Anda di halaman 1dari 28

Asuhan Keperawatan pada

Anak Poliomyelitis
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4
Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Poliomielitis

Disusun Oleh Kelompok 4:


1. Kholisatul Muawanah (1814301025)
2. Listiani Nur Chafifah (1814301026)
3. Muhamad Agung Prasetia (1814301027)
4. Alma Veronica (1814301028)
5. Tarisa Valentine (1814301029)
6. Alvira Nabila Putri (1814301030)
7. Jefri Nurdiyansyah (1814301031)
8. Vera Cahyati Rusandi (1814301032)
Definisi
Poliomilitis adalah penyakit menular
akut yang disebabkan oleh virus
dengan predileksi pada sel anterior
massa kelabu sumsum tulang
belakang dan inti motorik batang
otak, dan akibat kerusakan bagian
susunan syaraf tersebut akan terjadi
kelumpuhan serta autropi otot.
Golongan: Golongan IV ( (+) ssRNA )
Klasifikasi virus Familia: Picornaviridae
Genus: Enterovirus
Spesies: Poliovirus
Etiologi
Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus,
dibagi 3 yaitu :

• Brunhilde
• Lansing
• Leon: Dapat hidup berbulan-bulan didalam
air, mati dengan pengeringan /oksidan.
Masa inkubasi : 7-10-35 hari
Gejala Klinis
Poliomielitis asimtomatis:
Setelah masa inkubasi 7-10 hari,
tidak terdapat gejala karena daya tahan
tubuh cukup baik, maka tidak terdapat
gejala klinik sama sekali.

Poliomielitis abortif:
Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai
beberapa hari. Gejala berupa infeksi virus seperti
malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri
tenggorokan, konstipasi dannyeri abdomen.
Gejala Klinis
Poliomielitis :
non paralitik

Hampir sama dengan poliomyelitis abortif, namun


nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala
ini timbul 1-2 hari.
Poliomielitis paralitik:
Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai
kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau
cranial. Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan
paralysis fesika urinaria dan antonia usus.
Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :
1. Bentuk Spinal
2. Bentuk Bulbar
3. Bentuk Bulbospinal
4. Kadang Ensepalitik; dapat disertai gejala delirium, kesadaran
menurun, tremor dan kadang kejang.
Patofisiologi
Virus hanya menyerang sel-sel dan Tidak semua neuron yang terkena mengalami
daerah susunan syaraf tertentu.

kerusakan yang sama dan bila ringan sekali dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron
dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala. Daerah yang biasanya terkena poliomyelitis
ialah :
• Medula spinalis terutama kornu anterior,
• Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta
formasio retikularis yang mengandung pusat vital,
• Sereblum terutama inti-inti virmis,
• Otak tengah “midbrain” terutama masa kelabu substansia nigra dan
kadang-kadang nucleus rubra,
• Talamus dan hipotalamus,
• Palidum dan
• Korteks serebri, hanya daerah motorik.
Penatalaksanaan
Medis
1. Poliomielitis aboratif
a. Diberikan analgetk dan sedative
b. Diet adekuat
c. Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,
sebaiknya dicegah aktifitas yang berlebihan selama 2 bulan
kemudian diperiksa neurskeletal secara teliti.

2. Poliomielitis non paralitik


a. Sama seperti aborif
b. Selain diberi analgetika dan sedative dapat
dikombinasikan dengan kompres hangat selama 15 –
30 menit,setiap 2 – 4 jam.
Penatalaksanaan
Medis

3. Poliomielitis paralitik
Perawatan dirumah sakit, Istirahat total, Selama fase akut
kebersihan mulut dijaga, Fisioterafi, Akupuntur,
Interferon

4. Poliomielitis asimtomatis
Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.
Poliomielitis abortif diatasi dengan istirahat 7 hari jika
tidak terdapat gejala kelainan aktifitas dapat dimulai
lagi.
Komplikasi

Melena yang cukup berat sehingga


memerlukan transfusi
Dilatasi lambung akut
Hipertensi ringan yang lamanya beberapa
hari atau beberapa minggu
Ulkus dekubitus dan emboli paru
Hiperkalsuria
ing terkena kontraktur antara lain
Kontraktur sendi,yang ser

sendi paha, lutut, dan pergelangan kaki.

dan lain-lain.
Pencegahan

Imunisasi
Jangan masuk ke daerah endemis
Jangan masukkan tindakan endemis
Tempatkan anak yang sakit di kamar terpisah, jauh dari anak-anak lainnya. Ibu
harus mencuci tangan setiap kali menyentuhnya. Perlindungan terbaik terhadap
polio ialah dengan memberikan vaksin polio/pemberian kekebalan. Seorang anak
yang cacat akibat polio harrus makan makanan bergizi dan melakukan gerak
badan untuk memperkuat otot-ototnya. Selama tahun pertama, sebagian kekuatan
dapat pulih kembali.
Pathways

