Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 9 D3-B

Anggota :

Natasya Sakinah

Niken Dwi Puspitasari

Puji Triani
Pengertian Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Menurut Winslow (1920) seorang ahli kesehatan masyarakat mendefinisikan
kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat untuk:meningkatkan sanitasi lingkungan
1. mengendalikan infeksi menular
2. pendidikan secara individual dalam hal hygiene perorangan
3. mengorganisasikan pelayanan medis dan perawatan untuk tercapainya diagnosis dini dan
terapi pencegahan terhadap penyakit.
4. Pengembangan sosial kearah adanya jaminan hidup yang layak dalam bidang kesehatan.
Sistem Rujukan

– Sesuai SK Menteri Kesehatan No.23/1972 pengertian sistem


rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap
suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam
arti dari unit berkemampuan kurang kepada unit yang lebih
mampu, atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung
jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun
horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan
atau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan.
Fungsi Rujukan

1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker) :


a. sistem rujukan adalah membantu penghematan dana
b. memperjelas sistem pelayanan kesehatan,
karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia

c.memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.

2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health consumer) :


a. sistem rujukan adalah meringankan biaya pengobatan
b. mempermudah masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan
3. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
keseahatan (health provider) : a.
memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan berbagai
akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan
dedikasi b.
membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, yaitu: kerja
sama yang terjalin c.
memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana
kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.
Kasus-kasus yang perlu di Rujuk

1. Riwayat Bedah Besar 11. Tinggi Fundus 40 cm / Lebih


2. Pendarahan Pervagina 12. Gawat Janin
3. Persalinan Kurang Bulan
13. Primipira Dalam Fase Aktif Kala 1 Persalinan
4. Ketuban Pecah Disertai Dengan Mekonium Yang
14. Presentasi Bukan Belakang Kepala
Pecah
5. Ketuban Pecah Lebih Dari 24 Jam 15. Presentasi Ganda

6. Ketuban pecah Pada Persalinan Kurang Bulan 16. Kehamilan Ganda (Genteli)
7. Ikterus 17. Tali Pusat Menyumbang
8. Anemia Berat 18. Syok
9. Tanda / Gejala Infeksi
19. Covid19
10. Preklamsia / Hipertensi Dalam Kehamilan
Jenis-jenis Rujukan

– Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam yakni :


1. Rujukan Kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan. Rujukan ini berhubungan dalam pengiriman,
pemeriksaan bahan (specimen) ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap.
2. Rujukan Medik
rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu
kasus yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih
berwenang dan mampu menangani secara rasional. Rujukan Medik Rujukan ini
terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan.
Jenis rujukan medik antara lain:
1) Transfer of patient  Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis,
pengobatan, tindakan operatif, dll
2) Transfer of specimen  Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lengkap.
3)Transfer of knowledge/personal  Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau
ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.
– Sedangkan menurut tata hubungannya
1. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan
di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas
pembantu) ke puskesmas induk.
2. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal  (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas
rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Pengertian posyandu

– posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program


dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan
terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau
berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat
(BKKBN, 1989).
– Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Sejarah Posyandu

– Dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada tahun 1975 menetapkan kebijakan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Adapun yang dimaksud dengan PKMD
ialah strategi pembangunan kesehatan yang menerapkan prinsip gotong royong dan swadaya
masyarakat, dengan tujuan agar mayarakat dapat menolong dirinya sendiri, melalui pengenalan
dan penyelesaian masalah Kesehatan secara lintas program dan lintas sektor terkait.
– Pencanangan Posyandu yang merupakan bentuk baru ini, dilakukan secara massal untuk
pertama kali oleh Kepala Negara Republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta,
bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional. Sejak saai itu Posyandu tumbuh dengan
pesat. Pada tahun 1990, terjadi perkembangan yang sangat luar biasa, yakni dengan keluarnya
Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmandagri) Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan
Pembinaan Mutu Posyandu. Pengelolaan Posyandu dilalukan oleh satu Kelompok Kerja
Operasional (pokjanal) Posyandu yang merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat
dengan Pemerintah Daerah (Pemda).
Perkembangannya saat ini

– Salah satu Program Kesehatan yang dimiliki oleh pemerintah dalam hal ini
diwakilkan oleh Kemenkes adalah diadakannya Posyandu rutin yang
beraktivitas hingga di ruang lingkup desa yang memberikan pelayanan
kesehatan bagi anak-anak dan juga para lansia.
– Hingga saat ini, keberadaan Posyandu di Indonesia yang merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan berbasis masyarakat sudah ada sekitar 269.000 yang
tersebar di seluruh Indonesia.
Tujuan Pendirian Posyandu

1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil,
melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB (keluarga berencana) serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera
Kegiatan yang dilakukan Posyandu

1. KIA
2. KB
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Penanggulangan Diare
Kebijakan Posyandu saat ini
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai