Anda di halaman 1dari 7

‫ال ّـََّر ْح َم ِن‬ َّ‫ِب ْسمِ ال َِله ّـ‬

‫يم‬ ‫ح‬ِ ‫ال ّـََّر‬


Unsur Kebahasaan
Teks Fantasi
Oleh :
Diana Safinatul Ummi Muzzayyanah, S. S
Kewajiban Mencari Ilmu
َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم َو ُم ْسلِ َم ٍة‬
Artinya : “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim
laki-laki maupun muslim perempuan”.
(HR. Ibnu Abdil Barr)
 Ciri Kebahasaan pada Cerita Fantasi

Kata sambung penanda urutan waktu.

Penggunaan kata (ungkapan keterkejutan).

Penggunaan dialog atau kalimat langsung


dalam cerita.
Kata Sambung Penanda Urutan Waktu
 Penggunaan kata sambung urutan waktu Sementara
Setelah itu Kemudian
untuk menandakan datangnya tokoh itu
lain atau perubahan latar, baik latar
Bersamaan
suasana, waktu, dan tempat. Tiba-tiba Ketika
dengan itu
Contoh:
Ketika Peter tengah mencari kayu bakar,
terdengar di balik semak-semak suara raungan
Sebelum Selanjutnya Bilamana
singa yang sedang kesakitan.

Sejak Sesudah Lalu


Penggunaan Kata (Ungkapan Keterkejutan)

Penggunaan kata atau ungkapan keterkejutan berfungsi


untuk menggerakkan cerita memulai masalah.

Tiba-tiba seorang alien yang berukuran lebih besar datang.


Contoh: Tanpa diduga buku terjatuh dan halaman terbuka menyeret Nabila pada dunia lain.
Di tengah kebahagiaannya datanglah musibah itu.
Penggunaan Dialog (Kalimat Langsung)
Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa melalui
perantara dan tanpa merubah sedikitpun apa yang ia utarakan.

1. Penulisan kalimat petikan diapit oleh tanda baca petik dua (“ … “) bukan tanda petik
satu.

2. Huruf pertama pada kalimat yang dipetik ditulis menggunakan huruf kapital.

3. Untuk memisahkan kalimat petikan dan kalimat pengiring menggunakan tanda baca
koma (,) di antara kalimat pengiring dan kalimat petikan.

Contoh:
 “Aku ingin menjadi astronot!” Dika bercerita di depan kelas.
 Pak Pono berujar, “Jadilah orang yang berbudi pekerti luhur, jangan mau dijadikan budak nafsu”.
Sepatu Ajaib
Pak
Pagi Tua
itu, pak tua yang Jina tunggu
belum datang juga. Jina melihat
tumpukan sepatu yang baru setengah
jadi di meja kerja pak tua. Tiba-tiba
pintu terbuka dan pak tua masuk
sambil terbatuk-batuk. Wajahnya pucat
dan jalannya sempoyongan. Setelah
mengelus bulu Jina untuk menyapa,
pak tua mulai bekerja lagi.
Tak lama kemudian, pintu ada yang
mengetuk. Dengan pelan pak tua
membuka pintu. “Pak, sepatunya bisa
selesai kapan? Bapak sudah mundur 3
hari dari perjanjian,” kata tamu itu
dengan suara tinggi.

Anda mungkin juga menyukai