Anda di halaman 1dari 23

“Konsep Istirahat

Disusun Oleh
Tidur”
:
1. Aftina Eka Rahmayanti 10. Irna Latifatu Rohmah
2. Dhenis Jayanti Aditami 11. Larmi
3. Desi Yunitasari 12. Puput Dwi Cahya Ambarwati
4. Dwi Noviani 13. Reni Fidyawati
5. Erlina Puspita Indriyanti 14. Rizkia Amanda
6. Esterlita 15. Rufa Yulita Herdiandari
7. Fransisca Hersi 16. Serniawati R. Dj. Oy. T
8. Galih Kurniasari 17. Siti Munawwaroh
9. Galuh Megaputri

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 1


A. Pengertian
Ѯ Menurut Hidayat, 2008
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional,
bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang
membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar
untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri atau
melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan
bahkan menjengkelkan.
Ѯ Menurut Asmadi, 2008
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan
reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat
dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tidur
ditandai dengan aktivitas fisik minimal,
tingkat kesadaran yang bervariasi, terjadi perubahan proses fisiologis
tubuh serta penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 2


B. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh
adanya hubungan mekanisme serebral yang secara
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar
dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini
diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang
merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan
kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan
kewaspadaan dan tidur
(Hidayat, 2008).

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 3


C. Jenis-jenis Tidur
Pada hakikatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori yaitu :
Tidur dengan gerakan bola mata cepat/ Tidur Paradoks
(Rapid Eye Movement – REM),
Tidur dengan gerakan bola mata lambat
(Non-Rapid Eye Movement – NREM). (Asmadi, 2008).

a.Tidur dengan gerakan bola mata cepat/ Tidur


Paradoks
(Rapid Eye Movement – REM)
Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali,
namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat
sangat aktif.

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 4


Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendur, tekanan darah bertambah,
garakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak – balik), sekresi lambung
meningkat, ereksi penis pada laki - laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung
dan pernapasan tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat.

Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM,


maka akan menunjukkan gejala– gejala sebagai berikut
:
•Cenderung Hiperaktif.
•Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil).
•Nafsu makan bertambah.
•Bingung dan curiga.

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 5


Ciri-ciri tidur REM sebagai berikut :
۞ Biasanya disertai dengan mimpi aktif;
۞Lebih sulit dibangunkan daripada tidur nyenyak NREM;
۞Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan;
۞Fekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur;
۞Pada otot porifer, terjadi beberapa gerakan yang tidak
teratur;
۞Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat irreguler,
tekanan darah meningkat, sekresi gaster meningkat, dan
metabolisme meningkat;
۞Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga
berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 6


b. Tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non-
Rapid Eye Movement – NREM)
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM gelombang
otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur.
Ciri-ciri tidur NREM antara lain :
۞ Mimpi berkurang / bisa juga tanpa mimpi;
۞ Tekanan darah turun;
۞ Kecepatan pernapasan turun;
۞ Metabolisme turun;
۞ Gerakan bola mata lambat;
۞ Individu dalam keadaan istirahat penuh.

"Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 7


29/01/21
Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing –
masing tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas
gelombang otak.

Keempat tahap tersebut yaitu :


1). Tahap I
Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi
tidur. Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri: relaks, masih sadar
dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping,
frekuensi nafas dan nadi sedikit menurun, pada EEG terlihat terjadi penurunan voltasi
gelombang - gelombang alfa, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5
menit.

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 8


2). Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
menurun Tahap II ini
ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus
otot berlahan - lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernapasan turun
dengan jelas. Pada EEG timbul gelombang beta yang berfrekuensi 14 - 18
siklus/detik. Gelombang - gelombang ini disebut dengan gelombang tidur. Tahap
II berlangsung sekitar 10 - 15 menit.
3). Tahap III
Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara
menyeluruh.
menyeluruh Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh berlanjut
mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis.
Pada EEG memperlihatkan perubahan gelombang beta menjadi 1 - 2
siklus/detik. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit untuk dibangunkan.
29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 9
4). Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam keadaan rileks,
jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai, sekresi gaster
menurun, kecepatan jantung & pernapasan menurun, gerak bola mata cepat, tonus
otot menurun dan sulit dibangunkan. Denyut jantung dan pernapasan menurun
sekitar 20 - 30%. Pada tahap ini dapat terjadi mimpi. Selain itu, tahap IV ini dapat
memulihkan keadaan tubuh.
Selain keempat tahap tersebut, ada satu tahap lagi yakni
tahap V.
Tahap kelima ini merupakan tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk ke
tahap V. Hal tersebut ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata yang
berkecepatan lebih tinggi dari tahap tahap sebelumnya.
Tahap V ini berlangsung sekitar 10 menit, dapat pula terjadi mimpi.

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 10


Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur NREM,
maka akan menunjukkan gejala – gejala sebagai
berikut :
•Menarik diri, apatis dan respons menurun;
•Merasa tidak enak badan;
•Ekspresi wajah layu;
•Malas bicara;
•Kantuk yang berlebihan.

