Anda di halaman 1dari 25

SINUSITIS

Dr. NI PUTU SETIAWATHI, Sp.THT-KL


RINOSINUSITIS Definisi : peradangan mukosa hidung dan sinus
paranasal
Klasifikasi sinusitis:
1. Berdasarkan konsensus internasional pada
Interernational Conference of Sinus Disease:
- Sinusitis akut: lama penyakit > 7 hr - < 8 mg,
episod serangan < 4 x setahun, setelah terapi
optimal mukosa kembali normal
- Sinusitis kronis: lama penyakit > 8 minggu,
episod serangan > 4 x setahun, setelah terapi
optimal mukosa tetap abnormal
2. Pembagian lain:

• Sinusitis akut: sinusitis yang berlangsung < 4 minggu


• Sinusitis sub akut: sinusitis berlangsung 4 – 12 minggu
• Sinusitis kronis: sinusitis berlangsung > 12 minggu
Sinusitis • Peradangan hidung dan sinus paranasal

akut
dengan lama penyakit < 12 minggu,
episod serangan < 4 setahun, setelah
terapi optimal mukosa kembali normal
• Etiologi: infeksi saluran nafas atas
akibat virus disertai infeksi sekunder
oleh bakteri patogen
EPOS 2020 • Sudden onset with two or more
symptoms, one of which should be
either nasal
Acute blockage/obstruction/congestion or

rhinosinusitis nasal discharge (anterior/ posterior


nasal drip)
(ARS) in *± nasal pain/pressure
adults *± reduction or loss of smell
< 12 weeks
Recurrent • ARS can occur once or more than once
in a defined time period.
acute • This is usually expressed as
rhinosinusitis episodes/year but with complete
(RARS) resolution of symptoms between
episodes.
• Recurrent ARS (RARS) is defined as ≥ 4
episodes per year with symptom free
intervals.
Sinus maksila (Antrum High More) paling sering terkena infeksi o.k.:
merupakan sinus paranasal terbesar
ostium sinus terletak di bagian medial atas
muara sinus pada meatus nasi media yang
sempit ( kompleks ostiomeatal/KOM)
dasar sinus merupakan dasar akar gigi

Sinus frontal paling jarang terkena infeksi ok:


ostium sinus terletak di bagian bawah
sinus frontal terbentuk paling akhir, bahkan pada beberapa orang sinus frontal
tidak berkembang
Faktor • ISPA akibat virus
predisposisi • Bermacam rhinitis terutama rinitis alergika,
rhinitis hormonal pada wanita hamil
• Obstruksi mekanik: deviasi septum, hipertrofi
konka, tumor, benda asing, obstruksi
kompleks ostiomeatal, polip nasi, hipertrofi
adenoid
• Polusi lingkungan, udara dingin dan kering,
merokok (tjd perubahan mukosa dan
kerusakan silia)
Gejalaklinik:
Keluhan:
Rinore purulen
Post nasal drip, batuk
Obstruksi nasi
Reduksi atau kehilangan penciuman
Nyeri pada derah sinus yang terkena
Nyeri alih ke peri orbita, gigi, telinga
Demam, sefalgia
Pemeriksaan fisik

• Rinoskopi anterior:
 mukosa hidung hiperemi & edema
 sekret purulen di meatus nasi media dan/
superior
 kelainan lain yang menyertai sebagai faktor
predisposisi
• Rinoskopi posterior: terdapat post nasal
drip di dinding belakang faring
Pemeriksaan penunjang:

• Transiluminasi: normal sinus maksila


dan frontal terlihat terang, pada
keadaan patologis sinus terlihat suram
• Radiologis: Waters (sinus maksila,
frontal, etmoid). Posisi lateral (sinus
sfenoid, etmoid dan frontal).
Pemeriksaan lain dengan CT scan posisi
koronal dan MRI
• Nasoendoskopi
Indikasi pemeriksaan radiologis:
 sinusitis akut dengan tanda & gejala yg berat
 tidak ada perbaikan dengan terapi yang adekuat
 kecurigaan adanya cairan dan jaringan
 patologis dalam rongga sinus
Pola kuman:

