHUSUS
DI MAHKAMAH AGUNG
 Perkara pidana umum adalah perkara yang berkaitan dengan tindak
pidana yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
 Perkara pidana khusus adalah perkara yang berkaitan dengan tindak
pidana yang diatur dalam Undang-Undang tersendiri di luar Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), antara lain Tindak Pidana
Korupsi, Tindak Pidana Pencucian Uang, Lingkungan Hidup, Kehutanan,
Narkotika, dll.
 Dikecualikan dari pengklasifikasian tersebut apabila terdakwanya anak,
meskipun didakwa dengan KUHP, perkaranya diklasifikasikan sebagai
perkara pidana khusus;

26
 Apabila Terdakwa didakwa bukan dengan dakwaan tunggal tetapi dengan
dakwaan subsidaritas/dakwaan alternatif/dakwaan kumulatif, atau dakwaan
kombinasi) dimana salah satu dakwaannya menggunakan Pasal dalam KUHP
sedangkan dakwaan lainnya menggunakan Pasal Undang-Undang di luar KUHP,
maka untuk menentukan klasifikasi perkara dan kode warna berkas didasarkan
pada Dakwaan yang terbukti. Apabila yang terbukti dakwaan dalam KUHP
maka perkara tersebut diklasifikasikan sebagai perkara Pidana Umum dengan
kode warna stiker merah. Sebaliknya jika yang terbukti adalah dakwaan di luar
KUHP, maka perkara tersebut diklasifikasikan sebagai perkara Pidana Khusus
dengan kode warna stiker abu-abu.
 Apabila dakwaan sebagaimana pada huruf (d) tidak terbukti, maka untuk
menentukan klasifikasi perkara merujuk pada dakwaan primer/dakwaan
pertama.

27
 Bahwa penentuan klasifikasi perkara pidana umum dan pidana khusus
sebagaimana disebutkan pada angka 2 di atas agar dipedomani juga berkaitan
dengan penyampaian laporan kasasi perkara yang terdakwanya ditahan. Perkara
pidana umum ditujukan kepada Panitera Muda Pidana Umum sedangkan perkara
pidana khusus ditujukan kepada Panitera Muda Pidana Khusus.
 Bahwa untuk efektifitas dan percepatan penyampaian laporan kasasi perkara yang
terdakwanya ditahan, agar disampaikan menggunakan sarana teknologi informasi
dan komunikasi, sebagai berikut:
a. Alamat surat elektronik Kepaniteraan Muda Pidana Khusus: “
panmud.pidsus@gmail.com”
b. Alamat surat elektronik Kepaniteraan Muda Pidana Umum: “
panmud.pidana.umum@gmail.com”.
c. Aplikasi Komunikasi Direktori Putusan, pada menu “Pertama” sub menu
“Perpanjangan Penahanan”.

28
PETUNJUK PENGIRIMAN BERKAS
PADA SAAT KONDISI DARURAT
1. Bahwa apabila karena keadaan darurat (misalnya situasi pandemic COVID-19) berkas perkara
kasasi/peninjauan kembali atau dokumen terkait perkara lainnya yang ditujukan kepada Mahkamah Agung
tidak bisa dikirim sesuai prosedur yang diatur dalam Surat Panitera Mahkamah Agung Nomor
352/PAN/OT.01.3/2/2020 tanggal 13 Februari 2020 khususnya dalam ketentuan angka 2 huruf (a), maka
pengiriman berkas perkara atau dokumen lainnya yang terkait perkara dapat menggunakan jasa
pengiriman selain PT. Pos Indonesia yang bersedia memberikan layanan.
2. Bahwa pengiriman dokumen yang menggunakan jasa pengiriman selain PT Pos Indonesia tidak dikirim ke
alamat “Panitera Mahkamah Agung RI PO BOX 212 Jakarta Pusat 10000”, akan tetapi dikirim ke “Panitera
Mahkamah Agung RI, Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 9-13 Jakarta Pusat”.
3. Bahwa untuk memudahkan identifikasi dokumen agar dalam sampul amplop diberi keterangan “Berkas
Perkara Kasasi/Peninjauan Kembali”.
4. Bahwa apabila di suatu tempat tidak ada satupun penyedia jasa pengiriman dokumen yang beroperasi,
maka hal tersebut agar dilaporkan secara elektronik kepada kepaniteraan Mahkamah Agung melalui email :
kepaniteraan@mahkamahagung.go.id cc kepaniteraan.mari@gmail.com.

29

Anda mungkin juga menyukai