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 1


Sedangkan apabila seseorang kehilangan tidur kedua –
duanya, yakni tidur REM dan NREM maka akan
menunjukkan manifestasi sebagai berikut :
•Kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan menurun.
•Tidak mampu untuk konsentrasi ( kurang perhatian ).
•Terlihat tanda - tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing.
•Sulit melakukan aktivitas sehari – hari.
•Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran.
(Asmadi, 2008)

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 12


D. FUNGSI
TIDUR
Fungsi tidur masih belum diketahui secara
jelas. Meskipun demikian, tidur diduga
bermanfaat di antaranya :
•Untuk keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan.
•Beradaptasi  terhadap rangsangan  yang dapat menimbulkan kecemasan.
•Memperbaiki ingatan.
•Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masalah-
masalah yang sulit.
•Relaksasi.

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 13


E. KEBUTUHAN TIDUR RATA-RATA PER
HARI
Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur
yang dibutuhkan seseorang. Semakin tua usia, maka
semakin sedikit pula lama tidur yang dibutuhkan (Asmadi,
2008).

Pola Tidur Normal Berdasarkan Tingkat Perkembangan / Usia


Ѯ Bayi Baru Lahir
Tidur 14-18 jam sehari, pernapasan teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM, banyak
waktu tidurnya dilewatkan pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap siklus sekitar 45-60
menit.

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 14


Ѯ Bayi
Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM,
REM tidur lebih lama pada malam hari dan
punya pola terbangun sebentar.
Ѯ Toddler
Tidur sekitar 10-11 jam sehari, 25% tidur REM,
REM banyak tidur pada malam hari,
terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur
2-3 tahun.
Ѯ Pra Sekolah
Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM,
REM periode terbangun kedua hilang pada
umur 3 tahun. Pada umur 5 tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore
hari.
Ѯ Usia Sekolah
Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM.
REM Sisa waktu tidur relatif konstan.
29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 15
Ѯ Remaja
Tidur sekitar 8,5 jam sehari, 20% tidur REM
Ѯ Dewasa Muda
Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur tahap I, 50% tidur
tahap II, dan 10-20% tidur tahap III – IV.
Ѯ Dewasa Pertengahan
Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM,
REM mungkin mengalami insomnia dan
sulit untuk dapat tidur.
Ѯ Dewasa Tua
Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM,
REM tidur tahap IV nyata berkurang
kadang – kadang tidak ada. Mungkin mengalami insomnia dan
sering terbangun sewaktu tidur malam hari.

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 16


F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur
 Umur
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan
tidur.
tidur Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan organ,
pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam proses adaptasi
dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah mulai
terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan mekanisme
tidur.
 Penyakit
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea. Pada
kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada
kasus tertentu dengan klien gangguan hipertiroid.
29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 17
 Motivasi
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti
menonton, main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan
penundaan waktu anda untuk tidur.
 Emosi
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang
tidak bisa tidur atau mempertahankan tidur.
 Lingkungan
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi
jalan-jalan umum atau di tempat-tempat umum
yang menimbulkan kebisingan.
29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 18
 Obat – obatan
Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat
tertentu seperti golongan sedative, hipnotika dan steroid.
 Makanan dan minimum
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang
banyak, pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll.
 Aktivitas.
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan
justru akan menyebabkan kesulitan untuk memulai
tidur.

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 19


G. Gangguan Pada Waktu
Tidur
Insomnia, merupakan suatu keadaan di
mana seseorang sulit untuk memulai atau
mempertahankan keadaan tidurnya.
Narkolepsi, merupakan suatu keadaan tidur di
mana seseorang sulit mempertahankan keadaan terjaga/ bangun/
sadar. Penderita akan sering mengantuk hingga dapat tertidur
secara tiba-tiba.
Somnabulisme atau
Somnabulisme disebut tidur berjalan.
Enuresa atau
Enuresa ngompol
29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 20
Nocturia, merupakan suatu keadaan di mana
klien sering terbangun pada malam hari untuk
buang air kecil/BAK.
Apnea tidak bernapas danMendengkur.
Delirium Mengigau.
Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti
pain, anxiety dan dispneu.
Nightmares dan  Nightterros (mimpi buruk)
Tidur dan stadium penyakit (digigit
penyakit nyamuk tse-tse)

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 21


DAFTAR PUSTAKA
 http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/10/konsep-dasar-istirahat-
tidur.html
 http://ifptasya.wordpress.com/2011/01/11/pemenuhan-kebutuhan-
istirahat-dan-tidur4ns/
 http://www.google.co.id/#hl=id&tbo=d&sclient=psy-
ab&q=pengertian+istirahat+tidur&oq=pengertian+istirahat+tidur&gs_
l=hp.3..0j0i8i30l5.35933352.35939070.4.35940951.26.18.0.1.1.1.104
3.7754.2-
7j3j4j2j1j1.18.0...0.0...1c.1.1r8kzbiKAJs&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_
pw.r_qf.&fp=cfa56c515347caa&bpcl=38897761&biw=1366&bih=59
6
 Uliyah Musrifatul dan Azis Alimul Hidayat .A (2008) Prinsip
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur, Salemba Medika, Jakarta

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 22


‫ش ْك ًرا َعلَ ْي ُك ْم‬
ُ
TERIMA KASIH
and
BYE…BYE…

29/01/21 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 23

Anda mungkin juga menyukai