• Bakteri Gram positip merupakan bakteri dominan – Streptococcus


pneumoniae 30 – 50% kasus
- Hemophylus influenzae 20 – 40 %
- Staphylococcus epidermis
- Streptococcus anhemolyticus
- Moraxella catharalis
- Staphylococcus aureus
Bakteri Gram positip
- Golongan Pseudomonas
- Enterobacter aerogenes
Terapi
medikamentosa:
Antibiotik
Diberikan 10 – 14 hari, bila tak ada perbaikan
perlu pemeriksaan foto polos, test alergi, kultur
Terapi tambahan: - Dekongestan
- Mukolitik
- Penderita atopi: antihistamin
Pembedahan: jarang diperlukan, kecuali bila terjadi komplikasi ke
orbita / intrakranial atau nyeri hebat karena sumbatan ostium
chronic • Chronic rhinosinusitis (with or without nasal
rhinosinusitis polyps) in adults is defined as:

(CRS) in adults presence of two or more symptoms, one of


which should be either nasal blockage/
obstruction/ congestion or nasal discharge
(anterior/ posterior nasal drip):
• ± facial pain/pressure;
• ± reduction or loss of smell;
for ≥12 weeks
Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal ≥12 minggu, umumnya
susah sembuh dengan terapi medikamentosa
Perlu dicari faktor penyebab dan predisposisi
Keluhan: - rinore kental dan lama
- obstruksi nasi
- post nasal drip, batuk
- pendengaran terganggu: o.k. sumbatan
muara tuba
- gejala sistemik sering tidak jelas
Pemeriksaan fisik:
Rinoskopi anterior:
 Sekret purulen di kavum nasi, meatus nasi media
 kadang disertai polip
 adanya faktor predisposisi: deviasi septi,
 kelainan kompleks ostiomeatal, hipertrofi
adenoid
Rinoskopi posterior: post nasal drip
di nasofaring atau orofaring
Pemeriksaan penunjang:
Transiluminasi: suram pada sinus yang sakit
Punksi dan irigasi sinus maksila: keluar pus  kultur dan resistensi
kuman
Sinuskopi: terlihat pus dan jaringan abnormal
pada sinus yang diperiksa
Radiologis:
- Water’s, Lateral: air fluid level / perselubungan di sinus maksila
- CT scan potongan koronal: dapat diketahui perluasan penyakit,
kelainan kompleks ostiomeatal
Terapi
Medikamentosa: bila tidak terdapat faktor predisposisi
 Antibiotik: pada sinusitis kronik peran bakteri diragukan dan
kegunaan terapi medik terbatas
Antibiotik digunakan sebagai terapi awal seperti pada sinusitis akut
atau sebagai payung untuk persiapan tindakan selanjutnya
 Terapi medik tambahan:
- Dekongestan oral / topikal
- Mukolitik
- Antihistamin
- Kortikosteroid oral / topikal
Tindakan operatif:
Indikasi tindakan:
- pengobatan medikamentosa tidak berhasil
- adanya kelainan mukosa yang bersifat menetap
Jenis tindakan yang dikerjakan:
* Antrostomi meatus nasi inferior
* Caldwell- Luc
* Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) / Functional Endoscopic Sinus
Surgery (FESS)
Mengatasi faktor predisposisi mis deviasi septum, hipertrofi adenoid dll
Komplikasi
• Osteomyelitis & abses subperiostal: sering terjadi pada sinusitis
frontal dan pada anak-anak. Pada sinusitis maksila dapat terjadi
fistel oroantral
• Otitis media: dapat terjadi otitis media akut maupun kronis dan otitis
media serosa
• Orbita: edema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses
orbita (perkontinuitatum atau tromboflebitis).
• Intrakranial: meningitis, abses otak, abses ektradural/subdural,
trombosis sinus kavernosus
• Paru: bronkitis kronis , bronkiektasis. Kelainan sinus dan paru
disebut: sinobronkitis
Sinusitis • Infeksi jamur pada sinus paranasalis
• Angka kejadian meningkat dengan meningkatnya
jamur pemakaian antibiotic, kortikosteroid, obat-obatan
imunosupresan dan radioterapi
• Faktor predisposisi: DM, AIDS, neutropenia, perawatan
yang lama di RS
• Jamur yang sering: Aspergillus dan Candida
Curiga: - sinusitis unilateral
- sukar sembuh dengan terapi antibiotic
- gambaran kerusakan tulang dinding sinus
• Gambaran klinis seperti sinusitis bakterial dan nafas bau
• Terapi: pembedahan
Sinusitis • Infeksi pada apikal akar gigi atau
inflamasijaringan periodontal
Dentogen • Sinusitis maksilaris kronik yang mengenai satu
sisi dengan ingus purulent dan nafas berbau
busuk
• Nyeri tekan pada wajah, PND purulent, dapat
demam dan lesu
• Dx: anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang
• Th/: gigi yang terinfeksi dicabut/ dirawat,
antibiotika mencakup bakteri anaerob, irigasi
sinus maksila
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai