Anda di halaman 1dari 18

JALAN REL KERETA API

BAB I
PANDUAN AKADEMIK TA.2016/2017

 PELANGGARAN RINGAN (10)


- TERLAMBAT MASUK KULIAH
- MENINGGALKAN KELAS TANPA UJIAN
- TIDUR DI KELAS
 PELANGGARAN SEDANG (20-50)
- TIDAK MENGERJAKAN SENDIRI TUGAS-TUGAS SEKOLAH
- MENYONTEK SAAT UJIAN
- MENGERJAKAN TUGAS DENGAN MENJIPLAK TUGAS ORANG
LAIN
 PELANGGARAN BERAT (50-100)
- MENJIPLAK TUGAS AKHIR/KKW/SKRIPSI(PLAGIAT)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Umum
Taruna dapat memahami tubuh jalan kereta api, susunan
jalan kereta api, standar lebar jalur kereta api, dan
sejarah jalur kereta api di Indonesia
 
2. Tujuan Khusus

a. Memahami tubuh jalur kereta api


b. Mengerti susunan jalan kereta api
c. Mengerti standar lebar jalur kereta api
d. Mengenal sejarah kereta api di Indonesia
B. Materi

1. Tubuh Jalan Kereta Api (Road Bed)


Tubuh jalan kereta api terdiri dari:
1) Tanah Asli (Base Soil)
2) Tanah Timbunan
3) Lapisan Dasar (Subgrade)
1) Tanah Asli (Base Soil)

Spesifikasi tanah asli (base soil):


Tanah asli harus memiliki dara dukung yang cukup untuk beban konstruksi jalan KA
(>70 MN/M3) yang direncanakan dan bebas dari permasalahan penurunan (free
from settlement)
Termasuk klasifikasi tanah stabil (jika tidak maka harus dilakukan perbaikan tanah)
Kemiringan tanahasli harus miring ke arah keluar sebesar 5%
Bila kedalaman galian > 10m, maka setiap kedalaman 7 m harus dibuat “berm”
selebar 1,5 m.
2) Tanah Timbunan

Spesifikasi tanah timbunan:


Mudah dipadatkan, stabil terhadap beban kereta api, air, gempa dan bebas dari
penurunan tanah.
Memiliki CBR > 8% dari contoh tanah yang telah direndam air selama 24 jam
dengan konsidi 95% γd maks. Lapisan teratas 30 cm harus memiliki kepadatan
sebesar 100% γd maks.
Kemiringan tanah asli kea rah luar sebesar 5%
Material bagian atas tanah timbunan setebal 1 m harus lebih baik dari bagian
bawah.
Faktor keamanan lereng terhadap bahaya longsor min 1,5.
Permukaan atas tanah timbunan min 0,75 m di atas muka air tertinggi.
Jika ketinggian tanah timbunan > 6 m maka setiap ketinggian 6 m harus dibuat
“berm” selebar 1,5 m.
3) Lapisan Dasar (Subgrade)
Fungsi lapisan tanah dasar adalah untuk mencegah naiknya lumpur ke lapisan
balas akibat adanya pori-pori pada tanah timbunan dan tanah asli.
Spesifikasi lapisan tanah dasar:

Mudah dipadatkan, stabil terhadap beban kereta api, air, gempa dan bebas
dari penurunan tanah.
Memiliki CBR > 8% dari contoh tanah yang telah direndam air selama 24 jam
dengan konsidi 95% γd maks. Lapisan teratas 30 cm harus memiliki kepadatan
sebesar 100% γd maksimal.
Tebal lapisan tanah dasar sebesar 30 cm.
Lebar lapisan tanah dasar sama dengan lapisan di bawahnya.
Kemiringan lapisan tanah dasar ke arah luar sebesar 5%.
Lapisan permukaan tanah dasar harus terletak min 0,75 m dari permukaan
air.
2. Data Perencanaan Tubuh Jalan KA
a.Data Geologi
Digunakan untuk mengetahui kondisi lokasi secara umum yang ditinjau
dari disiplin ilmu geologi.

Hal-hal yang perlu diketahui dari data geologi:


 Jenis bentukan geologi dan sejarahnya
 Deskripsi permukaan tanah dan batuan
 Deskripsi masa tanah terutama mengenai sesar atau lipatan- lipatan
 Bentuk lereng dan evaluasinya serta kemungkinan proses-proses yang
masih berjalan seperti gerakan tanah dan pelapukan batuan serta
pengikisan permukaan
 Kemiringan dan panjang rel, baik di tempat-tempat yang sudah stabil
maupun yang memperlihatkan tanda-tanda kelongsoran
 Keadaan-keadaan yang khusus dari permukaan, seperti lembah, jurang,
sungai, danau, dan hal-hal khusus lainnya.
2. Data Perencanaan Tubuh Jalan KA
b. Data Hidrologi
Digunakan untuk merencanakan drainase/saluran air/ pematusan dari
badan jalan, dengan tujuan untuk mencegah kerusakan badan jalan
tersebut akibat pengaruh air.

Data hidrologi yang diperlukan antara lain:


a) Data curah hujan harian maupun tahunan
b) Keadaan vegetasi
c) Parit-parit dan sungai-sungai
2. Data Perencanaan Tubuh Jalan KA
c. Data Tanah
Digunakan untuk mengetahui kondisi tanah (daya dukung, kadar air, jenis
tanah, karakteristik tanah, dll)

Data tanah didapat dari hasil penyelidikan tanah dilapangan dan


laboratorium
Metoda penyelidikan tanah di lapangan:
a) Bor Tanah/Standard Penetration Test (STS)
b) CBR (California Bearing Ratio)
c) Cone Penetration Test (CPT)
3. Ukuran Lebar Sepur (Rail Gauge)

Terdapat 3 kelompok lebar sepur:

a. Sepur Standar (Standard Gauge)


Lebar sepurnya adalah 1435 mm
b. Sepur Lebar (Broad Gauge)
Lebar sepurnya > 1435 mm
c. Sepur Sempit (Norrow Gauge)
Lebar sepurnya < 1435 mm
4. Susunan Jalan Rel
Susunan jalan rel terdiri dari:
a. Rel
4. Penambat
b. Susunan Rel Jalan Rel
4. Susunan Jalan Rel
c. Bantalan
4. Susunan Jalan Rel
d. Balas
4. Susunan Jalan Rel
e. Wesel
5. Sejarah Kereta Api Indonesia
Dibangunnya jalan rel sepanjang 26 km pada lintas Kemijen-
Tanggung yang dibangun oleh NV. Nederlandsch Indische Spoorweg
Maatschappij (NIS). Pembangunan jalan rel tersebut dengan
pencangkulan pertama pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur
Jendral Belanda Mr. L.A.j. Baron Sloet Van De Beele pada hari Jumat
tanggal 17 Juni 1864. Jalur kereta api lintas Kemijen-Tanggung mulai
dibuka untuk umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867

Anda mungkin juga menyukai