Anda di halaman 1dari 15

TEORI KEPERAWATAN

MADELEINE LEININGER
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD KHOIRUL IMRON 2014314201043
KENIL MARIANI 2014314201050
EKO JOKO SUSILO 2014314201051
EKA HENDRAWATI 2014314201052
WIJI SANJAYA 2014314201053
PARHAD ANWAR 2014314201054
RATNA DAMAYANTI 2014314201055
ARY DWI RAHMAWATI 2014314201057
ZAINURI 2014314201059
NUR ARIE PRASTIWI 2014314201060
ERNA EFSANTIN 2014314201063
MOHAMAD AGUS TIAR 2014314201082
MUHAMMAD FAHRUR ROJI 2014314201083
AWIN LAKORO 2014314201098
BIOGRAFI MADELEINE LEININGER
MADELEINE LAHIR DI SUTTON, NEBRASKA PADA 13 JULI 1925,
TAHUN 1948, MENYELESAIKAN DIPLOMA KEPERAWATAN.
TAHUN 1990, DI ANGKAT SEBAGAI “THE WOMEN IN SCIENCE AWARD” OLEH
CALIFORNIA STATEUNIVERSITY.
TAHUN 1991, SEBAGAI SEOARANG AHLI TEORI KEPERAWATAN BELIAU
MENERBITKAN TEORINYA TENTANG
PERAWATAN KEANEKARAGAMAN BUDAYA DAN UNIVERSAL DAN MENCIPTAKAN
ISTILAH “CULTURALLY CONGRUENT CARE’ SEBAGAI TUJUAN DARI TEORINYA.
TEORI INI DIURAIKAN DALAM BUKU KEANEKARAGAMAN BUDAYA PERAWATAN
DAN UNIVERSAL. MENGEMBANGKAN METODE ETHNONURSING DAN
MELAKUKAN PENELITIAN DI LAPANGAN DENGAN MEMBAUR HIDUP BERSAMA
SUKU GADSUP DI DATARAN TINGGI TIMUR DI NEW GUINEA TENTANG PERAWATN
TRANSKULTURAL.
(DALAM CURRENTNURSING.COM).
PENGERTIAN TEORI TRANSKULTURAL
Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari
oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai
kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger
beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan
keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam
penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal
tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan
cultural shock
 Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan
budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang
fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada
nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini
digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya
budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger,
2002).
ASUMSI MENDASAR DARI TEORI INI ADALAH
PERILAKU CARING
1. CARING ADALAH ESENSI DARI KEPERAWATAN,
MEMBEDAKAN, MENDOMINASI SERTA MEMPERSATUKAN
TINDAKAN KEPERAWATAN.
2. TINDAKAN CARING DIKATAKAN SEBAGAI TINDAKAN
YANG DILAKUKAN DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN
KEPADA INDIVIDU SECARA UTUH.
3. PERILAKU CARING SEMESTINYA DIBERIKAN KEPADA
MANUSIA SEJAK LAHIR, DALAM PERKEMBANGAN DAN
PERTUMBUHAN, MASA PERTAHANAN SAMPAI DIKALA
MANUSIA ITU MENINGGAL.
 Konsep dalam Transkultural Nursing
1. BUDAYA
2. NILAI BUDAYA
3. PERBEDAAN BUDAYA DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
4. ETNOSENTRIS
5. ETNIS
6. RAS
7. ETNOGRAFI
8. CARE
9. CARING
10. CULTURAL CARE
11. CULTURAL IMPOTITION
PARADIGMA TRANSKULTURAL NURSING

Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural


sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam
terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan
(Andrew and Boyle, 1995), yaitu :
1. Manusia
2. Sehat
3. Lingkungan
4. Keperawatan
STRATEGI YANG DIGUNAKAN DALAM
MELAKSANAKAN ASUHAN
KEPERAWATAN(LEININGER, 1991) ADALAH

Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya.


Strategi II, Mengakomodasi/negoasiasi budaya.
Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien
PROSES KEPERAWATAN TRANSKULTURAL.
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam
konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model).
Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan
berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai
tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan,
perencanaan,
pelaksanaan dan
evaluasi.
PENGKAJIAN DIRANCANG BERDASARKAN 7 KOMPONEN
YANG ADA PADA “SUNRISE MODEL”
1. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
2. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
3. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
4. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
5. Faktor ekonomi (economical factors)
6. Faktor pendidikan (educational factors)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN ADALAH RESPON KLIEN SESUAI LATAR BELAKANG
BUDAYANYA YANG DAPAT DICEGAH, DIUBAH ATAU DIKURANGI MELALUI INTERVENSI
KEPERAWATAN. (GIGER AND DAVIDHIZAR, 1995)

TERDAPAT TIGA DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG SERING DITEGAKKAN DALAM


ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL YAITU :
1. GANGGUAN KOMUNIKASI VERBAL BERHUBUNGAN DENGAN PERBEDAAN KULTUR,
2. GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL BERHUBUNGAN DISORIENTASI SOSIOKULTURAL DAN
3 KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM NILAI
YANG DIYAKINI.
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses keperawatan
yang tidak dapat dipisahkan.
Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat
Pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger
and Davidhizar, 1995).
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995)
yaitu :
• Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan
• Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan
• Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
EVALUASI
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL DILAKUKAN
TERHADAP KEBERHASILAN KLIEN TENTANG MEMPERTAHANKAN
BUDAYA YANG SESUAI DENGAN KESEHATAN, MENGURANGI
BUDAYA KLIEN YANG TIDAK SESUAI DENGAN KESEHATAN ATAU
BERADAPTASI DENGAN BUDAYA BARU YANG MUNGKIN SANGAT
BERTENTANGAN DENGAN BUDAYA YANG DIMILIKI KLIEN.
MELALUI EVALUASI DAPAT DIKETAHUI ASUHAN KEPERAWATAN
YANG SESUAI DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA KLIEN.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI
TRANSKULTURAL DARI LEININGER
Kelebihan :
a. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan kepada perawat dalam
pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda.
b. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan pelaksanaan model-model teori
lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
c. Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak terhadap pasien, staf
keperawatan dan terhadap rumah sakit.
d. Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang kompeten dalam
memberikan asuhan keperawatan.
e. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan praktek keperawatan .
KELEMAHAN :
A. TEORI TRANSCULTURAL BERSIFAT SANGAT LUAS
SEHINGGA TIDAK BISA BERDIRI SENDIRI DAN HANYA
DIGUNAKAN SEBAGAI PENDAMPING DARI BERBAGAI
MACAM KONSEPTUAL MODEL LAINNYA.

B. TEORI TRANSCULTURAL INI TIDAK MEMPUNYAI


INTERVENSI SPESIFIK DALAM MENGATASI MASALAH
KEPERAWATAN SEHINGGA PERLU DIPADUKAN DENGAN
MODEL TEORI LAINNYA.

Anda mungkin juga menyukai