Anda di halaman 1dari 27

PERMASALAHAN KESEHATAN

REPRODUKSI
1. Rizqy nida’ul fadhilata
2. Puji astuti
3. Purnama satria putri
4. Windi mutiara galla rombe
5. NINING SETYOWATI
KANKER SERVIKS
Kanker serviks merupakan penyakit yang menyerang
leher rahim yang merupakan bagian reproduksi wanita.
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel pada serviks
berubah dan tumbuh tidak terkendali. Sel-sel ini dapat
berubah dari normal menjadi pra-kanker dan kemudian
menjadi kanker.
Penyebab
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan virus
penyebab utama dari kanker serviks, khususnya virus
HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah
dan menyebar,
GEJALA KANKER SERVIKS
Keputihan abnormal, beraroma tidak enak dan tidak sembuh-sembuh.
Terjadi pendarahan apabila sel-sel rahim telah berubah sifat menjadi
kanker dan menyerang jaringan-jaringan di sekitarnya.
Pendarahan abnormal di luar siklus menstruasi dan setelah
berhubungan seks.
Siklus menstruasi tidak teratur.
Nyeri selama berhubungan seks.
Rasa nyeri saat berkemih.
Nyeri sekitar panggul.
Pendarahan pada masa pra atau paska menopause.
Bila kanker sudah mencapai stadium tinggi, akan terjadi
pembengkakan pada anggota tubuh seperti betis, paha, tangan dan
sebagainya.
DETEKSI DINI
TES IVA
TES PAP SMEAR
KANKER OVARIUM
Mayoritas kanker ovarium yang sering ditemukan
adalah tipe EOC dan memiliki beberapa subtipe, antara
lain: mucinous, clear cell, endometroid, low-grade
serous, dan high-grade serous carcinoma (HGSC).
Subtipe HGSC merupakan jenis kanker epitel yang
paling banyak dan juga paling agresif. Hal ini karena
banyak wanita didiagnosis telah memasuki stadium
lanjut (stadium III atau IV) dengan nilai 5 tahun
ketahanan hidup (5 years survival rate) antara 20-40%
(George et al., 2016).
Diagnosis kanker ovarium dilakukan pertama kali dengan
anamnesa dan pemeriksaan fisik ginekologi meliputi
pemeriksaan pelvik dan rektal (Nurlailiyani, 2013). Diagnosis
pasti dilakukan dengan tindakan laparotomi eksplorasi.
Pemeriksaan pembantu yang dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis antara lain :
1. Laparoskopi
2. Ultrasonografi (USG)
3. Pemeriksaan Tumor Markers
4. Computed Tomography Scanning (CT-Scan)
5. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Penatalaksanaan kanker ovarium sangat ditentukan
oleh stadium, derajat diferensiasi, fertilitas, dan
keadaan umum penderita. Pengobatan utama adalah
dengan melakukan operasi pengangkatan tumor primer
dan metastasisnya, dan apabila perlu diberikan terapi
adjuvant seperti kemoterapi, radioterapi
(intraperitoneal radiocolloid atau whole abdominal
radiation), imunoterapi/terapi biologi, dan terapi
hormon (Prawirohardjo, 2010).
TROFOBLAS GESTASIONAL
Pada umumnya, setiap kehamilan berakhir dengan
kelahiran anak cukup bulan dantidak cacat, namun hal
ini tidak selalu terjadi demikian. Kadang-kadang
terjadi kegagalan dalam kehamilan, hal ini bergantung
dari bentuk gangguan yang dialami. Salah satunya
bentuk kegagalan kehamilan yaitu vili korialis yang
seluruhnya atau sebagian berkembang tidak wajar
berbentuk gelembung-gelembung seperti anggur.
Kelainan ini disebut mola hidatidosa. Lima belas
sampai dua puluh persen penderita mola hidatidosa
dapat berubah menjadi ganas dan ini dikenal sebagai
tumor trofoblas gestasional
``Sistem staging secara anatomi untuk penyakit trofoblas
ganas telah ditetapkan oleh International Federation of
Gynecology and Obstetrics (FIGO), yaitu:
Stadium I : bila proses masih terbatas di uterus, disertai
peningkatan kadar hCG yang persisten.
Stadium II : bila sudah ada metastasis diluar uterus
namun masih terbatas  pada organ genitalia (adnexa,
vagina, ligamentum broad).
Stadium III : bila sudah ada metastasis ke paru-paru
dengan atau tanpa   melibatkan traktus genital.
Stadium IV : bila sudah ada metastasis ke otak, hati,
saluran pencernaan dan ginjal.
Tatalaksana  PTG adalah berdasarkan staging dan
skoring. Kemoterapi adalah  modalitas utama pada
pasien dengan PTG.Angka keberhasilan terapi pada
PTG risiko rendah adalah 100% dan lebih dari 80%
pada PTG risiko tinggi.
KANKER PAYUDARA
Kanker merupakan pertumbuhan sekelompok sel yang tidak
normal, yang berkembang pada bagian tubuh yang normal. Sel
kanker yang tumbuh membentuk benjolan disebut tumor.
Sedangkan tumor yang bersifat ganas disebut kanker. Kanker
yang tumbuh pada payudara disebut kanker payudara.
Gejala-gejala :
1. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara
2. Benjolan pada payudara tumbuh semakin membesar
3. Terjadi perubahan bentuk dan ukuran pada payudara
4. Perubahan puting yang seperti koreng
5. Biasanya keluar cairan atau darah berwarna merah pada puting
6. Kulit payudara menjadi keriput
Deteksi Dini Kanker Payudara
SADARI
Pengujian Mamografi
ENDOMETRIOSIS
Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak-
bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim,
padahal dalam keadaan normal endometrium hanya
ditemukan di dalam lapisan rahim.
Pengobatan pada endometriosis tergantung keluhan
wanita yang menderita endometriosis. Sehingga