Virus polio (virus RNA)

Masuk ke tubuh “oral-fecal”, melalui kotoran, ludah, makanan,


atau benda lain yang terkontaminasi virus polio

Berkembang biak di saluran cerna ( tenggorokan dan


saluran cerna)

Menyebar melalui kelenjar getah bening dan darah

Cemas Proses Hipertermi

Menyerang sumsum Menyerang selaput Menyerang simpul


tulang belakang otak saraf

Menyerang sel anterior Meningitis aseptik Nyeri


masa kelabu sumsum
tulang belakang
Anoreksia, mual, Paralisis
dan muntah
Paralisis

Gangguan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh
Gangguan mobilitas fisik
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

Ruangan : Ruangan tempat pasien di rawat


Tgl. / Jam MRS : Tanggal dan waktu pasien masuk rumah sakit
Dx. Medis : poliomielitis
No. Reg. : No Registrasi perawat dari rekam medis
TGL/Jam Pengkajian : Tanggal dan waktu saat perawat melakukan pengkajian
pada pasien anak

I . Biodata
A . Identitas Klien
1 . Nama/Nama panggilan : Nama lengkap pasien/Nama panggilan
yang disukai pasien
2 . Tempat tgl lahir/usia : Biasanya anak yang sering terkena
penyakit polio adalah yang berusia kurang
dari 3 tahun
3 . Jenis kelamin : Laki-Laki
4 . Agam a : Agama pasien
5 . Pendidikan : Pendidikan pasien, biasanya belum sekolah
6 . Alamat : Alamat pasien
7 . Tgl masuk : Tanggal dan waktu pasien masuk rumah
sakit
8 . Tgl pengkajian : Tanggal perawat melakukan pengkajian
9 . Diagnosa medik : Poliomielitis
1 0 . Rencana terapi : Rencana terapi pasien
A . Identitas Orang tua
1 . Ayah
a. Nama : Nama ayah pasien
b . Us ia : Usia ayah pasien
c . Pendidikan : Pendidikan terakhir ayah pasien
d . Pekerjaan/sumber penghasilan : Pekerjaan dan sumber penghasilan
e. Agama : Agama ayah pasien
f . Alamat : Alamat ayah pasien
2 . Ibu
a. Nama : Nama ibu pasien
b . Us ia : Usia ibu pasien
c . Pendidikan : Pendidikan terakhir ibu pasien
d . Pekerjaan/sumber penghasilan : Pekerjaan dan sumber penghasilan
e. Agama : Agama ibu pasien
f . Alamat : Alamat ibu pasien

I I . Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluhan Utama :
Pasien biasanya mengeluh aktivitasnya terganggu karena kelemahan,
kelelahan, serta kelumpuhan.
Riwayat Keluhan Utama :
Awalnya pasien mengeluh semakin hari berat badannya semakin
berkurang disertai dengan keluahan kelemahan, kelelahan, serta
kelumpuhan.
Keluhan yang biasanya dikeluhkan pasien pada saat pengkajian :
1 . Pasien mengeluh aktivitasnya terganggu karena kelemahan,
kelelahan, serta kelumpuhan.
2 . Keluarga pasien mengatakan bahwa akhir-akhir ini anaknya rewel
3 . Keluarga mengatakan bahwa pasien demam sudah 3 hari yang lalu
Riwayat penyakit terdahulu:

