Anda di halaman 1dari 8

Dampak

Seksualitas
Pranikah pada
Ramaja
Siapa itu remaja?

Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dengan usia
10-19 tahun, sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dengan usia 10-18 tahun (Mahira, 2019). Remaja merupakan
suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan
identitas diri. Pada masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, individu mulai
mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda. Pada masa
remaja terjadi berbagai macam perubahan yang cukup signifikan baik secara fisik,
biologis, mental dan emosional serta psikososial.
Apa saja yang mungkin terjadi pada
remaja?
Seiring bertumbuhnya individu, berbagai perubahan terjadi seperti
tumbuhnya payudara, bertambahnya massa otot, tumbuhnya jakun dan
sebagainya. Selain perubahan tersebut, kadar hormon khususnya hormon yang
berperan aktif dalam seksualitas juga berperan signifikan sehingga muncul hasrat
seksual yang butuh disalurkan. Tidak semua remaja mampu mengontrol
hasrat seksual yang dimilikinya sehingga memicu terjadinya seks pranikah
khususnya di kalangan remaja (Na'mah, 2014). Perilaku seksual yang
dilakukan remaja saat berpacaran yakni seperti berpegangan tangan, berpelukan,
cium kering, cium basah, meraba payudara, petting, oral seks, dan bersetubuh
(Mahira, 2019).
Kerugian dari perilaku seks pranikah yang timbul pada
remaja menurut Pangkahila (2004) dalam (Na'mah, 2014)
yakni sebagai berikut :

Remaja kehilangan Remaja beresiko besar


keperawanan dan untuk gagal dalam
keperjakaan pendidikan.

Remaja beresiko Remaja beresiko tinggi


mengalami kehamilan terinfeksi penyakit
yang tidak diinginkan. menular seksual.

Remaja beresiko mendapatkan sorotan tajam,


cemoohan, bahkan sanksi lebih keras dari masyarakat
sehingga dapat menjadi hambatan dalam penyesuaian
sosialnya.
Perilaku seks pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada
remaja yakni :

Dampak Psikologis Dampak Fisiologis

Dampak psikologis yang timbul Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah yakni dapat menimbulkan kehamilan yang

seperti perasaan marah, takut, tidak diinginkan (KTD) hingga memicu aborsi. Menurut dokter spesialis Obsetri dan

cemas, depresi, rendah diri, Ginekologi Fatmawati Madya, kehamilan pada remaja terdapat komplikasi yang akan timbul

bersalah dan berdosa diantaranya yaitu kanker serviks atau kanker mulut rahim dikarenakan sel- sel mulut rahim
yang belum terbentuk dengan sempurna, resiko perdarahan saat melahirkan dikarenakan masih
memiliki panggul yang sempit, terjadinya anemia akan menyebabkan daya tahan tubuh rendah
sehingga mudah terjadi infeksi yang dapat menjadi faktor penyebab kematian. Adapun dampak
dari tindak aborsi yakni beresiko perdarahan, infeksi, kemandulan, bahkan hingga kematian
Dampak Sosial

Dampak sosial yang timbul akibat prilaku seksual pranikah pada


remaja yakni dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil,
serta perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang
mencela dan menolak keadaan tersebut (Sarwono, 2003 dalam Na'mah,
2014). Kehamilan yang tidak direncanakan akan memberikan dampak
negatif bagi seorang remaja dan keluarganya.
Dampak Fisik

Dampak fisik yang timbul yakni berkembangnya penyakit menular


seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi penderita penyakit menular
seksual (PMS) yang tertinggi antara usia 12-24 tahun. Infeksi penyakit
menular seksual yang penularannya terutama melalui hubungan seksual
dapat menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan
resiko terkena PMS dan HIV/AIDS .
Sefa Andriana

Anda mungkin juga menyukai