penatalaksanaan harus disesuaikan dengan tujuan
pengobatan apakah penanganan terhadap keluhan
infertilitas atau keluhan nyeri. (26) Pengobatan
terhadap endometriosis yang saat ini dianut adalah
berupa pengobatan medikamentosa, pembedahan atau
kombinasi keduanya.
INFERTILITAS
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami
istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum
mengalami kehamilan setelah bersenggama secara
teratur 2-3 x / minggu, tanpa mamakai matoda
pencegahan selama 1 tahun
Ada 2 jenis infertilitas :
Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum
pernah mengalami kehamilan sama sekali.
Infertilitas sekunder : bila pasangan tersebut sudah
pernah melahirkan namun setelah itu tidak pernah
hamil lagi.
Pemeriksaan Infertilitas
Wanita
1. Deteksi Ovulasi
2. Analisa hormon
3. Sitologi vagina
4. Uji pasca senggama
5. Biopsy endometrium terjadwal
6. Histerosalpinografi
7. Laparoskopi
8. Pemeriksaan pelvis ultrasound
Pria
1. Analisa Semen
2. Pemeriksaan endokrin
3. USG
4. Biopsi testis
5. Uji penetrasi sperma
6. Uji hemizona
Penatalaksanaan
Wanita
1. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr
serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital
2. Pemberian terapi obat
3. GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
4. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba
yang rusak secara luas
5. Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
6. Pengangkatan tumor atau fibroid
7. Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau
kemoterapi
Pria
 Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi
autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
Agen antimikroba
Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus
Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,
perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan
ketat
Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisid
EJAKULASI DINI
Ejakulasi dini sebenarnya bukan suatu penyakit,
melainkan kelainan yang muncul karena respon
berbeda antara pria dan wanita dalam mencapai
klimaks saat melakukan hubungan seksual.
Penyebab : Aspek Psikologis
Penanganan Ejakulasi Dini
Pendekatan psikologis melalui konseling dan terapi
seks.
Penggunaan obat-obat antidepresan, antiansietas, dan
antipsikotik yang dapat membantu mengontrol
ejakulasi.
Penggunaan krim, salep topical, ataupun obat-obat
tradisional untuk melancarkan sirkulasi darah dan
sekresi kelenjar.
Operasi syaraf.
EJAKULASI TERHAMBAT
Terjadinya ejakulasi terhambat (retarded ejaculation)
yang sukar sehingga membutuhkan waktu yang lama
walaupun ransangan seksual cukup, terjadinya
menetap atau berulang dan menimbulkan penderitaan
baik bagi penderita maupun pasangannya.
Penyebab :
o Trauma psikologis
o Neurobiologis
IMPOTENSI
Impotensi merupakan ketidakmampuan mendapatkan atau
mempertahankan ereksi. Kondisi tidak normal ini dapat
dialami oleh pria dewasa dengan usia berapa pun. Risiko
terkena impotensi dapat meningkat seiring bertambahnya
usia. Impotensi dapat juga disebabkan oleh kondisi medis
tertentu, obat-obatan, trauma, atau pengaruh luar.
Gejala yang ditimbulkan pada seseorang yang mengalami
impotensi, antara lain:
1. Kesulitan mendapatkan ereksi
2. Kesulitan menjaga ereksi
3. Hasrat seksual yang berkurang
Penyebab Impotensi
Efek emosional seperti stres dan cemas
Gaya hidup tidak sehat, seperti terlalu banyak minum
alkohol, terlalu banyak merokok, dan kelelahan
Faktor penyakit lain seperti diabetes, hipertensi, cedera
otak atau sumsum tulang belakang, kadar hormon
testosteron yang rendah, multiple sclerosis, atau 
penyakit Parkinson
Faktor operasi prostat atau kandung kemih
Faktor terapi pada testis
Faktor obat-obatan, seperti antidepresan dan obat
tekanan darah tinggi
Pemeriksaan Impotensi
Impotensi mudah untuk didiagnosis. Dokter akan
memeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
mengajukan beberapa pertanyaan untuk memastikan 
penyebab impotensi. Untuk melengkapi diagnosis dan
memastikannya, biasanya dokter akan melakukan tes
darah dan urine.
Pengobatan Impotensi
Obat oral seperti Viagra atau Cialis yang digunakan
untuk membantu mencapai atau mempertahankan
ereksi. Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh seseorang
yang memiliki penyakit jantung.
Memperbaiki gaya hidup dengan berhenti merokok,
mengurangi konsumsi alkohol, berolahraga minimal 2
kali seminggu, menjaga berat badan yang sehat, dan
menghindari konsumsi narkoba.
Melakukan meditasi atau terapi untuk mengurangi
stres dan kecemasan.
Azoospermia
Azoospermia didefinisikan sebagai tidak adanya sperma pada
ejakulat. Kondisi ini terjadi pada 1% dari seluruh populasi laki-
laki dan 10-15% dari pasien laki-laki yang mengalami
infertilitas
Diagnosis azoospermia ditegakkan berdasarkan:
- anamnesis gejala dan faktor risiko
- pemeriksaan genitalia eksterna dan pemeriksaan fisik
menyeluruh
- analisis semen
- pemeriksaan kadar hormon LH, FSH dan testosteron
- pemeriksaan lain seperti pencitraan, biopsi testis serta
pemeriksaan genetik

Anda mungkin juga menyukai