Riwayat penyakit yang pernah diderita pasien, biasanya sebelumnya pasien


belum pernah mengalami penyakit poliomielitis.
a . Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga pasien. Apabila terdapat
keluarga yang menderita polio, maka kemungkinan besar keluarga yang lain
dapat terserang polio dengan mudah.
b . Pengkajian sosial
Baisanya pada pasien dengan poliomielitis akan mengalami gangguan
konsep diri, karena pasien malu dengan kondisi tubuh yang sedang
dialaminya.
c . Riwayat sirkulasi
Pasien biasanya mengeluh nyeri punggung saat beraktifitas, perubahan pada
tekanan darah, serta perubahan pada frekuensi jantung.
d . Riwayat eliminasi
Pasien biasanya sering sembelit saat BAB. Usus mengalami gangguan
fungsi. Urine yang keluar sedikit (retensi urin)
e . Riwayat neurosensori
Pasien biasanya mengeluh kelemahan, kelelahan, serta kelumpuhan.
Gejala : Amnesia, vertigo, synkop, tinitus, kehilangan pendengaran,
tingling dan baal pad aekstremitas, gangguan pengecapan dan penghidu.
Tanda : perubahan kesadaran sampai koma, perubahan status mental,
perubahan pupil, deviasi pada mata ketidakmampuan mengikuti, kehilangan
penginderaan, wajah tidak simetris, genggaman lemah tidak seimbang,
reflek tendon dalam lemah, apraxia, hemiparese, quadriplegi, kejang,
sensitiv terhadap gerakan.
f. Riwayat nyeri/keamanan
Pasien biasanya akan mengeluh nyeri dan kejang otot, sakit kepala, gatal
(pruritus), serta sensasi yang abnormal.
Gejala : nyeri kepala dengan intensitas yang berbeda dan biasanya lama
Tanda : wajah menyeringai, respon menarik dri rangsangan nyeri yang
hebat, gelisah, tidak bisa istirahat / tidur.
I. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Biasanya keadaan umum pasien polio lemah
2. Kesadaran : Biasanya pasien dating ke rumah sakit dengan
kesadaran yang menurun
3. Tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah : Tekanan darah pasien kemungkinan akan
meningkat
b. Denyut nadi : Denyut nadi pasien kemungkinan akan
meningkat
c. Suhu : Biasanya pasien mengalami hipertermi
d. Pernapasan : Pernapasan pasien biasanya meningkat
4. Berat Badan : BB pasien biasanya turun karena anoreksia
5. Tinggi Badan : Tinggi pasien
6. Kepala :
warna rambut hitam, penyebaran rambut merata, rambut tidak rontok,
tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tekstur ranbut halus, dan tidak ada nyeri
tekan, bentuk mata bulat, konjungtiva berwarna merah muda, tidak adanya
nyeri tekan, bentuk telinga simetris, telinga bersih tidak ada kotoran dan
tidak ada nyeri tekan, bibir tampak pucat.
7. Leher :
warna kulit merata (sama dengan sekitarnya), tida ada lesi, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
nyeri tekan
8. Thorax dan pernapasan
I. Pemeriksaan Diagnostik
Biasanya pasien poliomielitis hanya cukup dilakukan pemeriksaan fisik.

I I . Pengkajian Berdasarkan Pola Gordon


1 . Persepsi kesehatan dan pola manajemen
Keluarga pasien mengetahui tentang apa yang dialami pasien terutama
ketika tanda-tanda kelemahan fisik serta kelumpuhan mulai muncul, namun
keluarga pasien tidak mengetahui cara mengatasi hal tersebut.
2 . Pola nutirisi dan metabolik
Karena penyakit yang dialaminya, nafsu makan pasien menurun
dikarenakan proses penyakit.
3 . Pola eliminasi
Terjadi perubahan pada pola eleminasi, dimana pasien merasa sembelit saat
BAB.
4 . Pola aktivitas dan istirahat
Pasien mengeluhkan keadaannya yang mengalami kelemahan / keletihan,
kaku, hilang keseimbangan, perubahan kesadaran, letargi, hemiparese,
quadriplegi, ataksia, masalah dalam keseimbangan, perubaan pola
Diagnosa
1 . Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah.
2 . Hipertermi b/d proses infeksi.
3 . Nyeri b/d proses infeksi yang menyerang syaraf.
4 . Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis.
Perencanaan
No. Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Dx Hasil

1 Tujuan :
1. Kaji pola makan anak. 1.) Mengetahui intake dan output anak.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2. Berikan makanan secara adekuat. 2.) Untuk mencakupi masukan sehingga output dan intake
selama 3x24 jam, diharapkan  
seimbang.
perubahan nutrisi membaik, 3. Berikan nutrisi kalori, protein, vitamin
3.) Mencukupi kebutuhan nutrisi dengan seimbang.
Kriteria hasil: dan mineral.
4.)Mengetahui perkembangan anak.
Mual muntah berkurang 4. Timbang berat badan.
5.) Menambah masukan dan merangsang anak untuk
 
Intake output adekuat makan lebih banyak.
5. Berikan makanan kesukaan anak.
  6.) Mempermudah proses pencernaan.
6. Berikan makanan tapi sering.

2 Tujuan :
1. Pantau suhu tubuh. 1) Untuk mencegah kedinginan tubuh yang berlebih.
Suhu tubuh kembali normal  
2) Dapat menyebabkan efek neurotoksi.
Kriteria hasil :  
 
 
Suhu tubuh normal : 36,5-37,5oC 2. Jangan pernah menggunakan usapan
3) Mengurangi penguapan
alcohol
saat
    mandi/kompres. tubuh.
3. Hindari mengigil.
4) Dapat membantu mengurangi demam.
 
 
4. Kompres mandi hangat durasi 20-
30 menit.

3. Tujuan:
1. Lakukan strategi non farmakologis untuk membantu anak 1) Teknik-teknik seperti relaksasi, pernafasan berirama, dan distraksi dapat membuat
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 mengatasi nyeri. 2) nyeri dan dapat lebih di toleransi.
jam, diharapkan klien mampu  
3) Karena orang tua adalah yang lebih mengetahui anak.
melakukan mengontrol nyeri, Kriteria hasil: 2. Libatkan orang tua dalam memilih strategi.  
Menjelaskan factor penyebab nyeri Mengikuti pengobatan 3. Ajarkan anak untuk menggunakan strategi non farmakologis 4) Pendekatan ini tampak paling efektif pada nyeri ringan.
yang diberikan Mengontrol nyeri secara khusus sebelum nyeri. 5) Latihan ini mungkin diperlukan untuk
mandiri 4. Minta orang tua membantu anak dengan menggunakan membantu anak berfokus pada tindakan yang diperlukan
mengurangi nyeri.
srtategi selama nyeri.
5. Berikan analgesic
sesuai indikasi.

4. Tujuan:
1. Tentukan aktivitas atau keadaan fisik anak. 1) Memberikan informasi untuk mengembangkan rencana perawatan bagi program
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, rehabilitasi.
diharapkan klien 2) Kelelahan yang dialami
   
mampu melakukan aktivitas lain sebagai  
dapat mengindikasikan keadaan anak.
 
pengganti pergerakan, menjaga kestabilan 2. Catat dan terima keadaan kelemahan (kelelahan yang ada). 
postur, Kriteria hasil:  
Dapat mengikuti   3) Memberikan kesempatan untuk memecahkan masalah untuk
latihan yang diberikan 3. Indetifikasi factor- faktor yang mempertahankan atau meningkatkan mobilitas.
Dapat meminimalisir tremor dalam melakukan mempengaruhi kemampuan untuk aktif seperti pemasukan 4) Latihan berjalan dapat meningkatkan keamanan dan efektifan anak untuk
pergerakan makanan yang tidak adekuat. berjalan.
4. Evaluasi

kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara aman.

5. Tujuan : 1. Kaji tingkat realita 1. Respon keluarga


 
Kecemasan bahaya bagi anak dan bervariasi tergantung pada
 
menurun keluarga tingkat pola kultural yang
 
Kriteria hasil: ansietas (mis.renda, dipelajari.
 
Anak tenang dan sedang, 2. Pasien mungkin perlu
 
dapat parah). menolak realita sampai siap
 
mengekspresikan 2. Nyatakan retalita menghadapinya.
 
perasaannya dan situasi seperti apa 3. Informasi yang
 
Orang tua merasa yang dilihat keluarga menimbulkan ansietas
 
tenang dan tanpa menayakan apa dapat diberikan dalam
 
berpartisipasi dalam yang dipercaya. jumlah yang dapat

 
perawatan anak. 3. Sediakan informasi dibatasi setelah periode
 
  yang diperpanjang.
yang akurat sesuai kebutuhan jika
4. Harapan–harapan palsu akan diintervesikan
diminta oleh keluarga.
sebagai kurangnya pemahaman atau kejujuran.
4. Hindari harapan – harapan kosong mis
; pertanyaan seperti “ semua akan
berjalan
lancar”.
Pelaksanaan
Hari/tanggal Waktu No. Implementasi
Dx
08.00 1 1. Telah mengkaji pola makan anak.
Senin, 12 November
Wib
2020 2. Telah memberikan makanan secara adekuat.
3. Telah memberikan nutrisi kalori, protein, vitamin dan mineral.
4. Telah menimbang berat badan.

5. Telah memberikan makanan kesukaan anak.


6. Telah memberikan makanan tapi sering.

09.00 2 1. Telah memantau suhu tubuh.


Senin, 16 November
Wib
2020 2. Tidak menggunakan usapan alcohol saat mandi/kompres.
3. Telah menghindari mengigil.
4. Telah mengkompres mandi hangat durasi
      20-30 menit.
10.00 3
Senin, 16 November 2020 1. Telah melakukan strategi non farmakologis untuk membantu anak mengatasi nyeri.
Wib
2. Telah melibatkan orang tua dalam memilih strategi.
3. Telah mengajarkan anak untuk menggunakan strategi non farmakologis khusus sebelum nyeri.
4. Telah meminta orang tua membantu anak dengan menggunakan srtategi selama nyeri.
5. Telah memberikan analgesic sesuai
indikasi.

11.00 4
Senin, 16 November 2020 1. Telah menentukan aktivitas atau keadaan fisik anak.
Wib
2. Telah mencatat dan terima keadaan kelemahan (kelelahan yang ada).
3. Telah mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk aktif seperti pemasukan makanan yang tidak
adekuat.
4. Telah mengevaluasi kemampuan untuk
melakukan mobilisasi secara aman.
Evaluasi

Evaluasi keperawatan dilakukan untuk mengevaluasi apakah tindakan keperawatan yang


teah diberikan mencapai tujuan atau kriteria hasil yang telah ditetapkan. Berikut salah satu
evaluasi dari diagnosa pertama.
Hari/tanggal Waktu No. Dx Evaluasi
10.00 Wib 1
Senin, 15 November 2020 S: Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sudah tidak mengeluh mual muntah lagi
O: Klien terlihat tenang., TTV dalam batas normal, intake output adekuat
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan

10.00 Wib 2
Senin, 12 November 2020 S: Ibu klien mengatakan bahwa badan anaknya sudah tidak panas lagi.
O: Klien terlihat tenang., TTV dalam batas normal, fokus pada suhu 37,0 oC
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan

11.00 Wib 3
Senin, 13 November 2020 S: ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak nyeri lagi, mengerti cara mengatasi nyeri sesaat, dan
paham mengenai pengobatan yang danjurkan.
O:Pasien terlihat tenang, TTV normal, tidak menunjukkan adanya nyeri.
A:Masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
PENUTUP

Kesimpulan
Poliomielitis adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh infeksi
virus polio yang menyerang susunan saraf pusat dan dapat menyebabkan
kelumpuhan serta atrofi otot pada anak-anak maupun pada orang dewasa. Virus
poliomyelitis (virus RNA) tergolong dalam genus Enterovirus dan famili
Picornaviridae, mempunyai 3 strain yaitu tipe 1 (Brunhilde), tipe 2 (Lansing) dan
tipe 3 (Leon). Infeksi dapat terjadi oleh satu atau lebih dari tipe virus tersebut.
Pemeriksaan likuor serebrospinalis akan menunjukkan pleiositosis biasanya kurang
dari 500/mm3, pada permulaan lebih banyak polimorfonukleus dari limfosit, tetapi
kemudian segera berubah menjadi limfosit yang lebih dominan. Tujuan pengobatan
polio adalah mengontrol gejala selama infeksi berlangsung. Dalam kasus-kasus
tertentu, beberapa pasien membutuhkan tindakan lifesaving terutama bantuan
nafas.

Saran
a. Pada mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan agar dapat
mengerti, memahami dan dapat menjelaskan tentang penyakit poliomielitis
baik mengenai pengertian, patofisiologi, etiologi, manifestasi klinis maupun
pencegahan serta penerapan asuhan keperawatannya.
b . Pada Dosen
Dosen diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa apabila terdapat mahasiswa
yang kurang paham tentang penyakit poliomielitis dan memberikan tambahan
materi atau penjelaskan apabila materi yang diberikan kurang lengkap atau
kurang jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Afie. 2009. Cara Penyebaran Virus Polio. http://afie.staff.uns.ac.id/


2009/02/06/cara-penyebaran-virus-polio/ [14 Agustus 2020]

Budi, et al. 2013. Makalah Virologi Virus Polio Kelompok IV. Makalah.
Dipublikasikan. Surakarta: Akademi Analis Kesehatan Nasional.

Dinkes Siak. 2013. Poliomyelitis. http://diskes.siakkab.go.id/


diskes/index.php?categoryid=48&p5038_articleid=15&pid=5038
[14 Agustus 2020]

Jawetz, et al. 2005. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology). Jakarta:


Salemba Medika.

Pasaribu, Syahril. 2005. Aspek Diagnostik Poliomielitis. Artikel Ilmiah.


Dipublikasikan. Medan: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU.

Ranuh. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi-Ikatan


Dokter Indonesia.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Keokteran UI. 2005. Ilmu Kesehatan
Anak Jilid 2. Jakarta: Infomedika.

Virlta, Chkaa. 2020. Poliomyelitis. http://www.scribd.com/doc/165109179/


Poliomyelitis [05 November 2020]

Zulkifli, Andi. 2007. Epidemiologi Penyakit Polio. Makalah. Dipublikasikan.


Makassar: Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai